PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
8. Bagaimana kah Konsep Asuhan keperawatan GNA dan Sindrom Nefrotik pada
anak?
A. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
Respon Inflamasi
Lumen pembuluh
darah mengecil
Proteinuriaia
Filtrasi Glomerulus
1)
2)
3)
4)
5)
10
11
Glomerulus
Permiabilitas glomerulus
Sistem imun menurun
Porteinuria masif
Resiko tinggi infeksi
Hipoproteinemia
Hipoalbumin
Tekanan onkotik plasma
Sintesa protein hepar
Hipovolemia
Sekresi ADH
Volume plasma
Hiperlipidemia
Malnutrisi
7. Pathway
Reabsorbsi
air dan natrium
Retensi natrium renal
Gangguan nutrisi
Edema Usus
Efusi pleura
Gangguan volume cairan lebih dari kebutuhan
Kerusakan integritas kulit
Sesak
Penatalaksanaan
Hospitalisasi
Diet
Tirah baring
12
Intoleransi aktivitas
Aliran darah
ke ginjal
Pelepasan
renin
Vasokonstrik
si
Kecemas
an anak
dan
orang
e. Manifestasi Klinis
1. Anoreksia
2. Keletihan
3. Pucat
4. Diare
5. Nyeri abdomen
6. Malase
7. Iritabilitas
8. Sakit kepala
9. Penurunan haluaran urine. Urine dapat tampak berbusa atau
bergelembung
10. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Periorbital
(biasanya tanda pertama), edema pedal dan pratibial sampai
edema seluruh tubuh (anasarka), berat badan meningkat, asites,
dan efus pleura. Pembengkakan labia atau skrotum juga dapat
13
14
4.
5.
6.
7.
i. Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal.
1.
Kaji defisit volume cairan dengan memantau peningkatan
edema dan dengan mengukur lingkar abdomen, berat badan,
asupan dan haluaran, tekanan darah dan denyut nadi. Lakukan
uji urine untuk protein dan berat jenis
2.
Cegah infeksi dan pantau tanda-tanda vital
3.
Beri obat-obatan sesuai program, yang dapat mencakup:
a) Kortikosteroid mungkin digunakan pada anak-anak
tanpa hematuria. Obat diberikan sampai urine tidak
mengandung protein selama 10 sampai 14 hari
b) Preparat alkilator oral dapat digunakan untuk
mengurangi frekuensi relaps dan menginduksi remisi
jangka panjang
c) Loop diuretic dalam kombinasi dengan metolazone
dapat digunakan untuk anak-anak dengan edema yang
mengganggu pernapasan atau anak dengan hipotensi,
hiponatremia, atau tanda-tanda kerusakan kulit
d) Jika edema berat, pasien diberikan diet rendah natrium.
Diuretik diresepkan untuk pasien dengan edema berat,
dan adrenokortikosteroid (prednison) digunakan untuk
mengurangi proteinuria.
e) Medikasi lain yang digunakan dalam penanganan
sindrom nefrotik mencakup agens antineoplastik
(Cytoxan) atau agens imunosupresif (Imuran, Leukeran,
atau Siklosporin). Jika terjadi kambuh, penanganan
kortikosteroid ulang diperlukan.
15
4.
5.
6.
7.
8.
9.
16
PENYEBAB
Usia (tahun)
Mula sakit
Modus
GLOMERULONEFRITIS
AKUT
GOL. AB H.
Streptococcus,
Henoch-Schonlein,
idiopatik.
5-15, jarang
prasekolah
SINDROM NEFROSIS
90 % tidak
diketahui
Terutama
prasekolah, sampai
usia 10 tahun
Mendadak
Berharihari/bermingguminggu
Hematuria
Edema
Meninggi
Normal
Mungkin meninggi
Normal*
++/+++
++++ (albustix)
++/+++
Tidak ada*
Hialin/lemak
Normal
Albumin rendah
Normal
Meninggi
Meninggi
Normal
Rendah
Normal
Suhu
Tekanan darah
Urin protein
Urin darah
Urin silnder
Protein plasma
Kolesterol
ASOT
Komplemen C3
Prognosis
17
95% baik
a. Pengkajian
1) Data biografi klien
2) Riwayat penyakit
3) Kaji tanda-tanda kelebihan cairan (overload)
4) Bandingkan berat badan sebelumnya
5) Riwayat atau adanya fakor-faktor resiko;
a) Penyakit kompleks imun, seperti: sisitemik lupus,
erimatosus dan scleroderma
b) Pemajanan terhadap obat nefro toxic aau bahan
sperti;antimicrobial,agen ani inflamasi,agen kemo
trapi,media kontras,pestisida,narkotika,atau legam berat
c) Infeksi tenggorokan atau kulit sebelumya dengan srepto
cocus beta hemolitik atau hepatitis
d) Riwayat infeksi saluran kecing
b. Diagnose keperawatan
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya output
urine (pengeluaran air kemih) dan perubahan osmolar karena
kehilangan protein
2) Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
fatigue
(kelelahan/keletihan)
3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan
menurunnya tingkat aktivitas
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan pembatasan cairan, diit dan hilangnya protein
5) Nyeri akut (sakit kepala dan pusing) berhubugan dengan gangguan
perfusi darah otak sekunder terhadap hipertensi.
