Presentation
Tutor
: Dannu Wijaya
Ketua
: Erliza H. Lubis
Sekretaris : Friska Yurika
Anggota
: Aja Hamida Yusra
Anidia Putri
Bebyta
Chory Nurtice Handayani
Delima Herawati Siregar
Emir Fariz Fajrin Purba
Hendra Sitepu
Muhammad Qaisha Arbey
Raudhani Siregar
Riri Purnama Sari
Tasya Rizki Amelia
Case III
GATAL GATAL
Seorang pasien wanita berusia 25 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan timbul kemerahan dan gatal pada daerah
lehernya. Pasien mengatakan kalau timbulnya kemerahan
ketika ia memakai kalung yang terbuat dari logam.
Sebelumnya pasien selalu memakai kalung, namun belum
pernah mengalami seperti di atas. Pada pemeriksaan daerah
lesi, dijumpai adanya eritema dan papul multipel disertai
sedikit skuama. Selain itu, dijumpai juga adanya erosi. Pada
riwayat penyakit sebelumnya pasien pernah mengalami
keluhan hampir serupa namun pada pergelangan tangan
kirinya terutama bila ia memakai jam tangan dari nikel.
Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Pasien
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Ig E dan patch test.
Case
Analysis
1. Wanita, 25 tahun
2. timbul kemerahan dan gatal pada
daerah lehernya ketika ia memakai
kalung yang terbuat dari logam
3. Sebelumnya pasien selalu
memakai kalung, namun belum
pernah mengalami seperti di atas
4. Pada pemeriksaan daerah lesi,
dijumpai adanya eritema dan
papul multipel disertai sedikit
skuama. Selain itu, dijumpai juga
adanya erosi
5. Pada riwayat penyakit sebelumnya
pasien pernah mengalami keluhan
hampir serupa namun pada
pergelangan tangan kirinya
terutama bila ia memakai jam
tangan dari nikel
6. Pemeriksaan darah rutin dalam
batas normal
7. Pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Ig E dan
patch test.
1. Identitas pasien
Different Diagnose
Kriteria Diagnosis
A. Anamnesis penyakit
Diagnosis dermatitis kontak nikel dapat ditegakkan
melalui anamnesis, seperti riwayat penyakit, riwayat
keluarga, observasi klinis dan dikonfirmasi dengan
pemeriksaan uji tempel ( patch test ).
Beberapa faktor predisposisi dapat meningkatkan resiko
dermatitis kontak nikel, antara lain semakin banyak dan
seringnya partikel-partikel nikel terpapar ke melalui
pemakaian peralatan-peralatan yang mengandung nikel,
adanya campuran bahan-bahan lain yang mempermudah
pelepasan nikel ke kulit, keadaan kulit pada saat kontak
(durasi, temperatur dan pH kulit) dan keadaan sawar
epidermis
(sedang
mengalami
inflamasi,
adanya
mikroorganisme), dimana keadaankeadaan tersebut
dapat meningkatkan bioavailabilitas ion-ion nikel
B. Gambaran klinis
Calnan mengklasifikasikan lesi lokal dari dermatitis
nikel menjadi 2 kelompok :
a. Lesi primer : lesi yang timbul pada lokasi kontak
langsung dengan nikel (lesi eksematosa dan
terkadang papular). Lesi eksematosa berupa papulpapul, vesikel-vesikel yang dijumpai pada lokasi
kontak langsung
b. lesi sekunder : lesi yang timbul simetris dengan lokasi
kontak langsung dan berhubungan dengan aktivitas
lesi primer. Paparan dengan peralatan yang hanya
mengandung sedikit nikel dan hanya sesaat hanya
akan menimbulkan gambaran klinis berupa eritema.
Lokasi lesi sekunder paling sering timbul adalah lipat
siku, kelopak mata, leher dan wajah dan terkadang
Anjuran Pemeriksaan
Fungsi
Antibodi Ig E spesifik
Patch test ( uji tempel )
Patch test
Tatalaksana
1. Umum
2. Khusus :
-. Sistemik : antihistamin, kortikosteroid
( methylprednisolone, methylprednisone, atau
triamnisolone )
-. Topikal : jika lesi basah, kompres KMnO4 1/5000,
jika sudah mengering diberi kortikosteroid topikal
seperti hidrokortison 1 2 %, triamsinolone 0,1 %,
fluosinolone 0,025%, atau betamethasone
diproprionat 0,05 %