BAB I
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah
a.Bagaimana proses terjadinya reaksi pada Styrofoam.
b.Bagaimanakah pengaruh penggunaan styrofoam terhadap kesehatan.
c.bagaimanakah cara pengendalian penggunaan Styrofoam.
C.Tujuan Pembahasan
metode
BAB II
PENGERTIAN STYROFOAM DAN PROSES REAKSINYA
A.
Pengertian Styrofoam
Saat ini bahan yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan sebagai bahan pengemas
makanan dan minuman adalah styrofoam atau plastik busa yang merupakan salah satu jenis
plastik dari sekian banyak bahan lainnya. Styrofoamlazim digunakan sebagai bahan pelindung
dan penahan getaran barang-barang yangfragile, seperti elektronik.
Bahan dasar styrofoam adalah polistiren, polistiren dibuat dari stirena ( C 6H5-CH=CH2), suatu
jenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan murah. Namun, bahan tersebut
cepat rapuh, karena kelemahannya tersebut, polistiren dicampur seng dan senyawa butadien.
Hal ini menyebabkan polistiren kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih
susu. Kemudian untuk kelenturannya, ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat (DOP),
butil hidroksi toluena atau n-butyl stearat Plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur
sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan dengan menggunakan gas chlorofluorocarbon
(CFC). Hasilnya adalah bentuk seperti yang kita pergunakan saat ini.
Polistirena pertama kali diperkenalkan oleh Ostromislensky dari Naugatuck Chemical
Company pada tahun 1925. Pada saat yang hampir bersamaan I.C. Farbenindustrie juga
mengembangkan polistirena yang berhasil dikomersialkan di Eropa. Pengembangan produk
dan proses polistirena juga dikembangkan oleh Dow Chemical Company dan pertama kali
dikomersialkan di Amerika Serikat pada tahun 1944.
Produk polistirena yang pertama kali diproduksi untuk dikomersialkan adalah homopolimer
stirena yang juga dikenal sebagai polistirena kristal. Polistirena kristal ini juga dikenal
sebagai General Purpose Polystyrene (GPP), yang lebih tahan panas daripada produk
polimer thermoplastik lainnya. Perkembangan lebih lanjut dari polistirena ini
adalah Expanable Polystyrene (EP). Produk polistirena lain yang tak kalah pentingnya adalah
polistirena dengan modifikasi karet atau High Impact Polystyrene (HIP). Produk HIP ini
bersifat tidak tembus cahaya, lebih keras dan lebih mudah dalam pembuatannya
dibandingkan dengan produk polimer thermoplastic lainnya.
B.
polystyrene dipanaskan dan udara ditiupkan maka melalui pencampuran tersebut akan
terbentuk styrofoam. Styrofoam memiliki sifat sangat ringan, moldable dan merupakan
insulator yang baik.
Seluruh plastik terbuat dari karbon. Plastik buatan menggunakan karbon dari turunan minyak
bumi, namun biopolimer atau bioplastik menggunakan karbon sebagai hasil turunan dari
matrial alami. Karbon sangat penting karena memiliki keunikan yaitu dapat bergabung antar
sesamanya dengan berbagai cara. Karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap
dan ikatan triple dengan dirinya sendiri (sharing elektron antara dua atom). Atom-atom
karbon dalam senyawa memiliki empat ikatan yang mengitarinya. Atom karbon dapat
bergabung membentuk rantai linier, rantai bercabang atau rantai melingkar. atom karbon
selalu bergabung dengan atom hidrogen dan atom oksigen, tapi juga dapat membentuk ikatan
dengan atom atom lainnya seperti Nitrogen, pospor dan klorine.[3]
Senyawa karbon bisa kecil seperti molekul sederhana methane atau besar berupa molekul
kompleks seperti protein dan plastik atom atom karbon dalam monomer-monomer yang
mengandung karbon membuat ikatan-ikatan dengan atom karbon lainnya dalam monomermonomer lainnya dengan berbagai cara untuk membentuk plastik.
Tipe monomer dan cara monomer itu tersusun akan menghasilkan sifat kimia yang berbeda
untuk berbagai plastik. berikut merupakan reaksi pembentukanStyrofoam[4].
itu, bahan tersebut mampu mempertahankan panas dingin tetapi nyaman dipegang,
mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman,
serta ringan.
Pada Juli 2001, Divisi Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa
residu Styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkanendocrine
disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada
system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimiakarsinogen dalam makanan.
Saat ini masih banyak restoran siap saji yang masih menggunakan styrofoam sebagai wadah
bagi makanan minumannya. Sebisa mungkin harus dihindari penggunaan styrofoam untuk
makanan atau minuman panas, karena sama halnya dengan plastik, suhu yang tinggi
menyebabkan perpindahan komponen kimia dari styrofoam ke dalam makanan.[5]
adapun bahaya Styrofoam bagi manusia yaitu :
1.
Menyebabkan gangguan pada system saraf pusat (dengan gejala sakit kepala, letih,
depresi).
2.
Disfungsi system saraf pusat ( pengurangan daya ingat, berkurangnya fungsi intelektual,
kecepatan visiomotor).
3.
4.
5.
Insomnia[6]
6.
Pada styrofoam ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat
benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak
bisa dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin
lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit
kanker. benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana
termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang
belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.
7.
8.
Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada Styrofoam ke dalam makanan, antara
lain:
1.
Suhu yang tinggi: Semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan
kimia styrofoam ke dalam makanan.
2.
Kadar lemak tinggi: Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke
makanan dengan lebih cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman
makin tinggi.
3.
Kadar alkohol dan asam yang tinggi : Bahan alkohol dan asam mempercepat laju
perpindahan.
4.
makanan Lama kontak:Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam
semakin besar kemungkinan jumlah zat kimia yang bermigrasi ke dalam.
sudah diproduksi dalam jumlah banyak itu dibiarkan menumpuk dan mencemari lingkungan
dan merusakkeseimbangan kehidupan biota laut.
Sementara itu Cloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai bahan peniup pada pembuatan styrofoam
merupakan gas yang tidak beracun dan mudah terbakar serta sangat stabil. Begitu stabilnya,
gas ini baru bisa terurai sekitar 65-130 tahun. Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang
karena tidak bereaksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini akan melayang
di udara mencapai lapisan ozon di atmosfer dan akan terjadi reaksi serta akan menjebol
lapisan pelindung bumi serta menimbulkan efek rumah kaca.
CFC adalah salah satu Gas Rumah Kaca, yang bila berada di atmosfer menyerap sinar
inframerah yang dipantulkan oleh bumi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan
meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca bergantung
pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan kemampuan
penyerapan energi. Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula
pengaruhnya terhadap kenaikan suhu. Kemampuan Gas-gas Rumah Kaca dalam penyerapan
panas (sinar inframerah) seiring dengan lamanya waktu tinggal di atmosfer dikenal sebagai
GWP.
Greenhouse Warming Potential. GWP adalah suatu nilai relatif dimana karbon dioksida
diberi nilai 1 sebagai standar. Zat-zat chlorofluorocarbon, mempunyai nilai GWP lebih tinggi
dari 10.000. Itu berarti bahwa satu molekul zat chlorofluorocarbon mempunyai efek rumah
kaca lebih tinggi dari 10.000 molekul karbon dioksida. Dengan kata lain, makin tinggi nilai
GWP suatu zat tertentu, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu. Kalau tidak
ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi dan menyebabkan
kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di lautan mati, terjadi mutasi
genetic, menyebabkan kanker kulit atau kanker retina mata. Menurut pengamatan melalui
pesawat luar angkasa, lubang ozon di atas Kutub Selatan semakin lebar. Saat ini, lubang ozon
sudah meluas sampai tiga kali benua Eropa. Jika lubang ozon melebar, sinar ultraviolet yang
memasuki bumi semakin tinggi intensitasnya. Ekosistem laut dan pertanian terganggu
dan insiden penyakit kanker kulit meningkat. Karena itu penggunaan gas CFC harus dibatasi
atau bahkan dihentikan.
a.
Dampak positif
Bahan styrofoam yang kita kenal kebanyakan digunakan untuk hal sehari-hari seperti
untuk kotak pendingin, packaging dan gelas kopi sekali pakai tetapi ternyata styrofoam bisa
bisa digunakan juga untuk membangun rumah. Japan Dome House Co. Ltd. adalah
perusahaan yang membuat rumah dengan bahan dasarStyrofoam ini.
Dengan penggunaan bahan ini maka banyak keuntungan yang didapat selain lebih cepat,
ringan dan murah (setidaknya untuk ukuran orang Jepang)Keuntungan lainnya adalah dapat
mengurangi panas yang masuk sehingga dapat meminimalkan penggunaan AC, sirkulasi
udara yang lebih baik, anti gempa dan tidak akan berkarat maupun lapuk dimakan usia
dibandingkan dengan menggunakan besi dan kayu. Rumah yang dibuat berbentuk sebuah
kubah (dome) yang dapat dimodifikasi serta diaplikasikan ke segala macam kebutuhan, mulai
dari rumah tinggal, bar, karaoke bahkan sampai spa. Untuk membangun satu buah rumah
tinggal standar dengan ukuran 7,7 m (lebar) x 3,85 m (tinggi) atau luas sekitar 44 m2, hanya
dibutuhkan waktu sekitar 7 hari dengan memakai 3-4 orang tetapi harga untuk satu buah
rumah ini US$ 30.000 (sekitar Rp. 300 juta). Saat ini bahkan sudah didirikan sebuah
perkampungan rumah kubah ini di Kyushu (Aso Farm Land Resort) yang mempunyai 480
rumah kubah.
D.Pengendalian Penggunaan Styrofoam
Beberapa cara yang telah diusahakan untuk mengurangi dampak buruk daristyrofoam antara
lain :
a.
Dengan semakin jelasnya dampak buruk yang ditimbulkan styrofoam. maka pencarian
alternatif bahan pengemas lain harus menjadi fokus penelitian yang baru.
b.
Upaya ini telah dilakukan oleh beberapa industri makanan seperti McDonalds pada tahun
1987 yang menyatakan diri berhenti menggunakan wadah makanan yang terbuat dari
Styrofoam. Salah satu divisi di McSonalds yaitu The Environmental Defense Waste
Reduction Task Force Enforced McDonald juga sedang berusaha mengganti kemasan
makanan dengan kemasan yang dapat di daur ulang seperti yang berasal dari kentang,
limestone, 100% serat daur ulang, bidegradable polymer, dan coating lilin plus air.
Selain itu, di Indonesia, PT Pembangunan Jaya Ancol telah mendeklarasikan area wisata di
pesisir utara Jakarta ini sebagai kawasan bebasstyrofoam. Sebagai realisasi kawasan rekreasi
yang peduli terhadap kesehatan keluarga dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sebagai
kawasan destinasi wisata kuliner, Ancol akan memberikan waktu kurang lebih 6 bulan bagi
seluruh restaurant dan kedai makanan di kawasan Ancol untuk mengganti styrofoamsebagai
kemasan makanan mereka menjadi kemasan makanan berbentuk kertas.
c.
PLA dan khitosan ini juga memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan masing-masing.
Oleh karena itu, penggabungan antara khitosan dan PLA diharapkan dapat saling melengkapi.
Menghasilkan kemasan yang dapat terurai dengan sifat menyerupai plastic. Proses
penggabungannya pun cukup mudah. Mencampurkan larutan PLA dalan khitosan secara
perlahan agar tercampur merata.
Kemasan yang dihasilkan akan meiliki penampilan transparan dan warna kekuningan.
Setelah terbentuk, kemasan ini dapat digunakan sebagai bahan pembungkus sayuran,
kemasan sekunder pembungkus biscuit maupun roti. Masih perlu banyak penelitian lebih
lanjut dalam pengambangan kemasan ramah lingkungan. Terutama, masalah optimalisasi
dalam pembuatan PLA, termasuk ketertarikan pihak industri (Tim Rostrum.2008).
yang pasti mereka yakin cara ini tetaplah ramah lingkungan. Caranya dengan memasukan
kulit jeruk bersamaan dengan styrofoam ke dalam blender dan melalui proses distilisasi dan
kemudian diaduk sampai dengan semuanya bercampur dengan baik. Dengan begitu campuran
ini dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Atau cara lain yang mereka temukan dengan
menggunakan kulit buah jeruk juga. Mereka melakukannya dengan tekhnik sulfonasi. Yaitu
dengan memotong styrofoam hingga kecil-kecil dan campurkan dengan chloroform dan asam
sulfat dengan suhu 45oC selama 2 jam. Hasil dari campuran tersebut adalah sodium
polystyrene sulfonate (PSSNa). Setelah melalui proses pemisahan dan netralisasi, cairan
tersebut akan berubah menjadi bubuk polimer. Bubuk polimer ini kemudian bisa digunakan
sebagai pemurni air dan sangat berguna dalam industri semen.
2. Mengembangkan bakteri Pseudomonas putida
Para ahli biologi di University of College Dublin, Irlandia, menemukan turunan
bakteriPseudomonas putida, yang biasa ditemukan di dalam tanah, memakan minyak
styrenemurni dan mengubahnya menjadi plastik yang ramah lingkungan. Minyak yang
merupakan hasil pemanasan styrofoam pada suhu tinggi itu mencemari tanah karenasulit
terdegradasi di alam.
Kevin OConnor dan koleganya mengubah polystyrene menjadi minyak melalui pyrolysis,
yaitu memanaskan plastik turunan minyak bumi dengan suhu 520 derajat Celcius tanpa
melibatkan oksigen. Pemanasan tersebut menghasilkan cairan yang terdiri atas minyak
styrene sebesar lebih dari 80 persen dan sisanya berupa cairan racun lainnya. Para peneliti
kemudian memberikan cairan ini kepada salah satu turunan bakteri,Pseudomonas putida CA3. Pada awalnya, mereka berharap bakteri akan memurnikanstyrene dari larutan. Namun,
bakteri justru sangat menikmati menu makan barunya ini dan mengubah 64 gram styrene
campuran untuk menghasilkan sekitar 3 gram bakteri baru.
Dalam proses ini, bakteri menyimpan 1,6 gram energi minyak styrene dalam bentuk plastik
biodegradable (dapat terurai di alam) yang disebutpolyhydr oxyalkanoate atauPHA. Selain
musnah jika dibakar, plastik jensi ini juga mudah terurai di alam. Namun, proses biologi yang
dilakukan bakteri menghasilkan produk sampingan yang masih beracun, yaitu toluene.
Meskipun demikain, temuan ini membawa harapan baru karena menunjukkan bahwa
styrofoam dan molekul polystyrene yang menyusunnya dapat diubah menjadi ramah
lingkungan.
dalam
hal
pengurangan
dampak
Untuk peralatan makan selalu menggunakan peralatan yang terbuat dari logam dan
bisa digunakan berkali-kali daripada menggunakan peralatan makan dari styrofoam
Lebih memilih menggunakan wadah yang terbuat dari gelas dengan tutup dari kaleng
atau logam. Daripada menggunakan wadah yang terbuat dari Styrofoam. Begitu pula ketika
membeli makanan.
BAB
PENUTUP
III
A. Kesimpulan
Dari uraian mengenai kandungan Styrofoam di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara
lain:
1.
Pada proses pembuatannya styrofoam menggunakan gas CFC (Cloro Fluoro Carbon)
yang merupakan gas rumah kaca, sifatnya yang stabil membuat gas ini dapat bertahan lama di
udara dan merusak lapisan ozon, sehingga semakin meningkatkan peristiwa global warming.
2.
Styrofoam mempunyai pengaruh bagi kehidupan yang merupakan musuh besar bagi
lingkungan karena tidak dapat diuraikan secara alami dan masih sulit menemukan fasilitas
untuk
mendaur
ulangnya.
Dan
juga
telah
diketahui
bahwa
proses
produksi Styrofoam merupakan penghasil limbah terbesar ke-5 di dunia.
3.
Beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi bahaya styrofoam baik bagi kesehatan
maupun lingkungan, diantaranya dengan membuat kemasan baru yang dapat diuraikan oleh
lingkungan, mengembangkan teknologi yang dapat menguraikan styrofoam, memanfaatkan
kembali limbah styrofoam yang ada di lingkungan dan sebaiknya mengurangi
penggunaan styrofoam sebagai wadah atau kemasan makanan.
B.Saran
Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :
1.
Sebaiknya pemerintah memperhatikan masalah penggunaan keamsa styrofoampada
makana dengan mengeluarkan undang-undang dan penyuluhan yang lebih khusus dalam
perlindungan makanan dan lingkungan
2.
Sebaiknya pemerintah melarang produksi styrofoam, terutama dalam bentuk kemasan
makanan
3.
Agar pengusaha makanan menghentikan penggunaan kemasan styrofoam pada makanan
dan menggantinya dengan kemasan yang dapat didaur ulang
4.
Sebaiknya konsumen lebih peduli terhadapa kesehatan dan lingkungan sebelum
memutuskan untuk menggunakan styrofoam.
5.
Sebaiknya konsumen menggunakan kemasan makanan yang aman dan dibawa sendiri
dari rumah.
[1] Visi BPOM menjadi institusi pengawas obat dan Makanan yang inovatif, kredibel dan
diakui secara Internasional untuk melindungi masyarakat.
[2] http//repository.usu.ac.id/bistream
[3] Disampaikan pada pelatihan Quality Control alat-alat IPA oleh Drs. Parlin Sinaga M si
dankerjasama antara jurusan pendidikan fisika denga PT Sugitek Indo Tama.
4
A. Brent Strong, Plastics Materials and Processing, USA, 2000, hal. 217.
Penyakit susah untuk tidur yang disebabkan oleh obat tertentu, stress, depresi, dll.
[7] EPA adalah lembaga dari pemerintahan federal Amerika Serikat dibebankan dengan
melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, dengan menulis dan menegakkan peraturan
berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh kongres.
5 Charles A. H, Handbook of Plastics, Elastomers and Composites, USA, hal. 730.