penyakit yang sama sebab, tubuh yang terserang sudah kenal dengan antigen yang
menyerang, akibatnya darah membentuk antibody untuk melawan antigen tersebut.
Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yaitu setelah tubuh
mendapatkan vaksinasi. Vaksin merupakan proses memasukkan kuman penyakit yang sudah
dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak membahayakan tubuh sebagai antigen, supaya
tubuh membentuk antibody agar tidak asing dengan penyakit yang menyerang nantinya,
sehingga kesakitan akan penyakit dapat dikurangi dan dicegah. Tindakan membentuk
kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksi disebut imunisasi.
yang diperoleh bukan dari tubuh sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya
kekebalan bayi yang didapat dari ibu ketika masih berada dalam kandungan melalui plasenta
dan tali pusat, dan ketika mendapat ASI Ekslusif bayi juga mendapatkan antibody dari
ibunya.
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibody yang sudah jadi dan
terlarut dalam serum. Hal ini hampir sama dengan vaksin, namu bedanya pada vaksin bersifat
sementara sedangkan ini bersifat dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup,
contohnya suntikan ATS ( Anti Tetanus Serum) dan suntikan IG (Immune Globulin).
Atkinson,W., et al. 2000. Epidemiology and Prevention of Vaccine Preventable
Disease
Depkes RI. 2005. Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan KIPI
13. Bagaimana makna klinis Bayi S belum bisa mengankat kepala dan tengkurap?
Jawab:
Kemungkinan bayi S mengalami keterlambatan perkembangan, yang dilihat dari beberapa
aspek penilaian seperti motoric kasar dan motoric halus pada bayi yang seusia dengan bayi S.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
Nursalam. 2005. Kartu Menuju Sehat dalam Buku Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Fisio Terapi.
1. Penanganan
mencapai manfaat yang maksimal dan menguntungkan untuk tahap perkembangan yang
berkelanjutan. Tujuan dari fisioterapi disini adalah membantu anak mencapai
perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang anak, yang berarti bukan untuk
menyembuhkan penyakit down syndromenya.
2. Tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang tepat. Untuk
itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan dalam masalah yang
sering terjadi pada anak Down syndrome seperti low muscle tone, loose joint dan
perbedaan yang terjadi pada otot-tulangnya.
3. Fisioterapi dapat dilakuka seminggu sekali untuk terapi, tetapi terlebih dahulu fisioterapi
melakukan pemeriksaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan anak
dalam seminggu. Disini peran orangtua sangat diperlukan karena merekalah nanti yang
paling berperan dalam melakukan latihan dirumah selepas diberikannya terapi. Untuk itu
sangat dianjurkan untuk orangtua atau pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi
agar mereka mengetahui apa-apa yg harus dilakukan dirumah.
Terapi Wicara.
Suatu terapi yang di perlukan untuk anak DS yang mengalami keterlambatan bicara dan
pemahaman kosakata. Saat ini sudah banyak sekali jenis-jenis terapi selain di atas yang bisa
dimanfaatkan untuk tumbuh kembang anak DS misalnya Terapi Okupasi. Terapi ini diberikan
untuk melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/pemahaman, kemampuan sensorik dan
motoriknya. Kemandirian diberikan kerena pada dasarnya anak DS tergantung pada orang lain
atau bahkan terlalu acuh sehingga beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan
orang lain. Terapi ini membantu anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi dengan atau
tanpa menggunakan alat.
Terapi Sensori Integrasi.
Sensori Integrasi adalah ketidakmampuan mengolah rangsangan / sensori yang diterima. Terapi
ini diberikan bagi anak DS yang mengalami gangguan integrasi sensori misalnya pengendalian
sikap tubuh, motorik kasar, motorik halus dll. Dengan terapi ini anak diajarkan melakukan
aktivitas dengan terarah sehingga kemampuan otak akan meningkat.
Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy)
Mengajarkan anak DS yang sudah berusia lebih besar agar memahami tingkah laku yang sesuai
dan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.