Anda di halaman 1dari 18

Berkas Pasien

A. Identitas
Nama
: Ny. Y
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Padang, 28 September 1952
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Padang
Alamat
: Jln. Kramat V no 29 Kecamatan Senen, Jakarta
Penghasilan
: Rp. 2.500.000,- / bulan
Jumlah tanggungan
: tidak ada
Jenis Pembayaran
: Asuransi Kesehatan (ASKES)
No. RM
: 4110
Tgl. Periksa
: 23 September 2013
B.

Ananmnesis
1. Keluhan Utama :
Nyeri kedua lutut sejak enam bulan yang lalu
2. Keluhan Tambahan:
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien wanita, berusia 61 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan
Senen dengan keluhan nyeri kedua lutut sejak enam bulan yang lalu.
Awalnya nyeri hanya terjadi pada lutut kanan yang makin lama makin
memberat. Kemudian disusul dengan nyeri pada lutut kiri. Nyeri
bertambah dengan gerakan tertentu (misalnya pada gerakan sujud menjadi
berdiri) serta saat berjalan jauh (lebih kurang 100 meter). Dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Sejalan dengan bertmbahnya rasa nyeri pada
kedua lutut, pasien juga mengeluhkan adanya perubahan gaya berjalan
yang hal ini menyusahkan pasien. Terkadang pasien juga mendengar bunyi
gemeretak bila menggerakkan lututnya. Pasien juga mengeluhkan kaku
lutut pada pagi hari, namun hanya sekitar 10 menit. Pasien mengaku
menopause pada usia 50 tahun.
Keluhan ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien biasanya
hanya mendiamkan saja rasa nyeri dan berharap hilang dengan dengan
1

sendirinya tanpa obat. Namun, karena sudah lebih hebat rasa nyerinya,
pasien berobat dengan harapan rasa sakitnya dapat berkurang. Pasien tidak
mengetahui bahwa penyakitnya akan berlangsung seumur hidup dan tidak
mengetahui dampak yang terjadi apabila pasien hanya mendiamkan
penyakitnya tanpa pergi ke dokter. Pasien datang berobat ke Puskesmas
Kecamatan Senen karena pasien ingin sembuh dari penyakitnya. Pasien
sendiri khawatir penyakit yang diderita oleh pasien ini akan menjadi lebih
parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari serta membebankan
kedua anaknya.
Keluhan baal, kesemutan dan nyeri yang menjalar tidak ada. Riwayat
lutut merah, bengkak dan terasa panas tidak dialami pasien. Nyeri
pinggang, pergelangan kaki serta sendi lainnya tidak ada. Riwayat jatuh
dan terbentur tidak ada. Pasien juga jarang melakukan olah raga dengan
alasan tidak ada teman dan tidak ada waktu. Selain itu pasien juga gemar
sekali memakan makanan berlemak yang membuat tubuh pasien semakin
bertambah.
Dengan adanya keluhan ini, pasien merasa terhambat untuk
melakukan aktivitas, misalnya untuk berjalan menuju suatau tempat pasien
memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan sebelum timbulnya
keluhan nyeri pada kedua lutut.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien baru pertama kali mengalami sakit seperti ini. Riwayat kencing
manis, kolesterol tinggi, hipertensi atau asam urat disangkal oleh pasien.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat dengan keluhan yang sama yaitu nyeri di kedua lutut dialami
oleh ibu pasien.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan status janda. Saat ini
pasien berobat menggunakan kartu jaminan kesehatan (ASKES) karena,
2

suami pasien dulu nya adalah seorang PNS. Menurut pengakuan pasien,
suami pasien meninggal 2 tahun lalu saat usia 62 tahun karena penyakit
darah tinggi. Pasien memiliki 1 orang anak laki-laki berusia 30 tahun dan
1 orang anak perempuan berusia 27 tahun. Kedua anak pasien sudah
bekerja, anak pertama bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan anak
kedua bekerja sebagai guru. Pasien tinggal bersama anak pertama nya
yaitu Tn.R. Anak kedua pasien Ny.S tidak tinggal serumah lagi
dikarenakan sudah berumah tangga dan tinggal bersama suami nya.
Pendapatan rata-rata Ny.Y diperoleh dari pensiunan suami dan
pemberian dari kedua anaknya yaitu berjumlah Rp.2.500.000,-. Uang ini
digunakan pasien untuk memenuhi makan sehari-hari dan kebutuhan
rumah tangga lainnya. Pasien mengaku masih dapat menyisikan uang tiap
bulannya sebesar Rp.100.000,-

7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki pola makan yang teratur, yaitu sehari tiga kali
diwaktu yang saama. Pasien selalu memasak makanan nya sendiri di
rumah. Pasien sering mengkonsumsi daging, ikan, telur dan makanan
bersantan. Pasien juga memiliki kegemaran makan gorengan. Pasien
jarang mengkonsumsi susu, sayur dan buah karena menurut pasien kurang
enak untuk dimakan.
Pasien menyangkal mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan
juga tidak merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-hari, pasien
mengerjakan urusan rumah sendiri. Pasien memiliki kebiasaan berdiri
lama saat memasak di dapur dan berjongkok ketika mencuci pakaian.
Pasien jarang sekali melakukan olahraga, karena menurut pasien waktu
pagi digunakan untuk memasak dan membereskan rumah. Selain itu,

dilingkungan pasien tidak ada kegiatan untuk berolah raga sehingga pasien
enggan melakukan nya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 80x / menit
- Pernapasan
: 20x / menit,
- Suhu
: 36,5 oC
- Berat Badan
: 61 kg (pada tanggal 23 September 2013)
4. Status Generalis :
Kepala
-

Bentuk
Rambut
Mata

Telinga
Hidung
Mulut

: Normocephal
: Hitam, tidak mudah dicabut
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya
langsung dan tidak langsung (+).
: Bentuk normal, membran timpani intak
: Bentuk normal, septum nasi di tengah
: Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor,
tidak hiperemis, tidak ada nyeri
menelan, karies gigi (-), karang gigi (-)

Leher
Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-), JVP 5+0
cmH2O
Thoraks
a. Cor :

Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi
Perkusi

: Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra


: Batas atas
: ICS III linea sternalis dextra
Batas kanan
Batas kiri

Auskultasi

: ICS IV linea parasternalis dextra


: ICS IV linea linea mid clavicula dan
linea axilaris anterior sinistra
Batas paru hati
: ICS IV linea midklavikula dextra
: BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo :
4

Anterior

Posterior

Inspeksi

Dinding dada simetris


Retraksi -/Tertinggal gerak -/-

Dinding dada simetris


Retraksi -/Tertinggal gerak -/-

Palpasi

Fremitus D=S
Tertinggal gerak -/-

Fremitus D=S
Tertinggal gerak -/-

Perkusi

Sonor di seluruh lapang

Sonor di seluruh lapang

paru

paru

Suara napas dasar

Suara napas dasar

vesikuler +/+
Rhonki -/Wheezing -/-

vesikuler +/+
Rhonki -/Wheezing -/-

Auskultasi

Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
-

Perkusi
Auskultasi

Ekstremitas
- Superior

Inferior

5. Status Lokalis
Genu kanan
Genu kiri

: Perut datar simetris


: Nyeri tekan (-)
Hepar dan lien tidak teraba
: Timpani pada seluruh lapang abdomen
: Bising usus (+) normal
: Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
: Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
: bengkak (-), kemerahan (-)
Panas (-), nyeri (+)
Krepitasi (+), ROM kesegala arah
: bengkak (-), kemerahan (-)
Panas (-), nyeri (+)
Krepitasi (+), ROM kesegala arah

D. Pemeriksaan Penunjang :
a. Rontgen : Pada pasien ini direncanakan pemeriksaan foto rontgen genu
bilateral untuk melihat adanya pembentuka kalus dan spur.

Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1.

Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga
: Ny.Y, usia 61 tahun
b. Identitas Pasangan
: - (cerai mati)
c. Struktur Komposisi Keluarga : The single parent family

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


No.

Nama

Ny. Y

Tn. R

Status

Jenis

Keluarga
Kepala

Kelamin

Keluarga
Anak

Usia

Perempuan 61 tahun

Laki-Laki

Pendidika
n
SMA

30 tahun

S1

Pekerjaan
Ibu Rumah
Tangga
Pegawai
Negeri
Sipil

2.

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah : 12 x 6 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang
Luas halaman rumah : Tidak ada
Lantai rumah dari : Keramik

Kesimpulan
Ny. Y tinggal di rumah milik
sendiri. Terdiri dari satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, dua

Dinding rumah dari : Tembok


Jamban keluarga : Ada
Tempat bermain : Tidak ada
Penerangan listrik : 750 watt
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

kamar tidur, satu ruang makan,


satu kamar mandi dan satu
dapur. Total penghuni di rumah
tersebut sebanyak 2 orang.
Ventilasi udara dan
pencahayaan baik terdapat
empat jendela di bagian depan
rumah yang selalu dibuka
setiap pagi. Terdapat jamban
keluarga, tempat pembuangan
sampah dan air bersih tersedia
serta kondisi lingkungan yang
padat bersih.

b. Kepemilikan barang barang berharga


Keluarga ini memiliki :
- Satu buah motor
- Satu buah televisi
- Satu buah lemari es
- Satu buah kompor gas
- Satu buah kipas angina
c. Denah rumah
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. Y

TAMPAK DEPAN

RUANG TAMU

KAMAR
1
RUANG
KELUARGA

KAMAR
2

12
METER

U
KAMAR
MANDI

DAPUR

6 METER
TAMPAK BELAKANG

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita : KMS (-)
c. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Asuransi Kesehatan (ASKES)

4.

Sarana Pelayanan Kesehatan


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan

Keterangan
Naik kendaraan umum

Kesimpulan
Paisen biasa berobat ke
Puskesmas Kecamatan

Asuransi Kesehatan

Kualitas pelayanan

(ASKES)
Menurut keluarga kualitas

kesehatan

pelayanan kesehatan yang


didapat cukup memuaskan

Senen karena biayanya


yang gratis. Jarak yang
ditempuh juga tidak
terlalu jauh dari rumah,
sehingga dapat ditempuh
dengan naik angkutan
umum menuju Puskesmas.
Pasien juga merasa puas
dengan pelayanan
kesehatan yang ada di
Puskesmas.

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasan makan :
Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang teratur. Pasien
mengaku bahwa dia makan sesuai jam makan, yaitu untuk sarapan
pagi jam 7.00, makan siang jam 13.00 dan makan malam jam 19.00.
Daintara waktu makan, pasien juga sering memakan gorengan dan
cemilan lainnya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pasien
selalu memasak makanan dirumah. Biasanya menu yang dibuat seharihari adalah ikan telur, ayam, terkadang daging. Pasien juga senang
masak makanan bersantan. Pasien jarang sekali memakan sayur, buah
dan susu.
Pasien selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum
dan setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas masingmasing sendiri.
.
b. Menerapkan pola gizi seimbang :
Menu makan sehari-hari keluarga Ny. Y yang biasa disajikan
terdiri dari nasi, ikan, telur, ayam, terkadang daging, tahu, tempe,

namun jarang mengkonsumsi sayur, buah, dan susu. Pola makan


pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
Tabel 5. Food Recall Pola Makan Ny. Y Selama Tiga Hari Terakhir
Tanggal
22 September

Pagi
Nasi 1 piring,

Siang
Nasi 1 piring,

Malam
Nasi 1 piring,

2013

telur dadar 1

ikan santan 1

ikan santan 1

potong, tumis

potong, tempe

potong, tempe

21 September

tempe
Nasi 1 piring,

goreng 1 potong goreng 1 potong


Nasi 1 piring,
Nasi piring,

2013

ayam goreng 1

ayam goreng 1

Mie instan 1

potong, tahu

potong, tahu

bungkus, telur 1

20 September

goreng 1 potong goreng 1 potong butir


Nasi 1 piring, Nasi 1 piring,
Nasi 1 piring,

2013

telur

dadar

potong,

1 ikan goreng 1

tempe ekor, sayur

goreng 1 potong nangka santan

c. Antropometri Pasien :
a) Tinggi Badan
b) Berat Badan
c) Berat Badan Ideal

ikan goreng 1
ekor, sayur
nangka santan

= 155 cm
= 65 Kg
= (155-100) (155-100)10%
= 49,5 Kg

d) Indeks Massa Tubuh

= 65/(1,552) = 27

Tabel 6. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia


Pasifik (WHO, 2010)

10

Kesan : Berat badan Ny. Y berdasarkan IMT adalah berat badan obese I

6.

Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien
memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur. Anak
pasien juga mengingatkan untuk berobat ke puskesmas walaupun
pasien tidak diantar dengan anak-anaknya untuk pergi berobat
dikarenakan harus pergi bekerja.
Biaya pelayanan kesehatan pasien bersumber dari asuransi
kesehatan (ASKES) sehingga pasien dapat terus rutin berobat sampai
keluhan tidak muncul kembali.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Kesibukan anak pasien diluar rumah menyebabkan tidak
adanya yang mengawasi pasien dalam mengkonsumsi makanan ynag
sehat, mengingat pasien gemar sekali makan makanan yang
berlemak.
Tidak adanya anggota keluarga dirumah membuat pasien
melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti memasak, membersihkan
rumah, mencuci baju maupun menggosok dimana hal ini akan
memperberat keluhan pasien.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah the single parent family yang terdiri dari
Ny. Y sebagai kepala keluarga dan dua orang anaknya Tn. R dan Ny.S.
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien
termasuk pada tahap keluarga dengan anak meninggalkan keluarga (family
launching center)

11

3. Family map

Tn. P, COD (?)


saat usia 70 thn

Ny. S 62 thn

Ny. K, COD (?)


saat usia 75 thn

Tn. L 65 thn

Ny. Y, 61 thn

Tn. A, 62 thn, COD :


Hipertensi

Tn. A, 31 thn
Tn. R, 30 thn

Ny. S,
27 thn

Gambar 4. Family Map Keluarga Ny. N


Keterangan :
: Laki - laki

: Perempuan

: Pasien perempuan

: Meninggal (laki-laki)

: Hubungan pernikahan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

12

Tn. B, 28 th

Pasien adalah seorang janda, suami pasien meninggal 2 tahun yang


lalu, sehingga terkadang pasien merasa kesepian karena kurangnya peran
suami dalam keluarga terutama saat anak pergi bekerja.
Pada pagi sampai sore hari pasien berada di rumah sendiri, hal ini
mengaibatkan tidak ada yang mengingatkan pasien untuk makan yang bergizi,
mengingat pasien adalah sorang yang gemar makan makanan berlemak. Tidak
ada juga yang membatasi pasien untuk megurangi porsi makan dan
menghentikan untuk mengemil gorengan. Selain itu, tidak ada juga anggota
keluarga yang mengajak pasien untuk melakukan oleh raga.
D. Diagnosis Holistik
a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu
mengenai penyakitnya)

Pasien wanita, berusia 61 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan


Senen dengan keluhan nyeri kedua lutut sejak enam bulan yang lalu. Awalnya
nyeri hanya terjadi pada lutut kanan yang makin lama makin memberat.
Kemudian disusul dengan nyeri pada lutut kiri. Nyeri bertambah dengan
gerakan tertentu (misalnya pada gerakan sujud menjadi berdiri) serta saat
berjalan jauh (lebih kurang 100 meter). Dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri pada kedua lutut, pasien
juga mengeluhkan adanya perubahan gaya berjalan yang hal ini menyusahkan
pasien.

Terkadang

pasien

juga

mendengar

bunyi

gemeretak

bila

menggerakkan lututnya. Pasien juga mengeluhkan kaku lutut pada pagi hari,
namun hanya sekitar 10 menit. Pasien mengaku menopause pada usia 50
tahun.
Keluhan ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien biasanya
hanya mendiamkan saja rasa nyeri dan berharap hilang dengan dengan
sendirinya tanpa obat. Namun, karena sudah lebih hebat rasa nyerinya, pasien

13

berobat dengan harapan rasa sakitnya dapat berkurang. Pasien tidak


mengetahui bahwa penyakitnya akan berlangsung seumur hidup dan tidak
mengetahui dampak yang terjadi apabila pasien hanya mendiamkan
penyakitnya tanpa pergi ke dokter.
Pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen karena pasien
ingin sembuh dari penyakitnya. Pasien sendiri khawatir penyakit yang diderita
oleh pasien ini akan menjadi lebih parah sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari serta membebankan kedua anaknya.

b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Diagnosis kerja
: Osteoartritis genu bilateral
Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit

sekarang

dan

pemeriksaan fisik
Diagnosis banding : -

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien):
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah
seorang perempuan berusia 61 tahun yang telah menopause. Pasien memiliki
berat badan berlebih dalam hal ini masuk kedalam kriteria obesitas 1. Pasien
juga memiliki kebiasaan makan makanan berlemak dan jarang sekali
melakukan olah raga. Ibu pasien juga memiliki keluhan yang sama.
d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah) :
Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan. Anakanak pasien mengingatkan pasien untuk pergi berobat. Namun, anggota
kelurga belum mampu membantu pasien untuk merubah pola hidup menjadi
sehat, yaitu berolahraga dikarenakan kesibukan mereka diluar rumah. Selain
itu tidak adanya anggota keluarga yang mengingatkan pasien untuk selalu
makan makanan yang bergizi dan mengurangi makanan berlemak.

14

Status ekonomi tidak menjadi masalah bagi pasien, karena pasien telah
mendapatkan jaminan asuransi kesehatan dari pemeritah dan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari pasien diberikan uang oleh kedua anaknya
yang telah bekerja.
e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ):
Sebelum sakit, Ny.Y adalah seorang ibu rumah tangga yang bertugas
mengurus semua urusan rumah tangga seperti mamasak, mencuci dan
membersihkan rumah. Setelah didiagnosis mengidap penyakit osteoatritis Ny.Y
masih dapat melakukan tugas-tugasnya namun sedikit lebih lambat karena pasien
sering berhenti sejenak ketiga kedua lututnya terasa sangat sakit. Menurut skor
ECOG aktivitas menjalankan fungsi sosial pasien memiliki nilai 4.
E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
Tabel 7. Rencana Pelaksanaan

Aspek
Aspek
Personal

Kegiatan
Memberitahu pasien

Sasaran
Pasien

Waktu
Saat pasien

bahwa osteoartritis

berobat ke

merupakan penyakit

Puskesmas

degeneratif yang hampir

dan saat
kunjungan

dialami oleh semua orang


berusia lanjut dan dapat
dicegah komplikasinya

Hasil yang
Diharapkan
Pasien tidak
khawatir lagi

ke rumah
pasien.

dengan mengurangi faktor


risiko yang memperberat
timbulnya osteoatritis
Mengingat pasien untuk
minum obat secara teratur
Memberitahu pasien

15

bahwa dengan adanya


asuransi kesehatan maka
pengobatan osteoatritis ini
tidak akan membebankan
anak-anaknya secara
ekonomi
Mengingatkan pasien
untuk kembali puskesmas
bila keluhan belum
membaik atau semakin
Aspek

memberat
Menjelaskan kepada

klinik

pasien dan anggota

dan anak berobat dan

keluhan pasien

keluarga tentang terapi

pasien

kunjungan

sehingga pasien

ke rumah

dapat melakuan

pasien

aktivitas tanpa

Pasien

yang diberikan.
Memberikan obat berupa :

Saat pasien

Mengurangi

- OAINS : Peroxicam
1 x 20 mg selama 6

gangguan dan

hari
- Chondroprotective :

timbulnya

mencegah
komplikasi

glikosaminoglikan 2 x
500 mg selama 2
minggu
Menganjurkan pasien
untuk melakukan
pemeriksaan foto rontgen
Aspek
risiko
internal

genu bilateral
Mengurangi makanan
yang banyak
mengandung lemak
Menganjurkan pasien
untuk makan 3x/hari

Pasien

Saat

Pasien

dan anak kunjungan

mengkonsumsi

pasien

ke rumah

makanan dengan

pasien.

menu yang lebih


sehat dan bergizi
16

secara teratur dan

Tercapai berat

mengkonsumsi sayur,

badan yang ideal


Pasien dapat

buah serta susu setiap

menerapkan pola

harinya.
Mengurangi porsi atau

makan gizi

frekuensi makan untuk

seimbang
Pasien dapat

mencapai berat badan

menjaga kebugaran

ideal
Konsul ke bagian gizi
Menganjurkan pasien

tubuhnya

untuk berolahraga
Aspek

Mengingatkan anggota

Pasien

Saat

Pasien tidak putus

psikososia

keluarga pasien agar

dan adik

kunjungan

asa dalam proses

l keluarga

terus memberikan

pasien

ke rumah

pengobatan yang

dukungan kepada pasien


untuk menjalani
pengobatan dan segera
berobat bila keluhan
tidak berkurang atau
semakin memburuk
Memberitahukan kepada
anggota keluarga untuk
mengajak pasien berolah
raga
Memberikan anjuran
menu makanan gizi

pasien.

dijalani.
Pasien menjadi
teratur meminum
obat.
Meningkatkan
kebiasaan berolah
raga di dalam
keluarga
Tercapainya
konsumsi menu
makanan bergizi
dalam keluarga

seimbang, sehingga
anggta keluarga dapat
mengingatkan pasien
untuk selalu

17

mengkonsumsi makanan
yang bergizi
Aspek
Memberitahukan pasien Pasien
fungsional
untuk
mengurangi
aktivitas berlebih yang
akan

memperparah

penyakit pasien

Pada saat

Mencapai kondisi

kunjungan

kesehatan yang

ke rumah.

optimal agar
aktivitas seharihari tetap dapat
dilakukan.

F. Prognosis
1.
2.
3.

Ad vitam
Ad sanationam
Ad functionam

: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam

18

Anda mungkin juga menyukai