Anda di halaman 1dari 13

Tugas Besar Elemen Mesin I

Perencanaan Ulang Baut Pada Dudukan AC

Oleh:
Nama: Saiful Amin
Nim: 11. 301. 0286

PROGARAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2013
1

KATA PENGANTAR
Asalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia, atas
terselesaikan-nya Tugas Elemen Mesin ini walaupun masih jauh dari tahap kesempurnaan.
Dalam Tugas Elemen Mesin ini, penulis mencoba meneliti sebuah baut untuk dudukan pada
sebauh AC . Dalam penelitian sebuah baut pada dudukan AC ini, penulis mengambil literatur dari
berbagai buku-buku mesin dan masukan dari teman-teman serta dosen.
Penulis hendak mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Darmanto,ST.,M Eng. selaku
pembimbing tugas dalam penelitian ini, yang telah banyak membimbing dalam penyusunan Tugas
Elemen Mesin ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik Mesin Unwahas, kususnya untuk
semester IV.
Akhir kata penulis mengharapkan adanya sumbang saran yang dapat beramanfaat bagi penulis
untuk memperbaiki isi penelitian ini.
Wasalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 12 Juli 2013

( Penulis)

DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................4
1.1 Latar belakang .............................................................................................4
1.2 Tujuan ..........................................................................................................4
1.3 Batas masalah ...............................................................................................4
BAB II ................................................................................................................5
DASAR TEORI.................................................................................................5
2.1 Pengertian baut .............................................................................................5
2.2 Pengertian ulir...............................................................................................5
2.3 Jenis jenis ulir ............................................................................................6
2.4 Pemilihan baut dan mur ................................................................................7
2.5 Beban eksentik..............................................................................................7
BAB III ..............................................................................................................9
PERHITUNGAN ..............................................................................................9
3.1 Perhitungan Perencanaan Mur-Baut Pada Dudukan AC ..............................9
3.2 Perencanaan ..................................................................................................9
BAB IV...............................................................................................................11
PENUTUP .........................................................................................................11
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................11
4.2 Saran .............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
Lembar Asistensi ................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Mur/baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan
sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang. Sambungan skrup/baut dan
mur merupakan sambungan yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka.
Dalam sistem pengikat, mur dapat mengikat dengan kencang dan juga menahan beban
apabila baut yang digunakan pas pada ukurannya tertentu. Mur atau yang dikenal akrab dengan
sebutan baut adalah suatu komponen yang sangat penting dalam suatu penyambungan benda
kerja,agar benda kerja tersebut bisa berkerja dengan makanisme yang di inginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari alat-alat permesinan sangat memerlukan mur baut, mur yang
sangat penting untuk menahan beban, menahan geseran,dan menahan tarikan apabiala di sudah
digunakan pada mesin atau alat-alat permesinan. Dalam hal ini perencanaan mur baut dalam dudukan
AC haruslah tepat demi mendapatkan kinerja yang efiktif ,maksimal serta mampu menahan beban
yang di timbulkan oleh AC, mur baut sangat di butuhkan untuk menahan beban AC yang sudah
terpasang pada dinding-dinding kantor atau rumah.

1.2. Tujuan
Karena suatu perencanaan elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti, maka dalam
pemasangan baut dalam dudukan AC ini terdapat tujuan yang hendak dicapai agar memiliki efisiensi yang
tinggi, yaitu:
1. Dapat memilih bahan mur baut.
2. Mengetahui beban geser.
3. Mengetahui beban tarik
4. Mengetahui kekuatan baut

1.3. Batasan Masalah


Dalam pemasangan Mur-Baut pada dudukan AC, ada bagian-bagian yang sangat penting dan
berpegaruh dalam pemasangan tersebut yaitu : Beban geser masing-masing baut
Beban tarik akibat momen
4

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Baut


Baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan
utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat
sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai
bidang miring yang membungkus suatu batang. Sambungan skrup/baut dan mur merupakan sambungan
yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka.
Bagian bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir. Ulir adalah suatu yang diputar disekeliling
silinder dengan sudut kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi
tiga di gulung pada sebuah silinder. Dalam pemakaian nya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir
luar dan ulir dalam.

Gb.01 Spesifikasi Mur Baut (http://gambarteknik.blogspot.com/2008/12/baut-mur-dlm-gambarteknik.html)

2.2. Pengertian Ulir


Ulir adalah alur yang berputar biasanya terdapat pada benda silinder yang memiliki fungsi untuk menghubungkan satu
benda dengan benda lainnya. Fungsi Ulir Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan atau
menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir
secara umum dapat dikatakan sebagai berikut :
1. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu unit barang jadi. Biasanya
yang digunakan adalah ulir-ulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British Standard maupun
American Standard.
2. Sebagai penerus daya, artinya sistern ulir digunakan untuk memindahkan suatu daya
menjadi daya lain misalnya sistern ulir pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin
produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir ini maka beban yang relatif berat dapat
ditahan/diangkat dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak digunakan di sini.

3. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada sistem uliryang digunakan
pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk penyambungan pipa. Ini adalah ulir-ulir Whitworth. Jenis
Ulir-Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut : ulir segitiga, persegi, trapezium, gigi
gegaji dan bulat. Bentuk persegi, trapezium, dan gigi gergaji, pada umumnya dipakai untuk pengerak atau
penerus gaya , sedangkan ulir bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena kotoran . tetapi
bentuk yang paling banyak dipakai adalah ulir segitiga. Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak
baginya dalam ukuran metris dan inch, dan menurut ulir kasar dan lembut sebagai berikut :
seri ulir kasar metris
seri ulir kasar UNG
seri ulir lembut simetris
seri ulir lembut UN

2.3. Jenis-Jenis Ulir


a.

b.

c.

d.

e.
Gb.02 jenis-jenis ulir
a.ulir Whitwort b. Ulir standar Amerika
c. Ulir Segi Empat d. Ulir ACME e. Ulir Metric (Khurmi)

2.4. Pemilihan Baut dan Mur


Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah
kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus di
lakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.
Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai factor harus di perhatikan seperti sifat
gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa:
i.

Beban statis aksial murni.

ii.

Beban aksial, bersama dengan beban puntir.

iii.

Beban geser.

iv.

Beban tumbukan aksial.

2.5. Beban Eksentik (arah beban tegak lurus arah baut)

Gb.0.3 Beban Eksentrik (Khurmi)


Sebuah bracket diberi beban seperti gambar diatas akan menimbulkan dua akibat
pembebanan terhadap baut :
1. Tegangan tarik
Pi = 142 d
A=

= diameter pith (mm)


= diameter mirror (mm)
t= Pi/A ........(1)
2. Beban geser masing-masing baut
= W/n (2)
n = jumlah baut
3. Beban tarik akibat momen
Beban tarik maksimum terjadi pada baut 3 dan 4 yang bersarnya
=(

)/2(

).....(3)

Sehingga di peroleh:
Beban tarik Equivqlen:
= 1 2(

+4

).....(4)
7

Beban Geser Equivalen :


=1 2(

+4

)(5)

Dari beban equivalen tersebut untuk menghitung ukuran baut.

BAB III
PERHITUNGAN
3.1. data

Data perencanaan dari mur baut pada dudukan AC


1) Beban AC = 37 kg (w)
2) Jumlah baut = 8
3) Panjang total = 50 cm (L)
4) Panjang 1 = 3 cm ( )
5) Panjang 2 = 39 cm ( )
Ukuran baut yang di gunakan
M 0,6 X 1
Pith

: 0,15 cm

Major

: 0,6 cm

Pith diameter (

: 0,50 cm

Minor diameter ( )

: 0,41 cm

3.2. Perencanaan
a. Beban tarik akibat pengencangan baut
Pi = 142 d
A=
A=

+
,

= 0,785 x 0,207

= 0,162 cm2 = 16,2 mm2


Pi = 142 d
= 142 x 6
= 852 kg

b. Beban geser
= w/n = 37 8 = 4,62 kg
c. beban tarik eksentrik
= ( 18,5 50 39 ) / 2 (3 + 39 ) =
=
=

(
.

= 0,011kg

d. beban equivqlen
Beban tarik total = 852+0,011 = 852,011 kg
Beban tarik Equivqlen :
= 1 2 (852,011 + 852,011
Beban Geser Equivqlen :

+ 4 4,62 ) = 894,69 kg

= 1 2 ( 852,011 + 4 4,62 ) = 468,69 kg

e. tegangan tarik
/A
894,69
f.

2
16,2 = 55,22 kg/mm

Tegangan geser

/A
468,69

2
16,2 = 28,9 kg/mm

g. Tekangan yang di rencanakan

1 = 5,25 x 1 = 55,22 mm2

1 = 28,9 x 1 = 28,9 mm2

Jadi bahan yang digunakan untuk pembuatan mur baut dudukan AC adalah JIS FCD 70
dengan tegangan tarik 55,22 Kg/mm2

10

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi lewat perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan dari perhitungan diatas
didapatkan tegangan tarik adalah : 55,22

dan material yang digunakan adalah besi cor grafit

bulat dengan JIS FCD 70,dan dengan tegangan geser 28,9 mm2.
4.2 saran
untuk perencanaan mur baut pada dudukan AC disarankan supaya menggunakan mur
baut yang tepat dengan kualitas yang baik dan sesuai standart supaya kinerja yang dihasilkan
lebih maksimal dan umurnya pun lebih lama.

11

Daftar Pustaka
Elemen Mesin,Khurmi.2004
http://gambarteknik.blogspot.com/2008/12/baut-mur-dlm-gambar-teknik.html
J.W. Stevens, Energy Convers. Manage. 42/6 (2001) 709.
Yefri Chan, (Universitas Darma Persada)

12

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN 1 (Satu)
Nama

: Saiful Amin

Nim

: 11 301 0286

Judul

: Baut Dudukan AC

NO

TANGGAL

MATERI

04-04-2013

Memilih Tugas

25-04-2013

Data

16-05-2013

Data

20-06-2013

Perhitungan

12-07-2013

Perhitungan

TANDA TANGAN

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Semarang, 12 Juli 2013


Pengampu,
Darmanto,M.Eng
13

Anda mungkin juga menyukai