Oleh:
Silvia Manurung
I4A011083
Gren Haringka
I4A011069
Pembimbing
dr. H. Akhyar Nawi Husin, Sp. KJ, MM
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.L
Usia
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Bangsa
: Indonesia
A. KELUHAN UTAMA :
Teriak-teriak
KELUHAN TAMBAHAN:
Gelisah, lupa nama cucu
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis
Ny L, 65 tahun datang diantar oleh kedua anaknya ke poliklinik jiwa
RS. Ansari Saleh. Selama 4 bulan ini terutama pada malam hari pasien
berulang kali berteriak maling dengan ekspresi ketakutan. Kadang diikuti
pula dengan gerakan seperti memukuli seseorang. Hal itu tidak jelas
ditujukan kepada siapa, karena tidak ada orang lain di kamarnya. Walau
semalaman tidak tidur, namun pagi hari pasien tampak lebih tenang. Saat
tidur, os terlihat gelisah dan sering terbangun. Saat terbangun, os akan teriak
hal-hal yangan aneh. Setelah berteriak, os akan makan, kemudian baru bisa
tertidur lagi.
Satu bulan yang lalu pasien diajak menginap di rumah anak
bungsunya, Tn. Ardi, 30 tahun di Banjarbaru untuk menjenguk cucunya
yang baru lahir. Selama ini pasien tinggal di Gambut dengan anaknya yang
kedua, Nn. Ade, 28 tahun. Keluarga berpendapat, keadaan pasien mungkin
bisa lebih baik bila dekat dengan cucu-cucunya. Kenyataannya, pasien kesal
bila mendengar tangisan atau teriakan sang cucu yang justru dianggap
sangat mengganggu. Pagi hai badan terasa lemah, siang mengantuk dan
menjelang senja mulai gelisah. Lalu malam sering marah-marah bila
kunci
menyukai
rapi,
berubah
drastis.
Atas kejadian selama ini membuat keluarga bingung apa yang
sebenarnya terjadi. Sementara dimaklumi sebagai penyakit orang tua (sakit
tua) akibat usia dan peristiwa berat yang dialami. Sejak tiga tahun unu
pasien semakin sering lupa. Lupa/keliru nama anak-anaknya. Terkadang Nn.
Ade dikira adik perumpuannya, kedua anak laki-lakinya (Tn Ahmat dan Tn.
Ardi) sebagai kakaknya atau mengira Tn. Ardi adalah suaminya. Kadang
bicara sendiri sambil menyebut nama Tn. Ian. Pasien pernah ke luar
sendirian dan tidak tahu alamat rumah sehingga diantar pulang oleh petugas
keamanan. Pasien sering marah-marah tanpa sebab yang jelas, dan tiba-tiba
menangis. Keluarga kuatir akan keadaan pasien.
Dalam 1 bulan terakhir keadaannya makan memburuk, aktivitas dan
perawatan diri menurun. Walau pasien masih dapat melakukan sendiri,
1.
2.
RIWAYAT
KEHIDUPAN
PRIBADI
2. Riwayat Antenatal dan Prenatal
Data sulit didapatkan
3. Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
Menurut anak os, os pernah bercerita jika neneknya selalu
memberikan ASI kepada OS tapi kurang tau sampai umur berapa.
Data yang lain sulit didapatkan
4. Early Childhood (1,5 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt
Data sulit didapatkan
5. Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. Guilt
Riwayat Pendidikan
Os sekolah di SD Kenanga kemudian lulus sesuai waktu dan
meneruskan ke SMP 3 Banjarmasin. Os melanjutkan ke SMAN 3
Banjarmasin setelah lulus dari SMP.
9.
Riwayat Pekerjaan
Os langsung bekerja seusai selesai sarjana. Os pernah bekerja sebagai
honorer, dan menjaga toko baju. Anak os tidak menjelaskan kenapa
sering berganti-ganti pekerjaan.
C. RIWAYAT KELUARGA
Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal
Di keluarga os, tidak ada yang menderita penyakit gangguan jiwa.
D. RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Os tinggal dengan anak ke 4 dan ke 5. Os sekarang tidak bekerja.
Kehidupan sehari-hari os dibiayai oleh anak os.
1.
III.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1.
Penampilan
Os tampak terawat dan rapi. Os mengenakan jilbab hijau dan daster biru
muda. Os memakai alas kaki sendal jepit.
2. Kesadaran
Compos mentis
3.
4. Pembicaraan
Tidak kohoren
5. Sikap terhadap pemeriksa
Tidak kooperatif
6. Kontak psikis
Kontak ada, wajar, tidak lancer, irelevan.
1.
Keadaan
Afektif,
Perasaan,
Afek
: Hiperthyme
8.
Ekspresi Afektif
Keserasian
10. Empati
: Appropriate
: Sulit dinilai.
1.
Fungsi Kognitif
Os memiliki daya ingat segera, jangka pendek, dan jangka panjang
yang buruk. Orientasi os terhadap waktu, tempat, objek, dan situasi juga
Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik/visual/olfaktorik/gustatorik/taktil
Ilusi
: (-)
Depersonalisasi / derealisasi
: -/-
B. Proses Pikir
1.
Bentuk Pikir
: tidak realistik
2.
3.
Isi Pikir
: waham (-)
C. Pengendalian Impuls
Sulit terkendali
D. Daya Nilai
1.
: sulit dievaluasi
2.
: sulit dievaluasi
3.
Penilaian realitas
: terganggu
E. Tilikan
Tilikan 1 : Os tidak sadar dirinya sakit
: (-/-/-/-/-)
IV.
1.
Keadaan Umum
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 82 X/menit
Respirasi
: 22 X/menit
Suhu
: 36,4 oC
Bentuk badan
Kulit
: Ideal
: Sawo matang, tidak sianosis, turgor cepat kembali,
kelembaban cukup, tidak anemis.
edem pada
: normocephal
Mata
Hidung
: Bentuk
sekret
Mulut
Leher
Thoraks
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: S1 S2 tunggal
Abdomen
Inspeksi
: Simetris, cembung
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ektremitas
2.
Status Neurologis
Nervus I-XII
:
: tidak ada kelainan
10
V.
: tidak ada
: tidak ada
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ada
Alloanamnesis:
Os pernah tabrakan 1 tahun yang lalu, tetapi hasil CT Scan tidak ada
kelainan
Autoanamnesis
Resume Pemeriksaan Psikiatri :
Deskripsi umum
11
Aksis II
VII.
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
: dubia ad malam
Perjalanan penyakit
: dubia ad malam
Ciri kepribadian
: dubia ad malam
Riwayat herediter
: ad malam
: dubia ad malam
Pola keluarga
: dubia ad bonam
Pendidikan
: dubia ad bonam
Aktivitas pekerjaan
: dubia ad malam
Ekonomi
: dubia ad bonam
Lingkungan sosial
: dubia ad bonam
Organobiologi
: dubia ad bonam
Pengobatan psikiatri
: dubia ad malam
Kesimpulan
: dubia ad malam
12
Non Farmakologik
Terapi pada pasien:
Rehabilitasi kognitif
Kesehatan tidur/nutrisi
Intervensi lingkungan
Keluarga
Informasi dan edukasi mengenai penyakit dan prognosis ke depannya.
2.
IX.
Farmakologis
Hexymer 2 mg : - - 1
negara maju, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini disebabkan
oleh meningkatnya penyakit degenerative serta usia harapan hidup di hampir
13
Genetik: autosomal dominan, early onset kromosom 21q & late onset
kromosom19, sporadic pada kromosom 6
infeksi virus: terdapat antibodi reaktif & neurofibrillary tangles (NFT) (x:
penyakit Creutzfeldt-Jacob & Kuru) plak amiloid SSP gagangguan fungsi
luhur
lingkungan:
14
polusi udara/industry
intoksikasi logam
PATOGENESIS
Pasien umumnya mengalami atrofi kortikal dan berkurangnya
neuron
Kerusakan
saraf
kolinergik terjadi terutama pada daerah limbik otak (terlibat dalam emosi)
dan
kortek
(Memori
dan
pusat
pikiran).
Terjadi
penurunan
jumlah
keduanya
dihipotesiskan
menjadi
hipoaktif
pada
penyakit
15
16
Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana
cara membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan.
Perubahan tingkah laku. Mood dapat berubah ubah tanpa ada alasan yang
jelas
CT/MRI : normal
PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
Memory : recent and remote recall more severely impaired
Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions
Language : fluent aphasia
Calculation : acalculation
Personality : indifference, irritability
Psychiatry feature : delution in some
Motor system : restlessness, pacing
EEG : slow background rhythm
CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion
Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
Intelectual function : severely deteriorated
Motor system : limb rigidity and flexion poeture
Sphincter control : urinary and fecal
EEG : diffusely slow
CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis Demensia Alzheimer menurut PPDGJ III:
18
(misalnya
atau
sistemik
lain
yang
dapat
menimbulkan
19
1. Gangguan daya ingat : pasien semakin sering lupa.Lupa sudah makan obat
atau belum,lupa mematikan kompor,lupa nama anak-anaknya.
2. Adanya gangguan kogntif,berupa:
a. Afasia (gangguan bahasa) : sering menggulang-ulang pertanyaan
atau ucapannya
b. Agnosia
(kegagalan
untuk
mengenali/mengidentifikasikan
benda
TATALAKSANA
1. Inhibitor kolinesterase
Beberapa
tahun
terakhir
ini,
banyak
peneliti
menggunakan
20
asetilkolin dapat
digunakan anti
kolinesterase seperti:
2.
3.
Terapi Simptomatik
Antidepresan (SSRI,TCA)
21
DAFTAR PUSTAKA
alih bahasa:
Diagnosis
dan
Nike
Tata
Linda
C.
And
Juergen
H.
Bludau.2011.Alzheimers
disease.California:Greenwood Publishing Group.
23