189 Alwaie
189 Alwaie
dibutuhkan
dibutuhkan
umat
keberadaannya
sepanjang
oleh
umat
masa.
Khilafah
benar-benar
Islam,
bahkan
oleh
dunia.
2.
3.
4.
Akidah dan pemahaman umat Islam insya Allah akan dapat terus
terjaga dengan penerapan Islam dalam kehidupan sehari-hari oleh
Negara Khilafah hingga akan tampak keagungan dan kemuliaan
Islam di mata umat.
Jika semua upaya telah dilakukan oleh Negara Khilafah, tetapi masih ada
juga yang mencoba murtad dari Islam, maka hukumannya tidak mainmain. Jika ada orang Islam yang mencoba murtad, mengaku sebagai nabi,
atau menistakan Islam dan syariahnya, maka hukumannya adalah
hukuman mati. Nabi saw. bersabda, Siapa saja yang murtad dari
agamanya, bunuhlah! (HR at-Tirmidzi).
Kedua: Khilafah Menjamin Kebutuhan Rakyat. Terkait hal ini politik
ekonomi Negara Khilafah adalah menjamin pemenuhan kebutuhan pokok
tiap individu rakyat (sandang, pangan, dan papan). Adapun kebutuhan
pokok masyarakat dalam bentuk pendidikan, kesehatan dan keamanan
dipenuhi oleh Khilafah dengan memberikan fasilitas pendidikan dan
kesehatan secara cuma-cuma atau semurah mungkin. Khilafah juga akan
menciptakan stabilitas dalam negeri demi terciptanya rasa aman warga
negara. Ini berlaku bagi seluruh rakyat, baik Muslim maupun non-Muslim;
baik kaya maupun miskin; mereka mendapat kesempatan dan perlakuan
yang sama.
Dalam hal pengelolaan kepemilikan umum, Khilafah juga akan menjaga
dan mengelola harta milik umum. Dalam hal menjaga harta milik umum
itu: (1) Khilafah akan menetapkan harta tertentu sebagai milik umum; (2)
Harta milik umum itu tidak boleh dikuasakan, diserahkan atau diberikan
kepada swasta; (3) Khilafah harus mengelola harta milik umum langsung
mewakili rakyat dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam bentuk berbagai pelayanan.
Ketiga: Khilafah akan memberantas kriminalitas. Salah satu hal yang
penting dalam kehidupan bermasyarakat adalah keamanan. Dalam Islam,
sebagaimana yang disebut Imam al Mawardi, yang dimaksud dengan
kriminalitas (jarmah), adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
syariah, yang pelakunya diancam oleh Allah SWT dengan hukuman hadd
atau tazr. Tindak kriminal tersebut di antaranya pergaulan bebas,
pencurian, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, pembunuhan,
LGBT, pemerkosaan, dll.
Pemberantasan tindak kriminal oleh Khilafah secara umum mencakup dua
hal: (1) Pencegahan tindak kriminal dengan penerapan syariah Islam di
tengah kehidupan; (2) Penjatuhan sanksi hukum (uqbat) bagi pelaku
tindak kriminal. Dengan demikian paradigma pemberantasan kriminal
Opini
Umat Islam masih menjadi umat yang lemah, tidak berwibawa dan tidak
diperhitungkan oleh musuh-musuhnya. Kaum Yahudi terus-menerus
mengusir dan membantai saudara-saudara kita di Palestina. Saudarasaudara kita di Rohingya masih terus-menerus dihinakan oleh kaum
Budha radikal. Para pejuang Islam di Uzbekistan terus-menerus menjadi
korban kebiadaban rezim anti Islam. Di Angola lebih dari 100 masjid
ditutup dan dihancurkan. Di sana agama Islam resmi menjadi agama
terlarang karena dipandang bertentangan dengan adat setempat.
Di Suriah dan Irak, kaum Muslim tidak aman. Darah, harta dan
kehormatan mereka begitu murah. Sesama Muslim saling bunuh demi
kepentingan penjajah. Bertahun-tahun mereka hidup dihantui ketakutan
yang luar biasa. Ratusan ribu penduduknyatua-muda, pria-wanita
berbondong-bondong meninggalkan negerinya, entah ke mana. Di Eropa
mereka terdampar tanpa arah dan terlunta.
Adapun di negeri-negeri Arab yang kaya-raya, penguasanya menutup
mata. Para penguasa itu pun sebenarnya mendengar jeritan histeris
anak-anak, rintihan orang-orang yang terluka dan orang-orang tua, serta
seruan orang-orang yang meminta pertolongan. Meski begitu, para
penguasa itu tetap saja tuli, bisu, buta, dan tidak mau berpikir.
Di negeri kita yang mayoritas penduduknya Muslim ini, umat Islam juga
terus-menerus dilecehkan dan didipinggirkan. Contohnya pemberangusan
dan ancaman kepada umat Islam di Tolikara.
Selain itu di nergeri ini kebijakan neoliberal mengakibatkan rakyat
semakin sengsara. Pemerintah meliberalisasi perdagangan dan industri
di sektor sumberdaya alam, energi, kesehatan dan pendidikan serta
pertanian.
Korporasi-korporasi
dalam
negeri
maupun
asing
masih
mengatur bursa penguasa, siapa yang naik, siapa yang turun, siapa yang
Chinas
Foreign
Aid
and
Government-Sponsored
berjuang mengganti sistem kapitalis ini. Jika itu pilihannya, kehinaan dan
nestapa akan terus membelenggu leher kita akibat ulah para penguasa
zalim. Kita akan terus ditimpa kehinaan di dunia selain kesedihan dan
azab di akhirat yang jauh lebih pedih dan dahsyat (Lihat: QS az-Zumar
[39]: 26; al-Qalam [68]: 33). Kedua: Bergerak secara aktif untuk
mengganti sistem dan rejim kapitalis, lalu mengangkat seorang khalifah
yang akan menjadi pelindung dan perisai umat. Dengan begitu, kita bisa
mengakhiri era suram Kapitalisme ini dan mengembalikan neger-negeri
Muslim yang terserak, kembali secara utuh ke pangkuan Khilafah.
Dengan itu, kita pun bisa meraih kemuliaan di dunia dan di akhirat.
Oleh karena itu harus ada usaha sungguh-sungguh dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran serta kerjasama dari seluruh komponen umat
Islam di negeri ini untuk menghentikan sekularisme, liberalisme dan
neoimperialisme; lalu berupaya untuk menegakkan syariah dan Khilafah.
Hanya dengan sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh seorang
khalifah, Indonesia dan juga dunia, benar-benar bisa menjadi baik.
Syariahlahyang ditegakkan oleh Khalifah dalam sistem Khilafahyang
menjadi jalan satu-satunya untuk memberikan kebaikan dan kerahmatan
Islam
bagi
seluruh
alam
semesta
sehingga
berbagai
kerusakan,
masyarakat
telah
mengantarkan
Islam
pada
masa
total
pada
setiap
aspek
kehidupan.
Allah
SWT
mengutus
maka
sebenarnya
ada
persoalan
suprastruktur,
yakni
kepemimpinan.
Saya menyampaikan kepada beliau saat bertemu pada pertengahan April
lalu, Ya, kepemimpinan. Kita perlu benteng yang menjaga segala hal,
mulai dari akidah umat hingga kehidupan ekonominya.
Segera saya tambahkan, Kata Nabi, al-Imamu junnatun, imam/khalifah
adalah benteng.
Bukan sembarang kepemimpinan, tetapi kepemimpinan Islam. Benar
kata Pak Fuad Amsyari, Dalam kekuasaan rezim sekular umat Islam
jangan berharap Islam dan umat Islam dilindungi, dibela, dan dibesarkan
oleh rezim yang sedang berkuasa melalui kebijakan-kebijakannya.
Politisi senior ini menambahkan, Yang terjadi malah pelemahan Islam
dan umatnya. Untuk mengatasi lajunya proses pelemahan tersebut hanya
ada satu jalan, yaitu memenangkan Islam Politik.
Mendengar hal ini saya teringat apa yang disampaikan oleh Hujjatul
Islam, Imam al-Ghazali. Dalam kitabnya Al-Iqtishd f al-Itiqd, beliau
menegaskan, Agama dan kekuasaan (ibarat) saudara kembar. Agama
adalah pondasi dan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu yang tanpa
pondasi niscaya runtuh dan sesuatu tanpa penjaga niscaya lenyap.
Memang, kepemimpinan merupakan suatu hal yang urgen. Muktamar
Tokoh Umat yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, di
Jakarta, pada 23 April 2016, adalah salah satu wujud kepedulian
terhadap kepemimpinan. Tajuk Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islam
Rahmatan lil Alamin menggambarkan setidak-nya tiga hal. Pertama:
Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. merupakan rahmat bagi umat
manusia. Kedua: Islam sebagai rahmatan lil alamin itu merupakan buah
penerapan syariah Islam secara kffah. Ketiga: Syariah Islam secara
kffah hanya dapat diwujudkan di bawah naungan Khilafah Rasyidah ala
minhajin-nubuwwah.
Salah seorang peserta bertanya, bagaimana dengan sebagian orang yang
mencap orang yang menegakkan syariah itu dengan radikal. Saya
sampaikan, memang sikap perlu diperjelas. Sikap yang diperlukan
sekarang tampaknya bukan meminta, tetapi berjuang untuk menuntut.
