OLEH
KELOMPOK 4
Adenia Ralika
Rahmatul Husna
Bambang Irmanto
Rima Anggraini
Vira Rinanda
DOSEN PEMBIMBING :
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Nilai Sosial
B. Nilai Budaya
C. Nilai Politik
D. Implikasi
E. Privasi
F. Kerahasiaan
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang banyak
membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup
maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu
hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku
kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai
dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
1.Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
a. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat
menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi,
hukum, dan sosial.
b. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang
Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan,
seperti Lebaran atau Natal.
d. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki
mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
2.Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau
pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih
kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat
bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada
keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian
pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak
tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan
hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.
B. Nilai Budaya
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) nilai budaya terdiri dari konsepsi konsepsi
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi
dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara cara, alat alat, dan tujuan tujuan
pembuatan yang tersedia.
( Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi
umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam,
kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal hal yang
diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan
lingkungan dan sesama manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang
dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Unsur Unsur Budaya
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1.alat-alat teknologi
2.sistem ekonomi
3.keluarga
4.kekuasaan politik
C. Nilai Politik
ROD HAGUE
Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok
mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya
ANDREW HEYWOOD
Politik
adalah
kegiatan
suatu
bangsa
yang
bertujuan
untuk
membuat,
perilaku pelayanan kesehatan, setatus kesehatan, dan pola pola sakit dan pelayanan didalam
dan diantara budaya yang berbeda beda.
Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis
individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status kesehatan
atau perubahab kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status
kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan ( Elling, 1977 ).
D. Implikasi
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1. Profesi Keperawatan
-Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.
- Melalui 5 langkah proses keperawatan
- Di Timor Leste masih adopsi dari standard keperawatan Indonesia dan ANA
( American Nurses Association ), 1973.
- Undang undang Kesehatan 57
2. Klien
- Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga
- Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan
kedalam 5 langka proses keperawatan
3. Perawat
-Proses Keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
perkembangan profesionalisme.
-Meningkatkan hubungan antara perawat denga klien dapat di lakukan melalui penerapan
proses keperawatan.
- PK meningkatkan suatu pengembangan dan kretifitas dalam penjelasan masalah klien.
E. Privasi
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi
ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.
Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk mampu
mendapatkan privasi, seseorang harus terampil membuat keseimbangan antara keinginannya
dengan keinginan orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya.
sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan
kenyamanan merupakan hal utama bagi pasien. Harapan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan yang indikatif dan bermutu, Kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992 dalam bukunya Soekidjo
Notoatmodjo, 2007 :3).Hal tersebut berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur
dari aspek fisik, mental dan social saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya.
Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan dilakukan upaya kesehatan, yaitu setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat . Upaya mewujudkan kesehatan dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu
aspek kuratif dan rehabilitative sedangkan peningkatan kesehatan mencakup aspek preventif
dan promotif.Hal tersebut dapat diartikan bahwa upaya untuk mewujudkan kesehatan
dilakukan secara komprehensif, oleh sebab itu upaya kesehatan promotif mengandung makna
bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau individu harus selalu diupayakan sampai tingkat
yang optimal.
Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit
yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit itu
dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap penyakit tersebut.
Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini
mungkin dapat mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.
Budaya menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal
bagi penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.
Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah penting
untuk di pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi kesehatan yang baru
akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi dengan mengetahui terlebih
dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang dianut di dalam masyarakat tersebut.
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk di
rubah,tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan dan
informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada masyarakat.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan program kerja, menghubungi
tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara personal.
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang seharusnya diprioritaskan bagi mereka yang
kurang ternyata hanya isapan jempol belaka. Banyak kasus ditemui bahwa mereka yang
kurang mampu mendapatkan pelayanan yang buruk.
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan saat ini berkutat masalah buruknya pelayanan,
harga obat-obatan yang mahal, mal praktik hingga diskriminasi pelayanan. Tentu saja ini
menyangkut permasalahan regulasi pemerintah khususnya pedoman teknis pelaksanaan
sebuah kebijakan. Standard pelayanan yang sudah ditentukan terkadang tidak dilaksanakan
oleh petugas pelayanan dikarenakan tidak ada sanksi tegas dari pihak supervisi pelaksana
pelayanan .
Berdasarkan analisis di atas dapat kita pahami bahwa permasalahan pelayanan
kesehatan di indonesia di sebabkan oleh sistem yang lemah serta komitmen birokrasi yang
rendah. Untuk itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan reformasi birokrasi
khususnya yang menangani masalah pelayanan kesehatan. Reformasi birokrasi ini
mengedepankan akuntabilitas, transparansi, selain itu juga diperlukan pemenuhan empat
syarat utama efektifitas dan efisiensi implementasi kebijakan, yaitu komunikasi yang baik,
sumberdaya yang berkualitas, disposisi yaitu karakteristik implementor yang jujur, komitmen
dan bertanggung jawab serta struktur birokrasi yang kondusif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang di kehendaki.
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih
butuh perbaikan agar makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna. Oleh sebab itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Momon sudarman, sosiologi untuk kesehatan , google book. (Diaskes 16 april )
Sandra Imelda H, 2013, Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat menuju paradigma sehat , Padang.
(Diaskes 16 april )
Yetti Wira Citerawati SY, 2012, Aspek Sosiobudaya Berhubungan Dengan Perilaku
Kesehatan,Universitas Brawijaya, Malang. (Diaskes 16 april)
makala-kesehatan.blogspot.co.id/2015/03/faktor-sosial-dan-budaya-pada-perilaku.html?m=1
(16 april )