Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN PROGRAM

INDERA PENGLIHATAN

SULAIMAN YUSUF, SKM.,M.Kes


KABID PELAYANAN KESEHATAN

JALUR INFORMASI
MATA / PENGLIHATAN
TELINGA / PENDENGARAN
HIDUNG / PENCIUMAN
KULIT / PERABAAN
LIDAH / PENGECAP

: 83.0 %
: 11.0 %
: 3.0 %
: 1.5 %
: 10 %

Tahun 2000, WHO ;

45 juta penduduk dunia buta


135 juta penduduk dunia low vision
90% hidup di negara berkembang
1/3 berada di kawasan Asia selatan & tenggara
Indonesia urutan pertama dengan prevalensi 1,5% dari jml
pddk, disusul Bangladesh 1%, Myanmar 0,9%, Nepal,
Maldevia, Bhutan 0.8%, India 0,7%, dan Thailand 0,3%

Menurut WHO
Buta apabila penglihatan pada mata yang
terbaik setelah dikoreksi < 3/60
Low Vision apabila penglihatan pada mata
yang terbaik setelah dikoreksi < 6/18

Thn 2020 :
Jml. pddk dunia bertambah
Angka harapan hidup lebih tinggi
Jml. pddk dunia yg buta katarak naik 2x
Indonesia diperkirakan berada di urutan atas,
pertambahan manula 414%

HASIL SURVEY KESEHATAN INDERA TAHUN


1993 s/d 1996
ANGKA KEBUTAAN
1,50 %
- KATARAK
0,78 %
- GLAUKOMA
0,20 %
- KELAINAN REFRAKSI
0,14 %
- PENYAKIT LAIN KARENA
LANJUT USIA
0,38 %
16 % PENDERITA KATARAK DIOPERASI < 55 THN

Indonesia buta katarak


Prevalensi 0,78% dari (1,5% angka
kebutaan) sehingga kalau jumlah pddk
210 juta, terdapat 1,7 juta penderita
katarak.
Insiden buta katarak 0,1% dari jml. pddk
= 210.000 buta katarak per tahun.
Timbul pada usia muda < 55 thn (16%)

GAMBARAN UMUM
SULAWESI SELATAN
Luas wilayah : 45.574,56 Km2 terdiri dari 20
Kab. dan 3 Kota dengan 279 Kecamatan
Jumlah penduduk

: 7.629.689 jiwa

laki-laki
perempuan

: 3.729.433 jiwa
: 3.900.256 jiwa

KATARAK SULSEL

Buta :
1,5% x 7.629.689 = 114.445
Katarak : 52 % x 114.445 = 59.511
Pertambahan katarak setiap tahun :
0,1 % x 7.629.689 = 7.629 orang
Jumlah
= 59.511 + 7.629 orang
= 67.140 orang

Analisis Situasi
(Sulawesi Selatan)
Masalah kesehatan Indera penglihatan di
fokuskan pada 4 penyebab utama yaitu :

KATARAK
GLAUKOMA
KELAINAN REFRAKSI
XEROFTALMIA ( DEFISIENSI Vit.A)

KESULITAN DALAM PENANGGULANGAN KATARAK :


- SARANA PELAYANAN
-PASIEN KATARAK
Tidak tersedia dokter spesialis mata
Tidak semua kabupaten di Indonesia Timur mempunyai
dokter spesialis mata
Tidak tersedia sarana pelayanan mata, kamar operasi,
peralatan diagnostik dan peralatan bedah mikro,
termasuk mikroskop (Available)
Ada sarana pelayanan tapi sulit dijangkau karena
masalah geografi (Accessible)
Ada sarana pelayanan tapi tidak mampu untuk
membayar (Affordable)
Sarana pelayanan harus dapat diterima oleh masyarakat
(Acceptable)
Case Finding (kader kesehatan mata yg mencari pasien
katarak)

PASIEN
Takut dioperasi ,karena sebelumnya ada yang buta
akibat operasi
Tidak tahu bahwa matanya sudah buta
Mata yang satu buta tapi mata yang lain masih baik, dia
menunggu sampai kedua mata buta
Tidak tahu bahwa buta katarak dapat ditolong dengan
operasi
Kesulitan biaya operasi
Kesulitan transportasi, karena geografi

GAMBARAN UMUM
DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

14

GAMBARAN UMUM
SIDENRENG RAPPANG

DATA DEMOGRAFI
Jumlah penduduk kabupaten Sidrap
Tahun 2007 sebesar 286.307 jiwa yang
tersebar di 11 kecamatan (105 desa/kel).

15

Besaran Masalah Analisis Situasi


1. KATARAK
Angka kebutaan di kab. Sidrap = 1,5% x jml penduduk = 1,5% x
286.307 jiwa = 4.295 jiwa
Distribusi angka kejadian kebutaan katarak 52% x 4.295 jiwa = 2.233
jiwa
Insiden Buta Katarak pertahun 0,1% x jml penduduk = 0,1% x 286.307
jiwa = 286 jiwa
Diasumsikan 50% penderita katarak masih produktif = 50% x 2.233
jiwa = 1.117
Jml Gakin katarak 17% x 2.233 jiwa = 380 jiwa
Dampak ekonomi

Yang masih produktif = 1.117 x 6.000.000 = 6.702.000.000


Gakin katarak
= 380 x 6.000.000 = 2.280.000.000
Total kerugian
= 8.982.000.000

16

2. GLAUKOMA

Distribusi penyebab Kebutaan Glaukoma


13,4% x 4.295 jiwa = 576 jiwa
80% masih produktif = 80% x 576 jiwa = 460 jiwa
Gakin Glaukoma = 17% x 460 jiwa = 72 jiwa
Dampak ekonomi :
Diperkirakan seharusnya mempunyai penghasilan sebesar Rp.500.000/bulan,
maka dalam satu tahun mempunyai penghasilan sebesar 12 X Rp. 500.000 =
Rp.6.000.000
Penderita buta karena glaukoma yang masih produktif ada 460 orang, maka
secara ekonomis kabupaten/kota akan mengalami kerugian sebesar 460 X
Rp.6000.000 = Rp.2.880.000.000 (2,8 Milyar Rupiah setiap tahunnya).
Penyakit glaukoma sangat tergantung pada berat ringannya kondisi yang
memerlukan pemakaian obat secara terus menerus (seumur hidup > 40 tahun).
Diasumsikan seorang penderita glaukoma, minimal pemakaian obat golongan
penghambat beta (generik : timolol) sebanyak 15 ml/bulan dengan harga
Rp.30.000,- sehingga selama 1 tahun biaya pembelian obat adalah 12XRp.30.000
= Rp. 360.000,17

3. Kelainan Refraksi
Jumlah anak usia sekolah (7-12 th)
- 1/3 x jumlah pddk = 1/3 x 286.307 = 95.436 jiwa
- Murid SD = 90% x 95.436 jiwa= 85.892 jiwa
- Murid SD kel refraksi
= 5% x 85.892 jiwa = 4.295 jiwa
- Gakin kel. refraksi
= 17% x 4.295 = 730 jiwa
- Alokasi dana gakin
= 730 jiwa x Rp. 75.000 = Rp. 54.750.000
18

4. XEROFTALMIA :
o Jumlah Balita = 11% x Jml Pddk

11% x 286.307 = 31.494 jiwa


o Prevalensi xeroptalmia
= 0,33% x 31.494 jiwa = 104 jiwa

19

PERMASALAHAN
1.
2.
3.
4.

Kurangnya peran anggota keluarga untuk


memeriksakan anggota keluarganya yang
menderita gangguan penglihatan
Kurang dukungan dana
Kurang SDM perawat mahir mata
Tidak masuk dalam program wajib di puskesmas

20

Sarana Dan Fasilitas Pelayanan


Rumah sakit 2 unit
Rumah Sakit Khusus 1 unit
Puskesmas 14 unit
Puskesmas keliling 13 unit
Pustu 37 unit
Polindes 35 unit
Posyandu 310 unit
Rumah Bersalin 2 unit
Apotik 8 unit
Toko obat 50 unit
Praktek dokter perorangan 47 orang
21

T U J U AN
A. TUJUAN UMUM

Meningkatkan cakupan program PGPK di


Kabupaten Sidrap
B. TUJUAN KHUSUS

Meningkatkan penjaringan katarak

Meningkatkan deteksi dini kelainan refraksi

Meningkatkan monitoring & evaluasi program


PGPK

Meningkatkan pencatatan dan pelaporan PGPK


22

PRIORITAS, STRATEGI DAN RENCANA KEGIATAN

PRIORITAS
- Katarak
- Glaukoma
- Def. vit. A
- Kelainan Refraksi

23

STRATEGI
Sosialisasi tentang program PGPK
Advokasi
Pengadaan dokter spesialis mata
Pelatihan SDM Kesehatan
Pengadaan alkes untuk pemeriksaan mata
Penjaringan kasus mata

24

RENCANA PENGEMBANGAN PGPK


PUSK. LAWAWOI
PUSK. AMPARITA

25

Kegiatan Tahun 2008


Penjaringan Katarak di 13 Puskesmas
Pelayanan Spesilistik (mata) di PKM
Penjaringan Kelainan refraksi pada Anak
Sekolah di Puskesmas Pangkajene dan
Puskesmas Kulo
Pelaksanaan Operasi Katarak di Pusk
Rappang, Tanrutedong dan RS Nemal
Pertemuan pengelola PGPK
26

Rencana Kegiatan Tahun 2009


Pelayanan spesialis mata di puskesmas
Penjaringan kelainan refraksi pada anak
sekolah
Monitoring & evaluasi pengelola
kesehatan mata di puskesmas
Pelatihan perawat mahir mata
Penjaringan katarak

27

Anda mungkin juga menyukai