Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERITONITIS
DI RUANG 13
RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:
Tim PKRS R. 13

INSTALASI RAWAT INAP II


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oktober 2015

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)


PERITONITIS
Pokok bahasan

: Peritonitis

Sasaran

: Keluarga pasien peritonitis dengan post operasi laparotomi

Tempat

: Ruang 13

Hari / tanggal

: Kamis, 14 April 2016

Alokasi Waktu: 20 menit (10.00-10.20 WIB)


Pertemuan ke

:1

Penyuluh

: Petugas Rumah Sakit

A. Tujuan Instruksional
Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, peserta dapat memahami


tentang konsep peritonitis dan cara penanganannya.
Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit peserta mampu :


1. Peserta mengetahui pengertianperitonitis
2. Peserta mengetahui klasifikasi peritonitis
3. Peserta mengetahui penyebab peritonitis
4. Peserta mengetahui tanda dan gejala peritonitis
5. Peserta mengetahui komplikasi peritonitis
6. Peserta mampu melakukan perawatan luka pasien post op laparotomy
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian peritonitis
2. Klasifikasi peritonitis
3. Penyebab peritonitis
4. Tanda dan gejala peritonitis
5. Komplikasi peritonitis
6. Perawatan luka post operasi laparotomi

C. Kegiatan Penyuluhan
D.

Tah

E.

Pen

Waktu
K.

ap
J.
dahuluan

F.

Kegiatan Penyuluh

Pen

O.

yajian

12
menit

S.
utup

W.

Pen

T.
5 menit

Kegiatan Pasien

H.

Me

I.

Ce

M.

tode

1.
2.
3 menit
3.
4.

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan sub topik yang akan dibahas
Menjelaskan maksud, tujuan, dan kontrak
waktu

N.

G.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.

Menjelaskan pengertianperitonitis
Menjelaskanklasifikasi peritonitis
Menjelaskan penyebab peritonitis
Menjelaskantanda dan gejala peritonitis
Menjelaskan komplikasi peritonitis
Perawatan luka post operasilaparotomi
Memberikan kesempatan peserta untuk

bertanya
2. Memberikan pertanyaan kepada peserta
3. Menyimpulkan kegiatan penyuluhan
4. Mengucapkan salam penutup

1. Menjawab salam
2. Memperhatikan dengan

L.

Me
dia

ramah

baik
3. Mendengarkan dengan
seksama
1. Mendengar dengan seksama P.
Ce R.
po
2. Memperhatikan dengan
ramah
werpoint
baik
Q.
da
3. Bertanya
n tanya jawab
1. Bertanya jika ada yang

U.

Ce

belum mengerti
ramah dan
2. Menjawab pertanyaan
tanya jawab
3. Mendengar dengan seksama
4. Menjawab salam penutup

V.

X. Evaluasi:
1. Evaluasi Terstruktur
a. Meminta perizinan kepada kepala ruang dan petugas ruang tunggu untuk
mengadakan penyuluhan
b. Meminta keluarga yang ada di ruang

tunggu untuk mengikuti proses

penyuluhan.
c. Penyuluh menyiapkan SAP, materi dan media pembelajaran berupa power
point
2. Evaluasi Proses
Y.
Peserta terlihat antusias dan kooperatif. Proses penyuluhan berjalan lancer
dan dalam keadaan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Z.
Pelaksanaan pre dan post test terlaksana dengan baik. Peserta dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh. Peserta mampu menguasai
90% materi tentang konsepperitonitis serta penanganannya.
AA. Materi
AB.
(Terlampir)
AC. Daftar Pustaka
1. Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtanmedikalbedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
2. Carpenito, LJ. 2001. BukuSakuDiagnosaKeperawatanedisi6 . Jakarta: EGC
3. Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
4. IrchamMachfoedz, 2007. PertolonganPertama di Rumah, di TempatKerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
5. Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
6. Mansjoer, A dkk. 2007. KapitaSelektaKedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
7. McCloskey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
8. Santosa, Budi. 2007. PanduanDiagnosaKeperawatan

NANDA

2005-2006.

Jakarta: Prima Medika


9. Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, EGC, Jakarta.
AE.
AG.
AH.
rongga

AD.
MATERI PERITONITIS
AF.

LatarBelakang
Peritonitis adalahinflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa
abdomen

danmeliputiviseramerupakanpenyakitberbahaya

dapatterjadidalambentukakutmaupunkronis/
diantaranyanyeritekandannyerilepaspadapalpasi,

yang

kumpulantandadangejala,
defans

muscular,

dantanda-

tandaumuminflamasi.

Pasiendengan

peritonitis

dapatmengalamigejalaakut,

penyakitringandanterbatas, ataupenyakitberatatausistemikdengansyok sepsis.


AI.
Infeksi peritonitis terbagiataspenyebab primer (peritonitis spontan),
sekunder

(berkaitandengan

proses

patologispada

organ

visceral),

ataupenyebabtersier (infeksirekurenataupersistensesudahterapiawal yang adekuat).


Infeksipada abdomen dikelompokkanmenjadi peritonitis infeksi (umum) danabses
abdomen
AJ.

(local

infeksiperitonitis

relative

sulitditegakkandansangatbergantungdaripenyakit yang mendasarinya.


Penyebab peritonitis adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
akibatpenyakithatikronik.

Penyebab

lain

peritonitis

sekunderadalahperforasiapendisitis,

perforasiulkuspeptikumdan

duodenum,

perforasikolonakibatdiverdikulitis,

volvulus

dankanker,

danstrangulasikolonascendens.
AK.
AL.
1. Pengertian peritonitis
AM.
AN. Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang
melapisi rongga abdomen (Corwin, 2000).
AO. Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneal dapat berupa primer
atau sekunder, akut atau kronis dan diakibatkan oleh kontaminasi kapasita
peritoneal oleh bakteri atau kimia (marylinn E,doenges, 1999 hal:513)
AP.
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa
rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis / kumpulan tanda dan gejala, diantaranya
nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum
inflamasi.
AQ.

Peritonitis adalah peradangan pada peritonitis yang merupakan

pembungkus visera dalam rongga perut. Peritonitis adalah suatu respon inflamasi
atau supuratif dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi
bakteri.
AR.
2. Penyebab
AS.
AT.
Bila ditinjau dari penyebabnya, infeksi peritonitis terbagi atas
penyebab primer (peritonitis spontan), sekunder (berkaitan dengan proses patologis
pada organviseral), atau penyebab tersier (infeksi rekuren atau persisten sesudah
terapi awal yang adekuat). Secara umum, infeksi pada abdomen dikelompokkan
menjadi peritonitis infektif (umum) dan abses abdomen (lokal).

AU.

Infeksi peritonitis relatif sulit ditegakkan dan sangat bergantung dari

penyakit yang mendasarinya. Penyebab utama peritonitis ialah spontaneous


bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hati yang kronik. SBP terjadi bukan
karena infeksi intraabdomen, namun biasanya terjadi pada pasien dengan asites
akibat penyakit hati kronik. Kira - kira 10-30% pasien dengan sirosis hepatis
dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.
AV.
Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan
kelenjar getah bening ke peritoneum. Jenis jarang peritonitis - kurang dari 1% dari
semua kasus peritonitis primer.
AW. Jenis yang lebih umum dari peritonitis, yang disebut peritonitis
sekunder, disebabkan infeksi ketika datang ke peritoneum dari gastrointestinal atau
saluran bilier. Kedua kasus peritonitis sangat serius dan dapat mengancam
kehidupan jika tidak dirawat dengan cepat.
AX. Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi
appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling
sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi kolon
asenden (usus halus).
AY. Penyebab iatrogenik umumnya bersal dari trauma saluran cerna
bagian atas termasuk pankreas, saluran empedu dan kolon juga dapat terjadi dari
trauma endoskopi. Jahitan operasi yang bocor (dehisensi) merupakan penyebab
tersering terjadinya peritonitis. Sesudah operasi, abdomen efektif untuk etiologi
non infeksi, insiden peritonitis sekunder (akibat pecahnya jahitan operasi
seharunsnya kurang dari 2 %. Operasi untuk penyakit inflamasi (misalnya
apendisitis, diventikulitis, kolesistitis) tanpa perforasi beresiko kurang dari 10%
terjadi peritonitis sekunder dan abses peritoneal. Resiko terjadinya peritonitis
sekunder dan abses makin tinggi dengan adanya terlibatan duodenum, pancreas
perforasi kolon, kontaminasi peritoneal, syok perioperatif, dan transfusi yang pasif.
AZ. Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan
merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, Nadi cepat dan kecil,
perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire, muka penderita yang mula-mula
kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin.
BA.
BB.

3.Tanda dan Gejala Peritonitis


BC.

Tanda-tanda peritonitis relative sama dengan infeksi berat yaitu

demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, tatikardi, dehidrasi

hingga menjadi hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum
maximum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi. Dinding perut akan terasa
tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari
palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum. Pada wanita
dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan nyeri akibat pelvic
inflammatoru disease. Pemeriksaan-pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu
pada penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat, penggunaan
steroid, pascatransplantasi, atau HIV), penderita dengan penurunan kesadaran
(misalnya trauma cranial, ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan
analgesic), penderita dengan paraplegia dan penderita geriatric.
BD.
Tanda gejala yang lain juga terjadi :
1. Nyeriseluruhperutspontanmaupunpadapalpasi
2. Demammenggigil
3. Perutgembungtapikadang-kadangada diarrhea
4. Muntah
5. Pasiengelisah, matacekung
6. Pembengkakandannyeri di perut
7. Demamdanmenggigil
8. Kehilangannafsumakan
9. Haus
10. Mualdanmuntah
11. Urinterbatas
12. Bisaterdapatpembentukanabses.
13. Sebelummatiada delirium dan coma
BE.
BF.
BG.
BH.
4. Komplikasi
BI.

Menurut Chushieri komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial akut

sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut,
yaitu :
BJ.

a. Komplikasi dini

BK.

1.

Septikemia dan syok septic

BL.

