Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: ACHMAD AKBAR ROSYIDI

NIM

: 114704217

HUKUM ACARA PERADILAN INTERNASIONAL & ARBITRASE

1. Penyelesaian melalui Mahkamah internasional.


Ada dua mekanisme penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah
internasional, yaitu mekanisme normal dan khusus
Mekanisme Normal :
1. Penyerahan perjanjian khusus yang berisi identitas para pihak dan pokok
persoalan sengketa
2. Pembelaan tertulis, berisi fakta, hukum yang relevan, tambahan fakta baru,
penilakan atas fakta yang disebutkan dan berisi dokumen pendukung
3. Presentasi pembelaan bersifat terbuka dan umum atau tertutup tergantung pihak
sengketa
4. Keputusan bersifat menyetujui dan penolakan. Kasus internasional dianggap
selesai apabila :

Para pihak mencapai kesepakatan

Para pihak menarik diri dari proses persidangan Mahkamah


internasional.

Mahkamah internasional telah memutus kasus tersebut berdasarkan


pertimbangan dan telah dilakukan sesuai proses hukum internasional
yang berlaku.

Mekanisme Khusus :

1. Keberatan awal karena ada keberatan dari pihak sengketa Karen mahkamah
internasional dianggap tidak memiliki yurisdiksi atau kewenangan atas kasus
tersebut.
2. Ketidak hadiran salah satu pihak yang bersengketa, biasanya dilakukan oleh
Negara tergugat atau respondent karena menolak yuridiksi Mahkamah
Internasional.
3. Keputusan sela, untuk memberikan perlindungan terhadap subyek persidangan,
supaya pihak sengketa tidak melakukan hal-hal yang mengancah efektivitas
persidangan Mahkamah internasional.
4. Beracara bersama, beberapa pihak disatukan untuk mengadakan sidang bersama
karena materi sama terhadap lawan yang sama.
5. Intervensi, mahkamah internasional memberikan hak kepada Negara lain yang
tidak terlibat dalam sengketa untuk melakukan intervensi atas sengketa yang
sedang disidangkan bahwa dengan keputusan Mahkamah internasional ada
kemungkinan Negara tersebut dirugikan.
2. Prosedur penetapan majelis hakim dalam persidangan MI yaitu Mahkamah terdiri dari
lima belas hakim, yang dikenal sebagai anggota mahkamah. Mereka dipilih oleh
majelis umum dan dewan keamanan yang mengadakan pemungutan suara secara
terpisah. Hakim - hakim dipilih atas dasar kecakapan mereka, bukan atas dasar
kebangsaan akan tetapi diusahakan untuk menjamin bahwa sistem-sistem hukum yang
terpenting di dunia diwakili oleh Mahkamah. Tidak ada dua hakim yang menjadi warga
negara dari negara yang sama. Hakim-hakim memegang jabatan selama waktu
sembilan tahun dan dapat dipilih kembali mereka tidak dapat menduduki jabatan lain
selama masa jabatan mereka. Semua persoalan-persoalan diputuskan menurut suatu
kelebihan dari hakim-hakim yang hadir, dan jumlah sembilan merupakan quorumnya.
Apabila terjadi seri maka ketua Mahkamah mempunyai suara yang menentukan.
3. Sumber hukum yang digunakan di mahkamah dalam menyelesaikan sengketa antara
lain :

a. Konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara-perkara yang


diakui oleh negara-negara yang sedang berselisih.
b. Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktek umum yang
diterima sebagai hukum.
c. Azas-azas umum yang diakui oleh negara-negara yang mempunyai
peradaban.
d. Keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-publisis yang
paling cakap dari berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk menentukan
peraturan-peraturan hukum.
Mahkamah dapat membuat keputusan ex aequo et bono yang artinya
sesuai dengan apa yang dianggap adil.
4. Berdasarkan atas Piagam Mahkamah Internasional (ICJ Statue), ditentukan bahwa
Mahkamah Internasional memiliki yurisdiksi atau wewenang atas : 1. Yurisdiksi untuk
memeriksa dan memutus sengketa antar Negara yang diserahkan kepadanya (contentius
jurisdiction), dan, 2. Yurisdiksi untuk memberikan pandangan atau nasehat hukum
(advisory jurisdiction). Yurisdiksi Mahkamah untuk memeriksa dan mengadili sengketa
antar Negara adalah dalam ruang lingkup Mahkamah sebagai sebuah lembaga peradilan
internasional, dimana Negara yang terlibat dalam suatu sengketa dengan Negara
lainnya sepakat untuk secara damai menyelesaikan sengketa yang terjadi melalui
mekanisme penyelesaian oleh Mahkamah Internasional. Putusan yang dikeluarkan oleh
Mahkamah Internasional dalam hal ini adalah bersifat final dan mengikat bagi para
pihaknya. Sedangkan, yurisdiksi untuk memberikan nasihat atau pertimbangan hukum
(Advisory Opinion) adalah hanya terhadap organ utama atau organ PBB lainnya.
Nasihat atau pendapat hukum tidak diberikan kepada Negara, namun negara dapat ikut
serta dalam keterlibatanpersidangan Mahkamah (dalam proses pemberian nasihat).
Nasihat hukum yang diberikan terbatas sifatnya,yaitu hanya yang terkait dengan ruang
lingkup kegiatan atauaktivitas dari 5 badan utama dan 16 badan khusus PBB.

Anda mungkin juga menyukai