Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

LAPORAN PORTOFOLIO
SINDROM NEFROTIK PADA ANAK

Disusun oleh:
dr. Kadek Jaya Wiguna.

INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD ABDOER RAHEM SITUBONDO
PERIODE JUNI 2015 JUNI 2016

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Portofolio

Topik : Sindrom Nefrotik pada Anak

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship sekaligus
sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di
RSUD Abdoer Rahem Situbondo

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Januari 2016

Mengetahui,
Dokter Internship,

Dokter Pendamping

dr. Kadek Jaya Wiguna

dr. Candrawati

ii

PORTOFOLIO
Nama Peserta :
Nama Wahana :
Topik :
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien :
Tanggal Presentasi :
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :

dr. Kadek Jaya Wiguna


RSUD Abdoer Rahem Kab. Situbondo
Sindrom Nefrotik pada Anak
07 November 2015
An. M
No. RM :
Pendamping :
RSUD Abdoer Rahem kab. Situbondo

Keilmuan

Keterampilan

Diagnostik

Neonatus
Deskripsi :

220397
dr. Candrawati

Penyegaran

Tinjauan

Pustaka
Masalah
Istimewa

Anak
Bayi
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Pasien datang bersama orangtua ke RSUD Abdoer Rahem karena
Manajemen

bengkak-bengkak pada seluruh tubuh yang muncul sejak 1 minggu yang lalu.
Bengkak diakui ibu pasien pada awalnya muncul di kedua kelopak mata.
Bengkak tersebut semakin memberat hingga di seluruh wajah, perut , scrotum
dan juga kaki. Akibatnya, pasien kesulitan berjalan karena kedua kaki
bengkak.
Ibu pasien mengatakan pasien sering buang air kecil , warna kuning ,
nyeri saat BAK (-), panas (-) Buang air besar normal. Batuk (-), pilek (-),
mual(-), muntah (-), Demam (-), nafsu makan baik. Pasien belum
memeriksakan sakitnya dan belum minum obat untuk mengurangi keluhannya.
Pasien juga belum pernah menderita sakit serupa sebelumnya.
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Selama mengandung,
ibu pasien tidak mengalami keluhan/sakit tertentu, tidak minum obat-obatan.
Pasien lahir cukup bulan, spontan dengan bantuan bidan, langsung menangis
saat lahir. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak-anak
Tujuan :

seusianya. Riwayat imunisasi lengkap sesuai Depkes.


Menganalisa etiologi timbulnya manifestasi klinis pada pasien.
Menentukan diagnosa yang tepat sehingga mendapatkan penanganan
tepat pula.

Memberikan edukasi tentang penyakit pada pasien dan keluarga.


Kasus
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset
Audit
Presentasi dan Diskusi
Cara Membahas :
Diskusi
E-mail
Pos
Data Pasien :
An. M / 4 tahun
No. Registrasi : 220397
1

Masuk RS tanggal 7 November


2015
Nama Klinik : Telp : Terdaftar sejak :Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Observasi edema anasarka e.c Sindrom nefrotik dd Glomerulonefritis akut
Bengkak seluruh tubuh, diawali pada kedua kelopak mata
Buang air kecil sering
Batuk (-) dan pilek (-)

2. Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah mengalami keluhan ini sebelumnya.
Pasien belum pernah berobat ke rumah sakit/puskesmas/dokter.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
-

Pasien datang bersama orangtua ke RSUD Abdoer Rahem karena bengkak-bengkak


pada seluruh tubuh yang muncul sejak 1 minggu yang lalu. Bengkak diakui ibu pasien
pada awalnya muncul di kedua kelopak mata. Bengkak tersebut semakin memberat
hingga di seluruh wajah, perut , scrotum dan juga kaki. Akibatnya, pasien kesulitan
berjalan karena kedua kaki bengkak.

Ibu pasien mengatakan pasien buang air kecil biasa , warna sedikit keruh , nyeri saat
BAK (-), panas (-) BAK keluar pasir (-). Buang air besar tidak ada kelainan. Batuk (-),
pilek (-), . Demam (-), nafsu makan menurun (-). Pasien belum memeriksakan sakitnya
dan belum minum obat untuk mengurangi keluhannya. Pasien juga belum pernah

menderita sakit serupa sebelumnya.


4. Riwayat Keluarga : R. Sakit Serupa : disangkal
R. Hipertensi

: disangkal

R. Alergi

: disangkal

R. Diabetes
5. Riwayat Pekerjaan : -.

: disangkal

6. Lain-lain : Tanda Vital


Keadaan umum

Kesadaran

Berat badan

Tekanan Darah

: baik
: Composmentis, E4V5M6
: 15 kg
: 110/80 mmHg
2

Nadi
: 82 x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Suhu
: 36,5C

Pemeriksaan Fisik
Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka
(-)
Mata
reflek cahaya (+/+), edema palpebra (+/+), Mata cekung (-/-),
konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan
subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm),
strabismus (-/-)
Telinga
Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid
(-), nyeri tekan tragus (-), tes penala: kesan normal.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (+) cair, warna bening, epistaksis
(-), fungsi penghidu baik
Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan
Tonsil T2-T2, hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-)
Dinding posterior faring hiperemis (+), post nasal drip (-)
Leher
trakea di tengah, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi venavena leher (-)
Thorax
simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi intercostal (-),
spider nevi (-), sela iga melebar (-), pembesaran KGB axilla (-/-)
Jantung :
Inspeksi

Iktus kordis tidak tampak

Palpasi

Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi

Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dextra


Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC IV 2 cm medial linea
medioklavicularis sinistra
konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-),
gallop (-).

