BAB I
PENDAHULAN
Gagal jantung merupakan tahap akhir dariseluruh penyakit jantung dan
merupakan penyebabpeningkatan morbiditas dan mortalitas pasienjantung
(Maggioni, 2005).Diperkirakan hampir lima persen daripasien yang dirawat
di rumah sakit, 4,7% wanitadan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung
dalamsetahun diperkirakan 2,3 3,7 perseribu penderitapertahun (Santoso,
2007).Kejadian gagal jantung akan semakinmeningkat di masa depan karena
semakinbertambahnya usia harapan hidup danberkembangnyaterapi penanganan
infark miokardmengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan
penurunan fungsi jantung (Davis, 2000).
Gagal jantung susah dikenali secara klinis,karena beragamnya keadaan
klinis serta tidakspesifik serta hanya sedikit tanda tanda klinis padatahap awal
penyakit. Perkembangan terkinimemungkinkan untuk mengenali gagal
jantungsecara dini serta perkembangan pengobatan yangmemeperbaiki gejala
klinis, kualitas hidup,penurunan angka perawatan, memperlambatprogresifitas
penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup (Davis, 2000).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan
padapenderita infark
disebut basah
(wet) yang tidakdisebut kering (dry). Pasien dengan
gangguanperfusi disebut dingin (cold) dan yang tidak disebutpanas (warm).
Berdasarkan hal tersebut pendertadibagi menjadi empat kelas, yaitu:
a. Kelas I (A) : kering dan hangat (dry warm)
b. Kelas II (B) : basah dan hangat (wet warm)
c. Kelas III (L) : kering dan dingin (dry cold)
d. Kelas IV (C) : basah dan dingin (wet cold)
2.2 Etiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyakhal. Secara epidemiologi
cukup penting untungmengetahui penyebab dari gagal jantung, di
negaraberkembang penyakit arteri koroner dan hipertensimerupakan
penyebab
terbanyak sedangkan dinegara berkembang yang menjadi
penyebabterbanyak adalah penyakit jantung katup danpenyakit jantung
akibat malnutrisi (Lip GYH, 2000).
Pada beberapakeadaan sangat sulit untuk menentukan penyebabdari
gagal jantung. Terutama pada keadaan yangterjadi bersamaan pada
penderita.Penyakit jantung koroner pada FraminghamStudy dikatakan
sebagai penyebab gagal jantungpada 46% laki-laki dan 27% pada
wanita (Lip GYH, 2000).
Faktorrisiko koroner seperti diabetes dan merokok jugamerupakan
faktor yang dapat berpengaruh padaperkembangan dari gagal jantung. Selain
itu beratbadan serta tingginya rasio kolesterol total dengankolesterol HDL
juga dikatakan sebagai faktor risikoindependen perkembangan gagal
jantung.Hipertensi telah dibuktikan meningkatkanrisiko terjadinya gagal
jantung
pada beberapapenelitian. Hipertensi dapat menyebabkan
gagaljantung melalui beberapa mekanisme, termasukhipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi ventrikel kiridikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolikdan
diastolik
dan meningkatkan risiko terjadinyainfark miokard, serta
memudahkan untuk terjadinyaaritmia baik itu aritmia atrial maupun
aritmiaventrikel. Ekokardiografi yang menunjukkanhipertrofi ventrikel kiri
berhubungan kuat denganperkembangan gagal jantung (Lip GYH, 2000).
2.3Patofisiologi
2.4 Diagnosis
Secara klinis pada penderita gagal jantungdapat ditemukan gejala
dan tanda seperti sesaknafas saat aktivitas, edema paru, peningkatan
JVP,hepatomegali, edema tungkai (Mariyono, 2007). Pemeriksaanpenunjang
yang dapat dikerjakan untukmendiagnosis adanya gagal jantung antara lain
fotothorax, EKG 12 lead, ekokardiografi, pemeriksaandarah, pemeriksaan
radionuklide, angiografi dan tesfungsi paru (Mariyono, 2007).
Pada pemeriksaan foto dada dapatditemukan adanya pembesaran
siluet jantung(cardio thoraxic ratio> 50%), gambaran kongestivena
pulmonalis terutama di zona atas pada tahapawal, bila tekanan vena
pulmonal lebih dari 20mmHg dapat timbul gambaran cairan pada
fisurahorizontal dan garis Kerley B pada sudutkostofrenikus. Bila
tekanan lebih dari 25 mmHgdidapatkan gambaran batwing pada
lapangan paruyang menunjukkan adanya udema paru bermakna.Dapat pula
tampak gambaran efusi pleura bilateral,tetapi bila unilateral, yang lebih
banyak terkenaadalah bagian kanan (Mariyono, 2007).
2.5 Penanganan
Penatalaksanaan pada penderita dengan gagaljantung meliputi
penalaksanaan secara nonfarmakologis
dan
secara
farmakologis,
keduanyadibutuhkan karena akan saling melengkapi untukpenatalaksaan
paripurna penderita gagal jantung.Penatalaksanaan gagal jantung baik itu
akut dankronik ditujukan untuk memperbaiki gejala danprogosis, meskipun
penatalaksanaan secaraindividual tergantung dari etiologi
serta
beratnyakondisi. Sehingga semakin cepat kita mengetahuipenyebab gagal
jantung akan semakin baikprognosisnya (Mariyono, 2007).
Penatalaksanaan non farmakologis yangdapat dikerjakan antara lain
adalah denganmenjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya,pengobatan
serta pertolongan yang dapat dilakukansendiri. Perubahan gaya hidup
seperti
pengaturannutrisi
dan
penurunan
berat
badan
pada
penderitadengan kegemukan. Pembatasan asupan garam,konsumsi
alkohol, serta pembatasan asupan cairanperlu dianjurkan pada penderita
terutama padakasus gagal jantung kongestif berat. Penderita
jugadianjurkan untuk berolahraga karena mempunyaiefek yang positif
terhadap otot skeletal, fungsiotonom, endotel serta neurohormonal dan
jugaterhadap sensitifitas terhadap insulin meskipun efekterhadap
kelengsungan hidup belum dapatdibuktikan. Gagal jantung kronis
mempermudahdan dapat dicetuskan oleh infeksi paru, sehinggavaksinasi
terhadap influenza dan pneumococal perludipertimbangkan. Profilaksis
antibiotik pada operasidan prosedur gigi diperlukan terutama
padapenderita dengan penyakit katup primer maupunpengguna katup
prostesis (Gibbs, 2000).
10
11
12
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
Davies MK, Gibbs CR, Lip GYH. ABC ofheart failure: management: diuretics,
ACEinhibitors, and nitrates. BMJ 2000;320:428-31.
Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH. ABC ofheart failure: History and
epidemiology. BMJ2000;320:39-42.
Gibbs CR, Jackson G, Lip GYH. ABC ofheart failure: non-drug management.
BMJ2000;320:366-9.
Jackson G, Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH. 2000.ABC of heart failure:
pathophysiology. BMJ2000;320:167-70.
Lip GYH, Gibbs CR, Beevers DG. 2000. ABC ofheart failure: aetiology.BMJ
2000;320:104-7.
Mariyono, Harbanu M. & Anwar Santoso. 2007. Gagal Jantung. Jurnal Penyakit
Dalam Vol.8 No.3. Hal.8594.
Santoso A, Erwinanto, Munawar M, SuryawanR, Rifqi S, Soerianata S. 2007.
Diagnosis dantatalaksana praktis gagal jantung akut.