Saya teringat pada pidato Bung Karno saat rapat umum Radicale
Concentratie di Bandung pada tahun 1922, Marilah kita sekarang
mendjalan-kan politik percaja diri sendiri dengan tidak mengemisngemis. Sebaliknja, hajo...kita berteriak,... Toean Imperialis, inilah jang
kami TOENTOET...!!!
Ternyata, dulu mereka berjuang melawan penjajahan dengan sikap
radikal.
Bila
melenyapkan
radikal
itu
kezaliman,
adalah
semangat
menghilangkan
melawan
penjajahan,
kesewenang-
wenangan,
menurut saya itu adalah hal yang baik. Diperlukan. Bila sikap radikal itu
untuk memberikan solusi bagi krisis multidimensi yang kita alami, itu
adalah radikal yang positif. Tanpa sikap radikal seperti itu tidak mungkin
para ulama dan umat Islam dulu dapat mengenyahkan penjajahan.
Semangat para tokoh yang hadir sangat tampak, tidak terpengaruh isu
radikalisme di luaran sana. Sekadar menyebut, politisi Islam Bahtiar
pan-jenengan.
Afwan,
tadi
tidak
dapat
menyambut
dan
akibatnya serius dan fatal. HTI juga menyeru kembali pada Khilafah agar
rahmatan lilalamin tercapai, pungkasnya.
Syariah itu merupakan istilah Islam. Syariah itu berarti berpegang pada
al-Quran dan Sunnah. Itu wajib. Jadi, menerapkan syariah itu merupakan
kewajiban, kata Prof. Musybi, pengurus Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII) tersebut.
Terkait dengan acara muktamar, dengan wajah sedikit berkaca-kaca
beliau menyam-paikan kepada saya, Acara ini sudah dengan sangat
terbuka menjelaskan Islam rahmatan lil alamin. Tidak ada yang ditutuptutupi tentang cara Khilafah menerapkan syariah untuk mewujudkan
Islam sebagai rahmatan lil alamin. Semuanya sudah jelas, ujar aktivis
sepuh yang juga Ketua Umum International Muslim Brotherhood ini.
Ketua Dewan Pembina Sarikat Islam, Djauhari Syamsuddin menimpali,
Tapi, ini belum sampai ke tengah umat.
Prof. Musybi segera merespon, Nah, itulah tugas kita bersama.
Ternyata bukan hanya peserta muktamar yang antusias. Di luar pun
demikian. Dai muda yang tengah naik daun, Koko Liem mengirim WA,
Tadi Koko lihat di group, subhanalLh muktamarnya sukses karena rame
sekali yang hadir. Sayang sekali Koko ga bisa hadir karena pagi di Bogor
dan siang di Mauk, ada acara tabligh akbar bareng H. Rano Karno.
PR
kita
semua
adalah
bagaimana
mewujud-kan
semangat
dan
dengan
dakwah
dan
jihad
fi
sabilillah.
Peristiwa
itu
juga
kaum
Muslim
praktis
tidak
lagi
memiliki
pengaruh
di
dunia
1.
Faktor Internal.
Islamiyah
tetap
tegak
dan
berdiri
kokoh
manakala
Keruntuhannya pun
tipudaya
dengan
menabur
benih
kehancuran
dengan
Utsmani.
Begitulah
kaum
Muslim
dikerat
dengan
pisau
muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia
menyebutkan al-Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata
al-Quran itu adalah konstitusi. Dia juga mengatakan itu semuanya pada
pembukaan
Majelis
Agung
Nasional
di
Ankara
sewaktu
Perang
selama
Perang
Kemerdekaan.
Setelah
Turki
memperoleh
2.
Faktor Eksternal.
pertama
yang
dilakukan
oleh
orang-orang
kafir
untuk
patriotisme,
dan
lain
sebagainya.
Untuk
itu,
mereka
memecah-belah persatuan umat Islam serta untuk menumbuhkan benihbenih disintengrasi dalam Daulah Khilafah Islamiyah.
Saat Khilafah mulai melemah, sementara fikrah umat pun sudah sangat
kabur, maka
mudah
bagi
Barat
untuk
melakukan
invasi
dengan
pemerintah
dan
menghancurkan
Khilafah.
Inggris
memanfaatkan
sekutu-sekutu
dan
Inggris,
antek-anteknya,
terus
lainnya.
Mereka
terus
mencaplok
wilayah-wilayah
Khilafah
Di
Turki
Muda
yang
dipimpin
oleh
Mustafa
Kemal. Melalui
Melancarkan
serangan
militer,
menciptakan
konflik
dan
pertarungan
antarumat
Islam
tersebut.
Akibat
dari
pertarungan kedua bangsa itu, jelas kekuatan Islam menjadi lemah. Ini
sekaligus
merupakan
Muhammad
jalan
Imarah,
pintas
Al-Jamiyah
meunuju
kehancurannya.
al-Islmiyyah
wa
al-Fikrah
(Dr.
al-
oleh
musuh,
seperti
Perjanjian
Karlowitz
1699,
Perjanjian
Khilafah
runtuh
dan
Dunia
Islam
terpecah-belah,
berbagai
oleh
musuh-musuh
Islam.
Begitu
juga
ashabiyah
dan
Ketiadaan
pelindung
sejati
umat.
Ketiadaan
Khilafah
dan
terjadi.
Negara-negara
kafir
melakukan
pesta
menjadi
sangat
terhambat.
Tidak
ada
lagi
dakwah
ofensif
Optimis!
Sejarah kelam penghancuran Khilafah Islamiyah menjadi pelajaran
berharga bagi umat Islam hari ini. Karena itu kaum Muslim saat ini terus
bergerak menuju ke arah perjuangan untuk menegakkan kembali
Khilafah. Umat Islam makin yakin akan bisyrah nubuwwah tentang akan
tegaknya kembali Khilafah Rasyidah ala minhaj an-nubuwwah:
Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj
kenabian (HR Ahmad).
Sesungguhnya Allah telah melipat bumi untukku sehingga
aku bisa melihat bagian timur dan bagian baratnya dan
sungguh umatku kekuasaannya akan mencapai apa yang
Allah lipatkan untukku dari bagian bumi itu.
Manusia
jelata.
Selaksa
persoalan
itu
menumpuk
tanpa
pernah
dari
kehidupan.
Sebabnya,
sudah
95
tahun
Khilafah
internasional.
terlaksana secara
Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana benteng; orangorang berperang di belakang dia dan berlindung kepda
dirinya. Jika dia memerintah dengan berlandaskan takwa
kepada Allah dan keadilan, dia akan mendapatkan pahala.
Jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa
(HR al-Bukhari).
akan
dibunuh.
Siapa yang mengganti agamanya, bunuhlah! (HR al-Bukhari).
adalah
pengulangan
kejadian
sebagai
bentuk
penghinaan
terhadap kemuliaan Islam. Dalam sistem Khilafah, siapa pun tidak bisa
dengan alasan kebebasan menghina Rasulullah saw. Dalam hadis
dinyatakan:
Pernah ada seorang wanita Yahudi yang sering mencela dan
menjelek-jelekkan Nabi saw. Lalu perempuan itu dicekik
sampai mati oleh seseorang. Ternyata Rasulullah saw.
menjadikan darahnya sia-sia (menghalalkan darahnya) (HR
Abu Dawud).
kepemilikan
negara. Prinsip ini sangat khas, yang tidak ditemukan pada sistem
kapitalis maupun sosialis. Khalifah akan mengelola harta kaum Muslim
atas
patokan
dasar
sistem
kepemilikan
tersebut.
Negara
haram
Sejarah pun menjadi saksi akan keadilan hukum Islam dalam naungan
Khilafah. Di antara kisah yang cukup masyhur adalah sengketa baju besi
Khalifah Ali bin Thalib ra. dengan seorang Yahudi. Saat itu Khalifahyang
notabene memiliki kekuasaan sangat besardikalahkan di pengadilan
oleh Yahudi tersebut, yang sebetulnya telah mencuri baju besi milik
Khalifah itu. Pasalnya, di pengadilan itu Khalifah dianggap tidak mampu
menghadirkan saksi yang memadai oleh qdh. Karena takjub akan
keadilan hukum Islam, Yahudi itu pun masuk Islam dan mengembalikan
baju besi itu kepada Khalifah sbagai pemiliknya. Karena masuk Islam,
Khalifah justru menghadiahkan baju besi itu kepada Yahudi tersebut (HR
al-Hakim).
misalnya, telah lama dirampas dan diduduki oleh Yahudi. Sampai detik
ini persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan karena tidak ada Khilafah.
Penganiayaan dan pembunuhan terus berlangsung di Palestina. Demikian
pula nasib umat di Suriah, Mesir, Pakistan, Afganistan, Lybia, Afrika,
Kasymir,
sampai
negara
kecil
seperti
Burma
yang
terus-merus
terselesaikan karena
tahun 1999 lalu adalah bukti nyata. Saat ini, Papua Barat makin
menunjukkan gejala separatisnya dengan alasan HAM.
Khilafah
telah
memberikan
memberikan
sanksi
kepada
mekanisme
siapa
pun
penjagaan
yang
negara
melanggarnya.
dan
Islam
tindakan separatis,
bught.
Islam memberikan had bagi pelaku bughat, yakni orang-orang yang
mencoba memisahkan diri dari kesatuan negara dengan kekuatan
senjata. Sanksi bagi pelaku bught adalah diperangi. Negara akan
memerangi mereka hingga mereka kembali dan tunduk pada kekuasaan
Negara Khilafah (Lihat: al-Hujurat [49]: 9).
Khalifah juga akan menindak tegas segala tindak pembangkangan
terhadap institusi negara. Rasul saw. dengan jelas menyatakan bahwa
tindakan membangkang kepada imam (al-khurj an thaat al-imm)
adalah tercela. Nabi saw. bersabda:
Siapa saja yang memisahkan diri dari jamaah dan keluar dari
ketaatan (kepada Khalifah) lalu ia mati, maka matinya adalah
mati jahiliyah (HR Ahmad).
Kehadiran
Allah
SWT berfirman:
Tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi alam semesta (QS al-Anbiya [21]: 107).
hingga
datang
kematian
dan
Dia
mencabut
ketetapan-Nya
Khalifah itu adalah imam yang agung, yang tegak dalam
Khilafah an-Nubuwwah, dalam melindungi agama serta politik
yang sifatnya duniawi.
,
Kepemimpinan umum bagi kaum Muslim di dunia untuk
menegakkan hukum-hukum syariah Islam serta mengemban
dakwah Islam ke suluruh dunia.
Karena itulah, benar kesimpulan yang dikemukakn oleh Dr. Abdullah bin
Umar ad-Dumaiji dalam tesis masternya di Universitas Ummul Qura, yang
berjudul Immah al-Udzma inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamah, 5 Mereka
yang melakukan eksplorasi secara seksama terhadap hadis-hadis tentang
Khilafah dan Imamah akan mendapatkan fakta bahwa Rasulullah saw.,
para Sahabat dan para
kitabnya,
Alauddin
al-Kasani
al-Hanafi7
berkata,
Sesungguhnya
mengangkat imam (khalifah) yang agung itu adalah fardhu. Dalam hal ini
tidak ada perbedaan pendapat di antara ahlul-haq
Syaikh al-Islam al-Imam al-Hafidz Abu Zakaria an-Nawawi asy-Syafii8
berkata:
.
Umat Islam wajib memiliki seorang imam (khalifah) yang
menegakkan agama, menolong Sunnah, memberikan hak
bagi orang yang dizalimi, menunaikan hak dan menempatkan
hal tersebut pada tempatnya. Saya nyatakan, menegakkan
Imamah adalah fardhu kifayah.
Imam
Fakhruddin
ar-Razi,
penulis
kitab
Manqib
asy-Syfii,
saat
tersebut. Sungguh umat telah sepakat bahwa tidak seorang pun dari
rakyat yang boleh menegakkan had atas pelaku kriminal tersebut.
Bahkan mereka telah sepakat bahwa tidak boleh (haram) menegakkan
had atas orang yang merdeka pelaku kriminal kecuali oleh imam
(khalifah)Karena itu kewajiban mengangkat imam (khalifah) adalah hal
yang pasti.
Imam al-Qurtubi, seorang ulama dan mufassir mazhab Maliki, ketika
menakwilkan QS al-Baqarah ayat 30, berkata, 10 Ayat ini adalah pokok
(yang menegaskan) keharusan mengangkat imam atau khalifah untuk
didengar dan ditaati...Tidak ada perbedaan tentang kewajiban ini di
antara umat; tidak pula di antara para imam kecuali apa yang
diriwayatkan dari Al-Asham.
Penjelasan Imam al-Qurthubi di atas ditegaskan lagi oleh Al-Hafidz Ibn
Katsir asy-Syafii saat menakwilkan surah dan ayat yang sama11:
.
Sungguh al-Qurthubi dan yang lain berdalil berdasarkan ayat
ini atas kewajiban mengangkat khalifah untuk menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara manusia, memutuskan
pertentangan mereka, menolong orang dizalimi dari yang
menzalimi, menegakkan hudd, mengenyahkan kerusakan
dan berbagai perkara penting lainnya yang tidak mungkin
semua itu dilakukan kecuali oleh Imam (Khalifah).
}{
.
Umat Islam telah bersepakat bahwa yang menjadi obyek
khithb Allah SWT, Karena itu cambuklah adalah imam
(khalifah). Karena itulah mereka berhujjah atas kewajiban
mengangkat imam (khalifah).
.
:
Mengangkat imam (khalifah) adalah fardhu kifayah.
Menghilangkan Syubhat
Meski begitu jelas dan terang pendapat ulama tentang kewajiban
mnegkan Khilafah, kita mendapati banyak pendapat aneh saat ini, yang
justru berseberangan dengan pendapat para ulama mutabar tersebut.
Intinya, mereka menolak kewajiban menegakkan Khilafah yang telah
menjadi ijmak ulama mutabar ini. Sungguh ini sangat memprihatinkan.
Syubhah pertama: Khilafah tidak wajib, bahkan utupia. Dinyatakan,
Khilafah sebagai salah satu sistem pemerintahan adalah fakta sejarah
Jelas, menurut Imam an-Nawawi, Khalifah itu harus satu, tidak boleh
lebih, meski Darul Islam telah menjadi luas.
Lalu bagaimana dengan klaim bahwa Khilafah itu utopia? Jawabannya
sederhana sekali. Pertama: Bagaimana mungkin suatu yang diwajibkan
oleh syariah disebut utopia? Kedua: Jika Khilafah itu utopia, mengapa
George Bush beberapa tahun yang lampau begitu cemas sehingga
menyatakan komitmennya,17 We should open new chapter in the fight
against enemies of freedom, against those who in the beginning of XXI
century call Muslims to restore caliphate and to spread sharia ?
Syubhah yang kedua: Sebagian yang lain mengklaim bahwa Khilafah itu
dasarnya adalah hadis dhaf. Karena hadis dhaf, maka hukum yang di-
istinbth dari hadis itu pun gugur dengan sendirinya. Hadis yang
dimaksud adalah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad
(IV/273) tentang beberapa fase kekuasaan setelah fase Kenabian yakni:
Khilafah
ala
minhj
an-nubuwwah,
mulk[an]
dh[an],
mulk[an]
Mahajjatu al-Qarbi il Mahabbah al-Arab menegaskan hadis ini sahih. AlHfizh Ibn Hajar al-Haitsami, dalam Majma az-Zawid wa Manba alFawid (V/188), menyatakan bahwa hadis riwayat Imam Ahmad ini rijalnya tsiqqah. Selain itu, tidak benar bisyarah nabawiyyah terkait akan
datangnya kembali Khilafah hanya didasarkan pada hadis riwayat Imam
Ahmad dan al-Bazzar saja. Masih banyak hadis lain yang semakna
dengan hadis tersebut. Misalnya hadis tentang akan datangnya Khilafah
di Baitul Maqdis riwayat Abu Dawud (VII/68), Ahmad (V/288), athThabrani (Musnad Syamiyyin, VI/149), al-Baihaqi (IX/169),
al-Hakim
(XIX/186), dll.
WalLhu alam bi ash-shawb. [KH Musthafa A. Murtadlo]
Catatan kaki:
1
Rawdhah ath-Thlibn wa Umdah al-Muftin (X/49); Syaikh Khatib asySyarbini, Mughn al-Muhtj (IV/132).
5
Dr. Abdullah bin Umar ad-Dumaiji, Immah al-Uzhma inda Ahl as-
asy-Syari (14/406).
8
Imam al-Hafidz Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Marwa an-
10
Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farah al-
Imam al-Hafizh Abu al-Fida Ismail Ibn Katsir, Tafsr al-Qurn al-
Azhm (1/221).
12
Imam Abul Qasim al-Hasan bin Muhammad bin Habib bin Ayyub
f Marifah ar-Rjih min al-Khilf ala Madzhab al-Imam Ahmad bin Hanbal
(16/60, 459)
14
nu
http://www.nu.or.id/post/read/55557/khilafah-dalam-pandangan-
15
17
http://hizbut-tahrir.or.id/2007/12/04/kembalinya-khilafah-isyarat-
nubuwah/
Pengantar Redaksi:
Islam adalah rahmatan lil alamin. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT
dalam al-Quran (QS al-Anbiya [29]: 107). Syariah dan Khilafah adalah
bagian terpenting dari Islam sebagai rahmatan lil alamin itu. Karena itu
tak ada rahmatan lil alamin tanpa Islam, tak ada Islam tanpa syariah
dan tak ada syariah tanpa Khilafah sebagai institusi pelaksananya.
Persoalannya, sampai hari ini, masih saja ada kalangan Muslim yang
salah paham atau berpaham salah. Sebagian mereka justru menuduh
syariah dan Khilafah sebagai ancaman yang seolah-olah bertentangan
dengan konsep Islam rahmatan lil alamin.
Mengapa itu bisa terjadi? Mengapa syariah dan Khilafah dituduh sebagai
ancaman, padahal keduanya merupakan bagian dari ajaran Islam?