18
2. Kaji edema
dapat
terjadi
kelebihan
4. Mengetahui
perkembangan
tanda-
19
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji pola istirahat dan tidur 1.Kekurangan istirahat
selama hospitalisasi.
pada
anak
menurun
akibat
kelelahan/keletihan/nyeri
2.Mempercepat penyembuhan
2. Tirah baring 2-3 minggu.
gangguan
istirahat tidur.
4. Berikan
bermain
dan
aktivitas
jadwal
terjadinya
kelelahan/keletihan
pada
anak
energy anak.
5. Instruksikan orang tua untuk 5.Kegiatan sewaktu mau tidur
dapat mengurangi ganggua
melakukan kegiatan sewaktu
mau tidur seperti; bercerita
3) Diagnosa 3:
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan
keutuhan kulit pada anak dapat dipertahankan
Kriteria hasil : kulit dalam kondisi normal
Intervensi :
INTERVENSI
RASIONAL
1. Edema
1. Kaji edema
kelebihan
tubuh
20
berindikasi
cairan
dalam
2. Deteksi
dini
kerusakan
kerusakan kulit
terjadinya
kulit
akibat
edema
3. Pertahankan kebersihan
perseorangan ; personal
3. Mempertahankan
kebersihan
hygien
anak
mencegah
dan
terjadinya
kulit
4. Perbahan posisi senyaman
mungkin,
mencegah
terjadinya dekubitus
lembut
5. Memebrikan kenyamanan
6. Libatkan orang tua dalam
pemberian perawatan
mempermudah
4) Diagnosa 4 :
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan
intake nutrisi adekuat sesuai denga tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Kriteria hasil : berat badan sesuai, nutrisi terpenuhi
Intervensi :
INTERVENSI
1. Timbang berat badan tiap
hari
RASIONAL
1. Mengetahui berat badan
ideal
21
program
4. Berikan diit rendah protein
kerusakan ginjal
4. Untuk mengontrol jumlah
protein dalam tubuh
anjurkan
memvariasikan
makanan
diet
5. Menambah
orang
pemberian
pengtahuan
tua
diit
tentang
kepada
sesuai
program
5) Diagnosa 5:
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan rasa nyeri (sakit kepala dan pusing) pasien
berkurang
Kriteria hasil : anak tampak rileks, nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
1. Kaji
INTERVENSI
RASIONAL
secara komprehensif 1. Nyeri sebagai pengalaman
tentang
nyeri
karakteristik,
(lokasi,
dan
sebjektif
dan
harus
onset,
intensitas
nyeri
dengan
membandingkan
dengan
dan
beratnya
nyeri).
pengalaman nyeri
2. Variasi penampilan dan
22
sebagai
temuan
pengkajian
3. Ajarkan
teknik
non
dukungan
3. Membantu
dalam
penurunan persepsi/respon
nyeri
dapat
menimbulkan
istirahat
yang
cukup
6) Diagnosa 6 :
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan
kecemasan anak dan orang tua menurun
Kriteria hasil : anak dapat lebih rileks, partisipasi dalam aktivitas,
tenang dan partisipasi dalam perawatan.
Inetrvensi :
1. Kaji
INTERVENSI
tanda dan
RASIONAL
gejala 1. Mengetahui
tingkat
kecemasan
2. Ajarkan
mengekspresikan
untuk
perasaan
23
2. Sikap
dapat
terbuka
perawat
mempermudah
dan
jawab
pertanyaan
tindakan keperawatan
permainan
anak;
semua
prosedur
tingkat
4. Untuk
mmberikan
perkembangan anak
5. Peran orang tua dalam
5. Ajarkan dan ijinkan orang
tua
untuk
berpartisipasi
dalam anak
dapat
membantu
2. NEFROTIK SINDROM
a. Pengkajian
1) Lakukan pengkajian fisik, termasuk pengkajian luasnya
edema
2) Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat,terutama yang
berhubungan dengan penambahan berat badan saat ini,
disfungsi Ginjal.
3) Obserfasi adanya manifestasi sindrom nefrotik
a) Penambahan berat badan
b) Edema
c) Wajah sembab ( khususnya di sekitaran mata, timbul disaat
pagi hari berkurang disiang hari
d) Pembengkakan abdomen ( asites)
e) Kesulitan pernafasan ( efusu pleura )
f) Pembengkakan labial atau scrotal
24
untuk
proteinserum
(total,
perbandingan
25
yang
keluaran
dengan
akurat.
Timbang BB setiap hari (
RASIONAL
1. Untuk menentukan fungsi
ginjal,
kebutuhan
penggantian cairan, dan
penurunan
resiko
kelebihan cairan.
Catatan
:
hipervolume
terjadi pada fase anurik.
3.
indikasikan .
