Anda di halaman 1dari 20

M IV

DULANG

4.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya berdasarkan
perbedaan berat jenisnya.
2.

Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga.


3.

Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga.

4.2 TEORI DASAR


Dulang, Lenggang, Batea, Horn adalah alat untuk prospeksi tradisional
yang digunakan untuk melimbang mineral berat (berat jenis > 3,00)
hasilrombakan batuan secara alamiah seperti emas, intan, kasiterit (SnO 2),
ilmenit (FeTiO3), zircon (ZrSiO4), dan lain-lain. Dulang berbentuk menyerupai
wajan X dengan diameter bagian atas antara 40 - 50 cm, kedalaman antara 8 15 cm dan sisinya membentuk sudut antara 35o- 45o terhadap bidang datar.
Batea adalah jenis lain dari dulang yang bagian bawahnya datar atau
kadang-kadang bercekungan kecil-kecil dengan diameter bagian atasnya 40 - 75
cm,sedangkan ukuran lainnya sama dengan dulang. Dulang dan batea dapat
terbuat dari kayu, logam, plastik tebal (pvc) atau gelas fiber (fiberglass).
(Prodjosoemarto, 2001) Dulang merupakan alat pengolahan bahan galian
tradisonal dengan mamanfaatkan berat jenis suatu material. Berat jenis
mineralyang dapat dilakukan proses ekstraksi menggunakan alat dulang
haruslebih besar dari 3,00 gram. Dalam proses pendulangan mineral
berhargayang biasanya didulang adalah emas dan intan. Pendulangan adalah
salah satu metode gravity concentration yang paling sederhana dan juga paling
Pendulangan merupakan salah satu cara pemisahan partikel mineral
berharga dengan mineral pengotornya berdasarkan perbedaan berat jenisnya
dan juga berdasarkan perbedaan pergerakannya yang disebabkan oleh gayagaya yang bekerja bersamaan terhadapnya seperti gaya berat (gravity) dari satu
atau lebih gaya-gaya yang lain.

Pada umumnya gaya-gaya yang lain yang bekerja terhadap partikelpartikel mineral tersebut, ialah gaya tahanan medium terhadap partikel yang
bergerak turun sedangkan medium yang dipakai dalam pendulangan adalah air.
Dalam hal ini contohnya pada pengolahan emas, Konsentrasi Gravitasi adalah
proses pemisahan material-material yang berharga dan tidak berharga dalam
suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan / tergantung pada
perbedaan density, bentuk dan ukuran.
Konsentrasi

separasi

dengan

metode

gravitasi

memanfaatkan

perbedaan massa jenis emas ( 19.3 ton/m3 ) dengan massa jenis mineral lain
dalam batuan ( yang umumnya berkisar 2.8 ton/m3 ). Mineral pembawa emas
biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsurunsur belerang, antimon, dan selenium. Emas asli mengandungi antara 8% dan
10% perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
>20%. Apabila jumlah perak bertambah, warnanya menjadi lebih putih.
Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran mineral
berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan induknya. Peta
aliran sungai sangatlah penting dalam menentukan tempat penyebaran mineral
berharga. Setiap lokasi aliran sungai akan diambil sampel denganmenggunakan
panning. Apabila hasil yang ditemukan terdapat adanya mineral berharga maka
akan terus dilakukan penyelidikan menuju ke arahhulu sungai untuk menemukan
mineral induknya. Apabila hasil dari pengambilan sampel menggunakan panning
mulai

berkurang

pencariannya.

mineral

berharganya

maka

akan

dihentikan

proses

4.3 ALAT DAN BAHAN


1.

Alat
a. Timbangan (neraca)
b. Splitter
c. Alas plastic / karpet
d. Sendok
e. Nampan
f.

Kantong plastic

g. Mikroskop / loope
h. Corong
i.

Papan grain counting

j.

Pan pemanas

k. Pemanas (oven)
l.