2.

Syok hipovolemik

BM.

3.

Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan

kegagalan multi system

BN.

4.

Abses residual intraperitoneal

BO.

5.

Portal Pyemia (misal abses hepar)

BP.

b.

Komplikasi lanjut

BQ.
BR.

1. Adhesi
2. Obstruksi intestinal rekuren

5. Penatalakanaan
BS.

Penatalaksanaan pada peritonitis adalah sebagai berikut :

1. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan focus utama dari


penatalaksanaan medik.
2. Analgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah.
3. Intubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi abdomen.
4. Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi
ventilasi.
5. Kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator juga diperlukan.
6. Therapi antibiotik masif (sepsis merupakan penyebab kematian utama).
7. Tujuan utama tindakan bedah adalah untuk membuang materi penginfeksi dan
diarahkan pada eksisi, reseksi, perbaikan, dan drainase.
8. Pada sepsis yang luas perlu dibuat diversi fekal.
BT.
BU.
BV.

Pengobatan
BW.

Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam

pengobatan infeksi. Adanya antibiotika sangat merubah prognosa infeksi


puerperalis dan pengobatan dengan obat-obat lain merupakan usaha yang
terpenting.
BX.

Dalam memilih satu antibiotik untuk mengobati infeksi, terutama

infeksi yang berat harus menyandarkan diri atas hasil test sensitivitas dari kuman
penyebab. Tapi sambil menunggu hasil test tersebut sebaiknya segera memberi dulu
salah satu antibiotik supaya tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu
gawat.
BY.

Pada saat yang sekarang peniciline G atau peniciline setengah

syntesis (ampisilin) merupakan pilihan yang paling tepat karena peniciline bersifat
baktericide (bukan bakteriostatis) dan bersifat atoxis. Sebaiknya diberikan

peniciline G sebanyak 5 juta S tiap 4 jam jadi 20 juta S setiap hari. Dapat diberikan
sebagai iv atau infus pendek selama 5-10 menit.
BZ.

Dapat juga diberikan ampiciilin 3-4 gr mula-mula iv atau im.

Staphylococ yang peniciline resisten, tahan terhadap penicilin karena mengeluarkan


penicilinase ialah oxacilin, dicloxacilin dan melbiciline.Di samping pemberian
antibiotic dalam pengobatannya masih diperlukan tindakan khusus untuk
mempercepat

penyembuhan

infeksi

tersebut.Karena

peritonitis

berpotensi

mengancam kehidupan. Penderita disarankan mendapat perawatan di rumah sakit.


CA.
CB. 1.

Secara jelas, penatalaksanaan pada peritonitis yaitu ;


Bila peritonitismeluas dan pembedahan dikontraindikasikan karena syok dan

kegagalan sirkulasi, maka cairan oral dihindari dan diberikan cairan vena yang berupa
infuse NaCl atau Ringer Laktat untuk mengganti elektrolit dan kehilangan protein.
Lakukan nasogastric suction melalui hidung ke dalam usus untuk mengurangi tekanan
dalam usus.
CC.

2.

Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam:

CD.

a.Ampisilin 2g IV, kemudian 1g setiap 6 jam, ditambah gantamisin 5 mg/kg

berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam


CE.
b. Antibiotik harus diberikan dalam dosis yang tinggi untuk menghilangkan
gembung perut di beri Abot Miller tube.
CF.

3.

Pasien biasanya diberi sedative untuk menghilangkan rasa nyeri. Minuman

dan makanan per os baru di berikan setelah ada platus.


CG.

4.

Bila infeksi mulai reda dan kondisi pasien membaik, drainase bedah dan

CH.

perbaikan dapat diupayakan.


5.
Pembedahan
atau laparotomi mungkin dilakukan untuk mencegah
peritonitis. Bila perforasi tidak dicegah, intervensi pembedahan mayor adalah insisi
dan drainase terhadap abses.
CI.
Hampir semua

penyebab

peritonitis

memerlukan

tindakan

pembedahan (laparotomi eksplorasi). Pertimbangan dilakukan pembedahan :


a. Padapemeriksaanfisikdidapatkandefansmuskuler

yang

meluas,

nyeritekanterutamajikameluas, distensiperut, massa yang nyeri, tandaperdarahan


(syok,

anemia

progresif),

tanda

sepsis

(panastinggi,

dantandaiskemia (intoksikasi, memburuknyapasiensaatditangani).

leukositosis),

b. Padapemeriksaan

radiology

didapatkanpneumo

peritoneum,

distensiusus,

extravasasibahankontras, tumor, danoklusi vena atauarterimesenterika.


c. Pemeriksaanendoskopididapatkanperforasisalurancernadanperdarahansalurancer
na yang tidakteratasi.
d. Pemeriksaanlaboratorium.
CJ.
CK.

Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :

a.Mengeliminasisumberinfeksi.
b.
Mengurangikontaminasibakteripadacavum peritoneal
c.Pencegahaninfeksi intra abdomen berkelanjutan.
CL.
6. Perawatanluka post operasilaparotomy
CM.

Anda mungkin juga menyukai