PERITONITIS
DI RUANG 13
RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
Tim PKRS R. 13
: Peritonitis
Sasaran
Tempat
: Ruang 13
Hari / tanggal
:1
Penyuluh
A. Tujuan Instruksional
Tujuan Umum
C. Kegiatan Penyuluhan
D.
Tah
E.
Pen
Waktu
K.
ap
J.
dahuluan
F.
Kegiatan Penyuluh
Pen
O.
yajian
12
menit
S.
utup
W.
Pen
T.
5 menit
Kegiatan Pasien
H.
Me
I.
Ce
M.
tode
1.
2.
3 menit
3.
4.
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan sub topik yang akan dibahas
Menjelaskan maksud, tujuan, dan kontrak
waktu
N.
G.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Menjelaskan pengertianperitonitis
Menjelaskanklasifikasi peritonitis
Menjelaskan penyebab peritonitis
Menjelaskantanda dan gejala peritonitis
Menjelaskan komplikasi peritonitis
Perawatan luka post operasilaparotomi
Memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya
2. Memberikan pertanyaan kepada peserta
3. Menyimpulkan kegiatan penyuluhan
4. Mengucapkan salam penutup
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan dengan
L.
Me
dia
ramah
baik
3. Mendengarkan dengan
seksama
1. Mendengar dengan seksama P.
Ce R.
po
2. Memperhatikan dengan
ramah
werpoint
baik
Q.
da
3. Bertanya
n tanya jawab
1. Bertanya jika ada yang
U.
Ce
belum mengerti
ramah dan
2. Menjawab pertanyaan
tanya jawab
3. Mendengar dengan seksama
4. Menjawab salam penutup
V.
X. Evaluasi:
1. Evaluasi Terstruktur
a. Meminta perizinan kepada kepala ruang dan petugas ruang tunggu untuk
mengadakan penyuluhan
b. Meminta keluarga yang ada di ruang
penyuluhan.
c. Penyuluh menyiapkan SAP, materi dan media pembelajaran berupa power
point
2. Evaluasi Proses
Y.
Peserta terlihat antusias dan kooperatif. Proses penyuluhan berjalan lancer
dan dalam keadaan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Z.
Pelaksanaan pre dan post test terlaksana dengan baik. Peserta dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh. Peserta mampu menguasai
90% materi tentang konsepperitonitis serta penanganannya.
AA. Materi
AB.
(Terlampir)
AC. Daftar Pustaka
1. Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtanmedikalbedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
2. Carpenito, LJ. 2001. BukuSakuDiagnosaKeperawatanedisi6 . Jakarta: EGC
3. Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
4. IrchamMachfoedz, 2007. PertolonganPertama di Rumah, di TempatKerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
5. Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
6. Mansjoer, A dkk. 2007. KapitaSelektaKedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
7. McCloskey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
8. Santosa, Budi. 2007. PanduanDiagnosaKeperawatan
NANDA
2005-2006.
AD.
MATERI PERITONITIS
AF.
LatarBelakang
Peritonitis adalahinflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa
abdomen
danmeliputiviseramerupakanpenyakitberbahaya
dapatterjadidalambentukakutmaupunkronis/
diantaranyanyeritekandannyerilepaspadapalpasi,
yang
kumpulantandadangejala,
defans
muscular,
dantanda-
tandaumuminflamasi.
Pasiendengan
peritonitis
dapatmengalamigejalaakut,
(berkaitandengan
proses
patologispada
organ
visceral),
(local
infeksiperitonitis
relative
Penyebab
lain
peritonitis
sekunderadalahperforasiapendisitis,
perforasiulkuspeptikumdan
duodenum,
perforasikolonakibatdiverdikulitis,
volvulus
dankanker,
danstrangulasikolonascendens.
AK.
AL.
1. Pengertian peritonitis
AM.
AN. Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang
melapisi rongga abdomen (Corwin, 2000).
AO. Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneal dapat berupa primer
atau sekunder, akut atau kronis dan diakibatkan oleh kontaminasi kapasita
peritoneal oleh bakteri atau kimia (marylinn E,doenges, 1999 hal:513)
AP.
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa
rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis / kumpulan tanda dan gejala, diantaranya
nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum
inflamasi.
AQ.
pembungkus visera dalam rongga perut. Peritonitis adalah suatu respon inflamasi
atau supuratif dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi
bakteri.
AR.
2. Penyebab
AS.
AT.
Bila ditinjau dari penyebabnya, infeksi peritonitis terbagi atas
penyebab primer (peritonitis spontan), sekunder (berkaitan dengan proses patologis
pada organviseral), atau penyebab tersier (infeksi rekuren atau persisten sesudah
terapi awal yang adekuat). Secara umum, infeksi pada abdomen dikelompokkan
menjadi peritonitis infektif (umum) dan abses abdomen (lokal).
AU.
demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, tatikardi, dehidrasi
hingga menjadi hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum
maximum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi. Dinding perut akan terasa
tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari
palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum. Pada wanita
dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan nyeri akibat pelvic
inflammatoru disease. Pemeriksaan-pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu
pada penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat, penggunaan
steroid, pascatransplantasi, atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran
(misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan
analgesic), penderita dengan paraplegia dan penderita geriatric.
BD.
Tanda gejala yang lain juga terjadi :
1. Nyeriseluruhperutspontanmaupunpadapalpasi
2. Demammenggigil
3. Perutgembungtapikadang-kadangada diarrhea
4. Muntah
5. Pasiengelisah, matacekung
6. Pembengkakandannyeri di perut
7. Demamdanmenggigil
8. Kehilangannafsumakan
9. Haus
10. Mualdanmuntah
11. Urinterbatas
12. Bisaterdapatpembentukanabses.
13. Sebelummatiada delirium dan coma
BE.
BF.
BG.
BH.
4. Komplikasi
BI.
sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut,
yaitu :
BJ.
a. Komplikasi dini
BK.
1.
BL.
2.
Syok hipovolemik
BM.
3.
BN.
4.
BO.
5.
BP.
b.
Komplikasi lanjut
BQ.
BR.
1. Adhesi
2. Obstruksi intestinal rekuren
5. Penatalakanaan
BS.
Pengobatan
BW.
infeksi yang berat harus menyandarkan diri atas hasil test sensitivitas dari kuman
penyebab. Tapi sambil menunggu hasil test tersebut sebaiknya segera memberi dulu
salah satu antibiotik supaya tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu
gawat.
BY.
syntesis (ampisilin) merupakan pilihan yang paling tepat karena peniciline bersifat
baktericide (bukan bakteriostatis) dan bersifat atoxis. Sebaiknya diberikan
peniciline G sebanyak 5 juta S tiap 4 jam jadi 20 juta S setiap hari. Dapat diberikan
sebagai iv atau infus pendek selama 5-10 menit.
BZ.
penyembuhan
infeksi
tersebut.Karena
peritonitis
berpotensi
kegagalan sirkulasi, maka cairan oral dihindari dan diberikan cairan vena yang berupa
infuse NaCl atau Ringer Laktat untuk mengganti elektrolit dan kehilangan protein.
Lakukan nasogastric suction melalui hidung ke dalam usus untuk mengurangi tekanan
dalam usus.
CC.
2.
CD.
3.
4.
Bila infeksi mulai reda dan kondisi pasien membaik, drainase bedah dan
CH.
penyebab
peritonitis
memerlukan
tindakan
yang
meluas,
anemia
progresif),
tanda
sepsis
(panastinggi,
leukositosis),
b. Padapemeriksaan
radiology
didapatkanpneumo
peritoneum,
distensiusus,
a.Mengeliminasisumberinfeksi.
b.
Mengurangikontaminasibakteripadacavum peritoneal
c.Pencegahaninfeksi intra abdomen berkelanjutan.
CL.
6. Perawatanluka post operasilaparotomy
CM.