Ember

m. Gelas ukur
n. Karpet konsentrat
o. Dulang / pan
2.

Bahan

Bijih kasiterit (SnO2) sebanyak 100 gr dengan ukuran -40 +70 # dan
70#

Mineral kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran -40+70# dan


70#

4.4 PROSEDUR PERCOBAAN


a. Lakukan mixing bijih kasiterit dan pasir kuarsa
b. Lakukan coning dan quartering
c. Tentukan kadar feed dengan grain counting
d. Ukur diameter dulang/pan
e. Ukur debit air yang digunakan
f.

Campur kasiterit dan kuarsa diatas dengan air dan aduk

g. Masukkan feed diatas dulang


h. Atur kecepatan air sampai proses selesai
i.

Ambil konsentrat kemudian saring

j.

Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100 oC sampai


105 oC sampai airnya hilang

k. Timbang berat konsentrat


l.

Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting

m. Tentukan berat tailing dan kadarnya dengan rumus :


a. Material Balance

F=C+T
b. Metallurgical Balance

F.f=C.c+T.t
Dimana : F

4.5

= Berat Feed (gr)

= Kadar Feed (%)

= Berat Konsentrat (gr)

= Kadar Konsentrat (%)

= Berat Tailing (gr)

= Kadar Tailing (%)

Hasil Pengamatan

Gambar 4.1
Proses Pendulangan

Gambar 4.2
Proses Pemanasan dan Pengeringan

Gambar 4.3
Produkta yang Hampir Kering

Gambar 4.4
Proses Penimbangan Konsentrat

Gambar 4.5
Proses Quatering
Tabel 4.1
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 1
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

1
2
2
4
2
3
3
2
1
1
0
1
2
3
1
4
4
4
2
2
2

3
4
5
7
6
7
1
8
9
7
5
7
8
6
9
5
11
12
9
6
8

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

4
0
4
2
1
2
1
5
2
1
2
3
2
7
2
3
2
3
3
1
0

11
9
7
4
2
5
6
6
4
8
7
6
7
4
4
8
2
7
9
7
8

22
9
4
23
2
7
24
1
6
25
3
6
nSnO2 = 125 Butir
K nSnO2 = 52 %

47
3
7
48
4
7
49
2
6
50
2
6
nSiO2 = 323 Butir
K nSiO2 = 49.45

Tabel 4.2
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 2
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
5
14
2
4
20
3
1
4
4
11
12
5
8
16
6
3
7
7
3
5
8
11
22
9
4
24
10
7
18
11
5
8
12
5
7
13
2
1
14
4
9
15
1
5
16
6
1
17
2
1
18
6
1
19
5
1
20
6
2
21
3
1
22
4
6
23
5
2
24
2
2
25
3
3
nSnO2 = 186 Butir

26
2
2
27
4
1
28
0
2
29
2
5
30
1
2
31
5
3
32
2
3
33
2
2
34
2
1
35
6
7
36
3
1
37
0
1
38
1
0
39
7
9
40
6
8
41
6
5
42
1
1
43
1
0
44
2
6
45
5
7
46
3
2
47
0
2
48
2
1
49
5
6
50
0
1
nSiO2 = 273 Butir

K nSnO2 = 64.28 %

K nSiO2 = 35.72%

Tabel 4.3
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 3
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
2
3
4
5

2
3
2
3
1

0
2
1
2
1

26
27
28
29
30

1
1
0
2
3

1
2
1
0
1

6
4
2
7
2
2
8
1
3
9
1
0
10
1
2
11
3
1
12
2
3
13
3
3
14
3
1
15
0
1
16
5
2
17
5
5
18
7
3
19
6
2
20
1
4
21
0
2
22
3
2
23
3
2
24
2
5
25
2
1
nSnO2 = 112 Butir

31
1
1
32
3
2
33
2
3
34
2
1
35
4
1
36
6
5
37
1
2
38
1
0
39
0
1
40
2
1
41
1
0
42
4
3
43
1
2
44
2
1
45
2
1
46
0
1
47
0
2
48
2
1
49
3
1
50
3
2
nSiO2 = 88 Butir

