Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

Gangguan Cemas Menyeluruh


F 40.1

Oleh
Novita Ningtyas

I1A010004

Muzalipah

I1A010005

Dita Irmaya

I1A010010

Dwiputra Tesan Panenga

I1A010022

Pembimbing
dr. H. Achyar Nawi Husein, Sp.KJ

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa


FK Unlam-RSUD Sambang Lihum
Juli, 2014

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. E

Usia

: 61 tahun

Jenis Kelamin

: Wanita

Alamat

: Jl. Bina Putra RT 02 RW 03, Banjarbaru

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: Pensiun

Agama

: Kristen

Suku

: Dayak Maanyan

Bangsa

: Indonesia

Status Perkawinan: Menikah


Tanggal Berobat : 14 Juli 2014
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesa pada tanggal 14 Juli 2014 dan alloanamnesa
dengan Ny. Neni Persada Yanti, anak kandung os pada tanggal 14 Juli 2014,
pukul 10.00 wita di Poli Jiwa RS Moch. Ansyari Saleh.
KELUHAN UTAMA :
Cemas
KELUHAN TAMBAHAN:
Gangguan Tidur
2

Sesak Nafas
Nyeri Kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis dengan Ny. Neni Persada Yanti / anak kandung os
Anak os mengeluh os sering merasa cemas sejak Juni 2013. Os mulai
cemas jika ditinggal sendirian dirumah. Saat cemas muncul, os merasa
tangan dan kaki os dingin, nyeri kepala, dan sesak nafas. Keluhan ini juga
muncul jika os berada ditempat ramai seperti, pasar, mall, tempat
perkawinan, dan pemakaman. Anak os menduga os cemas karena sudah
pensiun dan tidak bekerja lagi. Os memang sering menyimpan permasalahan
seorang diri. Os memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan rematik, dan
diobati, os mengaku keluhan berkurang. Os tidak pernah berteriak,
memukul-mukul dinding, tetapi sering menangis seorang sendiri, os tidak
merasa dirinya adalah Tuhan atau Dewa. Os juga tidak pernah mendengar
suara bisikan atau melihat bayangan aneh.
Autoanamnesis:
Os kooperatif saat diajak berbicara. Os mau menjawab saat ditegur
dan diberikan pertanyaan. Os menikah pertama kali pada umur 20 tahun,
suami Os meninggal dunia saat os berumur 28 tahun karena penyakit liver.
Os mengaku saat itu sempat stres namun bisa mengatasinya dengan banyak
beribadah kepada Tuhan. Os menikah untuk kedua kalinya dengan seorang
duda beranak 6, dan os seorang janda beranak 2. Dari pernikahan os dan
suami kedua, os memiliki seorang putri. Os mengaku selalu menjaga

tingkah laku os didepan ke-6 anak tirinya, agar os tidak dibenci. Tetapi os
merasa tidak dihormati sebagai ibu tiri oleh ke-6 anak tirinya. Jika anak
tirinya mulai berulah kepada os, seperti berteriak, os menghindar dengan
pergi ke dapur seolah-olah os tidak mendengar. Os mengaku punya rasa
sakit hati sebagai ibu tiri yang sebenarnya os menyayangi ke-6 anak tirinya.
Os hanya menyimpan sendiri rasa sakit hatinya sampai sekarang.
Selain perlakuan ke-6 anak tiri os, os dimadu suaminya selama 10
tahun, tapi os tidak bereaksi apapun. Didalam hati os, os menyimpan rasa
dendam terhadap kedua orang tersebut. Os merasa sudah mencurahkan
segalanya untuk keluarga, tetapi suami os bersikap sebaliknya. Setelah 10
tahun, suami os dengan istri simpanannya bercerai. Suami os menikah siri
lagi dengan wanita lain dan os dimadu untuk yang ke dua kalinya. Sikap os
masih sama, os hanya menerima nasib tanpa berbuat apa-apa. Os berpikir os
sudah tua, maka os membiarkan suami os menikah lagi, walaupun hati os
menyimpan rasa sakit yang sangat dalam.
Juni 2013 os merasa cemas karena selalu ditinggal sendirian di rumah.
Os tinggal bersama anak kandungnya bersama suami os dan ketiga cucunya.
Os merasa karena tinggal bersama anak, os harus membantu anaknya untuk
mengerjakan pekerjaan rumah. Tetapi os tidak diizinkan anaknya. Teguran
tersebut membuat hati os sedih, os ingin sekali membantu anak os agar
pekerjaan anaknya lebih ringan.
Lama-kelamaan os merasa sangat kesepian seorang diri dirumah.
Dalam benak os, os sudah tua dan akan segera meninggal. Os tidak ingin

meninggal dalam keadaan tidak ada anaknya disampingnya. Pikiran tersebut


membuat os takut sendirian dirumah atau didalam kamar mandi sendirian.
Os juga mengaku cemas jika berada di tempat ramai seperti pasar, mall,
perkawinan atau pemakaman. Os cemas jika harus meninggal mendadak
ditempat tersebut. Os sendiri megaku tidak takut mati namun, apabila os
mendengar ada tetangga atau kerabatnya meninggal dunia os langsung
ketakutan dan berkeringat dingin. Perasaan os saat itu beranggapan dia
sebentar lagi menginggal dunia. Os mengaku dia apabila dia ditinggal
sendirian di rumah os berpikiran bahwa sebentar lagi diri akan meninggal
dan apabila anak atau saudaranya datang kerumahnya atau ada yang
menemaninya dirumah perasaan itu hilang dan os menjadi tenang kembali.
Gejala yang dialami os saat cemas keluar keringat dingin, nyeri kepala, dan
sesak nafas. Os mengaku sulit untuk memulai tidur, os harus berdoa panjang
terlebih dahulu, lalu bisa tidur.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Os tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran
Os tidak ada riwayat kejang
Ostidak pernah dirawat di RSJdengan keluhan serupa
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Antenatal dan Prenatal
Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah
kesehatan yang serius. Ibu os tidak ada mendapat masalah yang dapat

membuatnya gelisah atau sedih. Os lahir cukup bulan, dilahirkan


spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat bawaan.
Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
Os diberikan ASI sambil dibawa jalan keluar rumah dan saat orang tua
os berjualan. Kebersihan os terjaga. Os tidur nyenyak dan nafsu
makan baik.
Early Childhood (1,5 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt
Os selalu dalam pengawasan ibunya. Jika os ingin sesuatu ibu os akan
melakukannya untuk os. Jika hal yang dilakukan os membahayakan
seperti keluar rumah tanpa orang tua os tidak diperbolehkan.
Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. Guilt
Os tidak berteman baik dengan teman di lingkungan rumah os. Os
berinteraksi baik kepada kedua orangtua os. Os dulunya memang anak
yang pendiam dan tidak suka berbicara. Sewaktu kecil pada awal
tahun 1998 os pernah naik sepeda dan disapa oleh tetangganya, sejak
kejadian tersebut os tidak pernah mau lagi bersepeda.Os pernah ingin
membantu pekerjaan ibunya mencuci piring tetapi tidak diizinkan, ibu
os takut os memecahkan piring dan melukai diri os.Os selalu
mendapatkan dukungan dalam segala kegiatan, seperti belajar
bersepeda. Jika os gagal, orang tua os selalu memberi semangat.
School Age (6 12 tahun) Industry vs. Inferiority
Os mulai bersekolah dan tidak pernah tinggal kelas. Namun, Os hanya
sedikit memiliki teman, bahkan tidak memiliki teman akrab. Os bisa

memakaikan baju kepada boneka yang os miliki dengan berbagai


gaya. Selain itu os bisa menyusun piring ditempatnya masing-masing.
Adolescence (12 18 tahun) Identity vs. Role Diffusion
Pada tahun akhir 2005 Os hanya sekolah sampai MTsN (tidak tamat).
Saat os sekolah, os hanya sedikit memiliki teman bahkan tidak
memiliki teman akrab. Ibu os menyangkal adanya perlakuanperlakuan tidak menyenangkan saat os bersekolah.Os mulai sering
diam dan jarang berbicara. Pada usia 17-18 tahun, os mulai sering
mondar-mandir sendiri dan mulai sering mengamuk. Os pernah di
rawat di RSJ karena keluhan mengamuknya tersebut.Os putus sekolah
ketika berusia 13 tahun dan memilih untuk berdagang dengan
kemampuan keterampilannya seperti menjahit atau membuat pernakpernik untuk membantu ibunya, tetapi tidak diperbolehkan. Os sering
membuat pernak-pernik hiasan rumah. Os juga mengenali jati diri
sebagai perempuan.

Riwayat Pendidikan
Os tidak tamat Tsanawiyah. Saat bersekolah prestasi Os biasa saja, dan
memutuskan untuk putus sekolah. Namun, Os tumbuh menjadi anak
yang pemalu dan mulai jarang bermain dengan teman-temannya.
Riwayat Pekerjaan

Os sebelumnya tidak pernah bekerja.