Auskultasi

Pulmo :
Inspeksi
Palpasi

Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar (-).


Pengembangan dada kanan = kiri, retraksi intercostal (-)
Simetris. Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

Sonor / Sonor

Auskultasi

suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan wheezing (-/-), ronchi


basah kasar (-/-), ronchi basah halus basal paru (-/-), krepitasi (-/-)

Punggung

kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-),

Abdomen :
Inspeksi
Auscultasi

Dinding perut lebih tinggi dari dinding thorak, asites (+), sikatrik
(-), stria (-), caput medusae (-)
Peristaltik (+) normal

Perkusi

Redup di area flank, pekak alih (+), tes undulasi (+)

Palpasi

Nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba.

Genitourinaria

Ulkus (-), sekret (-), edema (-), tanda-tanda radang (-)

Ekstremitas

Akral dingin

Edema

Pemeriksaan Laboratorium Darah


Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC

07/11/15

Harga normal

Satuan

9,9
4.54
11,1
354
64,9
21,8
33,6

12 15,5
4 5.2
5 12
150 450
80.0 97.0
26.0 31.0
32.0 36.0

g/dl
106/l
103/l
103/l
fl
pq
g/dL

0.60 1.4
10.0 20.0
< 200
3.6 5.20
135.0 145.0
3.50 5.50
< 35
< 40

mg/dL
mg/dL
mg/dL
g/dL
mmol/L
mmol/L
mmol/L

PEMERIKSAAN LAB LAIN


Kreatinin
0.5
BUN
10,0
Kolesterol total
210
Albumin
1.3
Natrium
142
Kalium
3.80
SGOT
31
SGPT
17
URIN LENGKAP 7/11/15
Warna
Kuning
Kejernihan
agak keruh
Berat Jenis
1.015
pH
6.5
Reduksi
Negatif
Albumin urine
+3
Urobilin urine
Negatif
Bilirubin urine
Negatif
Leukosit urine
24
Eritrosit urine
12
Sel epitel
Silinder
Negatif
Kristal
Negatif
Lain - lain
Bakteri ( + ),
nitrit(-)
keton(-)

1.003 1.030
4.5 8.5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
02
0-1

/LPB
/LPB

DIAGNOSA : SINDROMA NEFROTIK


TERAPI :
Infus D5% 10 tpm ( macro )
Injeksi amoxicillin 3 X 250 mg
Injeksi furosemide 1 X 10 mg
Tablet prednisone 3 X 2 tablet
Transfuse albumin

FOLLOW UP
7 November 2015
Subyektif
Objektif

Assesment
planning

8 November 2015

9 November 2015

Bengkak (+), Batuk (-), Bengkak (+), Batuk (-),


Pilek (-), panas (-)
Pilek (-), panas (-)
Vital sign :
Vital sign :
- TD : 110/70
- TD : 110/70
- N : 82 x/mnt
- N : 84 x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- T: 36,5.C
- T : 36.5C

Bengkak (), Batuk (-),


Pilek (-), panas (-)
Vital sign :
- TD : 120/80
- N : 84 x/mnt
- RR : 21 x/mnt
- T : 36,7C

Edema palpebra (+/+)


Ascites (+)
Edema scrotum (+)
Edema pretibial (+/+)

Edema palpebra (+/+)


Ascites (+)
Edema scrotum(+)
Edema pretibial (+/+)

Edema palpebra (-/-)


Ascites (+)
Edema scrotum (+ )
Edema pretibial (+/+)

Sindrom Nefrotik

Sindrom Nefrotik

- IVFD D5% 10
makro
- Inj. Amoxicillin
250 mg
- Tab Furosemide
10 mg
- Tab. Prednisone
2 tab
- Diet TKTP
(Tim)

tpm
3 x
1 x
3 x
RG

- IVFD D5% 10 tpm


makro
- Inj. Amoxicillin 3 x
250 mg
- Tab Furosemide 1 x
10 mg
- Tab. Prednisone 3 x 2
tab
- Diet TKTP RG ( Tim)

Sindrom Nefrotik
- IVFD D5% 10 tpm makro
- Inj. Amoxicillin 3 x 250 mg
- Tab Furosemide 1 x 10 mg
- Tab. Prednisone 3 x 2 tab
- Transfusi albumin 20% 75 ml
dalam 6 jam
- Pre lasix 15 mg, post lasix 15mg
- Diet TKTP RG ( Tim )

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. Subjektif :
- bengkak-bengkak pada seluruh tubuh yang muncul sejak 1 minggu yang lalu.
-

Bengkak di mulai dikedua kelopak mata lalu ke seluruh wajah, perut , scrotum dan
juga kaki.

sering buang air kecil , warna kuning ,

nyeri saat BAK (-),

mual(-), muntah (-)

panas (-)

Buang air besar normal.