K nSnO2 = 78 %

K nSiO2 = 22.93 %

Tabel 4.4
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 4
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

1
4
5
8
1
8
4
6
1
1
12
5
10
2
2
9
4
0
0
6
11

3
2
4
5
0
5
5
7
0
0
9
1
0
4
0
3
2
5
2
0
2

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

6
7
2
3
6
5
11
7
6
3
8
11
5
1
3
7
9
2
3
6
4

5
2
2
3
0
0
0
1
1
2
6
8
1
1
1
0
4
2
0
0
0

22
4
3
23
9
2
24
4
0
25
0
0
nSnO2 = 249 Butir

47
11
0
48
2
0
49
3
0
50
1
0
nSiO2 = 103 Butir

K nSnO2 = 87.3 %

K nSiO2 = 13.54 %

Tabel 4.5
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 5
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
6
5
2
0
2
3
0
4
4
1
6
5
2
5
6
1
8
7
0
7
8
3
3
9
2
5
10
3
4
11
2
3
12
2
5
13
1
3
14
2
5
15
2
12
16
4
5
17
0
5
18
4
1
19
3
2
20
2
3
21
5
8
22
2
4
23
0
5
24
1
4
25
4
4
nSnO2 = 106 Butir

26
2
5
27
5
3
28
0
4
29
2
4
30
3
4
31
4
7
32
4
5
33
2
4
34
1
4
35
3
8
36
1
4
37
1
3
38
1
2
39
2
4
40
0
5
41
4
5
42
4
3
43
2
1
44
1
2
45
4
7
46
3
9
47
1
2
48
2
1
49
0
6
50
2
5
nSiO2 = 225 Butir

K nSnO2 = 56.88 %

K nSiO2 = 44.22%

Tabel 4.6
Data Percobaan Mencari Kadar Butiran Mineral SnO2 dan SiO2 Kelompok 6
No
Kotak

nSnO2

nSiO2

No
Kotak

nSnO2

nSiO2

1
2
3
4
5

4
4
5
2
4

2
1
18
18
10

26
27
28
29
30

1
9
3
2
11

11
24
22
14
17

4.6

6
1
25
7
6
26
8
3
23
9
6
12
10
4
19
11
4
15
12
1
17
13
3
16
14
5
20
15
1
20
16
9
22
17
7
30
18
1
21
19
4
24
20
6
19
21
2
11
22
11
36
23
5
18
24
5
18
25
7
15
nSnO2 = 235 Butir

31
3
2
32
3
12
33
5
14
34
6
15
35
5
9
36
5
16
37
8
6
38
3
7
39
2
3
40
9
21
41
1
12
42
4
13
43
5
16
44
4
11
45
0
6
46
9
3
47
12
7
48
2
6
49
2
4
50
11
2
nSiO2 = 729 Butir

K nSnO2 = 51.126 %

K nSiO2 = 49.814%

Pengolahan Data
Menentukan Operasi Pengolahan Bahan Galian
Perhitungan Kelompok 21

Feed ( F )
Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 21.45 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 182.5 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 52 %

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 182.5 gr

= 317.5 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 21.45

= (182.5 x 52 %) + (317.5 x t)

107.25

= (94.9) (317.5 x t)

317.5 x t

= 94.9 107.25

= 3.889 %

-12.35
x 100 %
-317.5

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

182.5 x 52 %
x 100 %
= 500 x 21.45 %
= 88,485 %

Ratio of Concentration ( K )

F
K=
500 gr C
182.5 gr

= 2.739
Perhitungan Kelompok 22

Feed ( F )
Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 20.792 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 129 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 65.608 %

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 129 gr
= 379 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 20.792 %

= (129 x 65.608 %) + (379 x t)

103.96

= (84.634) (379 x t)

