Disusun oleh:
ARIFIANA SATYA NASTITI
1101134488
1. Judul Kegiatan :
SISTEM PENDETEKSI BANJIR DAN PERINGATAN DINI BERBASIS
WIRELESS SENSOR NETWORK DAN SMS GATEWAY UNTUK
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RAWAN BANJIR DI INDONESIA
2. Penulis
a. Nama Lengkap
b. NIM
: 1101134488
c. Jurusan
: S1 Teknik Telekomunikasi
d. Universitas
: Universitas Telkom
:Pondok
Den
Ayi
PGA,
Jalan
: arifiana.satyanastiti@yahoo.com
3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
Dosen Pendamping
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha, karena berkat
kemurahanNya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Dalam karya tulis yang
berjudul
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
II
Kata pengantar
III
Daftar Isi
IV
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
10
2.5 Gammu
11
12
13
13
16
4.1 Kesimpulan
iv
19
4.2 Rekomendasi
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering kali terjadi di
Indonesia. Bencana ini biasanya terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Di seluruh indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600
diantaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup
sungai-sungai induk mencapai 1,4Ha. Secara sederhana banjir dapat
didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi
kawasan tersebut. Kuatitas banjir yang ditimbulkan pada dasarnya sangat
tergantung dengan tingginya curah hujan. Pada saat musim penghujan, berbagai
daerah di Indonesia terendam banjir. Meskipun rutin terjadi, bencana ini tetap
saja memakan korban baik jiwa maupun materi secara massive. Tidak hanya
itu, kehadiran banjir juga dapat menghambat aktivitas transportasi,
perdagangan, pertanian, pendidikan, hingga kesehatan. Pada intinya, banjir
merupakan salah satu ancaman bagi suatu daerah dan Indonesia secara
umumnya.
Untuk mengantisipasi dampak bencana banjir, pemerintah melalui PP
Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Bab. III bagian keempat tentang
Pengendalian Daya Rusak Aliran Sungai, Pasal 45 menyatakan bahwa sebagai
upaya persiapan menghadapi banjir, harus dilakukan penyediaan dan pengujian
sistem prakiraan banjir dan peringatan dini (Flood Early Warning
System/FEWS). Salah satu bentuk nyata dari upaya ini ialah terus
dikembangkannya sistem pendeteksi banjir. Sistem pendeteksi banjir yang
efektif untuk wilayah dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang relatif banyak
akan membutuhkan teknologi dengan kemampuan monitoring di berbagai titik
dalam waktu bersamaan (contiuous and real time). Dengan demikian, teknologi
tersebut harus memiliki konsumsi daya seminimal mungkin, mudah dirawat,
dan tentunya mudah diimplementasikan.
komunikasi
secara nirkabel.
Tiap sensor
Yakni harus ada pengecekan secara langsung oleh petugas, ataupun informasi
yang didapat hanya tersimpan pada kantor-kantor yang bertanggungjawab
melakukan pengontrolan. Masyarakat disekitar aliran sungai tidak dapat
menerima informasi secara langsung dan cepat.
Wireless Sensor Network adalah teknologi yang tepat untuk
dikembangkan dalam perancangan sistem pendeteksi banjir dan peringatan dini.
Komunikasi wireless yang menjadi tren dalam dunia telekomunikasi saat ini
terbukti unggul dalam hal efektivitas dan efisiensi dibandingkan komunikasi
wired yang kini mulai ditinggalkan. Informasi dapat tersampaikan lebih cepat
(delay minimum) tanpa harus membangun infrastruktur telekomunikasi wired
yang membutuhkan biaya tinggi, baik dalam pembangunan maupun
pemeliharaannya. Perangkat-perangkat yang digunakan dalam WSN pun relatif
lebih murah serta mudah diimplementasikan. Informasi hasil deteksi nantinya
akan disampaikan ke masyarakat sekitar DAS mengunakan SMS Gateway.
Cara ini dinilai lebih efektif melihat bahwa hampir seluruh masyarakat di
Indonesia sudah menggunakan teknologi ponsel.
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fenomena Banjir dan Dampak Negatifnya
Banjir pada dasarnya merupakan suatu bagian dari siklus hidrologi,
tepatnya pada bagian naiknya bagian air di permukaan bumi yang bergerak
ke laut. Dalam siklus hidrologi, volume air yang mengalir ke permukaan
sangat ditentukan oleh tingginya curah hujan dan peresapaan air ke
permukaan tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan (Resapan ke dalam tanah +
Penguapan ke udara)
2. Sekunder, meliputi:
-
Penyakit.
Dipicu
oleh
kondisi
tidak
higienis,
adanya
3. Tersier, meliputi:
-
adanya teknologi WSN, informasi dapat diakses dari jarak jauh melalui
laptop, remote control, server, dan sebagainya.
10
2.5 Gammu
Gammu adalah apikasi cross-platform yang digunakan untuk menjembatani
database SMS Gateway dengan SMS devices. Gammu akan memonitor
SMS devices dan database SMS gateway. Saat ada SMS masuk ke SMS
devices, maka Gammu langsung memindahkannya ke dalam inbox dalam
database SMS gateway. Sebaliknya saat aplikasi pengirim SMS
memasukkan SMS ke dalam outbox dalam database SMS gateway, maka
Gammu mengirimkannya melalui SMS devices, dan memindahkan SMS ke
sent item dalam database.