Batuk (-), pilek (-), . Demam (-),

nafsu makan baik

2. Objektif :
a. VITAL SIGN

Keadaan umum : baik


Kesadaran
: Composmentis, E4V5M6
Berat badan
: 15 kg
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Suhu
: 36,5C

b. PEMERIKSAAN FISIK
Edema palpebra (+/+)
Abdomen: distensi (+), perkusi redup di area flank, pekak alih (+), tes
undulasi (+) ascites
Edema scrotum (+)
Edema pretibial/pitting edema (+/+)
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kolesterole (210 mg/dl)
albumin (1.3 g/dL)
Protein urin +3

3. Assesment (penalaran klinis) :


Pasien ini dapat ditegakkan diagnosis edema anasarka e.c sindrom nefrotik
berdasarkan gejala klinis dan temuan pemeriksaan yang ditemukan:
-

Bengkak yang diawali pada kedua kelopak mata kemudian menyebar ke perut
dan kedua kaki.

BAK biasa, warna sedikit keruh

tidak ada demam.

Tidak ditemukan hipertensi pada anak.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan: Edema palpebra (+/+), ascites, edema


scrotum, dan edema pretibial (+/+)

Hiperkolesterolemia, Hipoalbuminemia, Protein urin kualitatif +3, tidak ada


hematuria.

Dari beberapa poin di atas, maka definisi Sindroma nefrotik terpenuhi. Keluhan
bengkak di seluruh tubuh yang dibuktikan dengan pemeriksaan fisik, yaitu edema
palpebra, ascites, dan edema pretibial (pitting edema). Kemudian hasil pemeriksaan
laboratorium darah dan urin juga turut menunjang diagnosis sindroma nefrotik, yaitu
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan proteinuria. Tidak adanya febris, tidak
adanya hipertensi, tidak ditemukannya hematuria pada pemeriksaan mikroskopis urin
dapat

menyingkirkan

diagnosis

banding

glomerulonefritis

akut

pasca

infeksi

streptococcus yang sering terjadi pada anak-anak.


Pasien anak dalam kasus ini perlu diobservasi dan dirawat inap karena perlunya tirah
baring akibat edema anasarka yang mengganggu aktivitas (berjalan). Sehingga, anak
perlu mendapat terapi diuretic untuk mengurangi kondisi edema yang terjadi. Selama
pengobatan diuretic perlu pemantauan kemungkinan hipokalemia, alkalosis metabolic,
atau kehilangan cairan intravascular berat. Selain itu, perawatan di rumah sakit juga
bertujuan untuk pengaturan diet yang sangat penting pada kasus ini. Diet protein normal
(2 g/kg BB/hari) dan diet rendah garam (1-2 g/hari) perlu diperhatikan pada anak selama
masih menderita edema anasarka. Selain itu, kondisi hipoalbuminemia (1.3 g/dl) yang
dialami anak dalam kasus ini juga perlu mendapatkan penanganan khusus dengan infuse
albumin konsentrat.
Sambil melakukan perbaikan kondisi umum pasien anak tersebut, terapi dengan
steroid dapat dimulai. Terapi dengan prednison diberikan selambat-lambatnya 14 hari
setelah diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan. Pengobatan inisial prednisone (2
8

mg/kgBB/hari) diberikan selama 4 minggu untuk menginduksi remisi, lalu dilanjutkan


dosis rumatan selama 4 minggu pula. Selain terapi steroid, beberapa kasus sindrom
nefrotik pada anak juga memerlukan antibiotik profilaksis karena penderita SN
cenderung mudah terinfeksi.
4. Plan :
Diagnosis Kerja : Sindrom Nefrotik
Terapi :
- IVFD D5% 10 tpm makro
- Inj. Amoxicillin 3 x 250 mg
- Tab Furosemide 1 x 10 mg
- Tab. Prednisone 3 x 2 tab
- Transfusi albumin 20% 75 ml dalam 6 jam
- Pre lasix 15 mg, post lasix 15mg
- Diet TKTP RG ( Tim )
Pendidikan :
Tujuan edukasi pada pasien sindrom nefrotik dan keluarga :
Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan.
Melaksanakan pengobatan yang maksimal.
Mencapai aktivitas yang optimal serta mengurangi tingkat kekambuhan.
Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :
Pengetahuan dasar tentang sindrom nefrotik dan penyebabnya.
Cara pencegahan perburukan penyakit serta berbagai pengobatan yang
diberikan.
Tentang pola makan dan minum yang perlu diperhatikan selama anak masih
mengalami bengkak.
Anjuran untuk tetap rutin kontrol ke poliklinik anak RS selama pengobatan
steroid.

10

11

Anda mungkin juga menyukai