379 x t

= 84.634 103.96

84.634 103.96
x 100 %
- 379

= 5.099 %

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

129 x 65.608 %
x 100 %
500 x 20.792 %

= 81.410 %

Ratio of Concentration ( K )

K=

F
C

500 gr
129 gr

= 3.876
Perhitungan Kelompok 23

Feed ( F )
Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 27.23 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 139 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 78 %

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 139 gr
= 361 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 27.23 %

= (139 x 78 %) + (361 x t)

136.15

= (108.42) (361 x t)

361 x t

= 94.9 107.25

94.9 107.25
x 100 %
- 361

= 7.681 %

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

139 x 78 %
x 100 %
500 x 27.23 %

= 79.633 %

Ratio of Concentration ( K )

K=
K

F
C

500 gr
139 gr

= 3.597
Perhitungan Kelompok 24

Feed ( F )
Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 28.3 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 136.1 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 87.3 %

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 136.1 gr
= 363.9 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 28.3 %

= (136.1 x 87.13 %) + (363.9 x t)

141.5

= (118.497) (363.9 x t)

363.9 x t

= 118.497 141.5

118.497 141.5
x 100 %
- 363.9

= 6.321 %

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

136.1 x 87.3 %
x 100 %
500 x 28.3 %

= 83.968 %

Ratio of Concentration ( K )

K=
K

500 gr
136.1 gr

= 3.674
Perhitungan Kelompok 25

Feed ( F )
Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 40.198 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 200 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 56.88 %

F
C

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 200 gr
= 300 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 40.198 %

= (200 x 56.88 %) + (300 x t)

200.99

= (113.76) (300 x t)

300 x t

= 113.76 200.99

113.76 200.99
x 100 %
- 300

= 29.08 %

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

200 x 56.88 %
x 100 %
500 x 40.198 %

= 56.60 %

Ratio of Concentration ( K )

K=
K

500 gr
200 gr

= 2.5
Perhitungan Kelompok 26

Feed ( F )

F
C

Berat feed (F)

= 500 gr

Kadar feed (f)

= 36.19 %

Konsentration ( K )
Berat Konsentrat = 345.5 gr

Kadar Konsentrat ( c )
c

= 51.126 %

Berat Tailing ( T )
T=FC

= 500 gr 345.5 gr
= 154.5 gr

Kadar Tailing ( t )
F.f = C.c + T.t

500 x 36.19 %

= (345.5 x 51.126 %) + (154.5 x t)

180.95

= (176.640) (154.5 x t)

154.5 x t

= 176.640 180.95

176.640 180.95
x 100 %
154.5

= 2.788 %

Recovery ( R )

R=

C.c
x 100
F. f

345.5 x 51.126 %
x 100 %
= 500 x 36.19 %
= 97.619 %

Ratio of Concentration ( K )

K=
K

F
C

500 gr
345.5 gr

= 1.447
Keterangan :

F = Berat Feed (gr)


f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)

Tabel 4.7
Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Kelompok
1
2

4.7

Feed ( F)
Berat
Kadar
(gr)
(%)
500
21.45
500
20.79

Konsentrat (C)
Berat
Kadar
(gr)
(%)
382.5
52
129
65.608

Tailing (T)
Berat
Kadar
(gr)
(%)
267.5
4.619
379
5.099

Recovery
(R)
(%)

Ratio
Of
Concentrate

88.485
81.40

2.50
3.876

(K)

