Bedah Saraf
Bedah Saraf
PENDAHULUAN1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. SISTEM PIRAMIDALIS2,3
Sistem piramidalis terdiri dari sel-sel saraf motorik di area motorik dari
korteks yang melawati secara longitudinal dalam piramidalis medulla oblongata.
Saraf-saraf tersebut akan melewati beberapa struktur seperti korteks serebri,
kapsula interna, pendukulus serebri, basis pontis dan piramidalis dari bagian atas
medulla oblongata dan akan berdekusasi pada bagian bawah medulla oblongata
dan meneruskan perjalanan pada caudal dalam funiculus lateral dari medulla
spinalis sehingga memberi nama alternatif yaitu traktus kortikospinal.
Traktus kortikospinalis, merupakan kumpulan saraf yang bersinaps di levellevel tertentu medulla spinal dan akhirnya mensarafi otot- otot badan dan
ekstremitas. Traktus spinalis dalam perjalanannya sebagian besar akan menyilang
garis tengah pada batas medulla oblongata dan medulla spinalis. Traktus ini
disebut traktus kortiko spinalis lateralis. Sebagian kecil tidak melakukan
pernyilangan tetapi terus menurundan baru menyilang garis tengah pada levellevel medulla spinalis tempatnya bersinaps. Traktus tersebut dikenal sebagai
traktus spinalis ventralis.
Traktus kortiko bulbaris pula merupakan traktus dari sistem piramidalis yang
bersinaps dengan sel motoris di batang otak dan melalui saraf-saraf kranial akan
mensarafi otot-otot daerah kepala seperti lidah, muka dan rahang.
4.
2. Hemiparese 3,4
Hemiparese atau kelemahan pada suatu sisi merupakan gejala paling sering
pada penderita stroke. Namun kelemahan tersebut tidak khusus buat penderita
stroke. Lesi intrakranial seperti akibat trauma, tumor atau infeksi dapat
menyebabkan timbulnya suatu kelemahan otot.
Tergantung letak lesi pada level- level sistem piramidalis, gejala yang muncul
amat berbeda dari satu sama lain. Gejala yang muncul dapat mengkategorikan
hemiparese menjadi dua yaitu hemiparese seluruh sisi tanpa gangguan pada otot
wajah dan hemiparese dengan gangguan pada otot wajah.
Pada hemiparese tanpa gangguan otot wajah sering timbul akibat lesi terjadi
pada sisi kontralateral dari kaudal brainstem. Lesi berupa fokal dan biasanya
mikroinfark. Ia sering disertai dengan gangguan sensori. Namun demikian, dapat
juga terjadi lesi pada bagian hemiseksi pada spinal cord pada level cervical yang
tinggi pada bagian yang terjadi parese. Hal ini dapat terjadi akibat adanya trauma
atau kompresi dari tumor dengan diikuti ipsilateral hiperestesia Dan kontralateral
kurangnya rasa nyeri Dan sensasi terhadap suhu satu level dibawah lesi dan
demelinisasi segmental paresis flaccid sejajar dengan level tempat lesi terjadi.
3.1.
LMN
Kelihatan
UMN
Tidak kelihatan
Kelihatan
Dapat direkam
pada EMG
Flaccid/normal
Segmental, nerve
or distal
Kurang/tiada
Tidak kelihatan
Tidak kelihatan
Meningkat/ spastik
Pyramidal +
dexterity
Berlebihan
Specific tendon
reflexes
Klonus
Tidak kelihatan
Kelihatan
Superficial
Kelihatan
Tidak kelihatan
Abdominal reflex
Plantar response
Flexor
Extensor
Tabel perbedaan lesi UMN dan LMN
DAFTAR PUSTAKA
1. Louis R., 2006, Stroke, What Are Some of the Dysfunctions, Disabilities, and
Handicaps that Remain after a Stroke? ; 139-142
2. Allan H. et. Robert H., 2005, Adams and Victors Principles of Neurology 8 th
Edition
3. Atlas of Human Neuroanatomy - 6th Ed
4. Mark M., et. Heinrich M, 2006, Fundamentals of Neurology An Illustrated
Guide, Muscle Weakness and Other Motor Disturbances ; 66-70
5. Charles C., Robin H., Martin R., et. Simon S., Neurology A Queen Square
Textbook, The Language of Neurology ; 84-85