11
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Peranan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat
Sesuai dengen amanat yang disampaikan dalam peraturan
pemerintah nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai, secara khusus yang
tertulis pada bagian keempat tentang Pengendalian Daya Rusak Air Sungai,
pengelolaan banjir merupakan tanggung jawab pemerintah dan dilakukan
secara terpadu oleh pemilik kepentingan. Meskipun pemerintah telah
melakukan berbagai upaya pencegahan banjir, bencana tersebut tetap saja
terjadi dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Sistem pendeteksi
banjir telah dibangun di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS), namun
tidak dilakukan secara merata diseluruh daerah berpotensi banjir, terutama
di desa atau kota kecil. Padahal pemerintahlah yang seharusnya
menjalankan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia (sebagaimana
tertuang dalam sila ke 5).
Serangkaian banjir yang terjadi dalam waktu yang relatif pendek dan
berulang tiap tahunnya menuntut upaya antisipasi yang lebih besar.
Berbagai upaya pemerintah yang bersifat struktural (structural approach),
ternyata belum sepenuhnya mampu menanggulangi masalah banjir di
Indonesia. Penanggulangan banjir selama ini lebih berfokus pada
penyediaan bangunan fisik pengendali banjir untuk mengurangi dampak
bencana.
Kebijakan tertulis yang dibuat oleh pemerintahpun belum
diimplementasikan secara baik, bahkan tidak sesuai kebutuhan masyarakat,
sehingga efektivitasnya dipertanyakan. Untuk itu pemerintah seharusnya
memperluas ruang partisipasi masyarakat, baik dalam penyusunan
kebijakan maupun pelaksanaannya.
12
13
Mulai
Inisialisasi
Node Sensor
Merekam Data
Node Sensor
Mengirim Data
Gateway Controller
Menerima Data
Gateway Controller
Mengolah Data
Tidak
Berpotensi
Banjir?
Ya
Kirim Informasi
ke Masyarakat
Setempat
dengan SMS
Gateway
Tampilkan
Informasi DAS
Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pedeteksi Banjir dan Peringatan Dini
oleh Gateway Controller yang mana data tersebut akan menentukan aksi
apa yang akan diputuskan oleh blok Gateway Controller.
14
Praktis dan ringkas karena tidak perlu ada instalasi kabel yang rumit
dan dalam kondisi gografis tertentu sangat menguntungkan
dibanding wired sensor.
15
16
kebijakan
yang
berkaitan
dengan
17
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2011 tentang
Sungai, secara khusus yang tertulis pada bagian keempat tentang
Pengendalian Daya Rusak Air Sungai, pengelolaan banjir merupakan
tanggung jawab pemerintah dan dilakukan secara terpadu oleh pemilik
kepentingan. Berbagai upaya pemerintah yang bersifat struktural (structural
approach), ternyata belum sepenuhnya mampu menanggulangi masalah
banjir di Indonesia. Kebijakan tertulis yang dibuat oleh pemerintahpun
belum diimplementasikan dengan baik.
Kesiapan masyarakat di sekitar DAS cenderung minim. Sistem
pendeteksi yang tersedia masih terbatas pada titik-titik tertentu dan
kebanyakan masih bersifat konvensional. Untuk itu diperlukan suatu sistem
pendeteksi banjir dan peringatan dini yang lebih efektif. WSN dapat
menjadi solusi terbaik dikombinasikan dengan SMS Gateway sebagai
media message-broadcasting.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait bencana banjir dan
sistem pendeteksi banjir serta peringatan dini yang kurang efektif,
diperlukan juga peran serta stakeholder seperti masyarakat setempat,
akademisi, penggiat sosial, dan penyedia layanan telekomunikasi yang
sinergis.
4.2 Rekomendasi
Dalam implementasi sistem pendeteksi banjir dan peringatan dini berbasis
WSN ini diperlukan analisis mendalam untuk penempatan node sensor.
Dengan demikian informasi yang didapat akan semakin akurat. Disamping
itu, sebelum melakukan implementasi pastikan bahwa DAS target benar19
20
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Novi, "Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Menanggulangi Banjir,"
Mei 2013.
[2] R. E. Nasution, "Implementation SMS Gateway in the Development Web
Based Information System Schedule Seminar Thesis," Jurnal Komputasi, vol.
1, 2012.
[3] S. G. Irianto, "Sistem Peringatan Dini Tentang Banjir," in Litbang Pertanian,
Indonesia, 2014.
[4] Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2011 tentang Sungai
[5] Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Direktoran Pengairan dan Irigasi,
"Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia," Indoesia, 2008.
[6] E. E. Damayati, "Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Kesiswaan
Berbasis SMS Gateway dengan Gammu Menggunakan Use Case Model,"
Konferensi Nasional Sistem dan Informatika, 2010.
[7] Geografi, "Banjir," Bengkulu, 2011.
geografi.blogspot.co.id/2011/12/banjir.html
Tersedia:
http://geografi-
Tersedia:
http://rizkynovi99.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-
penyebab-dampak-dan-cara.html
[10] Laboratorium Telekomunikasi UI, "Pengantar Wireless Sensor Network,"
Jakarta, 2015, Tersedia: http://telekom.ee.uii.ac.id/index.php/berita/15-wsn1