3
4
5

500
500
500

2
27.23
28.3
40.19

139
136.1
200

78
87.3
56.88

361
363.9
300

7.681
6.321
29.08

79.633
83.968
56.60

3.597
3.674
2.5

500

8
36.19

345.5

51.126

154.5

2.788

97.619

1.447

Analisa
Berdasarkan praktikum mengenai dulang, dapat dianalisa bahwa

pendulangan

merupakan

proses

pemisahan

antara

mineral

berharga

(concentrate) dengan mineral tidak berharga (gangue mineral) menggunakan


prinsip berat jenisnya. Pemisahan ini terjadi berdasarkan perbedaan pergerakan
butiran-butiran mineral dalam cairan dalam cairan yang disebabkan oleh gaya
berat (gravitasi), gaya apung, gata tahanan, gaya dorong, dan gaya gesekan.
Pada praktikum ini, merupakan butir yang sama yang berat jenisnya lebih
besar akan mengendap lebih cepat dibanding butiran mineral yang berat
jenisnya lebih kecil. Tetapi, kenyataannya percobaan pendulangan yang
dilakukan ini baikl berat jenis sama atau yang berbeda dapat mengendap secara

bersamaan, hal ini dikarenakan pada mineral tersebut berbeda ukurannya. Oleh
karena itu, sangat diperlukan sekali penyeragaman ukuran butiran.
Pada pengolahan data yang dihitung pada praktikum ini yaitu berat
konsentrat, kadar konsentrat, kadar tailing, recovery, dan ratio of concentration.
Semua unsur perhitungan yang ada pada praktikum ini termasuk kedalam
operasi pengolahan bahan galian. Jadi dengan kata lain, baik data maupun
perhitungannya harus dikerjakan secara baik, benar dan teliti.
Pada perhitungan nilai berat konsentrat, nilai ini sebaiknya tidak besar
atau mendekati nilai berat feednya, karena apabila nilai berat konsetrat ini
mendekati nilai berat feednya, maka hasilnya pun akan mempengaruhi pada
perhitungan kadar tailing maupun recoverynya.
Pada perhitungan nilai kadar tailing, didapat data dari semua kelompok
menunjukan hasil yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan, pada proses
pendulangan yang dikerjakan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
Nilai kadar tailing ini seharusnya tidak lebih besar daripada nilai kadar
konsetratnya, karena apabila nilai kadar tailing ini lebih besar daripada nilai
konsetratnya dapat dipastikan percobaan pemisahan mineral ini gagal.
Selain itu, nilai recovery ini sebenarnya menunjukkan tingkat keefektifan
pengambilan bagian mineral berharga atau logam dari feed dalam konsetrat. Dari
penjelasan di atas dapat diuraikan apabila nilai recovery lebih besar dari nilai
100% dapat dikatakan salah dalam percobaan. Hal ini mungkin terjadi karena,
overload dari berat konsetratnya ataupun dari nilai kadarnya.
Nilai recovery ini dapat dibandingkan antara satu kelompok dengan
kelompok yang lainnya yang dapat menggambarkan kadar mana yang terbaik
apabila ukuran mesh ini berbeda-beda pada setiap kelompok. Dapat diketahui
dari grafik lebih kecil ukuran butir yang dipisahkan maka akan lebih baik atau
lebih besar nilai recoverynya.

4.8

Kesimpulan
Berdasarkan

percobaan,

perhitungan

dan

pengolahan

data

pada

praktikum pendulangan, dapat disimpulkan bahwa pendulangan ini merupakan


pemisahan antara mineral berharga dengan mineral pengotornya yang
menggunakan prinsip berat jenis dari butiran mineralnya.
Pada percobaan pendulangan ini dapat disimpulkan untuk mencari kadar
dari setiap mineralnya baik mineral berharga maupun mineral pengotornya. Dan
diketahui bahwa penentuan recovery yang terbaik yaitu dari ukuran butir, lebih

kecil ukuran butir maka semakin baik recovery yang didapat. Tetapi, penentuan
itu dilihat kembali berdasarkan nilai rasio konsetratnya.

DAFTAR PUSTAKA

Staff Asisten, 2012/2013, Modul Praktikum Pengolahan Bahan Galian,


Laboratorium Tambang, Program Studi Pertambangan, Universitas Islam
Bandung, Bandung.
kiradminner.blogspot.com. 2011. Proses Konsentrasi Mineral, Bandung
scribd.com. 75452323. 2012. Gravity Concentration, Bandung

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai