Anda di halaman 1dari 4

Volume 2, Tahun 2014.

ISSN 2338-8315

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN


PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Masta Hutajulu
STKIP Siliwangi
masthahutajulu@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan
pendekatan metakognitif dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan
konvensional. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
terbimbing dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk
mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan komunikasi
matematis,. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas dengan level menengah
(sedang). Populasi penelitian ini adalah siswa SMA dengan sampel penelitian adalah siswa
kelas XI SMA Negeri 15 Bandung Propinsi Jawa Barat. Analisis data dilakukan secara
kuantitatif yaitu dengan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Pembelajaran matematika dengan pendekatan metaognitif secara
signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan pendekatan
metakognitif dapat menjadi alternatif model pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di
Sekolah Menengah Atas.
Kata Kunci: Kemampuan komunikasi, pendekatan metakognitif

1.

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan National Council of Teacher
Mathematics (2000) yaitu: (1) belajar untuk berkomunikasi; (2) belajar untuk bernalar; (3) belajar
untuk memecahkan masalah; (4) belajar untuk mengaitkan ide;dan (5) pembentukan sikap positif
terhadap matematika.
Menurut Sumarmo (Saragih, 2007), kemampuan-kemampuan di atas disebut daya matematis
(mathematical power) atau keterampilan matematika (doing math). Keterampilan matematika
(doing math) diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik masa kini dan kebutuhan
peserta didik di masa yang akan datang. Untuk kebutuhan peserta didik masa kini diharapkan
dengan keterampilan matematika yang dimilikinya, siswa mampu memahami konsep-konsep yang
diperlukan untuk menyelesaikan maslah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya ketika siswa
masih duduk di bangku sekolah.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa diperlukan suatu pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada
kesadaran tentang pengetahuan dan proses berpikir siswa. Mereka harus memiliki kesadaran bahwa
mereka perlu tahu tentang konsep yang melandasi untuk memecahkan suatu masalah, sadar akan
kekurangan dan kelebiha yang mereka miliki. Akibatnya dengan kesadaran ini diharapkan siswa

88

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Volume 2, Tahun 2014. ISSN 2338-8315

mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis untuk menyelesaikan permasalahan


yang dihadapi. Proses penyadaran kemampuan kognitif ini merupakan upaya secara metakognitif.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara
konvensional?
b. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
secara konvensional?
1.3. Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan 2 buah hipotesis. Kedua hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
a. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional
b. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara
konvensional

2. Metodologi Penelitian
2.1. Variabel Penelitian
Variabel bebas
Variabel terikat

: Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif


: Kemampuan komunikasi matematis siswa

2.2. Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan yaitu: Tes matematika kemampuan komunikasi matematis.
2.3. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest Postest Control Group
Design yang melibatkan dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen yang akan memperoleh
perlakuan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dan kelompok kontrol yang mendapat
pembelajaran secara konvensional. Diagram dari desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol

R
R

O
O

O
O

R = Pemilihan sampel secara random terhadap kelas XI SMA


O = Tes Awal dan tes akhir kemampuan komunikasi Matematis
2.4. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri 15 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMA Negeri 15 Bandung. Dipilih siswa kelas XI dengan asumsi bahwa mereka
tidak disibukkan oleh persiapan ujian akhir seperti kelas XII. Siswa kelas XI dianggap cukup
mengenal situasi pembelajaran di sekolah dan memiliki kemampuan yang cukup terhadap materi
yang akan disampaikan.
Melalui pemilihan kelompok secara acak terpilih kelas XI IPA 1 (38 siswa) sebagai kelompok
eksperimen dan XI IPA 2 (36 siswa) sebagai kelompok kontrol, sehingga tehnik sampling yang
dilakukan adalah Cluster Random Sampling (Fraenkel, 1990)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

89

Volume 2, Tahun 2014. ISSN 2338-8315

3.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk tes awal kemampuan komunikasi matematis diperoleh thitung = 0,27 sedangkan ttabel = 2,381.
Dengan kriteria thitung < ttabel terpenuhi, berarti H0 diterima, dengan demikian kemampuan awal
komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan metkognitif dan siswa yang belajar
secara konvensional mempunyai kemampuan komunikasi matematis yang sama.

Kelompok
Tes Awal
Tes Akhir

Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perbedaan Rata-rata Skor Tes
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Eksperimen
Kontrol
thitung
ttabel
s2
s2
Keterangan

6,710
5,346
6,860
5,894
0,270
H0diterima
2,381
33,970 25,053 38,690
14,847
5,064
H1ditolak

Tetapi untuk tes akhir, diperoleh thitung = 5,064 sedangkan ttabel = 2,381. Dengan demikian kriteria
thitung < ttabel tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti bahwa
kemampuan akhir komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan metakognitif lebih
baik daripada siswa yang belajar secara konvensional.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Eksperimen
Kontrol
Kelompok
thitung
ttabel
s2
s2
Keterangan

Kemampuan
Pemahaman
0,634
0,095
0,506
0,055
2,560
1,667
Lebih Baik
Matematis

Tes awal kemampuan komunikasi matematis siswa diperoleh thitung = 2,003 sedangkan ttabel =
1,667. Dengan demikian kriteria thitung < ttabel tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya nilai rata-rata gain kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok
kontrol atau peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan
metakognitif lebih baik daripada siswa yang belajar secara konvensional.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bagian terdahulu mengenai kemampuan komunikasi
matematis siswa yang belajar dengan pendekatan metakognitif dan siswa yang belajar secara
konvensional diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
secara
konvensional.
2) Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara
konvensional.
b. Saran
Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dapat menjadi alternatif model pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Atas.

90

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Volume 2, Tahun 2014. ISSN 2338-8315

DAFTAR PUSTAKA
Cai, J.L, dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and Holistic Scoring Rubrics:
Assessing Students Mathematical Reasoning and Communication. Dalam Portia C. Elliot
(Eds). Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Virginia: NCTM.
Cochran, R. et al.(2007). The Impact of Inqury-Based Mathematics on Context Knowledge and
Classroom Practice.[Online]. Tersedia: http://www.rume.org/crume2007/papers/cochranmayer-mullins.pdf.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.
Fraenkel,J.R. dan Wallen, N.E.(1993). Second Edition. How to Design and Evaluate Research in
Education. Singapore: Mc-Graw Hill International.
Gulo. W. (2008). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Grasindo.
Hake,
R.R.
(1999).
Analyzing
Change/Gain
Scores.
[Online].
Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/ sdi/Analyzingchange-Gain.pdf.
NCTM. (2000). Princip And Standards For School Mathematics. Reston : Virginia.
Ruseffendi, H. E. T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Cetakan Pertama.
Bandung : IKIP Bandung Press.
Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa
SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. UPI: Tidak diterbitkan.
Sumarmo, U. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI:
Tidak diterbitkan.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Bandung: UPI.
Widdiharto. R. (2004). Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG
Matematika.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

91

Anda mungkin juga menyukai