Riwayat Perkawinan
Os belum menikah.
RIWAYAT KELUARGA

Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Os tinggal dengan orang tua dan adik os. Ostidak bekerja. Kehidupan
sehari-hari pasien dibiayai oleh kedua orang tua os.
PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
Os sadar bahwa dirinya sakit dan ingin segera sembuh, os sangat ingin bisa
kembali sekolah dan mempunyai banyak teman. Os merasa tidak percaya
diri dan selalu curiga terhadap orang lain.Os kooperatif saat diajak
berbicara.Os mau menjawab saat ditegur dan diberikan pertanyaan.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan

Os tampak terawat. Pada tanggal 14 Juli 2014, dilakukan


wawancara langsung dengan os di Poli Jiwa RS Moch. Ansyari Saleh
pkl. 11.00 wita. Os berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi, kulit
putih, wajah terlihat normal. Os memakai baju merah muda berlengan
pendek motif bunga, celana os berwarna merah tua. Os memakai syal
berwarna hitam-putih motif bunga, os memakai sendal dan tas berwarna
merah muda. Rambut os berwarna hitam bergelombang dan diikat
kebelakang.
Os menjawab pertanyaan dengan lancar saat ditanya dan bisa
dimengerti. Saat ditanya tentang hari dan tanggal berapa saat ini,
siang/malam, os menjawab benar; tempat apa ini, kota apa, os
menjawab dengan benar, siapa orang-orang disampingnya dan apa
hubungannya dengan os, os menjawab benar; siapa penanya serta siapa
diri os dan hubungan antara penanya dan os sebagai dokter os yang
berobat, os menjawab benar.
Saat ditanya mengenai hitung-hitungan 100-3 sebanyak lima kali,
os menjawab dengan tepat. Saat ditanya berapa hari dalam seminggu,
sebutkan, lalu balik, os dapat menjawabnya dengan tepat walaupun
tidak lancer karena kesulitan berbicara.
Saat ditanya dirumah dengan siapa, os menjawab benar; saat sekolah
SD dulu siapa teman sebangkunya, os dapat menjawab; saat disuruh
untuk menghapal 3 benda (buku, pulpen, kunci) lalu dialihkan
perhatiannya dengan pertanyaan-pertannyaan lain 15 menit, os dapat

menyebutkan kembali bahkan ketika dibalik. Saat ditanya mengenai arti


panjang tangan os mengerti menjawab perbuatan mencuri barang orang
lain.
Saat ditanya tempat os sekarang berada pada provinsi apa, ibu kota
provinsinya apa, nama Negara kita apa, serta ibu kota Negara kita apa,
dan presiden Negara kita siapa, semua dijawab dengan tepat dan benar.
Saat ditanya apakah mencuri itu diperbolehkan lalu bagaimana dengan
membunuh, os menjawab jelas tidak boleh. Bagaimana bila os
menemukan dompet di jalan, os menjawab dibiarkan saja jika bukan
punya kita atau diberikan kepada polisi saja. Apa beda bohong dan
khilaf, os menjawab bohong adalah bicara tidak sebenarnya, sedangkan
khilaf adalah perbuatan yang dilakukan tidak sengaja.
Kesadaran
E4 V5 M6
Perilaku dan aktivitas psikomotor
normoaktif
Pembicaraan
koheren
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
Kontak psikis
Ada, wajar

10

Keadaan Afektif, Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati


Afek

: euthym

Ekspresi Afektif

Keserasian

: serasi

Empati

: dapat dirabarasakan

Fungsi Kognitif
Intelegensi dan pengetahuan umum : baik
Daya konsentrasi

: baik

Orientasi

: baik

: Waktu
Tempat

: baik

Orang

: baik

Situasi
Daya Ingat

: Segera

: baik
: baik

Jangka Pendek

: baik

Jangka Panjang

: baik

Pikiran abstrak

: baik

Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik/visual/olfaktorik : Auditorik (-/-/-)
Depersonalisasi / derealisasi

: Disangkal

Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : spontan
Kontinuitas

: relevan

11

Hendaya berbahasa
Isi Pikir

: (-)

Preokupasi

: (-)

Gangguan Isi Pikir

: (-)

Pengendalian Impuls
Terkendali
Daya Nilai
Daya nilai sosial

:baik

Uji daya nilai : baik


Penilaian realitas

: baik

Tilikan
Tilikan 3 : Pasien menyadari bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang
lain atai faktor dari luar.
Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Status Internus
Keadaan Umum

: Tampak sehat, kesadaran komposmentis

Tanda Vital

: Tekanan Darah

Bentuk badan

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80 X/menit

Respirasi

: 20 X/menit

Suhu

: 36,3oC

: ideal
12

Kulit

: putih, tidak sianosis, turgor cepat kembali,


kelembaban cukup, tidak anemis.
Kepala
Mata

:
: Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor


Hidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak
ada sekret
Mulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir
terlihat kering.
Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks

Inspeksi

: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi

: Fremitus raba simetris kanan dan kiri

Perkusi

Cor

: batas jantung normal

Pulmo

: sonor

Auskultasi

Cor

: S1=S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo

: Vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi

: Simetris, cembung

Auskultasi

: Peristaltik usus normal

Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

13

Perkusi
Ektremitas

: Timpani, asites (-), nyeri ketuk (-)


: pergerakan bebas, tidak ada edema atau atrofi,
tidak ada tremor.

Status Neurologis

Nervus I-XII

: tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal

: tidak ada

Gejala TIK meningkat

: tidak ada

Refleks fisiologis

: normal

Refleks patologis

: tidak ada

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Alloanamnesis
1. Cemas jika ditinggal sendirian dirumah
2. Cemas jika berada di tempat ramai atau mendengar tetangga ada yang
meninggal
3. Saat cemas os keluar keringat dingin, nyeri kepala dan sesak napas
Autoanamnesis
1. Os mengaku cemas ditinggal sendiri takut meninggal mendadak.
2. Os sulit memulai tidur.
3. Os menyimpan sakit hati selama puluhan tahun.
Afek (mood)

: euthym

Ekspresi afektif

Empati

: dapat diraba rasakan

Halusinasi

: (-)
14

Preokupasi

: (-)

Waham

: (-)

Penilaian Realita

: baik

Tilikan

: derajat 3

Taraf dapat dipercaya

: Dapat dipercaya

VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL

1. AKSIS I

Gangguan panik (F41.0)

2. AKSIS II

none

3. AKSIS III :

E00-G90

4. AKSIS IV :

Masalah keluarga

5. AKSIS V :

GAF scale 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup

puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa)


VII.

DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK
Status interna dan neurologis dalam batas normal
2. PSIKOLOGIK
Cemas, sering sedih, sulit tidur
3. SOSIAL/KELUARGA
Stressor yang diakibatkan keluarga
VIII. PROGNOSIS
Diagnosa penyakit

: dubia malam

Perjalanan penyakit

: dubia ad bonam
15

Ciri kepribadian

: dubia ad malam

Stressor psikososial

: dubia

Riwayat Herediter

: ad bonam

Pendidikan

: dubia ad malam

Lingkungan sosial

: dubia ad malam

Organobiologik

: ad bonam

Pengobatan psikiatrik : dubia ad malam


Ketaatan berobat

: ad bonam

Kesimpulan

: dubia ad malam

IX.

RENCANA TERAPI

Medika mentosa :
Stelazine 5 mg 2 x 1/2 untuk anti psikosis tipikal, memblokade dopamin pada
reseptor pasca sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistem
ekstapiramidal
Kalxetin 10 mg2 x 1 caps, termasuk dalam antidepressan golongan SSRI (Selektif
Serotonin Reseptor Inhibitor). Pemberian SSRI akan meningkatkan kadar
serotonin dalam otak sehingga dapat menurunkan kecemasan da kegelisahan os.
Selain itu penggunaan SSRI dapat mengurangi gejala putus zat pada os karena
diduga dekstrometorfan mendadak akan menimbulkan gejala seperti mual,
muntah, rasa tersengat listrik dan rasa sakit di otot yang serupa dengan gejala
putus zat SSRI.
THP 2x 2 mg diberikan bila muncul efek samping dari pemberian obat
antipsikosis yaitu sindrom parkinson seperti tremor, bradikinesia, dan rigiditas.

16

Psikoterapi: Psikoterapi suportif terhadap penderita dan keluarga.


Terapi religi : pasien dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,
seperti pengajian.
Rehabilitasi : memberi kegiatan kepada penderita yang sesuai bakat dan minatnya
agar membantu mempercepat penyembuhan.
Usul pemeriksaan penunjang: tidak ada.
DISKUSI
Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai
dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.Perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari
luar dirinya, waham/delusi dan gangguan persepsi. Umumnya gangguan ini
muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun.
Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba
pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stress.
Skizofrenia hebefrenik disebut disorganized type atau kacau balau yang ditandai
dengan inkoherensi, afek inappropriate, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan,
yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan
gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk
menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.
Pedoman diagnostik untuk Skizofrenia menurut PPDGJ III, antara lain:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang sangat jelas(dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas). Gejala-gejala
tersebut ialah:
17

a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda ; atau
- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b. - delusion of control= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of passivitiy= waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas
merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus);
- delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat; Halusinasi auditorik
c. Halusinansi auditorik
d. Waham-waham menetap jenis lainnya.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini :
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
Perilaku katatonik

18

Gejala-gejala negatif.
Adanya gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan, dan harus ada
perubahan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari
beberapa prilaku pribadi (personal behavior).
Pedoman diagnosis secara umum untuk skizofrenia pada penderita ini
telah terpenuhi yaitu ditemukannya perilaku gaduh gelisah dan gejala-gejala
negatif pada penderita berupa bicara yang jarang, respon emosional yang tumpul,
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. Gejala-gejala
tersebut telah berlangsung selama kurang lebih 1 bulanyang lalu.
Pengelompokan tipe skizofrenia itu dapat dilihat dari gejala yang paling
menonjol (dominan) disamping gejala umum yang mendasari skizofrenia itu
sendiri, misalnya pada skizofrenia hebefrenik gejala yang menonjol adalah
perilaku kekanak-kanakan, pada skizofrenia katatonik gejala yang menonjol
adalah kekakuan motorik (otot alat gerak), pada skizofrenia paranoid gejala yang
menonjol adalah waham dan pada skizofrenia residual yang menonjol adalah
gejala negatif.
Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung
berlanjut (kronis, menahun).Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan
waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun, Hal ini dimaksudkan untuk
menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse).Terapi yang dimaksud meliputi
terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia (psikofarmaka), psikoterapi, terapi
psikososial, dan terapi psikorelegius.

19

Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala kegilaan,


mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan
dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf
hidup yang terbaik.Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas
pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan.
Terapi yang direncanakan untuk pasien ini adalah psikotropika yaitu
Chlorpromazin,

Haloperidol, Trihexypenidyl,

Risperidone, dan Lodomer.

Chlorpromazin dengan dosis 3x100 mg digunakan sebagai antipsikosis dengan


efek sekunder berupa sedasi kuat, untuk mengatasi gelisah dan susah tidur. Efek
primer obat ini memerlukan waktu 2-3 minggu untuk bekerja optimal.Lodomer1
amp digunakan untuk menghilangkan gejala psikotik atipikal. Trihexypenidyl 3x2
mg digunakan untuk mengatasi adanya efek samping dari pemberian obat
antipsikosis yaitu sindrom parkinson seperti tremor, bradikinesia, dan rigiditas.
Risperidone merupakan antipsikosis atipikal yang digunakan untuk mengatasi
gejala negatif yang muncul pada pasien.
Hipotesis terjadinya sindrom psikosis diduga berkaitan dengan aktivitas
neurotransmitter dopamine yang meningkat (hiperaktivitas sistem dopaminergik
sentral). Sehingga, mekanisme kerja obat anti psikosis adalah memblokade
dopamin pada reseptor pasca sinaptik pada neuron di otak, khususnya di sistem
limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonistsi) sehingga
efektif untuk gejala positif. Sedangkan obat anti psikosis atipikal disamping
berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors juga terhadap Serotonin 5 HT2

20

Receptors (Serotonin-dopamine antagonist), sehingga efektif juga untuk gejala


negatif.
Salah satu efek samping dari obat antipsikosis adalah hepatotoksik,
sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia
darah terutama untuk memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT), selain dapat dilihat
dari pemeriksaan fisik, seperti tanda ikterik dan palpasi hepar.
Selain menggunakan psikofarmaka, terapi pada pasien ini dapat dilakukan
dengan cara psikoterapi berupa terapi keluarga dan masyarakat agar bisa
menerima keadaan penderita dengan tidak menimbulkan stressor-stressor baru,
melainkan dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk kesembuhan
penderita. Psikoterapi dan rehabilitasi merupakan penatalaksanaan gangguan jiwa
lanjutan yang sudah tenang bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental,
mempertahankan kontrol diri dan mengembalikan keseimbangan adaptatif. Disini,
peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam membantu kesembuhan
pasien.
Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe
lainnya, prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar
25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal. Sekitar 25% tidak akan pernah
pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada
diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan ketidakmampuan
berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat.

21

DAFTAR PUSTAKA

Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJIII. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001
Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press, 2009.
Kusumawardhani AAAA, Husain AB, Adikusuma A, et al. 2010. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta: FK UI.
Sinaga Banhard Rudyanto. 2AA7. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Kaplan, HI, Sadock BJ, Skizofrenia, In :Synopsis of Psychiatry : Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition,2007.

22

Anda mungkin juga menyukai