Laporan PBG Pertama
Laporan PBG Pertama
Oleh:
Eko Prayitno 103131017
LEMBAR PENGESAHAN
BERITA ACARA PRAKTIKUM
JAW CRUSHER DAN DOUBLE ROLL CRUSHER
Eko Prayitno
Mengetahui
Asisten,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum Pengolahan
Bahan Galian.
Memenuhi kurikulum jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka
Belitung pada semester VI, Mahasiswa diwajibkan mengikuti praktikum
Pengolahan Bahan Galian, yang merupakan penunjang.
Laporan ini merupakan hasil dari pengamatan penelitian dalam
melaksanakan kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian.Laporan ini
membahas tentang hasil pengamatan cara kerja alat-alat yang biasa digunakan
oleh perusahaan-perusahaan pertambangan yaitu Jaw Crusher dan Double Roll
Crusher. Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat praktikum pengolahanbahan
galian sebagaimana mestinya.
Dengan selesainya laporan praktikum ini penulis mengucapkan mohon
maaf sebelumnya bila ada kekurangan dalam membuat laporan Pengolahan Bahan
Galian dan sangat berterima kasih kepada dosen pengampuh dan asistenasistennya pada mata kuliah Pengolahan Bahan Galian. Penulis berharap laporan
ini dapat berguna dan bermanfaat di waktu yang akan datang.
Eko Prayitno
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................5
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................6
BAB II TEORI DASAR........................................................................................7
2.1 Definisi Rotary Sample Devider....................................................................7
2.2 Definisi Hammer Mill..............................................................................9
2.3 Definisi Sieve Shaker...............................................................................11
BAB III METODE................................................................................................18
3.1 Alat dan Bahan................................................................................................18
3.2 Langkah-langkah Kegiatan Praktikum......................................................18
3.4 Waktu Kegiatan...........................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................20
4.1 Rotary Sample Devider...................................................................................20
4.2 Hammer Mill.................................................................................21
4.3 Sieve Shaker.22
BAB V KESIMPULAN........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Operasi dalam pengolahan mineral pada prinsipnya sama seperti yang telah
dilakukan pada ribuan tahun yang lalu. Tentunya pada perkembangan peralatan
dan system pengolahan pada masa sekarang ini telah sangat lebih modern, tetapi
masalah yang dihadapi tetap sama, yaitu bagaimana mengolah mineral dengan
sifatnya yang keras, abarasive, susunan kristal yang tidak homogen agar mendapat
hasil pemisahan yang maksimal.
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan.Pengolahan
bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah
suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik
bahan galian untuk memperoleh produk bahan galian yang bersangkutan.
Pengolahan
Bahan
Galian
merupakan
metode
yang
dilakukan
untuk
galian
digunakansebagai
tidak dapat
bahan
langsung
baku
digunakan,
dari industri
lain
Namun
dengan
kembali
diadakannya
BAB II
TEORI DASAR
Hoper berukuran 1,8 kaki kubik atau 0,05 m3 (51 liter) dengan pintu
berukuran 4 x 6 inci (10,16 x 15,24 cm) untuk memungkinkan pecahan
sampel yang akurat hingga ukuran maksimum 1 1/3 inci (3,378 cm)
Dimensi: 44 inci (111 cm) T x 56 inci (142 cm) L x 33 inci (83,8 cm) D;
Berat: 650 lb (295 kg); Voltase: 230V / 1PH / 50Hz.
3. Operating door : Bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan
memeriksa komponen-komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini
memungkinkan kita untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau
penghancur dengan lebih mudah.
4. Casing bagian atas : Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara
bagian atas mesin dengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga
berfungsi sebagai pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi
yang cukup bersama-sama dengan rotor.
5. Feeding guide structure : Bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan
baku produksi.
Prinsip Kerja
Bahan baku yang dimasukkan ke dalam mesin selanjutnya akan dibawa oleh
sebuah pelat ke bagian penghancuran. Setelah bahan baku dihancurkan, lantas
kemudian bahan pun akan dipotong dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga
menjadi tepung. Proses ini juga menimbulkan tekanan udara di dalam akan
mengalir keluar. Dengan kata lain bahan baku yang berupa tepung akan terbang
keluar melewati saringan. Bahan yang masih berukuran besar akan diproses
kembali hingga berbentuk tepung halus.
Cara Kerja
10
Cara kerja mesin hammer mill ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Secara umum,
mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki poros di bagian vertikal
atau horizontal. Rotor berputar di bagian dalam mesin akan menggerakkan mesin
penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh mesin akan keluar sesuai besar
ukuran yang telah dipilih melalui saringan.
2.3 Sieve Shaker
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan anatara
partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan ( butiran
kasar). Ukuran butiran tertentu yang masihdapat melintasi ayakan dinyatakan
sebagai butiran batas.
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang
mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses
pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk
mendapatkan serbuk dengan ukuran yang seragam.
Sieve shaker merupakan suatu alat yang berfungsi dalam memilah sedimen
berdasarkan ukuran partikelnya. Pada sieve shaker terdapat saringan ataupun
ayakan-ayakan yang pada dasarnya diberikan lubang yang disebut dengan Mesh.
Mesh menggunakan jumlah lubang persatuan panjang yang apabila negara yang
menggunakan sistem satuan Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung dari
pusat kawat. Ukuran partikel adalah dimensi suatu partikel yang dinyatakan dalam
istilah lubang terkecil dimana partikel tersebut dapat melewatinya.
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir
kasar).Ukuran butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan
sebagai butiran batas (Voigt, 1994).Teknik pemisahan dengan menggunakan
pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk
11
12
Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam pengayakan tergantung
dari material yang akan dianalisa, anatara lain:
1.Ayakan dengan gerak
13
14
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari
sejumlah
variabel
termasuk
beban
ayakan
dan
lama
serta
intensitas
penggoyangan.
Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh
Nasional Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel.Di sini penentunya adalah
pengukuran geometrik partikel.Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut
meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang
akandiayak diletakkan pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel
yang ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan
melewatinya.Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan).Partikel
yang tinggal pada ayakan, membentuk bahan kasar.
Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel
tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik.
Nomor mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor
mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang
melewatinya juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar
memiliki lubang ayakan kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil.
Tujuan penyusunan ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran
partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring
pada ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati
ayakan dengan nomor mesh tertentu.
15
16
17
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
18
Sieve Shaker
Urutkan/susun ayakan bertingkat dari atas ke bawah dengan diawali
ayakan yang memiliki diameter lubang paling besar hingga terkecil.
Masukkan material ke dalam ayakan paling atas (diameternya paling
besar).
Letakkan di atas shieve shaker (mesin pemisah partikel), dan tutup dengan
menggunakan tutup pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk
menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang dan tumpah.
Nyalakan mesin dengan menekan tombol START/RESUME.
Setelah mesin berhenti, ambil ayakan dari mesin dan lihat hasil sedimen
dari setiap ayakan. Untuk hasil ayakan yang paling kecil di masukkan ke
dalam cawan dan dimuat di open.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
Bahan
Bahan yang digunakan yang digunakan berupa batu granit
Hasil
Hasil produksi dari jaw crusher berukuran agak besar dari pada double roll
crusher karena jaw crusher, merupakan alat primary crushing.
21
Bahan
Bahan yang digunakan berupa batu granit berukuran lebih kecil, karena
bouble roll crushing merupakan alat secondary crushing.
22
Hasil
Hasil produksi dari double roll crusher berukuran lebih kecil daripada hasil
dari produksi jaw crusher. Hasil produksi berukuran sesuai dengan ukuran
jarak dari kedua roll crusher.
BABV
KESIMPULAN
23
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal,
bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian.
Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :
1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut
Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung
digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri
lain dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan
memudahkan konsumen untuk langsung menggunakan bahan galian
tersebut tanpa harus mengeluarkan cost untuk pengolahan awal, sehingga
konsumen akan dapat membeli bahan galian dengan harga yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pengolahan awal.
2. Memaksimalkan jumlah daya angkut
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat
proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat
pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan
menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi
pemindahan bahan galian (Hauling) yang semakin rendah.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Zulfikar. 2010. Pengayakan. (online). (http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dananalisis/pengayakan/ , diakses Minggu, 13 Mei 2012 pukul 20.12 WIB).
26