Kaji perubahan edema:
Ukur lingkar abdomen
pada umbilikus untuk
mengkaji asites
2. Edema terjadi terutama
Pantau edema disekitar
pada
jaringan
yang
mata dan area dependen
tergantung pada tubuh,
karena merupakan sisi
contoh tangan, kaki, area
umum edema
lumbosakral. BB pasien
Perhatika derajat pitting,
dapat meningkat sampai
bila ada
4,5 kg cairan sebelum
Perhatikan warna dan
edema pitting terdeteksi.
tekstur kulit
Edema periorbital dapat
menunjukkan
tanda
perpindahan cairan. Ini
karena jjaringan rapuh
mudah terdistensi oleh
akumulasi
cairan
Awasi berat jenis urin : Uji
walaupun minimal.
nurine untuk berat jenis ,
albumin.
3. Karena hiperalbuminuria
adalah manifestasi dari
sindrom
nefrotik.
Mengukur
kemampuan
26
4. Berikan
kortikosteroid
sesuai ketentuan.
5. Berikan diuretic bila di
ginjal
untuk
mengkonsentrasikan urin.
Pada gangguan intrarenal,
berat
jenis
biasanya
sama/kurang dari 1010
menunjukkan kehilangan
kemampuan
untuk
memekatkan urin.
4. Untuk
menurunkan
eksresi protein urine.
instruksikan
6. Berikan/batasi
cairan
sesuai indikasi.
27
7. Untuk
mempertahankan
10. Jaga
bibir
agar
terlumasi.
tetap
29
kontak
terinfeksi
Batasi hubungan dengan
individu yang mengalami
infeksi termasuk kelurga,
anak
lain,
teman,
dan
anggota staf.
Ajari pengunjung tentang
perilaku pencegahan yang
tepat
(mis:
mencuci
tangan)
30
RASIONAL
1. Untuk meminimalkan
pemajanan
organism infektif.
pada
2. Gunakan
tekhnik
mencuci
2. Mencegah
invasif
secara aseptik
terjadinya
infeksi nosokomial
3. Membatasi masuknya
bakteri ke dalam tubuh.
Deteksi
karena
kerentanan
infeksi
pernafasan
atas.
dini
adanya
terjadinya
RASIONAL
1. Untuk
mencegah
kerusakan kulit.
2. Untuk
dan
bedaki
mencegah
kerusakan kulit.
per
hari.
Tuntuk
mengalami
edema
3. Untuk
mencegah
kerusakan kulit.
4. Untuk menghilangkan area
tertekan.
5. Elastisitas
edema
kulit
sangat
daerah
kurang
dengan hati-hati.
6. Rubah
posisi
sering;
dengan
6.
tubuh
yang
satu sisi.
massif
posisi
pertahankan
kesejajaran
Perubahan
selalu
penghilang
7.
tidur
penurun
RASIONAL
Mandiri :
1. Kaji atau catat pemasukan
diet.
32
1. Membantu
dalam
mengidentifikasi defisiensi
dan kebutuhan diet, kondisi
fisik umum, gejala uremik
(contoh : mual, anoreksia
dan gangguan rasa) dan
pembatasan diet multipele
mempengaruhi pemasukan
makanan
2. Meminimalkan
anoreksia
san
mual
sehubungan
dengan status uremik atau
menurunnya peristaltik.
3. Memberikan paien tindakan
3. Berikan pasien/orang
terdekat daftar
makanan/cairan yang di
izinkan dan dorong terlibat
pada pilihan menu.
4. Tawarkan perawatan mulut
sering/cuci dengan larutan
(25%) cairan asam asetat.
Berikan permen karet,
permen keras, penyegar
mulut diantara makan.
Kolaborasi :
6. Awasi pemeriksaan
labolatorium, contoh BUN,
albumin serum, transferin,
natrium dan kalium.
7. Konsul dengan ahli gizi atau
tim pendukung nutrisi.
33
34
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah bentuk nefritis yang paling sering
pada masa kanak-kanak dimana yang menjadi penyebab spesifik adalah
infeksi streptokokus. (Sacharin, Rosa M, 1999)
2. Sindom nefrotik merupakan gagguan klinis yang ditandai oleh (1)
peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria) (2)
penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia) (3) edema dan (4)
serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah
(hiperlipidemia).
3. GNA pascainfeksi, merupakan suatu kompleks penyakit kekebalan yang
terjadi akibat cedera kekebalan, diduga disebabkan oleh streptokokus
4. Sindrom nfrotik sebagian besar diperantai oleh beberapa bentuk
glomerulonefritis
dan yang tersering adalah membranosa dan
membranoproliferatif.
B. SARAN
Semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan dan dalam memberikan arahan kepada mahasiswa/i perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan penyakit GNA dan
Sindrom Nefrotik
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal Bedah),
alih bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC.
Behrman, Kliegman, Arvin.2002.Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 15
Vol3.Jakarta:EGC.
Betz , Cecily Lynn.Linda . (2009).Buku saku keperawatan Pediateri edisi
5.Jakarta:EGC
Habel, Alex.2011. Buku Saku ilmu penyakit anak untuk pemula. Tangerang: binarupa
aksara Publisher.
37