Anda di halaman 1dari 15

AUDITING II

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN


PERGUDANGAN"

Anggota Kelompok 4 :
Deby Ayu Lestari
:
Erisa Listy Valiana
:
Eulandea Alpedoe
:
Nadia Devina
:
Widya Silvia
:

0113U478
0113U089
0113U426
0113U166
0113U003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI (S1)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena erat
hubungannya dengan siklus transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh langsung
masuk ke siklus persediaan dan pergudangan, masing masing dari siklus
perolehan dan pembayaran. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan
penjualan barang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
Faktor faktor yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan meliputi :

Persediaan umumnya adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali

merupakan akun terbesar yang masuk ke modal kerja.


Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang

menyulitkan

pengendalian pisik dan perhitungannya. Perusahaan harus menempatkan


persediaannya sedemikian rupa sehingga mudah diakses untuk efisiensi
produksi dan penjualan produk, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan

kesulitan pelaksanaan audit.


Keseragaman persediaan menciptakan
perhiasan,

kimia,

dan

suku

cadang

kesulitan

elektronik

auditor.

sering

Seperti

menyulitkan

observasi dan penilaian.


Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor ketinggalan jaman dan

perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.


Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien
harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun.

FUNGSI

BISNIS

DALAM

SIKLUS

SERTA

DOKUMEN

DAN

CATATAN

TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan
sering kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk
mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan
contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan
baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam
produksi, barang dalam proses manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk
dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari
dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik

bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait. Enam fungsi bisnis akan
membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta
departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat
dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan,
dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku
mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang
dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan,
atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku
secara periodik.
Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke
ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau
notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke
bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan
akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer tersebut.

Menyimpan Bahan Baku


Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen

lainnya

memerlukan

bahan

untuk

produksi,

personil

ruang

penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak,


mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik
yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual
dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses.
Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang

memiliki

sistem

perangkat

lunak

akuntansi

dan

manajemen

persediaan

terintergrasi.

Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi
yang ekonomis.

Sistem

akuntansi

biaya

yang

memadai

merupakan

bagian

penting

dari

pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Terdapat dua


jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi
terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistemtersebut.dalam sistem
biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan
ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya
proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan
biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses
tersebut.

Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan.

Menyimpan Barang Jadi


Setelah barang jadi selesai dikerjakan oleh bagian produksi, penyimpanan
dilakukan digudang sambil menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan
sistem pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang

jadi dengan memisahkannya ke dalam beberapa bidang terpisah dengan akses


terbatas.

Mengirim Barang Jadi


Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen
pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman
yang diotorisasi dengan memadai.

File Induk Persediaan Perpetual


Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan
barang jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual
untuk barang dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana
da ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu
juga berisi informasi mengenai biaya per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file
induk

persediaan

perpetual

diperbaharui

secara

otomatis

ketika

akuisisi

persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.

BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI MANAJEMEN PERSEDIAAN


Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini
dapat diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan
bisnis (pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya,
seperti jumlah stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi
lainnya yang diperlukan manajemen untuk meegawwasi aliran persediaan.
Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat meenimbulkan resiko
bisnis. Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika
pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan
penggunaan password,

firewalls,dan

peengendalian

teknologi

manajemen

lainnya. Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan untuk


mengubah jumlah persediaan yang telah ada.

BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan
kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang
setengah jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.
Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima)
aktifitas yang berbeda, yaitu :

1. Mengakuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan


overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (Gambar212). Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas
ketiga fungsi tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan
pengujian

substantif

atas

transaksi,

baik

transaksi

siklus

akuisisi

dan

pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.

2. Mentransfer secara internal aktiva dan biaya.


Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat) dan kelima
pada Gambar 21-2, yaitu pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi.
Klien membukukan aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang
independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan
dan pergudangan.

3. Mengirimkan barang dan mencatatan pendapatan serta biaya.


Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir pada Gambar
21-2. Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka
auditor harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal
atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk
prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam
berkas utama persediaan perpetual.

4. Mengamati persediaan secara fisik.


Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca
dan dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti

penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan


dan perhitungan persediaan.

5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.


Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang dierima secara umum dan konsisten dengan tahun-tahun
sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya
ini disebut pengujian harga. Auditor harus melakukan pengujian kompilasi
persediaan, yang merupakan pengujian utuk melakukan verifikssi apakah
perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan
dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo buku besar.

AUDIT AKUNTANSI BIAYA

Pembahasan kita mengenai audit akuntansi biaya dimulai dengan transfer


internal aktiva dari bahan baku ke barang dalam proses ke persediaan barang
jadi. Selain itu juga akan berfokus pada sistem dan pengendalian yang
berhubungan dengan transfer biaya persediaan, yang diperhitungankan dalam
catatan

akuntansi

biaya.Sistem

dan

pengendalian

akuntansi

biaya

milik

perusahaan yang berbeda lebih bervariasi ketimbang banyak bidang audit


lainnya karena sangat beragamnya item persediaan dan tingkat kecanggihan
yang diinginkan oleh manajemen.

Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berhubungan dengan


pemrosesan yang memperngaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait
dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke
penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori
luas :
1. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses dan persediaan
barang jadi.
2. Pengendalian terhadap biaya terkait
Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya
untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian.
Auditor sangat memperhatikan empat aspek akuntasi biaya berikut :
1. Pengendalian fisk terhadap persediaan
2. Dokumen dan catataan untuk mentransfer persediaan
3. File induk persediaan perpetual
4. Catatan biaya per unit

Pengendalian fisik auditor menguhi pengendalian fisik terhadap bahan baku,


baranag dalam proses dan barang jadi terbatas pada observasi serta pengajuan
pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk
menentukan

apakah

persediaan

sudah

dilindungi

dari

pencurian

dan

penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,


termasuk custodian persediaan.

Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan perhatian auditor


terutama tertuju pada memverifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya yang dicatat memanga ada, semua transfer persediaan dari satu
lokasi kelokasi lainnya dicatat , dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua
transfer yang dicatat sudah akurat.

File Induk Persediaan Perpetual realibilitas file induk persediaan perpetual


mempengaruhi penertapan waktu dan lingkup pemeriksaan fisik persediaan oleh
auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah akurat, auditro dapat menguji
persediaan fisik sebelum tanggal neraca, persediaan fisik interim dapat
menghasilkan penghematan biaya yang signifikan baik bagi klien maupun
auditor, dan memungkinkan audit diselesaikan lebih awal.

Catatan biaya per Unit keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur sangatlah penting untuk menyatakan
secara wajar pesediaan bahan bakku, barang dalam proses dan barang jadi.
Agar data biayanya akurat, klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi
biayanya dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya.
Ketika menguji catatan biaya persediaan, pertama auditor harus memahami
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat
menghabiskan banyak waktu karena arus biaya.

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan
pergudangan, seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur
analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan
keuangan lainnya, auditor seringkali juga menggunakan informasi nonkeuangan
untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


Contoh pertimbangan kunci yang harus dipertimbangkan auditor termasuk
metode penilaian persediaan yang dipilih oleh manajemen, potensi keusangan
persediaan, dan resiko bahwa persediaan yang dikonsinyasi akan tercampur
dengan persediaan sendiri.
Pertama auditor seringkali mengakrabkan diri dengan persediaan klien dengan
melaksanakan
penerimaan,

kunjungan

ke

penyimpanan,

fasilitas
produksi,

persediaan

klien,

perencanaan,

termasuk

dan

area

pnyimpanan

pencatatan. Kunjungan tersebut harus dipimpin oleh seorang penyelia yang


dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai setiap
perubahan pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun terakhir.

Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor memutuskan salah saji yang dapat
ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasanya sangat
material bagi perusahaan manufaktur, grosir, dan ritel. Ketika menilai risiko
pengendalian, auditor terutama memperhatikan pengendalian internal terhadap
catatan perpetual, pengendalian fisik, perhitungan persediaan, dan penetapan
harga persediaan.

OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

SAS 1 (AU 331) sekarang mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas


metode penghitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka
tempatkan pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik
persediaan. Untuk memnuhi persyaratan tersebut, auditor harus :

Hadir pada saat klien menghitung persediaan nya untuk menentukan


saldo akhir tahun.

Mengamati prosedur perhitungan klien.

Mengajukan

pertnyaan

kepada

personil

klien

mengenai

prosdur

perhitungannya.

Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.

Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien


meliputi instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungn fisik, supervise
oleh personil perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang
independen atas perhitungan yang dilakukan oleh personel klien lainnya,
rekonsiliasi independen antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan
perpetual, dan pengendalian klien yang memadai terhadap lembar perhitungan
atau tag yang digunakan untuk mencatat perhitungan persediaan.

Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir


tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jumlah
item perediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor berfokus
pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan diuji.
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati
untuk :

Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel


representative dari item persediaan umum.

Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.

Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item


yang material.

Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah meentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien. Sebagian bagian
prosedur analitis yang dilakukannya setelah klien menyelesaikan perhitungan
persediaan, auditor dapat membandingkan persediaan dengan nilai dolar yang
tinggi dengan perhitungan pada tahun sebelumnya serta file induk persediaan
sebagai pengujian kelayakan.

AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Internal yang paling penting bagi biaya per unit yang akurat, perkalian, dan
footing adalah verifikasi internal oleh orang yang independen dan kompeten,
yang

mengandalkan

dokumen

serta

catatan

yang

memadai

yang

akan

digunakan untuk melakukan perhitungan fisik.


Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (yang sering kali disebut
pengujian penetapan harga) auditor menghadapi tiga permasalahan. Karena
metode untuk memverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada
apakah item persediaan diakuisisi atau dibuat.
Penetapan harga persediaan yang dibeli jenis utama persediaan yang termasuk
dalam

kategori

ini

adalah

bahan

baku,

suku

cadang

yang

dibeli,

dan

perlengkapan. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang akan dilibatkan
dalam penilaian item persediaan. Dalam memilih item persediaan spesifik demi
penetapan harga, auditor harus berfokus pada nilai uang yang lebih besar dan
pada produk yang harganya sangat berfluktuasi.

Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang akan diverifikasi untuk
tujuan penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktur vendor yang
sesuai.Jika klien memiliki file induk persediaan perpetual yang mencakup biaya
per unit akuisisi. Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk
auditor harus mempertimbangkan baik biaya per unit bahan baku maupun
jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output. Auditor harus
memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa barang jadi, atau menemukan
metode yang serupa guna menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk
membuat suatu produk.
Demikian

juga,

ketika

menguji

tenaga

kerja

langsung

auditor

harus

memverifikasi biaya per jam tenaga kerja langsung dan jumlah jam yang
diperlukan untuk membuat suatu unit produksi. Jika klien memiliki biaya standar
metode yang efisien dan bermanfaat untuk menentukan penilaian adalah
mereview dan menganalisis varians.
INTEGRASI PENGUJIAN
Pengujian

siklus

akuisisi

dan

pembayaran.

Ketika

memverifikasi

akuisisi

persedian sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran, auditor
juga memperoleh bUkti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh dan
semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja.
Pengujian siklus penggajian dan personalia. Ketika auditor memverifikasi biaya
tenaga kerja. Dalam sebgaian besar kasus catatan akuntansi biaya untuk biaya
tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit
siklus penggajian dan personalia.Pengujian siklus penjualan dan penagihan.
Hubungan anatar siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan
pergudangan tidak seerat seperti dua siklus yang baru saja kita bahas. Auditor
mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan dengan
dilaksanakannya pengujian penjualan.
Pengujian akuntansi biaya pengujian atas catatan akuntansi biaya, merupakan
sarana untuk memverifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan
karena auditor untuk memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga
siklus sebelumnya. Dalam menguji persediaan fisik auditor mungkin sangat

tergantung pada file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebagai
bagian dari slah satu atau lebih siklus yang telah kita bahas. Kita menguji biaya
per unit, auditor mungkin juga bergantung hingga beberapa tingkat pada
pengujian atas catatan biaya yang dibuat selama pengujian substantif atas
transaksi.
Terakhir, ketika menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantif
yang berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor juga
mengintegrasikan pengujian dengan hubungan yang bertujuan yang berkaitan
dengan saldo dengan pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi empat
tujuan penyajian dan pengungkapan.
Auditor

harus

memahami

pengendalian

klien

yang

berhubungan

dengan

pengungkapan persediaan dan melakukan pengujian terhadap pengendalian


tersebut dengan pengujian substantif lainnya untuk memperoleh bukti yang
tepatyang mencukupi bagi masing-masing dari empat tujuan penyajian dan
pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai