Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN scenario 2

3. Babaimana prinsip kerja dari imunisasi?


Jawab:
Pada dasarkan, secara alami ketika dilahirkan, kita sudah memiliki kekebalan atau
imuniasi terhadap berbagai jenis serangan atau kehadiran zat asing yang masuk dalam tubuh.
Kekebalan ini merupakan imunitas yang diterima dari ibu yang mengandung kita, yang dikenal
sebagai maternal antibody. Maternal antibodi adalah kekebalan pasif pada bayi yang diterima
dari ibunya. Kekebalan pasif ini memberi perlindungan terhadap penyakit infeksi, tetapi
perlindungan yang ditimbulkan bersifat sementara. Kadar antibodi akan berkurang setelah
beberapa minggu atau bulan, dan penerima tidak lagi kebal terhadap penyakit tersebut. Proses
transformasi antibodi ini berlangsung melalui plasenta ketika usia kandungan pada 1 s/d 2 bulan
di akhir masa kehamilan, sehingga seorang bayi akan mempunyai antibodi seperti ibunya.
Maternal Antibodi yang diterima dari ibu mulai menurun pada usia 2 bulan dan terus berangsurangsur menurun sampai empat bulan
Dengan semakin menurunnya maternal antibody pada bayi, kemudian diperlukan proses
imunisasi. Kita harus ingat tugas pokok dari vaksin, yaitu untuk menimbulkan kekebalan atau
imunitas dari tubuh penerima vaksinasi. respons imun dapat dipengaruhi oleh maternal antibodi,
sifat dan dosis antigen, jenis antigen, cara pemberian, jadwal pemberian, ajuvan, pengawet, serta
antibiotik yang ada didalam vaksin. Juga pengaruh faktor penerima, seperti faktor genetik, jenis
kelamin, umur, status gizi dan peyakit lain yang menyertai dan dapat mempengaruhi sistem
kekebalan.
Sistim kerja imun atau pertahanan tubuh dibedakan atas 2 kelompok:
a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh
membuat antibody sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami maupun
buatan. Kekebalan aktif alami ( natural immunity) adalah kekebalan yang diperoleh tubuh
setelah seorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Seseorang tidak akan terserang

penyakit yang sama sebab, tubuh yang terserang sudah kenal dengan antigen yang
menyerang, akibatnya darah membentuk antibody untuk melawan antigen tersebut.
Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yaitu setelah tubuh
mendapatkan vaksinasi. Vaksin merupakan proses memasukkan kuman penyakit yang sudah
dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak membahayakan tubuh sebagai antigen, supaya
tubuh membentuk antibody agar tidak asing dengan penyakit yang menyerang nantinya,
sehingga kesakitan akan penyakit dapat dikurangi dan dicegah. Tindakan membentuk
kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksi disebut imunisasi.

Gambar. Prinsip kerja imunisasi


b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari antibody yang disintesis dalm
tubuh, melainkan kita langsung menggunakannnya. Seperti halnya kekebalan aktif,
kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan

yang diperoleh bukan dari tubuh sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya
kekebalan bayi yang didapat dari ibu ketika masih berada dalam kandungan melalui plasenta
dan tali pusat, dan ketika mendapat ASI Ekslusif bayi juga mendapatkan antibody dari
ibunya.
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibody yang sudah jadi dan
terlarut dalam serum. Hal ini hampir sama dengan vaksin, namu bedanya pada vaksin bersifat
sementara sedangkan ini bersifat dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup,
contohnya suntikan ATS ( Anti Tetanus Serum) dan suntikan IG (Immune Globulin).
Atkinson,W., et al. 2000. Epidemiology and Prevention of Vaccine Preventable
Disease
Depkes RI. 2005. Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan KIPI

13. Bagaimana makna klinis Bayi S belum bisa mengankat kepala dan tengkurap?
Jawab:
Kemungkinan bayi S mengalami keterlambatan perkembangan, yang dilihat dari beberapa
aspek penilaian seperti motoric kasar dan motoric halus pada bayi yang seusia dengan bayi S.

23. Apa tujuan dan manfaat dari KMS?


Jawab:
Tujuan KMS:
Untuk memantau kesehatan pertumbuhan anak
Manfaat KMS:

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,

pemberian kapsul vit A, ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI


Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita

Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan

tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita


Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita

Nursalam. 2005. Kartu Menuju Sehat dalam Buku Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.

33. Bagaimana Penatalaksanaan pada Down Syndrome?


Jawab:
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi
kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami
kemunduran dari sistim penglihatan, pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus
otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan dukungan maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai
berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya.
Stimulasi dini. Stimulasi sedini mungkin kepada bayi yang DS, terapi bicara, olah tubuh,
karena otot-ototnya cenderung lemah. Memberikan rangsangan-rangsangan dengan permainanpermainan layaknya pada anak balita normal, walaupun respons dan daya tangkap tidak sama,
bahkan mungkin sangat minim karena keterbatasan intelektualnya. Program ini dapat dipakai
sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan
syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu
berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK,
mandi,yang akan memberi anak kesempatan.
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung,
mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada
jantung tersebut. Dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena
infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi
yang adekuat. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada anak Down Syndrom:

Fisio Terapi.
1. Penanganan

fisioterapi menggunakan tahap perkembangan motorik kasar untuk

mencapai manfaat yang maksimal dan menguntungkan untuk tahap perkembangan yang
berkelanjutan. Tujuan dari fisioterapi disini adalah membantu anak mencapai
perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang anak, yang berarti bukan untuk
menyembuhkan penyakit down syndromenya.
2. Tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang tepat. Untuk
itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan dalam masalah yang
sering terjadi pada anak Down syndrome seperti low muscle tone, loose joint dan
perbedaan yang terjadi pada otot-tulangnya.
3. Fisioterapi dapat dilakuka seminggu sekali untuk terapi, tetapi terlebih dahulu fisioterapi
melakukan pemeriksaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan anak
dalam seminggu. Disini peran orangtua sangat diperlukan karena merekalah nanti yang
paling berperan dalam melakukan latihan dirumah selepas diberikannya terapi. Untuk itu
sangat dianjurkan untuk orangtua atau pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi
agar mereka mengetahui apa-apa yg harus dilakukan dirumah.
Terapi Wicara.
Suatu terapi yang di perlukan untuk anak DS yang mengalami keterlambatan bicara dan
pemahaman kosakata. Saat ini sudah banyak sekali jenis-jenis terapi selain di atas yang bisa
dimanfaatkan untuk tumbuh kembang anak DS misalnya Terapi Okupasi. Terapi ini diberikan
untuk melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/pemahaman, kemampuan sensorik dan
motoriknya. Kemandirian diberikan kerena pada dasarnya anak DS tergantung pada orang lain
atau bahkan terlalu acuh sehingga beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan
orang lain. Terapi ini membantu anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi dengan atau
tanpa menggunakan alat.
Terapi Sensori Integrasi.

Sensori Integrasi adalah ketidakmampuan mengolah rangsangan / sensori yang diterima. Terapi
ini diberikan bagi anak DS yang mengalami gangguan integrasi sensori misalnya pengendalian
sikap tubuh, motorik kasar, motorik halus dll. Dengan terapi ini anak diajarkan melakukan
aktivitas dengan terarah sehingga kemampuan otak akan meningkat.
Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy)
Mengajarkan anak DS yang sudah berusia lebih besar agar memahami tingkah laku yang sesuai
dan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai