Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang termasuk siswa sekolah. Jika siswa berada dalam kondisi tidak sehat,
pada umumnya siswa tersebut kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
yang diberikan oleh sekolah. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab turunnya
kinerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa
tersebut. Gangguan kesehatan dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, tidak
terkecuali saat berada di sekolah. Gangguan kesehatan yang biasanya terjadi pada
siswa saat berada di sekolah adalah gangguan pencernaan yang mengakibatkan
sakit kepala maupun sakit perut, dan kecelakaan akibat aktivitas tertentu seperti
terkilir saat berolah raga.
Salah satu upaya sekolah dalam menangani gangguan kesehatan siswa saat
berada di sekolah menyediakan suatu unit pelayanan yang dikenal dengan nama
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Selain berperan dalam menangani gangguan
kesehatan selama di sekolah, UKS juga berperan dalam menanamkan pengertian
dan kebiasaan hidup sehat para siswa dan Pembina lingkungan kehidupan sekolah
yang sehat.
Siswa sekolah pada jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan
kelompok siswa yang paling rawan mendapatkan gangguan kesehatan. Pada
umumnya, kelompok usia TK belom mempunyai daya tahan tubuh yang kuat,
kesadaran untuk perilaku sehat, apalagi menciptakan lingkungan hidup sehat.
Terlebih lagi jika TK merupakan lingkungan sekolah pertama bagi siswa tersebut,
maka diperlukan kemampuan beradaptasi yang lebih dibandingkan siswa yang
pernah playgroup untuk dapat tetap sehat seperti biasanya di rumah. Kesehatan
yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi
dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh

secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan tubuh secara umum.

1.2

Tujuan

1.2.1

Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai perilaku hidup bersih

dan sehat ditaman kanak-kanak khususnya tentang cara menyikat gigi yang baik
dan benar.
1.2.2
a.

Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang makanan yang tidak sehat untuk gigi
pada peserta didik ditaman kanak-kanak Pesantren Nur Ihsan

b. Meningkatkan pengerahuan tentang penyakit-penyakit gigi pada peserta


didik ditaman kanak-kanak Pesantren Nur Ihsan.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan
benar pada peserta dididik ditaman kanak-kanak Pesantren Nur Ihsan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Usaha Kesehatan Sekolah

2.1.1

Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah


UKS adalah pusat kegiatan kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan

pada siswa sekolah yang dikelola dan diselenggarakan oleh institusi kesehatan,
bekerja sama dengan institusi pendidikan melalui dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian derajat kesehatan siswa (Depkes RI, 2002).
Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 381-382), pentingnya UKS
adalah sebagai berikut: UKS dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyuluhan
kesehatan. Menurut Azrul Azwar (1983: 14), yaitu kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
anggota masyarakat (anak sekolah) tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi
dapat melakukan suatu anjuran yang berkaitan dengan kesehatan. Sementara itu
menurut Departemen Kesehatan, tujuan pelayanan UKS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah.
2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan yang menunjang peningkatan kemampuan
hidup sehat
3. Pendekatan dan pemeratan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi.

2.1.2

Tujuan UKS
Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang
sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan

sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk


perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga
meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah dan rumah tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan
keterampilan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk
lingkungan.
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik
sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai
sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari
tingkat pra sekolah/TK/RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan pendidikan luar
sekolah

dan

perguruan

tinggi

agama

serta

pondok pesantren

beserta

lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehata


dan pelayanan kesehatan. Sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi
lingkungan sekolah, keluaraga.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS
memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan
sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan
itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Kalau
peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu kita
mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan,
bukan hanya pendidikan.

2.1.3

Program Pokok UKS


Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan

peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin
melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS (trias UKS).

a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan
atau tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek
kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik melalui kegitan kurikuler dan ekstrakurikuler.
a. Tujuan pendidikan kesehatan.
Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik:
a.1 Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup sehat;
a.2 Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat;
a.3 Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan;
a.4 Memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari-hari;
a.5 Memilik pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat
badan secara harmonis (proporsional);
a.6 Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit
dalam kehidupan sehari-hari;
a.7 Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk di luar (narkoba, arus
informasi, dan gaya hidup yang tidak sehat).
b. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan
kurikuler. Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler
adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, sesuai kurikulum yang
berlaku unutuk setiap jenjang dan dapat di integrasikan ke semua mata
pelajaran khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
1. Taman Kanak-Kanak
Memberikan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan pengenalan,
pembangkit minat, dan penanaman kebiasaan hidup sehat, mencakup:
1.1 Kebersihan dan kesehatan pribadi;
1.2 Kebersihan dan kerapihan lingkungan;
1.3 Makanan dan minuman sehat.

2. Sekolah Dasar
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui peningkatan pengetahuan
penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan
peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan, mencakup:
2.1 Menjaga kebersihan diri;
2.2 Mengenal pentingnya imunisasi;
2.3 Mengenal makanan sehat;
2.4 Mengenal bahaya penyakit diare, demam berdarah dan influenza;
2.5 Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/ madrasah dan rumah);
2.6 Membiasakan buang sampah pada tempatnya;
2.7 Mengenal cara mencuci tangan pakai sabun;
2.8 Mengenal cara P3K;
2.9 Mengenal cara menjaga kesehatan gigi dan mulut;
3. Sekolah Menengah Pertama
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama
melalui pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat,
mencakup:
3.1 Memahami pola makanan sehat;
3.2 Memahami perlunya keseimbangan gizi;
3.3 Memahami berbagai penyakit menular seksual;
3.4 Mengenal bahaya seks bebas;
3.5 Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari
lingkungan yang tidak sehat;
3.6 Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi;
3.7 Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan;
3.8 Mengenal bahaya minuman keras;
3.9 Mengenal bahaya narkoba;
3.10

Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba;

3.11

Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual.

4. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan


Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, terutama melalui peningkatan pemahaman dan
konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai
kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, mencakup:
4.1 Menganilisis bahaya penggunaan narkoba;
4.2 Memahami berbagai peraturan perundangan tentang narkoba;
4.3 Menganalisis dampak seks bebas;
4.4 Memahami cara menghindari seks bebas;
4.5 Memahami bahaya HIV AIDS;
4.6 Memahami cara menghindari penularan seks bebas.
2.1.4

Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak


Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan

motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah
selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan
gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang
cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk
belajar

keterampilan

yang

berkaitan

dengan

motorik,

seperti

menulis,

menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik.


Perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif dapat dipandang
sebagai suatu perubahan dari suatu keadaan seimbang ke dalam keseimbangan
baru. Setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai bentuk keseimbangan
tertentu sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalah pada tahap itu. Ini
berarti penyeimbangan memungkinkan terjadinya transformasi dari bentuk
penalaran sederhana ke bentuk penalaran yang lebih kompleks sampai mencapai
keadaan terakhir yang diwujudkan dengan kematangan berfikir orang dewasa.
Piaget merupakan tokoh Psikologi Kognitif yang memandang anak
sebagai partisipan aktif di dalam proses perkembangan. Piaget menyakini bahwa
anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban
7

dalam upaya melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang
terjadi. Misalnya anak ingin tahu apa yang terjadi bila anak mendorong piring
keluar dari meja. Hasil dari eksperimen miniatur anak menyebabkan anak
menyusun teori tentang bagaimana dunia fisik dan sosial beroperasi. Anak
membangun teori berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Saat anak
menemukan benda atau peristiwa baru, anak berupaya untuk memahaminya
berdasarkan teori yang telah dimilikinya.
Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan
bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar,
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai
usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan
kita. Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan
dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan
berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman
sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak memiliki kesempatan yang
luas dalam menentukan sosialisasi dengan teman-temannya.
Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspekaspek fungsional bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik
baginya dan mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang
belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu
yang bermakna baginya.
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain,
baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di dalam
hubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna
dalam kehidupannya yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya. Sejak

kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang
yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota
keluarga yang lain.
Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarganya turut
mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya. Hubungan antara anak dengan
teman sebaya merupakan bagian dari interaksi sosial yang dilakukan anak dengan
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakatnya. Anak-anak perlu belajar
memperoleh kepuasan yang lebih banyak dari kehidupan sosial bersama teman
sebayanya. Proses pembelajaran dalam kelompok sebaya merupakan proses
pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya. Anak-anak belajar caracara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau
bersahabat, anak belajar memberi dan menerima., belajar berteman dan bekerja. Ia
belajar bagaimana memperlakukan teman-temannya, ia belajar apa yang disebut
dengan bermain jujur. Pergaulan sosial merupakan pengalaman hidup yang kaya
dan alami bagi anak sehingga dapat mendorong segenap aspek perkembangan
anak secara lebih terintegrasi dan menyeluruh.
Kreativitas perlu dikembangkan sejak anak masih kecil, terlebih karena
sifat anak yang memiliki rasa ingin tahu dan antusias yang kuat terhadap segala
sesuatu. Anak memiliki sikap berpetualang (adventurousness) yang kuat. Anak
akan banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal
yang sempat dilihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan dan benda-benda di sekitarnya dapat menunjang perkembangan
kreativitas pada diri anak itu sendiri.
Jika kita ingin tahu apa artinya kreatif pada anak, maka kita dapat
mengamati perilaku sehari-hari anak. Anak dalam perilakunya mencerminkan ciriciri kreatif, mereka memiliki apa yang disebut kreativitas alamiah. Beberapa ciri
perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah anak usia dini yaitu :
a. Anak senang menjajaki lingkungannya, mengamati dan memegang segala
sesuatu, mendekati segala macam tempat atau sudut seakan-akan mereka haus
akan pengalaman. Rasa ingin tahu anak terhadap segala sesuatu sangat besar.

b. Anak senang melakukan eksperimen. Hal ini nampak dari perilaku anak yang
senang mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat orang tua
atau guru keheranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi
tingkah laku anak seperti senang membongkar-bongkar barang atau alat
permainan.
c. Anak senang mengajukan berbagai pertanyaan yang terkadang orang tua atau
guru tidak mampu menjawabnya. Anak seolah-olah merasa tidak pernah puas
untuk berbagai jawaban yang diberikan.
d. Anak selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, ia senang
melakukan/mencoba berbagai hal. Senang berpetualang nampaknya
merupakan salah satu ciri anak usia dini, anak terbuka terhadap rangsanganrangsangan baru.
e. Anak memiliki sifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran dan
perasaannya sebagaimana adanya, tanpa adanya hambatan.
f. Anak jarang menunjukkan rasa bosan, selalu ingin melakukan sesuatu.
g. Anak memiliki daya imajinasi yang tinggi.
Kreativitas perlu dipupuk sedini mungkin karena usia dini merupakan
masa yang sangat subur untuk mengembangkan kreativitas anak, dan usia dini
merupakan masa yang kritis untuk perkembangan kreativitas dan proses-proses
intelektual lainnya. Proses-proses mental yang dikembangkan pada usia ini akan
menjadi bagian menetap dari individu dan akan mempunyai dampak terhadap
perkembangan intelektual selanjutnya. Perkembangan dini dari berpikir, sikap dan
perilaku kreatif akan membentuk dasar yang kuat bagi prestasi orang dewasa
dalam ilmu, teknologi dan seni, maupun untuk menikmati hidup secara lebih
mendalam.

Selain

itu,

melalui

pengembangan

kreativitas,

aspek-aspek

perkembangan lainnya pada diri anak juga dapat terkembangkan.

2.2

Kesehatan Gigi dan Mulut Anak


Masa lima tahun awal dalam tahap perkembangan anak adalah masa

golden age, ialah suatu masa emas dalam periode pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada masa ini segala hal yang tercurah dan terserap pada diri

10

anak akan menjadi dasar dan memori yang tajam pada diri anak tersebut. Hal
terkait dengan kesehatan gigi, jika pada masa emas anak ini telah terbentuk
memori, perilaku, kebiasaan dan sikap tentang cara merawat gigi dan mulut, maka
sikap hidup ini akan terbawa sampai ia kelak dewasa, sehingga pengetahuan
tentang cara hidup bersih dan sehat, termasuk pemeliharaan kesehatan gigi perlu
ditanamkan pada masa balita. Orang tua dapat menjadi contoh bagi anak.
Bagaimana anak mau menyikat gigi di malam hari menjelang tidur, jika orang
tuanya juga tidak pernah memberikan contoh. Untuk itu pengetahuan orang tua
mengenai kesehatan gigi dan mulut anak perlu di tingkatkan antara lain tentang
pertumbuhan gigi anak serta kelainan gigi dan mulut yang sering terjadi pada
anak.
2.2.1

Pertumbuhan Gigi Anak


Periode pertumbuhan gigi anak dimulai sejak dalam kandungan pada usia

kehamilan kira-kira 5-6 minggu. Gigi sulung mulai erupsi pada usia 5-6 bulan dan
lengkap kira-kira usia 2,5-3 tahun.

Gambar 1. Pertumbuhan gigi anak

Tanda-tanda erupsi gigi sulung, antara lain:


a. Suhu anak meningkat, pipi terasa panas dan memerah.
b. Adanya rasa sakit dan dak nyaman pada mulut.
c. Keluar air liur berlebih.

11

d. Secara klinis terlihat gusi menjadi merah, gatal, bengkak atau terasa panas.
e. Tampak bercak putih atau bahkan seperti tulang putih (yang sebenarnya
adalah benih gigi) muncul pada gusi.
f. Anak sering resah dan rewel.
Banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara
dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan kebersihan
gigi anak tersebut. Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak
harus mulai diajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya karena:
a. Pada masa gigi susu,sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang.
Sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu
proses pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetap
tumbuh dengan tidak normal.
b. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan kedalam perut. Mulut
adalah lokasi pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika
terjadi gangguan pada mulut maka akan mengganggu kelancaran proses
pencernaan.
c. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan
organ didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, dll. Karena infeksi
dalam mulut dapat menyebar kedalam organ-organ tersebut yang disebut
dengan fokal infeksi.
d. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi
malas berak vitas dan akan mengganggu proses belajar mereka.
2.2.2

Makanan yang Tidak Sehat Untuk Gigi


Anak dianjurkan untuk menghindari makan makanan yang manis dan

lengket, karena makanan yang manis dapat diubah oleh bakteri menjadi asam
yang dapat merusak lapisan gigi. Makanan yang bersifat lengket dikhawatirkan
akan tinggal lama dalam mulut sehingga kemungkinan terjadinya asam akan lebih
besar. Apabila anak tidak dapat meninggalkan kebiasaannya dalam mengkonsumsi
makanan manis dan lengket ini, dianjurkan untuk segera membersihkan gigi dan

12

mulutnya setelah mengkonsumsi makanan tersebut minimal dengan cara


berkumur-kumur.
2.2.3

Kondisi dan Kelainan Gigi dan Mulut yang Sering Terjadi pada Anak
Kelainan yang terjadi pada gigi dan mulut pada anak melipu kelainan

yang terjadi pada jaringan kerasdan jaringan lunak.


a. Wana putih pada lidah
Warna putih pada lidah sering kita dapatkan pada bayi yang minum ASI
maupun susu formula. Sisa-sisa air susu yang menempel pada lidah akan
mengalami fermentasi sehingga merangsang untuk timbulnya jamur.
Pemberian susu formula yang telah melewati 3 jam dari waktu pembuatan
juga merupakan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi. Apabila warna
putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap, maka
hendaknya diberikan obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah dapat
dilakukan penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu yang
lunak.

Gambar 2 Lidah berwarna putih

b. Gigi berlubang
Faktor yang menyebabkan gigi berlubang yaitu kualitas gigi, makanan,
mikroorganisme dan waktu. Gigi berlubang dapat terjadi pada gigi anterior
maupun pada gigi posterior. Lubang pada gigi anterior anak dapat disebabkan
oleh pemberian susu menggunakan botol pada waktu tidur malam, karena
pada saat tidur posisi kepala lebih rendah dari pada botol sehingga air susu
menggenangi gigi anterior atas. Bila hal tersebut berlangsung lama, gigi
posterior akan berlubang juga. Selain itu gigi berlubang pada anak umumnya
disebabkan oleh pembersihan gigi yang kurang baik.
13

Gambar 2 Lubang pada gigi anterior rahang atas akibat susu botol

Gambar 3 Lubang pada gigi posterior rahang bawah akibat minum susu boto

c. Pembengkakan
Pembengkakan dapat disebabkan adanya radang pada gigi maupun pada
gusi. Radang yang terjadi pada gigi dapat menjalar menjadi pembengkakan
pada gusi. Pembengkakan yang meluas tidak hanya terlihat di dalam mulut
namun dapat pula terlihat sampai dipipi. Wajah akan terlihat sembab, disertai
rasa sakit yang hebat dan demam, pada keadaan lanjut dapat menyebabkan
kesulitan saat menelan.
Apabila pembengkakan tidak diobati, maka radang dapat menjadi kronis
dan menimbulkan fistula pada gusi disekitar gigi tersebut. Fistula juga dapat
terjadi pada gigi gangren yang tidak dirawat. Jika gigi gangren tidak dirawat
kerusakan akan semakin parah dan gigi harus dicabut. Bila gigi penggantinya
masih lama waktu erupsinya maka akan terjadi pergeseran gigi sebelahnya dan
dapat menyebabkan kehilangan ruang untuk pertumbuhan gigi permanen,
sehingga mengakibatkan gigi berjejal. Gigi gangren yang tidak dirawat akan
menimbulkan keradangan yang mempengaruhi pertumbuhan benih gigi
permanen pengganti. Selain itu gigi gangren yang tidak dirawat dapat menjadi
fokal (sumber) infeksi yang dapat menimbulkan penyakit umum seperti
kelainan jantung, rematik, ataupun alergi.

14

Gambar 4 Pembengkakan pipi akibat gigi berlubang (kanan) dan fistula gigi
(kiri)

d. Stomatitis apthosa (Sariawan)


Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut dapat disebabkan oleh
adanya trauma (misalnya adanya gigi yang tajam, makanan yang mengiritasi
mukosa mulut) maupun karena kurangnya konsumsi vitaminantara lain
vitamin C. Lesi tersebut akan terasa pedih apabila tersentuh oleh lidah ataupun
makanan. Faktor pencetus utama terjadinya sariawan adalah stres yang timbul
tanpa disadari. Perawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian salep atau
gel khusus untuk mulut yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru
agar luka segera menutup, hindari stres, konsumsi vitamin C yang cukup, dan
kurangi makanan yang mengiritasi mukosa mulut.

Gambar 5 Stomatitis pada bibir bawah

2.2.3

Menyikat Gigi Secara Baik dan Benar


Tujuan utama

menyikat

gigi adalah untuk

menghindarkan dan

membersihkan mulut dari sisa makanan yang menempel pada dinding gigi,
dimana jika sisa makanan ini dibiarkan akan menimbulkan plak kuning. Plak ini

15

jika dibiarkan akan menyebabkan karang gigi dan bau tidak sedap pada mulut
serta dapat merusak gigi dan gusi.
Menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat gigi yang dilakukan
dengan menggunakan cara yang dapat membersihkan seluruh permukaan gigi
tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta dilakukan secara berurutan
dari satu sisi ke sisi yang lainnya secara teratur. Adapun frekuensi dan waktu
menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari, pagi setengah
jam setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Cara menyikat gigi:
1. Untuk membersihkan gigi bagian depan atas
(digerakkan dari atas ke bawah, gerakan sikat
dengan arah ke atas ke bawah atau memutar).
2. Untuk

membersihkan

gigi

bagian

samping,

gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah atau


memutar.
3. Gerakan ke depan

ke belakang dapat dilakukan

untuk membersihkan bagian pengunyahan gigi.


4. Bagian dalam dan belakang gigi dapat dibersihkan
dengan cara menggerakkan sikat ke atas ke
bawah.
Supaya tidak mencederai jaringan lunak dalam mulut (gusi
dan pipi), maka dianjurkan untuk memakai sikat gigi yang
kehalusan bulunya sedang, tidak terlalu keras tetapi juga tidak
terlalu lunak.
Sikat gigi yang baik:
1. Bulu sikat tidak terlalu keras dan dak terlalu lembut.
2. Harus dapat menjangkau seluruh permukaan gigi.
3. Permukaan bulu sikat rata, tangkainya lurus, kepala sikat tidak terlalu berat,
ujungnya mengecil.

16

Diatas usia 3 tahun terjadi pertumbuhan tulang rahang untuk menyediakan


tempat bagi gigi permanen yang akan tumbuh. Beberapa hal yang harus dilakukan
oleh tenaga pelayanan kesehatan:
1. Memberikan informasi bahwa gigi geraham permanen pertama tumbuh pada
usia 5 6 tahun dibelakang gigi sulung terakhir karena sebagian besar orang
tua tidak mengetahui bahwa gigi tersebut dak akan bergan lagi.
2. Menganjurkan anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan
menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor sebesar biji kacang polong,
terutama pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur di bawah pengawasan
orang tua.
3. Menganjurkan agar tidak berkumur setelah menyikat gigi, cukup diludahkan.
4. Menganjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
mengandung gula.
5. Menganjurkan pemberian obat-obatan yang bebas gula.
6. Menganjurkan untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
perkembangan oklusi dan rahang seperti menghisap ibu jari, bernafas melalui
mulut, mendorong lidah, menggigit bibir bawah. Akibat kebiasaan buruk
tersebut dapat menyebabkan gigitan terbuka, gigi mendongos dan gigitan
silang.

2.3

Kriteria Siswa Hidup Sehat


Sebenarnya pada bagian awal telah disinggung juga tentang kesehatan

siswa. Memang banyak kriteria yang menyatakan sisw tersebut sehat, pada bagian
Tim Pembina UKS Pusat (1985 : 43) membatasi kriteria siswa sehat adalah tidak
sakit. Indikasi ini terlihat pada fisik dan mental. Siswa yang sehat fisik tidak
terlihat gangguan pada organ tubuh, sedangkan siswa yang sehat mental terlihat
pada cerminan pikiran yang cemerlang. Djauzak Ahmad (1994 : 21) menjelaskan
dengan sederhana bahwa kriteria siswa yang sehat tersebut adalah pengamalan
hidup bersih, sehat dan mampu mencegah pengaruh merokok dan obat-obatan
terlarang serta tinggi dan berat badannya ideal.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang sehat adalah
siswa yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dengan kondisi demikian,

17

siswa akan berpeluang melakukan yang terbaik dalam kegiatan paengajaran.


Sudah tidak dapat disangkal lagi siswa yang sehat. Merupakan jaminan untuk
meningkatkan prestasi belajar. Belum ada ditemukan suatu kamus yang
menyatakan bahwa orang yang pintar dan cerdas terjadi pada jiwa dan jasmani
yang sakit, betapa pentingnya sebuah kesehatan bagi manusia, khususnya
dikalangan siswa yang dapat saja direalisasikan dalam berbagai kegiatan di
sekolah.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Persiapan
Pre-planning kegiatan penyuluhan tentang Cara Menyikat Gigi yang Baik

dan Benar di Taman Kanak-Kanak Pesantren Nur Insan Medan telah dibuat dan
dikonsultasikan oleh pembimbing sebelum kegiatan dilaksanakan. Selain itu,
pihak sekolah juga telah ditemui untuk meminta izin melakukan kegiatan
penyuluhan 7 hari sebelum kegiatan. Hal ini dilakukan agar persiapan dapat
dilaksanakan dengan maksimal.
Koordinasi dengan pihak sekolah juga dilakukan dengan melakukan
kerjasama mengenai persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyaji
menyediakan sikat gigi, pasta gigi, cangkir, manikin gigi dan flipchart untuk
menampilkan dan mempraktekkan penyuluhan.
3.2

Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Cara Menyikat Gigi yang Baik dan Benar di Taman

Kanak-Kanak Pesantren Nur Insan Medan telah dilakukan pada hari Kamis, 14
April 2016. Acara penyuluhan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB selama 30
menit. Siswa/i TK yang hadir mengikuti penyuluhan sebanyak 48 orang.
Penyajian materi dilaksanakan dengan tampilan flipchart setelah itu dilakukan sesi
praktek menyikat gigi Siswa/i TK lalu dilanjutkan dengan membagikan bingkisan
kepada Siswa/i TK Pesantren Nur Insan Medan.

18

3.3 Hasil
a
b
c
d

Siswa/i mengikuti kegiatan penyuluhan dengan antusias.


Siswa/i telah mengetahui makanan yang tidak baik untuk gigi.
Siswa/i telah mengetahui penyakit-penyakit gigi.
Siswa/i telah mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil
dan Anak Usia Balita Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Kemenkes RI
E Syaodih. 2012. Perembangan anak Taman Kanak Kanak. Diunduh dari:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj
V2dK64I3MAhVFL6YKHd4sDK4QFggaMAA&url=http%3A%2F
%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP%2FJUR._PGTK%2F196510011998022ERNAWULAN_SYAODIH
%2FPERKEMBANGAN_ANAK_TK.pdf&usg=AFQjCNHEoXv0HXfhl7a84I6H
XX4OkJl9Bg&sig2=8rO7Yo5MTCKV3SX5wh77ew. (Diakses pada 6 April
2016)

19

DOKUMENTASI
1. Penyuluhan

2. Pembagian sikat gigi dan cangkir

3. Pembagian pasta gigi

20

4. Praktek cara menyikat gigi

5. Pembagian bingkisan

21

6. Foto bersama dengan pengajar dan peserta didik TK Pesantren Nur


Insan Medan

22

Anda mungkin juga menyukai