Anda di halaman 1dari 13

ILMU SOSIAL DASAR

NILAI SOSIAL, BUDAYA, POLITIK & IMPLIKASI,


PRIVASI & KERAHASIAAN

OLEH
KELOMPOK 4

Adenia Ralika

Rahmatul Husna

Annisa Nurul Fowis

Reza Ayu Nelta

Bambang Irmanto

Rima Anggraini
Vira Rinanda

DOSEN PEMBIMBING :

Wisnatul Izzati, S.SiT, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGIKATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Nilai
sosial, budaya, politik dan implikasi, privasi dan kerahasiaan".Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Wisnatul Izzati, S.SiT, M.Kes selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
dan semua pihak yang telah banyak memberikan fasilitas dan informasi sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Pepatah mengatakan "Tiada Gading yang Tak Retak"dan ini berlaku bagi
penulisan makalah ini,dimana penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang
bermanfaat terutama bagi penulis sendiri maupun pihak lain.Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih.
Bukittinggi, April 2016

PENULIS

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Nilai Sosial
B. Nilai Budaya
C. Nilai Politik
D. Implikasi
E. Privasi
F. Kerahasiaan
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang banyak
membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup
maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu
hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku
kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan

terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masayarakat ada kecenderungan untuk


merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk itu, untuk
mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai
mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah serta peran politik atau pemerintah dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada
masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan
masyarakat. Untuk menjalankan proses peningkatan kesehatan tersebut tentu tidak lepas pula
peran tenaga kesehatan dalam menjaga privasi dan kerahasiaan dari pasien.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan nilai sosial, budaya, dan politik?
b. Bagaimana implikasinya?
c. Apa yang dimaksud dengan privasi dan kerahasiaan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan tentang nilasi sosial budaya, politik dan
implikasi, privasi dan kerahasiaan serta untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut.

Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.


Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial
Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai
dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
1.Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.

a. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat
menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi,
hukum, dan sosial.
b. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang
Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan,
seperti Lebaran atau Natal.
d. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki
mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
2.Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau
pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih
kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat
bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada
keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian
pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak
tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan
hidup seseorang dalam masyarakat. Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.
B. Nilai Budaya
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) nilai budaya terdiri dari konsepsi konsepsi
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi
dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara cara, alat alat, dan tujuan tujuan
pembuatan yang tersedia.
( Clyde Kluckhohn dlam Pelly

Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi
umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam,
kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal hal yang
diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan
lingkungan dan sesama manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang
dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Unsur Unsur Budaya
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1.alat-alat teknologi
2.sistem ekonomi
3.keluarga
4.kekuasaan politik
C. Nilai Politik
ROD HAGUE
Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok
mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya
ANDREW HEYWOOD
Politik

adalah

kegiatan

suatu

bangsa

yang

bertujuan

untuk

membuat,

mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur


kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.
Dari bermacam- macam definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Politik merupakan
suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu yang di kehendaki.
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cara memberi
etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada siapa mereka harus
mengkomunikasikan masalah masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam
pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor faktor budaya, maka terdapat variasi dari

perilaku pelayanan kesehatan, setatus kesehatan, dan pola pola sakit dan pelayanan didalam
dan diantara budaya yang berbeda beda.
Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis
individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status kesehatan
atau perubahab kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status
kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan ( Elling, 1977 ).
D. Implikasi
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1. Profesi Keperawatan
-Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.
- Melalui 5 langkah proses keperawatan
- Di Timor Leste masih adopsi dari standard keperawatan Indonesia dan ANA
( American Nurses Association ), 1973.
- Undang undang Kesehatan 57
2. Klien
- Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga
- Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan
kedalam 5 langka proses keperawatan
3. Perawat
-Proses Keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
perkembangan profesionalisme.
-Meningkatkan hubungan antara perawat denga klien dapat di lakukan melalui penerapan
proses keperawatan.
- PK meningkatkan suatu pengembangan dan kretifitas dalam penjelasan masalah klien.
E. Privasi
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi
ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.
Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk mampu
mendapatkan privasi, seseorang harus terampil membuat keseimbangan antara keinginannya
dengan keinginan orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya.

Amos (1977) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan seseorang atau


sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain baik secara
visual, audial, maupun olfaktori untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Setiap orang
mendambakan berada ditempat khusus yang menjadi favoritnya bersama seseorang yang
dikasihinya, dalam hal ini kedua insan ini mencari privasi.
Jenis privasi
Holahan (1982) mendapatkan bahwa ada enam jenis privasi, terbagi dalam dua golongan.
a.Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
- Keinginan menyendiri (solitude)
- Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara
- Keinginan untuk intim dengan orang-orang (intimacy)
b.Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud
dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information), yaitu :
- Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity)
- Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve)
- Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring). Tidak suka
kehidupan bertetangga
Tujuan privasi
Privasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas pribadi. Privasi
merupakan bagian terpenting dari ego seseorang atau identitas diri.
2. Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi. Dalam kesendirian seseorang bisa
berteriak keras-keras, menangis, memandang wajahnya sendiri di cermin, dan berbicara
dengan dirinya sendiri.
3. Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri.
4. Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain. salah satu
alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan melindungi percakapan yang
dibuatnya.
Pelanggaran Hak Privasi
Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang
dikenal dengan istilah Privacy Tort.
William Prosser membagi bentuk-bentuk pelanggaran privasi menjadi sebagai berikut:

Intrusion, yaitu tindakan mendatangi atau mengintervensi wilayah personal seseorang


tanpa diundang atau tanpa ijin yang bersangkutan. Tindakan mendatangi dimaksud
dapat berlangsung baik di properti pribadi maupun di luarnya.
Public disclosure of embarassing private facts, yaitu penyebarluasan informasi atau
fakta-fakta yang memalukan tentang diri seseorang. Penyebarluasan ini dapat
dilakukan dengan tulisan atau narasi maupun gambar.
Publicity which places some one false light in the public eye, yaitu publikasi yang
mengelirukan pandangan orang banyak terhadap seseorang.
Appropriation of name or likeness, yaitu penyalahgunaan nama atau kemiripan
seseorang untuk kepentingan tertentu. Peristiwa ini lebih terkait pada tindakan
pengambilan keuntungan sepihak atas ketenaran seorang selebritis. Nama atau
kemiripan si selebritis dipublisir tanpa ijin.
F. Kerahasiaan
Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau
sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik,
atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan
dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal
publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual menjadi bagian
didalam hukum di banyak negara, dan kadang, konstitusi atau hukum privasi. Hampir semua
negara memiliki hukum yang, dengan berbagai cara, membatasi privasi, sebagai contoh,
aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi mengenai pendapatan. Pada
beberapa negara, privasi individu dapat bertentangan dengan aturan kebebasan berbicara, dan
beberapa aturan hukum mengharuskan pemaparan informasi publik yang dapat dianggap
pribadi di negara atau budaya lain. Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi
keuntungan tertentu, dengan risiko hanya menghasilkan sedikit keuntungan dan dapat disertai
bahaya tertentu atau bahkan kerugian.

Pelayanan Kesehatan di Indonesia


Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan pasien

sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan
kenyamanan merupakan hal utama bagi pasien. Harapan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan yang indikatif dan bermutu, Kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992 dalam bukunya Soekidjo

Notoatmodjo, 2007 :3).Hal tersebut berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur
dari aspek fisik, mental dan social saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya.
Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan dilakukan upaya kesehatan, yaitu setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat . Upaya mewujudkan kesehatan dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu
aspek kuratif dan rehabilitative sedangkan peningkatan kesehatan mencakup aspek preventif
dan promotif.Hal tersebut dapat diartikan bahwa upaya untuk mewujudkan kesehatan
dilakukan secara komprehensif, oleh sebab itu upaya kesehatan promotif mengandung makna
bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau individu harus selalu diupayakan sampai tingkat
yang optimal.

Hubungan Kebudayaan dengan Pelayanan Kesehatan

Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit
yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit itu
dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap penyakit tersebut.
Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini
mungkin dapat mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.
Budaya menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal
bagi penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.
Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah penting
untuk di pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi kesehatan yang baru
akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi dengan mengetahui terlebih
dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang dianut di dalam masyarakat tersebut.
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk di
rubah,tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan dan
informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada masyarakat.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan program kerja, menghubungi
tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara personal.

Politik terhadap pelayanan kesehatan

Terdapat beberapa kasus tentang pelayanan kesehatan di Indonesia, ironisnya kasus


tersebut selalu menunjukkan betapa buruknya pelayanan kesehatan di Negeri ini.Sejak
periode November 1998 hingga Juli 2003, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan
Indonesia (YPKKI), telah mencatat 257 kasus pengaduan dari masyarakat tentang buruknya

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang seharusnya diprioritaskan bagi mereka yang
kurang ternyata hanya isapan jempol belaka. Banyak kasus ditemui bahwa mereka yang
kurang mampu mendapatkan pelayanan yang buruk.
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan saat ini berkutat masalah buruknya pelayanan,
harga obat-obatan yang mahal, mal praktik hingga diskriminasi pelayanan. Tentu saja ini
menyangkut permasalahan regulasi pemerintah khususnya pedoman teknis pelaksanaan
sebuah kebijakan. Standard pelayanan yang sudah ditentukan terkadang tidak dilaksanakan
oleh petugas pelayanan dikarenakan tidak ada sanksi tegas dari pihak supervisi pelaksana
pelayanan .
Berdasarkan analisis di atas dapat kita pahami bahwa permasalahan pelayanan
kesehatan di indonesia di sebabkan oleh sistem yang lemah serta komitmen birokrasi yang
rendah. Untuk itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan reformasi birokrasi
khususnya yang menangani masalah pelayanan kesehatan. Reformasi birokrasi ini
mengedepankan akuntabilitas, transparansi, selain itu juga diperlukan pemenuhan empat
syarat utama efektifitas dan efisiensi implementasi kebijakan, yaitu komunikasi yang baik,
sumberdaya yang berkualitas, disposisi yaitu karakteristik implementor yang jujur, komitmen
dan bertanggung jawab serta struktur birokrasi yang kondusif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang

dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.


Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan
petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang di kehendaki.

Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk

melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.


Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau
sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari
publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang
dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh
orang yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih
butuh perbaikan agar makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna. Oleh sebab itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Momon sudarman, sosiologi untuk kesehatan , google book. (Diaskes 16 april )
Sandra Imelda H, 2013, Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat menuju paradigma sehat , Padang.
(Diaskes 16 april )
Yetti Wira Citerawati SY, 2012, Aspek Sosiobudaya Berhubungan Dengan Perilaku
Kesehatan,Universitas Brawijaya, Malang. (Diaskes 16 april)
makala-kesehatan.blogspot.co.id/2015/03/faktor-sosial-dan-budaya-pada-perilaku.html?m=1
(16 april )

Anda mungkin juga menyukai