Mengapa pula Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) baru-baru ini mengadakan
kampanye Islam Rahmatan lil Alamin. Apa latar belakang kampanye
tersebut? Seiring dengan itu, mengapa pula HTI mengadakan Muktamar
Tokoh Umat pada Bulan Rajab ini? Apa latar belakang dan tujuannya?
Untuk
menjawab
beberapa
pertanyaan
di
atas,
Redaksi
kembali
dengan karakteristik Islam yang moderat, toleran dan anti kekerasan itu.
Karena itu jihad tidak boleh dimaknai perang, tetapi dikembalikan pada
makna literalnya: bersungguh-sungguh. Berbagai hukum hudd dan
jinyah, penerapan syariah dalam negara, dan lain-lain juga tidak boleh
diterapkan karena dianggap bertentangan dengan prinsip rahmatan lil
alamin.
Pemahaman ini tentu harus ditolak. Bagaimana mungkin perjuangan
menegakkan syariah dan Khilafah yang telah diwajibkan oleh syariah
berdasarkan dalil-dalil yang qathi lalu dianggap bertentangan dengan ide
Islam rahmatan lil alamin? Tidak mungkin di dalam al-Quran ada
pertentangan dan kontradiksi. Jika ada kontradiksi yang tidak bisa
didamaikan, pasti ada yang salah.
Oleh karena itu, kita merasa perlu untuk meluruskan kesalahan ini
dengan membuat kampanye yang menjelaskan makna yang benar
tentang
Islam
penegakkan
rahmatan
syariah
dan
lil
alamin,
Khilafah.
yang
erat
Bertemulah
kaitannya dengan
dua
kepentingan.
Pesan apa yang diusung dalam kampanye itu dan apa targetnya?
Pesan utamanya kita ingin menegaskan bahwa syariah dan Khilafah
bukanlah
ancaman
bagi
negeri
ini.
Sebaliknya,
keduanya
justru
merupakan solusi bagi negeri ini yang dirundung aneka masalah. Inilah
solusi yang pasti benar dan adil karena berasal dari Zat Yang Mahabenar
dan Mahaadil. Ini pula solusi yang akan melahirkan rahmat bagi seluruh
alam.
Targetnya adalah semakin banyaknya umat yang setuju dan mendukung
syariah dan Khilafah, bahkan tidak ragu-ragu ikut berjuang untuk
menegakkannya. Masak umat masih percaya saja dengan demokrasi dan
liberalisme yang terbukti membuat negeri ini makin terpuruk dan
terjajah.
datang
untuk
menjadi
rahmat
bagi
hamba.
Hanya
saja,
keberadaan syariah sebagai rahmat itu adalah natjah (hasil) dari syariah
yang diterapkan. Konsekuensinya, syariah hanya akan mewujudkan
rahmatan lil alamin manakala diterapkan secara keseluruhan. Tidak
boleh parsial. Jika hanya sebagian, rahmatan lil alamin sebagai ntijahnya tidak akan terwujud.
Perlu ditegaskan, rahmatan lil alamin itu bukan illah atau faktor
penyebab syariah diturunkan. Dengan demikian terwujud atau tidaknya
rahmatan lil alamin dalam kehidupan tidak mempengaruhi status
kewajiban mengambil dan menerapkan syariah secara kffah. Kewajiban
mengambil dan menerapkan syariah ditegaskan dalam banyak nash
lainnya. Di antaranya dalam QS al-Baqarah ayat 208: Y ayyuh alladzna man [u]dkhul f as-silm kffah (Wahai kaum beriman,
masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya). Menjelaskan
ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata, Allah SWT memerintahkan hambaNya yang Mukmin, yang membenarkan Rasul-Nya, untuk mengambil
semua aspek Islam dan syariahnya, mengamalkan semua perintahnya,
dan
meninggalkan
mengerjakannya.
semua
larangannya,
selama
mereka
mampu
Imam
Abu
al-Qasim
al-Naisaburi,
misalnya,
ketika
upaya
ini
dilakukan
sebagai
bentuk
ittib
(mengikuti)
dengan
membentuk
dua
barisan
mengelilingi
Kabah,
dengan
kondisi
yang
ada.
Kita
mengadakan
pawai,
Apa bedanya acara MTU yang diadakan dengan muktamarmuktamar yang sudah sering digelar sebelumnya?
Prinsipnya sama. Yang membedakan hanya bentuk kegiatan, penekanan
tema, peserta yang diundang, dan hal-hal teknis lainnya. Namun, esensi
dan tujuannya sama, yakni mendakwahkan Islam; secara spesifik,
mengopinikan syariah dan Khilafah di tengah umat.
Untuk Muktamar Tokoh Umat, sebagaimana namanya, kita mengundang
para tokoh umat dari berbagai kalangan. Tujuannya, agar syariah dan
Khilafah
diterima
oleh
mereka,
menjadi
cita-cita
mereka,
bahkan
terhadap
syariah
dan
Khilafah,
kita
berharap
dapat
umat Islam hidup tanpa Khilafah, sementara kita sudah 94 tahun hidup
tanpa Khilafah. Dengan begitu, tokoh beserta umatnya diharapkan mau
berjuang lebih semangat, serius dan bersungguh-sungguh.
Kita tentu sangat senang jika para tokoh itu mau bergabung dengan Hizb
untuk berjuang bersama. Sebab, semakin banyak yang bergabung dalam
barisan kita, apalagi para tokoh, tentu semakin membuat barisan kita
menjadi lebih besar dan kuat.
Akan tetapi, jika tidak mau bergabung, kita berharap para tokoh tidak
tinggal diam. Mereka berjuang di tempat masing-masing dengan tujuan
yang sama, yakni tegaknya syariah dan Khilafah. Meski berbeda
organisasinya, suaranya tetap sama: syariah dan Khilafah.
Selain para tokoh beserta umatnya, kunci tegaknya Khilafah yang paling
menentukan adalah dukungan para ahlul-quwwah, para pemilik kekuatan
riil. Merekalah para panglima tentara dan perwira militer. Dengan
kekuatannya, mereka bisa mengambil dan menyerahkan kekuasaan. Kita
berharap, mereka bersedia meneladani Saad bin Muadz, pemimpin
kabilah di Madinah, yang menyerahkan kekuasaannya Rasulullah saw.
Jika mereka mengikuti jejaknya, insya Allah mereka akan mendapatkan
pahala yang besar dan surga yang penuh dengan kenikmatan. []
Dalam kitab An-Nizhm al-Islm, bab Masyr ad-Dustr-Dawlah alKhilfah, pasal 112-122, diatur tatacara pelaksanaan hukum yang terkait
dengan posisi perempuan, pelaksanaan tugas pokok mereka, dan
penjagaan terhadap kehormatannya.
Pasal 112 menetapkan bahwa posisi dasar perempuan adalah seorang ibu
dan pengatur rumah; perempuan adalah kehormatan yang wajib dijaga.
Ini diambil dari dalil-dalil yang menjelaskan tentang: anjuran menikah
pada usia muda, perempuan (ibu) lebih berhak dalam pengasuhan anak
daripada laki-laki (suami), permintaan izin istri kepada suami ketika keluar
rumah, kewajiban istri melayani keperluan suami, aurat wanita dan aturan
dalam kehidupan privat mereka (dalam rumah), larangan bagi wanita
untuk berhias dan memperlihatkan auratnya kepada laki-laki bukan
mahram-nya dan kewajiban bagi mahram untuk menyertai perjalanan
perempuan selama 24 jam atau lebih.
Pasal-pasal selanjutnya menjelaskan tentang penjagaan kehormatan
perempuan dan pemenuhan hak-hak perempuan. Ada pemisahan antara
laki-laki dan perempuan; dikecualikan pada waktu, tempat dan aktivitas
yang dibolehkan Allah SWT, yaitu saat di rumah, berkumpul bersama
ayahnya, saudara laki-lakinya, pamannya, kakeknya atau dengan suami
dan anak-anak laki-laki mereka. Saat di luar rumah keduanya dibolehkan
bertemu pada saat berjual beli, sewa-menyewa, saat haji, layanan
pengobatan, dan hal lain yang dijelaskan oleh syariah dengan ketentuan
bahwa perempuan harus memalaki jilbab dan kerudung (QS al-Ahzab
[33]: 33 dan QS an-Nur [24]: 30).
Untuk memenuhi haknya, Islam membolehkan perempuan terlibat dalam
aktivitas pertanian, perdagangan, industri, bisnis, berprofesi sebagai
guru, dokter, insinyur dan sebagainya yang tidak dilarang oleh syariah.
Islam pun memperkenankan perempuan menjadi pegawai negara Khilafah
seperti menjadi qdhi (hakim pengadilan), ditunjuk menjadi anggota
majelis umat dalam negara Khilafah, turut serta dalam pemilihan khalifah
dan pengesahannya. Untuk menjaga fungsi utamanya, yaitu optimal
dalam menjalankan fungsi strategisnya sebagai ibu pendidik anak-anak
dan generasi, Islam menetapkan bahwa perempuan tidak menduduki
jabatan penguasa yaitu menjadi khalifah, pembantu khalifah (muawin),
wali (setingkat gubernur), amil (setingkat bupati/walikota) dan menjadi
Soal:
Jawaban:
Mengenai larangan melihat aurat wanita secara mutlak telah dinyatakan
dalam al-Quran. Allah SWT berfirman:
Katakanlah kepada kaum wanita yang beriman, hendaklah
mereka menahan pandangannya dan kemaluannya;
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) tampak pada dirinya; hendaklah mereka menutupkan
kain kerudung ke dadanya; janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka,
atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara lakilaki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau
putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita; janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan Bertobatlah
kalian kepada Allah, hai kaum beriman, supaya kalian
beruntung (QS an-Nur [24]: 31).
Sesungguhnya, jika seorang anak perempuan telah haid,
tidak boleh tampak dari dirinya, melainkan wajah dan kedua
tangannya hingga pergelangan tangan (HR Abu Dawud).
terlihat oleh pria lain. Adapun apa yang boleh ditampakkan oleh wanita
itu kepada pria lain, yaitu wajah dan kedua telapak tangan, tentu
bukanlah aurat. Karena itu keduanya boleh tampak atau terlihat oleh pria
lain.
Mengenai tampaknya aurat wanita yang terlihat oleh pria lain, secara
umum diharamkan, kecuali bagi orang yang dikecualikan dari keharaman
tersebut, yaitu pria yang hendak mengkhitbah wanita itu. Digunakan kata
tampaknya aurat, bukan menampakkan aurat, karena tampaknya
aurat wanita tersebut bagi pria yang hendak mengkhitbah dia terjadi
bukan disengaja oleh wanita yang bersangkutan, misalnya karena pria
yang hendak mengkhitbah dia melihat dia dengan sembunyi-sembunyi.
Inilah yang dimaksud oleh hadis Jabir ra.:
Jabir bin Abdillah berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda,
Jika salah seorang di antara kalian mengkhitbah perempuan,
jika dia mampu melihat apa yang mendorong dirinya untuk
menikahi perempuan itu, hendaklaih dia melakukannya. Jabir
berkata: Aku pun mengkhitbah seorang anak perempuan,
kemudian aku pun mengintip dia hingga aku melihat dari dia
apa yang mendorong aku untuk menikahi dan mengawini dia.
Lalu aku pun menikahi dia. (HR Abu Dawud).
berdasarkan hadis Jabir ini juga bisa ditarik kesimpulan bahwa wanita
maupun walinya sama-sama tidak boleh secara sengaja menampakkan
aurat wanita kepada pria yang hendak mengkhitbah dirinya atau tidak.
Kesimpulan ini sejalan dengan larangan secara mutlak bagi wanita
menampakkan
auratnya
kepada
pria
asing,
baik
yang
hendak
bagi
wanita
dan
orangtuanya
untuk
secara
sengaja
seperti
ketika
di
rumahnya
dengan
didampingi
telapak
tangan
wanita
tersebut,
yaitu
dengan
3-
Ini berbeda dengan tampaknya aurat wanita tersebut bagi pria yang
hendak mengkhitbah dia tanpa sepengetahuan dirinya, seperti
dengan mengintip atau sembunyi-sembunyi. Inilah satu-satunya
yang dikecualikan dari kebolehan memandang
tampak, dari wanita yang hendak dikhitbah.
4-
Catatan kaki:
1
Syarh Sunan Ab Dwud, Dar al-Fikr, Beirut, 1415 H/1995 M, hlm. 77.
2
Soal, al-Azhar Fresh Zone, Bogor, cet. II, 2014, hlm. 124-129.
Akhbar
Usia
Latar Belakang
Keluarga
Aga Tahir
39
Insinyur tekstil
Menikah dan
memiliki empat
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Arshad Jamal
38
Profesional IT
Menikah dan
memiliki tiga
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Asad Jagranvi
45
Guru Sekolah
Menikah dan
memiliki tujuh
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Dr. Iftkhar
Ahmed
40
Dokter
Menikah dan
memiliki tiga
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Kamran Sheikh 39
Dosen
Menikah dan
memiliki tiga
anak
Tidak diketahui
Manzar Aziz
57
Pebisnis
Menikah dan
memiliki empat
anak
Tidak diketahui
Naveed Butt
47
Insinyur
Elektronik
Menikah dan
memiliki empat
anak
Tidak diketahui
Saad Jagranvi
42
Pebisnis
Menikah dan
memiliki
sembilan anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Saleem Sethi
38
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
10
Shahzad
Ahmad Malik
29
Insiyur
Elektronik
Menikah dan
tidak memiliki
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Shehryar
11
Najam
33
Bergelar Master
di bidang
Bertunangan
Business
untuk menikah
Administration
12 Qamar Abbas
43
Dosen Ilmu
Ekonomi
Menikah dan
memiliki tiga
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Insinyur tekstil
Menikah dan
memiliki empat
anak
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
13 Zeeshan Akhter 38
Penjara Kot
Lakpat Central,
Lahore
Kantor Media Pusat HT pun mendoakan semoga anak-anaknya, cucucucunya dan kerabatnya diberi kesabaran dan ketabahan; dan semoga
mereka mendapatkan hiburan yang baik. [Riza Aulia/Joy]
sebagai bumper in dan bumper out, juga dalam bagaimana cara mereka
mengolah forum, kecuali untuk tata panggung yang dibuat melingkar
seperti cat-walk, acara KKI di Ankara itu mirip betul dengan acara di
Jakarta. Selepas acara, mereka menyebut HT Turki kini berada di urutan
ke-3 setelah HTI dan HT Tunisia dalam kemampuan menyelenggarakan
acara-acara besar.
Ini menunjukkan bahwa gerak HTI telah banyak memberikan inspirasi
kepada HT di berbagai negara. HTI tampaknya sudah menjadi semacam
kiblat dalam dakwah HT seluruh dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita
di sini untuk merasa punya tanggung jawab lebih guna terus memberi
inspirasi bagi dakwah di negara lain, selain harus bisa membawa dakwah
ini melaju lebih kencang.
Bukan hanya menginspirasi, sebaliknya HTI pun banyak terinspirasi.
Konferensi Khilafah yang diselenggarakan pada tahun 1995 di Wembley,
bukannya
meredupkan,
tetapi
malah
justru
makin
penanda
perubahan
paling
signifikan
di
kalangan
kaum
juga
harus
memperhatikan
pembentukan
kepribadian
dan
kini kesulitan mendapatkan siswa karena tak banyak lagi yang mau
memasukkan anaknya ke sekolah model ini.
Begitu pula di bidang ekonomi. Berdirinya Bank Muamalat di awal tahun
90-an telah menginspirasi berdirinya bank-bank syariah lain, seperti Bank
BNI Syariah, BSM, BRI Syariah, bahkan juga BCA Syariah. Lepas dari
motif ekonomi yang tentu saja selalu menyertai setiap langkah bisnis,
pembukaan bank-bank syariah, meski belum sepenuhnya lepas dari
sejumlah
kontroversi,
telah
menandai
era
baru,
yakni
penolakan
masyarakat terhadap riba atau bunga bank. Bila dulu orang tidak terlalu
peduli terhadap transaksi ribawi, kini mulai tumbuh kesadaran, bahwa
selain keuntungan, keberkahan dalam transaksi ekonomi juga harus
diperhatikan.
Namun, maraknya bank syariah, jilbab dan kerudung, SIT, juga lahirnya
musik dan lagu-lagu yang islami
Itu semua lahir dari sebuah proses yang panjang. Semua itu terjadi
karena pada masa lalu ada keberanian untuk memulai aksi yang
dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan sehingga akhirnya
menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa pada masa
berikutnya.
++++
Inilah dakwah. Dakwah memang akan selalu menginspirasi orang lain
untuk berbuat hal serupa, karena dakwah selalu bermakna mengajak
pada kebaikan, dan kebaikan sesungguhnya adalah kebutuhan fitri
manusia. Jadi, ketika orang kemudian tampak berbondong-bondong
mengikuti
tuntunan
kebaikan
yang
disebarkan
melalui
dakwah,
(HTI)
Ustadz
Muhammad
Ismail
Yusanto
menegaskan,
Rahmatan lil alamin berupa terwujudnya kemaslahatan (jalb almashlih) dan tercegahnya kemafsadatan (daru al-mafsid) merupakan
hasil dari penerapan syariah Islam secara kffah, bukan illat (alasan
hukum) pensyariatan hukum syariah.
Karena
itu,
lanjut
Ismail,
kerahmatan
Islam
bagi
alam
semesta
dalam
institusi
Khilafah.
Para
khalifah
telah
memberikan
keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi
kehidupan
dan
kerja
keras
mereka,
ujarnya
mengutip
catatan
Asia
Barat
sebagai
bagian
dunia
yang
paling
maju
itu ada yang tersentuh api neraka, ujar anggota DPP HTI Ustadz Dwi
Condro Triono, pembicara berikutnya.
Pertama: Islam akan terus diajarkan dan ditanamkan secara formal di
seluruh jenjang pendidikan. Kedua: Islam akan terus didakwahkan oleh
negara melalui berbagai media, tempat ibadah, majlis talim dsb. yang
ada
di
tengah-tengah
masyarakat.
Ketiga;
Khilafah
akan
terus
masyarakat
dapat
terus
terjaga.
Keempat:
Akidah
dan
pemahaman umat Islam Insya Allah juga akan dapat terus terjaga
dengan penerapan Islam dalam kehidupan sehari-hari oleh negara hingga
akan tampak keagungan dan kemuliaan Islam di mata umat, paparnya.
Jika semua upaya telah dilakukan oleh negara, tetapi masih ada juga
yang mencoba murtad dari Islam maka, lanjut Ustadz Dwi Condro,
hukumannya tidak main-main. Siapa saja yang mengganti agamanya
(murtad), bunuhlah! tegasnya membacakan sabda Rasulullah saw. yang
diriwayatkan Imam at-Tirmidzi.
Ustadz Dwi Condro pun menyebutkan orang murtad harus dibuktikan
dengan pembuktian syari. Jika terbukti, yang bersangkutan diminta
tobat. Jika tidak langsung menjawab, ia ditahan untuk diajak berdiskusi
untuk membantah hujjah kemurtadannya. Jika tetap tidak mau tobat, ia
dihukum mati, ujarnya.
ujar UstadzRahmat
mengutip sabda Rasulullah saw. riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban.
Ustadz Rahmat juga menyatakan, Satu-satunya pemerintahan yang
akan menerapkan semua itu hanyalah Khilafah, ujarnya.
Gayung Bersambut
Namun, sejak Khilafah Islam diruntuhkan pada 1924, umat Islam hidup
tanpa
Khilafah.
dijalankan.
Sejak
Akibatnya,
itu,
sebagian
Islam
sebagai
besar
hukum
rahmatan
li
syariah
tidak
al-lamn
tidak
tanggapan
mereka?
Wartawan
al-waie
Joko
Prasetyo
tetap saja. Selama bukan hukum Allah yang dipakai, amburadul seperti
sekarang. Hanya hukum Allahlah yang tepat untuk mengatur manusia,
tiada yang lain. Hanya Khilafah itulah sistem pemerintahan yang dapat
melaksanakannya. [KH Ahmad Jauhari, Pondok Pesantren Darussalam,
Grogol, Kediri]
berideologikan
Islam
yang
sesuai
dengan
yang
diajarkan
Rasulullah saw. Jadi bagaimana mungkin, kita sebagai umat Islam tidak
setuju. Saya pun punya niat, setelah mendengar ini saya akan berjuang.
[KH Abdul Aziz Syamsul Ridwan (AA Syamri), Pimpinan Ponpes Pancaran
Amal, Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor]
ini banyak
musuhnya. Memang saat ini banyak yang suka, tetapi lebih banyak lagi
yang tidak suka. Karena itu kita harus bersabar dan istiqamah. Raih hati
kaum Muslim dengan penuh sopan santun. Utamakan ukhuwah. Mudahmudahan Allah SWT menolong kita semua. Amin, ya Rabbal Alamin.
[Ustadz Abu Muhammad Jibriel, Wakil Amir Majelis Mujahidin]
Selama mengikuti kegiatan Hizbut Tahrir tidak ada yang salah, ketika
syariat Islam diterapkan akan berkumpul dengan orang-orang baik
(shalih). [Nurdiana, Ketum Muslimah Bulan Bintang Makassar]
pertolongan.
Berharap
semoga
Khilafah
segera
tegak
Nama lengkapnya adalah Abu Harits al-Laits bin Saad bin Abdurrahman.
Ia lahir pada bulan Syaban tahun 94 H di kampung Qalqasyandah,
sekitar sepuluh kilometer dari Kairo, Mesir. Ia adalah seorang ulama
besar, ahli fikih terkemuka dan perawi hadis terpercaya yang hidup pada
masa kekuasaan Bani Umayyah.
Sejak kecil Laits bin Saad sudah hapal al-Quran serta banyak hadis dan
syair-syair Arab. Al-Laits banyak belajar di masjid agung di Kota alFusthath (Masjid Amru bin al-Ash). Di masjid itu para pencari ilmu dapat
mempelajari berbagai jenis ilmu seperti tafsir al-Quran, ilmu hadis, fikih,
bahasa Arab, sastra, sejarah, dan lain sebagainya.
Laits bin Saad juga mengadakan rihlah ilmiah ke Irak dan daratan Hijaz.
Gurunya dari kalangan Tbiin sangat banyak. Al-Mizzi menyebutkan
sekitar 80 guru. Muridnya yang terkemuka mencapai lebih 70 orang.
Sebagian besar dari muridnya kelak menjadi guru-guru Imam Ahmad,
seperti Ibnul Mubarak dan Ibnu Wahab. Sebagian lagi menjadi guru
Imam al-Bukhari, seperti Yahya bin Bukair. Yang lain menjadi guru Imam
Muslim, seperti Yahya bin Yahya at-Tamimi.
Imam al-Bukhari dan Muslim banyak meriwayatkan hadis dari Imam alLaits. Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafii, Sufyan ats-Tsauri, al-Ijli dan
kebanyakan ulama menganggap Imam al-Laits tsiqah. Para ulama telah
menetapkan bahwa sanad paling sahih di Mesir adalah yang diriwayatkan
oleh Imam al-Laits bin Saad, dari Yazid bin Abi Habib.
Imam al-Laits dikenal sebagai salah satu mujtahid besar di bidang fikih
yang pemikirannya sangat cemerlang. Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang
fakih dan muhaddits kenamaan yang hidup pada generasi sesudahnya,
memberikan penghormatan dan pengakuan atas keilmuan Imam al-Laits.
Ilmu para Tbin yang berasal dari Mesir telah habis diserap oleh alLaits, kata Ibnu Hajar.
Karena kefakihannya, Imam Malik bahkan sering menanyakan berbagai
persoalan kepada Imam Laits bin Saad.
Sekalipun tidak meninggalkan satu karya tulis pun, pemikiran Imam alLaits sebenarnya masih bisa dilacak hingga saat ini. Pasalnya, banyak
ulama fikih dari generasi sesudahnya yang sering menukil pendapatnya
dalam kitab-kitab mereka. Di antara kitab yang memuat petikan
pemikiran Imam al-Laits adalah Al-Mughni (kitab fikih mazhab Hanbali
yang disusun oleh Ibnu Qudamah), Al-Muhalla (kitab fikih mazhab azhZhahiri yang dikarang oleh Ibnu Hazm) dan Bidyah al-Mujtahid (kitab
fikih mazhab Maliki karya Ibnu Rusyd).
Imam al-Laits juga banyak meninggalkan jejak pemikiran dalam ilmu
ushul fikih. Tentang ijmak, misalnya, Imam al-Laits berpendapat bahwa
ijmak (konsensus) yang bisa dijadikan dalil hanyalah Ijmak Sahabat
(Khathib al-Baghdadi, Trkh al-Baghdd, 13/3, Adz-Dzahabi, Tadzkrt
al-Huffzh, 1/207).
Terkait keilmuan Imam al-Laits, Imam an-Nawawi berkomentar, Semua
orang sepakat akan keagungan Imam Laits; termasuk sifat amanahnya
dan ketinggian derajatnya dalam fikih dan hadis.
Bahkan Ibn Wahab berkata, Andai tidak ada Imam Malik dan Imam alLaits, tentu manusia akan tersesat.
Imam asy-Syafii bahkan menilai Imam al-Laits lebih fakih daripada Imam
Malik. Hanya saja, kata Imam asy-Syafii, karena kekurangsigapan muridmuridnya untuk membukukan pemikirannya, mazhab al-Laits bin Saad
akhirnya lenyap (An-Nawawi, Tahdzb al-Asm wa al-Lught, 2/73).
*****
Selain seorang ulama besar, Imam al-Laits juga termasuk pengusaha
sukses yang amat dermawan. Karena itu, meski menjadi pengusaha
sukses, Imam al-Laits tidak pernah menjadi kaya-raya sehingga tidak
pernah membayar zakat. Mengapa? Muhammad bin Ramh menceritakan,
Setiap tahun omset bisnis Imam al-Laits lebih dari 80.000 dinar (sekitar
RP 160 miliar/tahun). Namun, beliau tidak pernah membayar zakat.
Pasalnya, sebelum mencapai satu tahun (haul), hartanya sudah habis ia
infakkan dan sedekahkan. Begitu seterusnya. (An-Nawawi, Tahdzb alAsm wa al-Lught, 2/73).
menyantap
habis
hidangan
itu,
Imam
al-Laits
lalu
memenuhi tuntutan Khalifah al-Mamun untuk menyatakan bahwa alQuran adalah makhluk. Imam al-Laits tetap dipenjara hingga Jafar alMutawakkil naik takhta. Sejak itulah ia baru dibebaskan (Al-Irbili, Wafiyt
al-Ayn wa Anb Abn az-Zamn, 2/56).
Imam al-Laits wafat sekitar tahun 175 H. Terkait wafatnya Imam al-Laits,
Imam Syafii pernah berdiri di sisi kuburannya seraya berkata, Demi
Allah, wahai Imam, engkau telah mengumpulkan empat sifat yang tidak
dimiliki ulama lainnya: ilmu, amal, zuhud dan kedermawanan. (Khathib
al-Baghdadi, Trkh al-Baghdd, 13/3;
Huffzh, 1/207).
Wa m tawfq ill bilLh. [Arief B. Iskandar]
pemberitahuan
keputusan
hukum
yang
bersifat
mengikat.
...
Jika mereka dipanggil menuju Allah dan Rasul-Nya agar Rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka (QS an-Nur [24]:
48).
Adapun dalil dari as-Sunnah adalah tindakan rasul saw. sendiri. Saat
memimpin Daulah Islam di Madinah, beliau secara langsung memimpin
lembaga peradilan ini. Beliau juga memutuskan masalah yang terjadi di
antara anggota masyarakat. Aisyah ra. berkata:
Jika dua orang menghadap kepada kamu meminta keputusan,
janganlah kamu tergesa-gesa memutuskan perkara di antara
mereka (hanya dengan mendengar keterangan satu pihak)
sebelum engkau mendengarkan perkataan pihak lainnya
Jika ada dua orang yang bersengketa duduk di hadapanmu
syariah, maka harus ada dalil yang menjadi dasar lahirnya definisi
tersebut. Dengan demikian, hadis-hadis tersebut merupakan dalil yang
melahirkan definisi lembaga peradilan pada Pasal 75 ini (Hizbut Tahrir,
Muqaddimah ad-Dustr, hlm. 238-239; Hizbut Tahrir, Ajhizah Dawlah alKhilfah, hlm. 109; Zallum, Nizhm al-Hukm f al-Islm, hlm. 183).
demikian,
definisi
yang
jmi
(menyeluruh)
dan
mni
Definisi
tersebut
digali
dari
sejumlah
hadis
(Hizbut
Tahrir,
di
antara
anggota
masyarakat,
sebagaimana
yang
telah
di
dalam
Shahh
Muslim
dari
Abu
Hurairah
ra.
sebagiannya masih basah. Beliau lalu bersabda, Apa ini, wahai pemilik
makanan? Pemilik makanan itu berkata, Itu terkena air hujan, ya
Rasulullah. Lalu beliau bersabda, Lalu mengapa tidak engkau letakkan
di atas supaya orang-orang bisa melihatnya. Siapa saja yang menipu
maka ia tidak termasuk dari golonganku. (HR Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Rasulullah saw. pernah
bersabda:
Definisi lembaga peradilan pada Pasal 75 ini juga meliputi eksaminasi dan
pemutusan
perkara-perkara
mazhlim
(kezaliman)
karena
hal
itu
atas
perbuatan
seorang
penguasa.
Mazhlim
adalah:
Aku tidak berharap akan berjumpa (menghadap) Allah SWT,
sementara ada orang yang menuntutku karena suatu
kezaliman yang telah aku perbuat kepada dia, baik dalam
Siapa saja yang pernah aku ambil hartanya, maka inilah
dalam
kezaliman.
masalah
Kemudian
yang
Qdh
diadukan
oleh
Mazhlim-lah
seseorang
yang
sebagai
berwenang
peradilan
yang
telah
dinyatakan
di
dalam
hadis-hadis
dan
anggota
membahayakan
masyarakat,
hak
jamaah,
mencegah
dan
sesuatu
menghilangkan
yang
dapat
(menyelesaikan)
perselisihan yang terjadi antara rakyat dan para penguasa, atau antara
rakyat dan para pegawai negeri, dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka. (Hizbut Tahrir, Muqaddimah ad-Dustr, hlm. 240; Hizbut Tahrir,
Ajhizah Dawlah al-Khilfah, hlm. 110; Zallum, Nizhm al-Hukm f alIslm, hlm. 184).
WalLhu alam bish-shawb. [Muhammad Bajuri]
Daftar Bacaan
Hizbut Tahrir, Ajhizah Dawlah al-Khilfah f al-Hukm wa al-Idrah, (Beirut:
Darul Ummah), Cetakan I, 2005.
Hizbut Tahrir, Masyr Dustr Daulah al-Khilfah, edisi Mutamadah, (versi
terbaru tanggal 03/06/2014), http://www.hizb-uttahrir.info/info/index.php/contents/entry_28722.
Hizbut Tahrir, Muqaddimah ad-Dustr aw al-Asbb al-Mujbah Lahu, Jilid
I, (Beirut: Darul Ummah), Cetakan II, 2009.
Zallum, Asy-Syaikh Abdul Qadim, Nizhm al-Hukm f al-Islm, (Beirut:
Darul Ummah), Cetakan VI, 2002.
MEMPERLAKUKAN
OBYEK DAKWAH
(Tafsir QS Abasa [80]: 1-10)
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling karena telah datang
seorang buta kepada dia. Tahukah kamu, boleh jadi dia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa) atau dia (ingin) mendapatkan
pengajaran, lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepada dirinya?
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, dia kamu layani.
Padahal tidak ada (celaan) atas kamu kalau dia tidak membersihkan diri
(beriman). Adapun orang yang datang kepada kamu dengan bersegera
(untuk mendapatkan pengajaran), sementara dia takut kepada (Allah),
dia kamu abaikan (QS Abasa [80]: 1-10).
Surat ini dinamakan surat Abasa, diambil dari kata pertama surat ini.
Surat ini juga dinamakan surat as-Safarah
Jumlah ayatnya ada 42
Sabab an-Nuzl
Aisyah ra. berkata, Ayat Abasa wa tawall turun berkenaan dengan Ibnu
Ummi Maktum, seorang yang buta. Ia pernah datang kepada Rasulullah
saw. dengan berkata, Wahai Rasulullah, bimbinglah aku. Ketika itu di
dekat beliau ada salah seorang pembesar kaum musyrik. Lalu Rasulullah
saw. berpaling dari dia dan menghadap kepada yang lain (orang musyrik)
sambil berkata, Apakah menurut kamu apa yang aku ucapkan salah?
Orang itu menjawab, Tidak. Karena inilah (ayat tersebut) turun. (HR
at-Tirmidzi).
Menurut Ibnu Katsir, banyak mufassir yang menyebutkan bahwa pada
suatu hari Rasulullah saw. pernah berbicara dengan beberapa pembesar
kaum Quraisy. Beliau berharap mereka mau memeluk Islam. Ketika
beliau tengah berbicara dan mengajak mereka, tiba-tiba datanglah Ibnu
Ummi Maktum, salah seorang yang masuk Islam pada masa awal. Lalu
Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu
seraya mendesak beliau. Nabi saw. sendiri berkeinginan andai saja waktu
beliau itu cukup untuk berbicara dengan dia karena beliau memang
sangat berharap dan berkeinginan untuk memberi petunjuk kepada dia.
Beliau lalu bermuka masam kepada Ibnu Ummi Maktum seraya berpaling
dari dia dan menghadap orang lain. Kemudian turunlah firman Allah SWT:
Abasa wa tawall...2
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Urwah bin az-Zubair, Mujahid,
Abu Malik, Qatadah, adh-Dhahhak, Ibnu Zaid, dan lain-lain dari kaum
Salaf dan Khalaf, yaitu bahwa surah ini turun berkenaan dengan Ibnu
Ummi Maktum. Yang masyhur, dia bernama Abdullah. Ada juga yang
menyebut dia Amr.3 Bahkan menurut asy-Syaukani, para mufassir telah
bersepakat tentang sabab nuzl tersebut.4
Tafsir Ayat
Allah SWT berfirman: Abasa wa tawall (Dia [Muhammad] bermuka
masam dan berpaling). Dhamr al-ghyb (kata ganti pihak ketiga) pada
ayat ini menunjuk kepada Rasulullah saw. Jadi beliaulah yang diberitakan
ayat ini melakukan abasa wa tawall. Menurut Fakhruddin ar-Razi, para
mufassir sepakat tentang hal ini.5
Kata abasa merupakan bentuk al-fil al-mdh dari kata al-ubs, artinya
quthb al-wajhi (bermuka masam), dari dada yang sempit. Inilah makna
yang terkandung dalam ayat ini.6 Menurut Ibnu Jarir ath-Thabari, abasa
bermakna qabadha wajhahu (mengerutkan wajahnya) disebabkan karena
tidak suka.7 Tak jauh berbeda, al-Qurthubi juga menafsirkan kata itu
sebagai kalaha bi wajhihi (bermuka masam). Dikatakan abasa wa
basara.
Adapun
tawall
berarti
aradha
bi
wajhihi
(memalingkan
wajahnya).8
Tentang penyebab perbuatan Nabi saw. tersebut diterangkan dalam ayat
berikutnya: an jahu al-am (karena telah datang seorang buta kepada
dia). Kata al-am berarti orang buta. Menurut ar-Razi, para mufassir
sepakat bahwa yang dimaksud dengan orang buta tersebut adalah
Abdullah bin Ummi Maktum.9 Dia adalah anak paman Khadijah binti
Khuwailid ra. Bapaknya bernama Qais bin Zaid. Ibunya Atikah binti
Abdullah. Ibunya disebut Ummi Maktum karena anaknya, Abdullah, lahir
dalam kedaan buta. Ibnu Ummi Maktum ini termasuk orang-orang yang
awal masuk Islam di Makkah. Menurut Syihabuddin al-Alusi, penyebutan
Ibnu Ummi Maktum dengan al-am (orang buta) untuk mengisyaratkan
udzurnya orang tersebut dalam hal berani memotong pembicaraan
Rasulullah saw. dengan para tokoh.10
Ayat ini berkedudukan sebagai al-mafl li ajlih, objek yang menjadi
penyebab terjadinya perbuatan pelakunya.11 Itu artinya, kedatangan
seseorang yang buta itulah yang menjadi sebab beliau bermuka masam
dan berpaling. Kesimpulan tersebut semakin jelas tatkala memahami
sabab an-nuzl ayat ini.
Ayat ini kemudian dilanjutkan dengan firman-Nya:
Wam yudrka
Rasulullah
saw.
tentang
pentingnya
memberikan
perhatian.
Dalam ayat tersebut, Rasulullah saw. diseru dengan istifhm inkri
(kalimat tanya yang bermakna mengingkari). Menurut Abu Hayyan alAndalusi, makna ayat ini adalah, Kamu tidak mengetahui apakah dapat
yazakk,
yakni ingin membersihkan dirinya dengan al-Quran dan agama yang dia
minta untuk diajarkan dalam rangka menambah kesucian agama dan
menghilangkan gelapnya kebodohan.15
Inilah keadaan yang diharapkan terjadi pada orang tersebut.
Lalu ayat ini dilanjutkan dengan ayat berikutnya: aw yadzdzakkaru fa
tanfaahu al-dzikr (atau dia [ingin] mendapatkan pengajaran, lalu
pengajaran itu memberikan manfaat kepada dia?). Kata yadzdzakkaru
berasal dari kata adz-dzikr (ingat). Dalam konteks ayat ini, maknanya
adalah dia mendapatkan saran dan nasihat agar dia dapat menjauhkan
diri dari perbuatan haram.16
Selanjutnya Allah SWT berfirman: Amm man [i]staghn (Adapun orang
yang merasa dirinya serba cukup). Kata [i]staghn berasal dari kata alghin yang berarti adam al-hjt (tidak membutuhkan). Yang dimaksud
dengan man [i]staghn adalah orang yang memiliki harta dan kekayaan
atau orang yang tidak membutuhkan keimanan dan ilmu yang ada
padamu.17
Kemudian Allah SWTberfirman: Fa anta lahu tashadd (dia kamu layani).
Kata tashadd merupakan bentuk tafaala dari kata ash-shadi, artinya
ash-shawt (gema suara), yakni dia tidak memanggil kamu kecuali engkau
menjawab dia.18
Artinya, Rasulullah saw melayani mereka dengan menjawab semua
pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Tindakan itu dilakukan karena
didorong oleh keinginan kuat beliau untuk mengislamkan mereka. Ibnu
Katsir berkata Adapun terhadap orang yang kaya, kamu layani agar dia
mendapatkan petunjuk.19
Imam al-Qurthubi juga berkata, Rasulullah saw sangat menginginkan
keislaman mereka. Dengan keislaman mereka itu diharapkan dapat
mengislamkan kaum mereka.20
Lalu ditegaskan: Wam alayka all an yazakk (Padahal tidak ada
[celaan] atas kamu kalau dia tidak membersihkan diri [beriman]).
Artinya, tidak ada cela bagi kamu (Muhammad) karena tidak masuk
Islamnya orang yang engkau dakwahi. Sebab, kewajibanmu tidak lain
kecuali menyampaikan.21
Menurut Abu Hayyan, ayat ini juga mengandung makna: meremehkan
urusan orang kafir, meminta berpaling dari orang kafir dan tidak
mempedulikan dia.22
Kemudian Allah SWT berfirman: Wa amm man jaka yasy, wahuwa
yakhsy (Adapun orang yang datang kepada kamu dengan bersegera
[untuk mendapatkan pengajaran], sedang dia takut kepada [Allah]). Ayat
ini kembali berbicara tentang orang yang mendatangi Rasulullah saw.
untuk mendapatkan pengajaran dari beliau. Kata yasy berarti yamsy bi
surah (berjalan dengan cepat). Adapun yakhsy (takut) di sini berarti
takut kepada Allah SWT.23
Orang yang disebut ayat ini, menurut asy-Syaukani, adalah orang yang
bergegas datang kepada kamu dan meminta kamu agar membimbing dia
ke jalan kebaikan dan menasihati dia dengan perintah-perintah Allah
SWT.24
Menurut Ibnu Jarir ath-Thabari, dia adalah orang buta yang datang
kepada kamu dengan bersegara, sedangkan dia takut dan bertakwa
kepada Allah SWT.25
Ibnu Katsir juga berkata, Yang dimaksud ayat ini adalah orang yang
datang kepada Rasulullah saw. dan mengikuti beliau untuk mendapatkan
petunjuk dari perkataan beliau kepada dia.26
dalam
ayat
ini
adalah
tatasghla
(menyibukkan
diri).27
29
Sejak ayat itu turun, Rasulullah saw. amat memuliakan Ibnu Ummi
Maktum. Bahkan Nabi saw pernah mempercayakan sejumlah posisi
penting kapada Ibnu Ummi Maktum. Ketika Nabi pergi berperang, sekitar
10 kali beliau meminta Ibnu Ummi Maktum untuk menggantikan beliau
menjadi pemimpin di Madinah.
melakukan
pembicaraan
dengan
para
tokoh
Quraisy
dan
yang
lebih
besar
terhadap
dakwah,
bersemangat
mencari
dari kalangan
merasa cukup dan tidak perlu beriman sekalipun dari kalangan kaya dan
berada.
WalLh alam bi ash-shawb. [Ust. Rokhmat S. Labib, M.E.I.]
Catatan kaki:
1
319.
3
10
11
12
tt), 251.
13
14
16
17
18
20
21
Ar-Razi, Mafth al-Ghayb, vol. 31, 53. Lihat juga dalam al-Jazairi,
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Umat harus memiliki seorang imam yang bertugas
menegakkan agama, menolong sunnah, membela orang yang
dizalimi, menunaikan hak, dan menempatkan hak pada
tempatnya.
(Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi kaum yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).
Jika kalian menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah
kalian menetapkan hukum itu dengan adil(QS al-Nisa [4]: 58).
Imam (Khalifah) adalah pemelihara urusan rakyat dan dia
ditanya tentang rakyat yang dia urus (HR al-Bukhari).
Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, orangorang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dia
(HR al-Bukhari dan Muslim).
dunia.
Inilah jalan yang dapat menyatukan umat Islam dan negeri-negeri Islam
yang membentang luas dalam satu kepemimpinan dan satu negara.
Khilafah akan menjadi negara adi daya baru yang dapat melibas negara
Amerika Serikat yang kini mendominasi dunia beserta semua negara
imperialis lainnya.
Inilah jalan yang membuat kita dapat meraih predikat khayru ummah,
sebaik-baik umat; umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia karena
kitga melaksanakan amar makruf dan nahi munkar secara sempurna dan
mengimani Allah SWT.
Inilah jalan yang dapat membuka limpahan berkah dari langit dan bumi.
Itulah yang dijanjikan Allah SWT kepada penduduk negeri yang mau
beriman dan bertakwa kepada-Nya, yakni saat mereka menjadikan akidah
Islam sebagai dasar kehidupan dan syariah Islam sebagai hukum yang
diterapkan.
Inilah jalan yang dapat menghasilkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Inilah jalan yang menjauhkan kita dari azab neraka dan murka Allah SWT
sekaligus mengantarkan kita memperoleh nikmat surga dan ridha Allah
SWT.
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi
Mahaperkasa (QS al-Hajj [22] : 40).
Kami juga mengajak para tokoh untuk bergabung dalam gerakan yang
sungguh-sungguh berjuang untuk mengembalikan tegaknya Khilafah.
Sebab, metode syari untuk menegakkan Khilafah adalah dengan
berjamaah. Marilah kita mendukung jamaah yang senantiasa konsisten
dengan Islam dan tidak mau bergeser sedikit pun dari Islam; jamaah yang
memiliki konsep yang jelas, detail dan benar tentang Khilafah beserta
semua sistem yang dibutuhkan; jamaah yang meneladani tharqah
Rasulullah saw. dalam menegakkan Daulah; jamaah yang tanpa henti
berjuang di tengah umat dan bersama mereka untuk menegakkan
Khilafah.
Kemudian akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj
kenabian (HR Ahmad).
Insya Allah, dengan izin dan pertolongan-Nya, masa itu akan segera tiba.
Tanda-tandanya semakin jelas. Dukungan umat terhadap syariah dan
Khilafah terus meningkat. Sebaliknya, kepercayaan umat terhadap
ideologi Kapitalisme, sistem ekonomi liberal dan demokrasi semakin
luntur. Demikian pula terhadap para penguasa saat ini. Umat sudah
semakin sadar bahwa para penguasa itu tak lebih merupakan para kaki
tangan dan komprador negara-negara kafir penjajah. Karena itu
keruntuhan mulkan jabriyyan (kekuasaan diktator) itu hanya soal waktu.
Insya Allah, tak akan lama lagi masa mereka akan segera berakhir diganti
dengan Khilfah al minhj al-nubuwwah.
Wahai para tokoh umat, sambutlah seruan kami dengan penuh semangat,
bulatkan tekad dan kokohkan niat untuk mewujudkan tujuan mulia ini.
Sambutlah perintah Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian pada suatu yang
memberikan kehidupan kepada kalian (QS al-Anfal [8]: 24).
:
: