Semester 6
Penyusun: Izhar Nurbani Farhan (2013430088)
Penyadur:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(2013430066)
7. Andi Retno
Virgia
Saransi
(2013430068)
8. Angga
Sukma
Asmara
(2013430069)
9. Ardityo
Dimas
Baskoro
(2013430070)
10.
11. Boby
Zulisyram
Mardis
(2013430072)
12. Debbie Rihana (2013430075)
13. Elsa Nur Amelia (2013430078)
14. Endar Ade Candra (2013430079)
15. Fahrul Gunawan (2013430081)
16. Fajar Wahyutomo (2013430082)
17. Fredy Candra (2013430083)
18. Ghina Sumarti (2013430084)
19. Jajang
Rustandi
Rohulloh
(2013430089)
20. Kurniawan (2013430090)
21. Meita Mega Dinar (2013430096)
22. Mukhlis Rais (2013430098)
23. Ratna Setianingsih (2013430100)
24. Ratu Wilhelmina Oktaviyanti
(2013430101)
25. Reni Rahayu (2013430102)
26. Sigit Purwito (2013430104)
27. Taufik Ramadhan (2013430105)
28. Tedi (2013430106)
29. Yulyansyah Susanto (2013430110)
30.
31. Ira Anisa (2013430086)
32. Robby
Achsana
Dharma
(2013430069)
33. Muhamad Saehudin (2013430095)
34. Aditya Pamungkas (2013430067)
35. M.
Prayuda
Wirawan
(2013430094)
36. Ika Rahmawati (2013430085)
37. Alisha Amanda (2013430002)
38.
permukaan di dunia setelah bikarbonat dan umumnya diantara tiga atau empat ion
di dalam air tanah. Di daerah yang kering atau di bawah kondisi dimana aktifitas
ion hidrogen meningkat diatas kondisi keseimbangan atmosfer (misalnya,sebuah
tanah di bawah kondisi yang kurang),konsentrasi kalsim dapat mencapai beberapa
ratus air dengan kadar kalsium antara 40 dan 100 mg/liter umumnya dianggap
sangant keras.
46.
Bentuk
umum
mineral
dari
kalsium
adalah
calcite
dan
mikro nutrisi untuk beberapa ganggang tetapi tidak untuk semua. Meskipun
kalsium adalah mineral yang dibutuhkan manusia dan hewan lainnya, tingkat
yang ditemukan dalam air tidak cukup banyak. Disisi lain , kalsium merupakan
unsur utama dari kesadahan air,skala pengedapan CaCO3 pada besi cor dan pipa
baja membantu menghambat korosi tetapi pada pengedapan yang sama didalam
boiler dan alat penukar panas memberikan pengaruh yang kurang baik karena nilai
kalsium yang tinggi dapat mempengaruhi transfer panas dalam pencucian air pada
lingkungan alkali karena menyebabkan pengendapan kalsium dan sabun.
49.
50.
51. 2. Penyadur: SLAMET KURNIANTO (2011430078)
52. Magnesium
53.
kalsium,
magnesium
kurang
banyak
keberadaannya
di
abtuan
dibandingkan dengan kalsium dan karena itu kurang ersedia untuk reaksi
pengendapan. Konsentrasinya diatas 10-20 mg/L di permukaan air dan banyak di
dalam tanah diatas 30-40 mg/L. kelarutan magnesium sulit untuk digambarkan,
hal ini dikarenakan berbagai bentuk mineral magnesium,beberapa diantaranya
mungkin tdk ikut serta dalam reaksi kesetimbangan.
54.
57.
58. 3. Penyadur: WAHYU (2012430043)
59. Natrium
60.
Natrium banyak terkandung pada endapan batu yang relatif rentan terhadap reaksi
pelapukan. Tempat lain untuk natrium adalah tanah yang berfungsi sebagai media
natrium dalam reaksi pertukaran ion. Dekat Pesisir pantai, aerosol pelaut juga
merupakan kontributor natrium yang besar. Limbah industri mengandung kadar
natrium yang tinggi karena merupakan kation umum pada garam industri. Proses
pengasinan, dapat juga berperani terhadap kadar natrium diperairan setempat.
jika proses dan penlarutan tidak terkontrol. Akhirnya, pemerintah kota dapat
menambahkan bahan kimia natrium ke dalam proses pengolahan sumber air,
bahan kimia yang digunakan meliputi natrium hipoklorit, natrium hidroksida,
natrium karbonat, dan natrium silikat.
61.
Ion natrium dan garam sangat larut dan cenderung tetap dalam
dalam jumlah tertentu, kadar natrium yang tinggi di dalam tanah dapat menjadi
racun, tergantung pada jumlah
menurunkan permeabilitas tanah. Pada kadar yang tinggi garam natrium dapat
menjadi racun bagi ikan dan satwa liar dan dapat mempengaruhi osmoregulasi
dalam kehidupan air. Dalam industri, NaCl dan Na2SO4 berperan dalam
meningkatkan korosi. (McKee dan Wolf, 1963).
64.
Potasium di alam hanya dalam bentuk ion atau ikatan molekul. itu
serupa dengan sodium dan kadang digunakan untuk pangganti dalam aplikasi
pada industri. potassium lebih mahal daripada sodium,Dalam situasi umumnya
digunakan hanya ketika sodium tidak bisa digunakan.Dalam beberapa industri
garam Potassium yang digunakan
blueprint
permanganat (KMnO4) digunakan dalam pengolahan air untuk mengatur rasa dan
bau (McKee dan Wolfe, 1963)
71.
dan tumbuhan meskipun dalam jumlah yang berlebihan dapat membunuh mereka
semua .Menurut informasi dosis 1-2 gr dapat digunakan untuk obat pencahar
bagi manusia. Pada level
reaksi asam basa, kapasitas buffer, kompleksasi besi, komponen padat, dan
metabolisme biologis. Turunan dari karbonat antara lain CO 2, H2CO3, HCO3-,
CO32-, OH-, H+, Ca2+, dan CaCO3.
77. Rekasi pembentukan pada karbonat sistem:
1. Reaksi CO2(aq)
78.
79. CO2(aq) + H2O
H2CO3
80.
2. Pembentukan ion Bikarbonat
81.
82. H2CO3 H+ + HCO383.
3. Pembentukan ion Karbonat
84.
85. HCO3H+ + CO3225oC
86.
Km = 10-2.8 at 25oC
K1 = 10-3.5 at 25oC
K2 = 10-10.3 at
87.
88.
89.
90.
pada kapasitas penetralan asam dalam air. Derajat keasaman (pH) pada natural
(Karbonat) water berkisar antara 45-4.8. Pada pH 4.5 H2CO3 menjadi karbonat
yang reaktif, meskipun CO2(aq) lebih dominan secara fisik.
91.
Kandungan bikarbonat dalam air hujan kurang dari 10 ppm dan
kurang dari 200 ppm pada air permukaan. Pada beberapa air tanah yang memiliki
kandungan Calcium dan Magenesium lebih rendah, memiliki konsetrasi biarbonat
yang tinggi atau leih tinggi dari 1000 ppm.
92.
93.
94. 6. Penyadur: ABDULLAH SIDDIQ JAELANI (2013430066)
95. IRON
96. Iron ditemukan dalam bentuk batuan, pasir, dan cairan dalam beberapa
bentuk dan nilai oksidasi. Sumber mineral umum dari besi termasuk ferri
oksida dan hidroksida yaitu hematit (Fe2O3) dan ferri hidroksida
[Fe(OH)3]. Mineral inilah yang memberikan warna merah dan kuning pada
batuan dan pasir. Bentuk sedimen dari besi termasuk sulfida seperti pyrite
dan marcasite; dua mineral dengan komposisi kimia yang identik (FeS 2)
tapi dengan struktur kristal yang berbeda; karbonat seperti siderit (FeCO 3);
dan campuran beberapa oksida yaitu magnetit (Fe3O4). Ferro oksida dan
sulfida bersumber dari besi yang terlarut dalam air tanah. Pelapukan besi
silikat dapat memproduksi besi terlarut dalam air permukaan, namun
prosesnya relatif lambat.
97. Dengan cara yang sama untuk mengontrol kelarutan diberikan dengan pH
diatas angka dari elemen, reduksi-oksidasi atau redoks, nilai potensial dari
air sangat mempengaruhi kestabilan beberapa konstituen seperti besi,
karbon, oksigen, nitrogen, sulfur, dan mangan. Nilai potensial redoks
dalam air mencerminkan aktivitas elektronnya, dalam hal yang sama pH
mencerminkan aktivitas ion hidrogen. Sebagai contoh, saat oksigen
terlarut dalam air, potensialnya (E0) +1.23 V dihasilkan :
98.
E0 = +1.23 V
99. Dari reaksi reduksi di atas, elektron diambil dari pasangan reaksi oksidasi
seperti ,
Fe(s) Fe2+ + 2e-
100.
101.
E0 = +0.44 V
Besi dalam air dijelaskan dengan tepat dalam konteks diagram Eh-
pH ketika redoks yang relevan dan reaksi asam-basa terjadi cukup cepat.
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar, diagram Eh-pH menunjukkan
sistem potensial redoks pada sumbu Y dan sistem pH ditunjukkan dengan
sumbu X. Bentuk ekuilibrium dari besi diharapkan dapat tejadi pada
kombinasi beberapa spesifik Eh-pH yang menunjukkan batas Eh-pH dari
logam besi tidak stabil dalam batas kestabilan air. Begitu halnya dengan
air, cenderung korosif pada besi (Fe0 Fe2+). Dengan demikian, larutan
yg terkandung Fe(OH)3 cenderung stabil, korosi pada besi mengendapkan
Fe(OH)3 dan membentuk pelindung dari pengkorosian.
105.
dimana aktivitas biologi menjadi faktor penting atau dengan kata lain
senyawa tidak menunjukkan konsentrasi yang signifikan pada gambar.
Saat besi membentuk senyawa kompleks dengan pelarut organik dan
suspensi koloid dari ferri hidroksida tidak terbentuk air permukaan,
variabel akhir akan menjadi signifikan.
106.
total sekitar 0.05-0.2 mg/L. Dalam air tanah, konsentrasi besi 1-10 mg/L.
Konsentrasi tinggi (lebih dari 50 mg/L) terdapat dalam air yang bikarbonat
dan oksigen yang rendah. Jika air dalam kondisi ini dipompa keluar
dengan baik, seperti contoh ferri hidroksida yang berwarna merah-coklat
akan mengendap seiring dengan oksigen yang bercampur dengan air. Hal
ini menghasilkan senyawa besi yang diinginkan.
107.
4CO2
110.
Bakteri ini didapat secara alami dari zat itu sendiri, dari pabrik
pengolahan, pipa yg mengandung oksigen dan konsentrasi dari besi
terlarut melebihi 0.2 mg/L. Besi secara spontan mengendap sebagai ferri
hidroksida saat oksigen bereaksi dengan air, jadi bakteri ini harus ada pada
kondisi yang stabil dengan cukup oksigen untuk mengendapkan besi
tersebut. Endapan besi pada reaksi ini akan menghasilkan lapisan koloni
bakteri dan akhirnya akan menghasilkan penyumbatan pada pipa.
111.
batas besi 0.3 mg/L didasarkan pada pertimbangan estetika dan rasa. Besi
merupakan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, pada air 1-2 mg/hari, dan
manusia memerlukan zat besi 7-35 mg/hari, jadi air saja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan zat besi manusia. Besi memiliki batas rasa sebesar
0.1-0.2 mg/L pada ferro sulfat dan ferro klorida. Besi (dan mangan)
cenderung mengendap sebagai ferri dan mangan hidroksida pada
konsentrasi yang tinggi dan membentuk noda pada peralatan air. Batas
besi untuk air minum skala industri yang disarankan sekitar 0.1-0.2 mg/L.
112.
113.
114.
115.
Mangan
116.
biasanya dalam bentuk oksida mangan dan hidroksida dalam hubungan dengan
kation logam lainnya. pada pH rendah dan netral, umumnya mangan dalam
bentuk Mn 2+. Pada pH rendah, biasanya dengan nilai konsentrasi sekitar 0.1 - 1
mg / L namun yang lebih tinggi dapat terjadi.
117.
Mangan sering terdapat pada perairan besi tanah, dan seperti besi,
mangan dapat menyebabkan masalah aesthic. Pada konsentrasi sekitar 0,2 - 0,4
mg / L mangan juga dapat memberikan rasa pada air, dan dapat mendukung
pertumbuhan mikroorganisme dalam sistem distribusi waduk kegiatan pewarnaan
dan pembentukan deposit yang juga membuatnya tidak diinginkan di banyak
perairan industri. U.S.EPA menentukan tingkat maximum contaminant level
(MCL) untuk mangan 0,5 mg / L karena masalah aesthics ini.
118.
mineral dengan asupan harian yang khas (terutama dari sumber makanan) dari 10
mg. untuk tanaman bergerak mangan sebagai aktivator enzim dan pada hewan
penting dalam pertumbuhan dan fungsi sistem saraf.
119.
123.
Chlorida
124.
sebagai ion Clorida, meskipun hasil hidrolisis chlorine (HOCl dan OCL -)
terkadang juga ada dan dtambahkan sebagai desinfektan. Kandungan ion Cholrida
pada air permukaan tidak lebih dari 10 mg/L (ppm),
125.
Tingginya konsentrasi clorida pada air laut dapat dimanfaatkan
untuk melarutkan kristal bebatuan secara sempurna seiring dengan waktu
geologinya. Ketebalan atau kedalaman suatu bebatuan juga dapat diukur
131.
Sulfur
132.
(misalnya : CaSO4, NaSO4, MgSO4, dll) dan sulfida (misalnya : H2S, HS-,
Na2S2O3). Sumber utama sulfat adalah batu evaporite seperti gipsum
(CaSO4 H2O) dan anhidrit (CaSO4), batuan sedimen seperti pirit (FeS2),
curah hujan, dan metabolisme bakteri. Sumber kemungkinan konsentrasi
seperti belerang dari gunung berapi dan mata air panas serta debu dan
aktivitas biotik darat. Konsentrasi sulfat di perairan teroksidasi biasanya
berkisar antara 5 dan 30 mg / L.
133.
domain
dari
empat
kelompok
utama
bakter.
Di luar Amerika Serikat, perairan yang memiliki tingkat sulfat lebih besar
dari 1000 mg / L dimanfaatkan untuk persediaan minum tanpa efek sakit.
Ambang rasa untuk sulfat dalam air telah dilaporkan berada di antara 300
dan 400 mg / L, namun beberapa individu yang mampu mendeteksi
sesedikit 200 mg / L. EPA standart air minum sekunder ditetapkan pada
250
mg
L.
Sulfat bersifat korosif terhadap struktur beton, pipa, dan pipa asbes semen,
meskipun pada tingkat yang rendah (kurang dari 350 mg / L).
134.
135.
137.
138. Silica
139. Silica dapat ditemukan hampir disemua batuan, tanah, dan air alami. Ion
Si4+ pertama erat dalam matriks empat oksigen atau ion hidroksida.
Tetrahedron SiO44- adalah bentuk dasar dari silika yang ditemukan, dan
berbagai mineral yang terbentuk dengan bergabung tetrahedra ini dengan
kation divalen atau oksigen tambahan. Dalam air, silika ada sebagai hidrat
H4SiO4 atau Si (OH)4, meskipun analisis air biasa mewakili silika terlarut
sebagai SiO2. Sebenarnya bentuk yang tepat dari silika terlarut dalam air
tidak diketahui: tidak berperilaku sebagai ion berubah seperti SiO 32- atau
koloid. Selain itu, silika presipitasi dari larutan silika amorf tetapi dapat
mengkonversi ke bentuk yang lebih mengkristal dengan kelarutan rendah
(Hem 1971).
140. Kisaran konsentrasi silika yang paling banyak ditemukan dalam perairan
alami adalah antara 1 dan 30 mg / L. Suhu merupakan salah satu faktor
penting dalam kelarutan silika; kelarutan kuarsa ditemukan menjadi 6,0
mg / L pada 25 oC dan 26 mg / L AT 84 oC (sebagai SiO2). Di sisi lain,
silica amorf memiliki kelarutan 115 mg / L pada 25 oC sebuah 370 mg / L
pada 100 oC (Hem, 1971).
141. Silika digunakan dalam membuat kaca, enamel, abrasive, dan
sebagainya. Natrium silikat telah digunakan sebagai koagulan dalam
pengolahan air dan sebagai inhibitor korosi pada pipa besi. Untuk sebagian
besar aplikasi industrials konsentrasi silika di perairan alami tidak
menimbulkan masalah. Namun, dalam tekanan tinggi boiler di silika dapat
menjadi bencana karena dapat melewati boiler uap dan mengembun pada
tabung pemanas dan bilah turbin. deposito silikon tersebut mungkin sulit
dan kaca dan sangat sulit untuk menghapus (McKee dan Wolf, 1963).
142.
143.
144.
145.
Fluoride
146.
Dalam
air
mineral
Meskipun
sebagian
besar fluor dari batu kristal fluor termasuk golongan halogen. Dalam air
TDS < 1000, dan tipe fluoride < 1 mg/l. Lebih dari 30 tahun fluoride
ditambahkan untuk penggunaan gigi, tipe fluoride yang ditambahkan
adalah sodium fluorida, sodium icofluorida, hydrofluorsilica acid atau
ammonian slicofluorde dengan dosis 1 mg/l. kelebihan fluoride sekitar 4
5 g dapat bersifat racun atau sekitar 250 450 mg
148.
Fluoride
air
minum
secara sentral, dalam hal ini konsentrasi fluor yang baik adalah 0,6 1,7
mg fluoride/liter, fluoride ditambahkan sebagai pengaruh anti karies untuk
kebutuhan dental. Dalam suatu populasi fluoridasi air minum dengan 1
ppm fluoride terdapat bentuk mottled teeth paling ringan kurang lebih 10%
dari WHO,EPA pula telah menetapkan maximum contaminant level flour
pada air minum yaitu 1,4 2,4mg/l.
149.
Minor
dan
jejak
konstitusi an organik
150.
ditemukan pada bagian bagian per sejuta sampai per miliar yang masih
boleh dari speksifikasi kesehatan dan kualitas air. Tabel rangkuman
informasi 2 -5 pada kimia dan signifikasi kualitas air dari beberapa
anorganik konstitusi
151.
152.
spesifik dari pasokan air seperti kation polivalent yang berisi kekerasan,
kesadahan, korosifitas, konduktifiti elektrik,pH atau nilai
153.
154.
155.
156.
Kesadahan
157.
biasanya disebut Air Lunak, kesadahan 61-120 mg/L disebut cukup sadah,
121-180 mg/L sebagai Air sadah (hard), dan 180 ke atas disebut Sangat
Sadah (Todd, 1970).
160.
161.
162.
Zat padat toltal yang terlarut adalah ukuran total padatan dalam
larutan. Dianalisa dengan cara memfilter suspensi sampel, menguapkan filtrat, dan
menimbang sisa residu. Tabel 2-6 menunjukkan beberapa pengukuran terbaru
padatan terlarut yang ada di aliran sungai di dunia (Turekian, 1971).
163.
disubjekkan bahwa polusi dapat lebih tinggi. Air sungai Colorado, sebagai contoh,
setelah mencapai California selatan mengandung kadar TDS sebesar 700-800
mg/L. Meskipun, TDS yang tinggi telah menunjukkan tidak berbahaya, EPA
merekomendasikan jumlah maksimum TDS sebesar 500 mg/L dalam air minum.
Jika lebih dari jumlah maksimum tersebut, air mungkin akan memiliki rasa yang
lebih asin.
164.
165.
166.
167.
Konduktivitas
untuk
menghantarkan
arus,
dinyatakan
dalam
= 0,5 (EC).
Namun, selama larutan menjadi lebih pekat (TDS > 1000 mg/L, EC >
2000 mho/cm), kedekatan ion dalam larutan akan saling menekan
aktivitas dan kemampuan ion dalam menghantarkan arus. Jumlah padatan
terlarut, bagaimanapun, tidak terpengaruh.
168.
169.
unsur
170.
Conce
ntration
in
172.
chemi
stry
174.
lithiu
( ug/L
)*
175.
0.001-
Signifi
kansi
natural waters
171.
173.
di
sumber air
176.
177.
0.3
Berpot
ensi
racun
bagi tanaman,
tetapi
tidak
pada
konsentrasi
yang mungkin
ditemui
di
perairan
178.
rubidi
179.
0.001
180.
irigasi
181.
um
182.
cesiu
5
183.
0.05_
184.
185.
beryll
0.02
187.
0.001-
188.
m
186.
ium
ukan
Ditem
sering
189.
Sangat
beracun,
sebagai
tetapi
penyusun
pada
beryl
konsentrasi
yang
terjadi
sangat
190.
stronti
um
191.
0.6
pada
193.
air
sungai
192.
0.11
air
umum
bariu
196.
rendah
194.
menggantikan
. Ca dan Mg
pada
195.
Dapat
dalam batuan
beku.
Konsentrasi
0.043
dalam
air
alami
daya
larut
nya
kurang
197.
Konse
198.
ntrasi
msi
dikendalikan
barium
oleh
terlarut
BaSO
Konsu
garam
bisa
kelarutan K ~
berakibat
10
fatal.
konsentrasi
air biasa tidak
199.
Titani
um
200.
8.6 air
201.
Salah
satu dari 10
air umum
elemen yang
berpengaruh
202.
paling
melimpah
di
kerak
bumi,
tapi
cukup
larut. Sangat
tahan
terhadap
203.
ium
vanad
204.
<70
korosi
205.
Terjad
i
sebagai
206.
kin
Mung
anion
dan
berkonsentras
kation
dari
i di vegetasi
V, V, dan
207.
chrom
ium
208.
5.8 air
sungai
209.
V
210.
Cr
dan
0.43
air umum
211.
Cr
stabil
di
bahan
pencemar
industri
permukaan
perairan
CrO
dan
CrO stabil
212.
Moly
bdenum
213.
0.35
air sungai
di air tanah
214.
konse
ntrasi
air
216.
cobalt
217.
ND-
1.0
dalam
biasanya
215.
Akum
ulasi
oleh
vegetasi.
mencerminka
tanaman
n kelimpahan
hijauan dapat
mineral
menjadi racun
lingkungan
218.
2 dan
219.
Pentin
3 valensi. Di
dalam
bawah
nutrisi dalam
yang
normal redoks
+
jumlah kecil
ditemukan.
Adsorpsi dan
kompleksasi
penentuan
penting
220.
Nicke
221.
10
konsentrasi
222.
l
224.
Copp
225.
10
226.
er
223.
227.
d
Utilize
in
water
treatment and
metal
fabrication.
Used
to
inhibit
algae
growth
in
reservoirs.
Essential
for
nutrition
of
flora
228.
silver
229.
0.1-
0.3
230.
konse
fauna
231.
Telah
ntrasi prediksi
digunakan
kelarutan 0,1-
sebagai
10 ug / L di
desinfektan
encer
air
soda.
langka
unsur
probabilitas
sering
dikendalikan
oleh
232.
gold
233.
trace
ND-
and
ketersediaan
234.
kelarut
an
sangat
rendah
di
kawasan EhpH
perairan
alami. Dapat
membentuk
kompleks
dengan
mengurangi
235.
236.
zinc
237.
10
sulfur spp.
238.
Proba
239.
Banya
bilitas
digunakan
dikendalikan
dalam
oleh
industri.
ketersediaan
Ditemukan di
karena
limbah,
air
alami
terlarut
dari
tampaknya
pipa galvanis,
tidak
pengolahan
mengandung
air pendingin
kadar
ditentukan
oleh kelarutan
hidroksida
240.
cadmi
um
241.
ND-
10
atau karbonat
243.
Digun
akan
242.
dalam
elektroplating
244.
beracu
n. Kehadiran
mungkin
menunjukkan
kontaminasi
245.
mercu
ry
246.
ND<1
247.
Relatif
industri
248.
Sangat
jarang terjadi
beracun.
di batu atau
Kehadiran
air
menunjukkan
polusi
dari
pertambangan
, industri, atau
karya
249.
253.
um
lead
seleni
250.
254.
1-10
0.2
251.
255.
metalurgi.
252.
256.
Diamb
il
oleh
257.
bromi
258.
20
ne
259.
Saat di
perairan alami
sebagai
hadir
261.
tanaman
260.
arseni
262.
0-
Br
dalam
air hujan
263.
1000
264.
Digun
akan
dalam
industri
di
beberapa
herbisida dan
pestisida.
Mematikan
pada hewan di
atas 20 mg / L
dilaporkan
266.
0.2-2
267.
beracun
268.
265.
269.
iodine
270.
sebagai standar untuk lebih dari satu jenis cairan. Kemiringan untuk setiap
sampel yang akan jatuh antara 0,5 dan 0,9, tetapi untuk beberapa sampel
memiliki TDS yang sama, slpoe akan bervariasi.
271.
tingkat korosif dari sampel cair dan efeknya akan mempengruhi kelarutan
senyawa yang agak sukar larut contohnya CaCO3. Secara umum, meningkatkan
TDS dan EC, tingkat korosif dalam air meningkat (semua faktor lainnya, seperti
kandungan oksigen terlarut, tetap konstan). Selain itu, dengan meningkatnya TDS
dan EC, aktifitas ion individu menurun dan "pasangan ion" terbentuk. Pasangan
ion merupakan interaksi antara ion, lebih lemah dari gaya antarmolekul, namun
cukup kuat untuk menekan reaksi lain seperti pembentukan dan pengendapan
kalsium karbonat. Hasil akhirnya adalah untuk meningkatkan efektivitas kelarutan
dari potensi pengendapan.
272.
atau mengukur bahaya natrium dalam sistem pengairan irigasi, ditentukan oleh
mengukur rasio natrium terhadap magnesium dan kalsium:
273.
Ca 2++Mg / 2
274.
Dengan jumlah yang tepat kalsium dan magnesium dalam air
irigasi, tanah
+ yang diirigasi akan membentuk tekstur granul, mudah diolah, dan
(in meq/L)
Na
permeabel. Dengan meningkatnya jumlah natrium, tanah akan cenderung menjadi
SAR=
kurang permeabel dan genangan air dapat terbentuk.
2+
275.
276.
277.
278.
279.
dari molekul tetapi pada umumnya tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang.
Sumber-sumber alami partikel dalam air adalah proses pelapukan tanah dan
aktivitas biologi. Tanah liat adalah komponen utama yang dihasilkan dari
pelapukan. Ganggang, bakteri, dan mikroorganisme lain yang lebih tinggi adalah
jenis dominan dari partikel biologi yang dihasilkan. Beberapa partikel bersumber
pada alam dan antropogenik, Contohnya adalah serat asbes. Kegian industri dan
pertanian cenderung menambah sumber-sumber alam dengan meningkatkan
daerah limpasan, melalui eutrofikasi kultural, atau oleh polusi langsung dengan
residu industri.
280.
pada fisik, kimia dan biologi. Karena ukuran halus mereka, partikel menunjukan
ukuran permukaan yang luas, yang berfungsi sebagai absorpsi sink potersi zat
beracun, seperti logam berat dan hidrokarbon diklorinasi. Menelan partikel dapat
meyebabkan keracunan. Besar luas permukaan partikel juga menyebabkan
peristiwa meyebarnya cahaya dan hantaran degradasivisibilitas di kolom air. Sink
dari berbagai jenis sumber terserap, partikel memainkan peran penting dalam
siklus biogeokimia.
281.
jumlah partikel.
282.
283.
284.
285.
Turbidity
286.
Pada edisi ke-15 dari Standart Methods(1980) turbidity
didefinisikan sebagai property optik dari sampel menyebabkan cahaya
tersebar dan diserap, tidak menular, bukan ditransmisikan. Pengukuran
membutuhkan sumber cahaya sensor beam tersebar. Sedangkan materi
koloid dan tersuspensi mengandung kekeruhan yang penting untuk reaksi
estetis, kekeruhan sendiri sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Salah
satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan kekeruhan adalah
sekumpulan mikroorganisme didalam partikel tersebut, yang dihilangkan
dengan desinfektan, dan kekeruhan terkait kebutuhan klorin yang berbeda.
Sebagai tambahan pengganti organic klorin harus berhubugan dengan
senyawa yang mengandung air. Berdasarkan dari sumber, kekeruhan dapat
menjadi parameter yang paling dibutuhakan dalam pengujian kualitas
sumber air minum. Dengan demikian parameter ini biasanya dijadikan
acuan utama pengujian material lain pada industry pengolahan. Diagram
2.16 membanding tingkat kekeruhan pada air baku di Colorado, dimana
terjadi fluktuasi pada periode yang sama didekat sungai. Pada puncak
diagram 2.16 mempunyai perbandingan 1:1 antara waduk air dengan air
sungai. Air sungai sendiri mempunyai nilai kekeruhan mendekati 1000
TU.
287.
288.
289.
JUMLAH PARTIKEL
290.
Organik
294.
tumbuhan dan hewan material; dari polusi industri, perkotaan, atau pertanian; dan
dari reaksi halida (paling sering klorin) dengan organik alami selama pengolahan
air. Konsentrasi berkisar dari tidak ada di air tanah yang dilindungi untuk 10-30
mg / L di permukaan air alami produktif atau terkontaminasi.
295.
dikenal dan diukur untuk beberapa tahun, pengetahuan tentang sejumlah berbeda
spesies organik yang terdiri komposit ini relatif baru. Hanya sejak pertengahan
abad
ini
memiliki
pengembangan
metode
canggih
dan
instrumentasi
Dari total bahan organik air, satu fraksi terdiri terutama dari berat
molekul rendah organik sintetik, (Lebih dari 90 persen) terdiri relatif tahan api
organik yang terjadi secara alami serta beberapa berat molekul tinggi organik
sintetik. Organik dibahas secara rinci dalam Bab 16; beberapa materi pengantar
diberikan di bawah ini
297.
298.
299.
Bentuk bahan organik yang ada dalam salah satu sumber air
mencerminkan bentuk produk humifikasi di tanah yang mengalir ke dalam
air. Humifikasi bahan organik tanah berasal dengan tanaman dan hewan
produk degradasi. condense ini dan polimerisasi melalui asam fulvat dan
humat untuk kerogen dan batubara (Schnitzer dan Khan, 1912; Jackson
1975). Proses ini dihipotesiskan untuk melanjutkan kimia dan / atau
mikroba dengan kelompok fungsional dan rantai samping alifatik yang
memisahkan diri, dan dengan kondensasi polimerisasi berbagai kelompok
reaktif menghasilkan, molekul lebih aromatik yang lebih besar.
300.
kerogen atau humin diproduksi; produk akhir yang nonsoluble dalam asam atau
alkali dan tahan terhadap degradasi dan reaksi (Schnitzer dan Khan, 1972;
Jackson, 1975. Proses ini diilustrasikan pada Gambar 2-17.
301.
302.
Organik Sintetik.
303.
305.
sumber, konsentrasi, dan efek kesehatan dari 129 organik sintetik ditemukan atau
mungkin ditemukan di air minum (NAS, 1977). Termasuk dalam studi mereka
pestisida, kontaminan industri, plasticizer, polychlorinated biphenyls (PCB),
aromatik polynuclear (PNAS), dan metana terhalogenasi dan turunannya etana.
informasi yang cukup tersedia mengenai efek kesehatan dari beberapa pestisida
dan derivatif metana halogen (yang ditunjuk "total trihalomethanes") bahwa
mereka termasuk dalam EPA standar air minum. (Lihat Bab 4.)
306.
307.
308.
309.
Pengukuran Organik
310.
Warna
311.
alami untuk skala warna dengan solusi yang dibuat dari pengenceran serial
konsentrasi larutan kloroplatinat standar. Standar kloroplatinat tidak ada
hubungannya dengan substansi produksi warna di dalam air selain rona.
Asumsi di balik ukuran adalah bahwa zat memproduksi warna dalam air
atau koloid di dalam air. Iron khususnya telah terlibat sebagai kontribusi
pengaruh variabel pada nilai-nilai warna sumber air (Lamar, 1968) dan ini
berpengaruh pada variasi pH (Ghassemi dan Christman, 1968) dan ukuran
partikel organik (Lamar, 1968). Meskipun begitu, ukuran warna tetap
digunakan terutama sebagai pemeriksaan untuk air minum.
Absorbansi Ultraviolet
314.
315.
316.
warna. Setiap kurva mewakili hasil yang diperoleh dari sampel yang
diencerkan dengan buffer pH 8,0 untuk nilai satuan warna ditunjukkan
dengan kurva (Black dan Christman, 1913).
317.
campuran rantai alifatik dan inti aromatik dari molekul humat dan dari efek
hamburan dari berbagai ukuran partikel.
Fluoresensi
318.Beberapa molekul organik menyerap energi UV dan kemudian melepaskan
panjang gelombang energi yang lebih rendah saat mereka kembali kekeadaan
normal (Sylvia 1973). Dengan cara yang mirip absorbansi UV, kemudian
ukuran tersebut (fluoresensi) mengalami perubahan pada konsentrasi bahan
organik dalam larutan melalui nilai emisi yang menurun.
319.Fluoresensi dianggap sebagai ukuran yang lebih sensitif daripada UV
absorbansi, sementara UV absorbansi menunjukkan luas absorban yang
menglamai kelompok ikatan dan konfigurasi molekul tertentu (seperti
aromatisitas). Fluoresensi lebih memiliki karakteristik molekul tertentu. Kedua
eksitasi dan emisi gelombang panjang dapat memiliki beberapa puncak
karakteristik senyawa yang sedemikian, (Sylvia, 1973). Scan fluoresensi
(Gambar 2-19a) dari air sungai yang tercemar menunjukkan banyak puncak
individu tersebar di kisaran panjang gelombang 200-700 nm, yang diasumsikan
sesuai dengan kontaminan tertentu.
320.Di sumber air yang relatif tidak tercemar pada spektrum fluoresensi seperti
profil UV, tampak biasa saja hanya dengan satu atau dua pasangan panjang
gelombang eksitasi-emisi menunjukkan puncak yang signifikan (Gambar 219b). Sekali lagi, ini menunjukkan campuran materi cukup heterogen, tetapi
komponen struktural umumnya berbentuk sama.
321.
322.
323.
324.Gambar 2-19. Fluoresensi organik air. (a) profil fluoresensi Air yang
terkontaminasi: eksitasi panjang gelombang 340 nm (Sylvia, 1973). (b)
tercemar baku profil fluoresensi air (Black dan Christman, 1963)
19.
Penyadur:
JAJANG
RUSTANDI
ROHULLOH
(2013430089)
330.
Industri
331.
tambahan seperti yang diperlukan. dari satu sudut industri, kriteria utama
adalah pasokan air menjadi kualitas konsisten agar biaya-biaya perlakuan
pendahuluan dapat dikurangi. Segera setelah satu kualitas air konsisten
dicapai, kemudian langkah-langkah perlakuan pendahuluan dipertahankan
secara rutin.
336.
337.
341.
342.
1.
2.
3.
4.
343.
dalam tabel 14-11. Persyaratan untuk sistem resirkulasi lebih ketat dari sekali
proses pendinginan selesai. Masalah tertentu terkait dengan adanya kesadahan
seperti kalsium dan magnesium, yang dapat menggabungkan dengan fosfat atau
sulfat untuk membuat sulitnya perpindahan panas membatasi terbentuknya kerak.
Delignifikasi menara pendingin telah dipelajari cukup dalam, dan penyebab utama
ditemukan natrium karbonat dalam menara pendingin. Dengan mempertahankan
pH antara 6.5and 7,5 keseimbangan bikarbonat yang menguntungkan dapat
dicapai, dengan ini dapat meminimalkan masalah ini.
344.
348.
356.
357.
atau karakter setiap debit air limbah tidak dapat ditentukan untuk kategori
industri yang luas tetapi harus diselidiki berdasarkan kasus per kasus.
Namun, beberapa parameter kualitas air yang terdapat di tabel 14-11 yang
menunjukkan reklamasi dari berbagai pengguna industry.
358.
359.
360.
pada tidak terdegradasi nya persediaan air tanah yang ada, pemeliharaan
standar kesehatan masyarakat, perlindungan kemampuan mengisi ulang
dan pencegahan dari gangguan. Persyaratan kualitas akan bervariasi
tergantung pada geologi, metode kerja dan luasnya operasi resapan.
Konsep tak terdegradasi, bila diterapkan pada pasokan air membutuhkan
pemeliharaan kualitas air yang ada saat operasi mengisi ulang sedangkan
hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas air bisa dipertahankan
untuk kepentingan semua pengguna yang bersangkutan. Demikian pula,
reklamasi air limbah yang merembes atau disuntikkan ke dalam cekungan
air tanah tidak boleh mempengaruhi kesehatan masyarakat. Pertimbangan
ini sangat penting untuk sistem injeksi langsung karena air limbah yang
disuntikkan tidak menerima filtrasi tambahan melalui zona aerasi.
Parameter yang perlu diperhatikan yaitu seperti organisme patogen, virus,
bahan beracun dan bahan karsinogenik atau mutagenic.
361.
362.
363.
364.
24.
Penyadur:
RATU
WILHELMINA
OKTAVIYANTI
(2013430101)
365.
Tabel 14-12
366.
Masalah
368.
Faktor
yang
mempengaruhi
370.
Korosi
masalah
371.
Oksigen
369.
Pengolahan
atau solusi
dan
372.
Dearasi,
penyesuain
klorinasi,
penambahan inhibitor
dan
pertumbuhan
mikroba.
pH,
reaksi,atau
logam
pelindung
dengan
menutupi permukaan
dengan
373.
Pembentukan
skala
374.
film
pelindung.
375.
Proses
Konsentrasi
kalsium, magnesium,
pelunakan
silica,
alumunium,
seperti
panas
atau
dingin.
dan alkalinitas.
Untuk
penghilangan
Sedimentasi
atau flokulan
377.
dapat digunakan.
378.
Sedimen dapat
Konsentrasi
dihilangkan
massa
mikroba
proses
produk
korosi
endapan
,
dan
yang
juga
Flokulan
menambah masalah.
dengan
pengendapan
dihilangkan
penambahan
normal.
dapat
dengan
dari
379.
Pertumbuhan
biologis
380.
dari
Konsentrasi
nutrien
dan
reagen organik .
381.
Bahan kimia
pengoksidasi
seperti
adanya pertumbuhan
klorin
bromin
mikroba di aliran
atau
dan
kloropenat
Busa
383.
kuartener.
384.
Agen berbusa
Tingkat
MBAS
diatas
0.5
rendah
ke
tingkat
yang
aman
atau
menambahkan
agen
organik.
antifoaming.
pH
tinggi
Menyesuaikan
pH
Delignikasi
386.
Adanya
penambahan asam.
387.
Penyesuain
kalsium karbonat di
pH menjadi 6.5-7.5
aliran
untuk
kesimbangan
karbonat-bikarbonat
lebih baik.
388.
389.
tanah menurun, bau, dan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk
dan lalat.
391.
dari limbah yang diperoleh kembali menjadi akuiver air tanah. Peraturan
yang diusulkan umumnya memungkinkan negara-negara dengan jumlah
maksimum secara fleksibilitas dalam pengaturan persyaratan kualitas air
untuk mencegah kontaminasi pasokan air minum. Persyaratan federal
untuk mengisi kembali air tanah dengan penyebaran. Selain yang tercakup
dalam persyaratan untuk pembuangan tanah air limbah, belum ditetapkan.
Secara umum, persyaratan untuk penyebaran permukaan kurang ketat
dibandingkan injeksi langsung, karena mempunyai keuntungan dari
pemurnian tambahan yang disediakan sebagai air resapan mengalir melalui
zona aerasi.
393.
394.
395.
396.
397.
MINUM
406.
398.
39
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
41
427.
BE
L
A
424.
WHO,
421.
426.
422.
423.
INTE
425.
IMPU
SA
U.S. EPA
RNAS
NAN
(1980)
IONA
EROP
A
PARAM
ETE
(1971)
D
A
(
1
9
8
1
)
441.
442.
443.
444.
475.
476.
ALUMIN
mg/
IUM
487.
l
488.
ARSENI
mg/
489.
K
499.
l
500.
501.
KLORID
mg/
A
511.
l
512.
TEMBA
mg/
GA
477.
478.
479.
480.
481.
492.
493.
491.
0,
0,0
503.
504.
505.
20
515.
516.
517.
0,
1,
0,0
490.
0,
445.
446.
447.
PE
482.
483.
0,0
0,
448.
484.
495.
494.
0,
496.
0,2
502.
507.
506.
>
508.
519.
520.
25
513.
1
514.
518.
0,1
3,0
523.
524.
FLUORI
mg/
DA
526.
525.
l
536.
537.
535.
mg/
0,
BESI
l
548.
1,
527.
528.
529.
0,
0,7
531.
530.
0,
532.
1,2
538.
539.
540.
0,
1,
541.
542.
543.
0,0
0,
0,1
550.
547.
mg/
549.
TIMAH
559.
l
560.
MAGNE
mg/
561.
SIUM
571.
l
572.
573.
MANGA
mg/
0,
N
583.
l
584.
MERKU
mg/
RI
l
596.
0,
562.
574.
552.
551.
544.
555.
0,
553.
554.
0,
556.
564.
0,1
565.
563.
12
566.
568.
575.
576.
577.
30
578.
579.
580.
0,
0,
0,0
0,0
0,
0,0
0,3
567.
5
586.
585.
0,
588.
591.
587.
0,
589.
590.
0,
592.
599.
600.
601.
602.
603.
604.
23
6
614.
11
615.
23
613.
0,1
2,
616.
mg/
l
595.
598.
597.
NITRAT
N
608.
607.
mg/
609.
FOSPOR
l
620.
621.
619.
mg/
SODIUM
l
632.
633.
631.
mg/
SULFAT
l
644.
610.
611.
612.
627.
622.
623.
624.
625.
635.
636.
637.
25
626.
628.
20
634.
639.
638.
640.
25
648.
643.
mg/
645.
646.
647.
649.
650.
651.
652.
ZINK
655.
l
656.
5
657.
658.
5
659.
660.
5,0
661.
0,1
662.
5
663.
1,5
664.
mg/
TDS
671.
672.
673.
10
684.
685.
0,
0,0
l
668.
mg/
l
667.
TOTAL
KEK
ERA
SAN
679.
O
680.
SELENI
mg/
UM
669.
670.
682.
681.
0,
683.
674.
686.
675.
676.
687.
688.
0,
0,0
l
692.
mg
P
t
693.
691.
WARNA
703.
KEKER
UHA
N
696.
694.
704.
mg/
697.
698.
700.
20
708.
705.
l
716.
706.
707.
5
719.
720.
7,
6,
717.
715.
695.
699.
6,
718.
709.
721.
710.
711.
712.
0,4
722.
4
723.
0,5
6,5
9,
724.
735.
736.
<
0 -
747.
2
748.
PH
728.
org/
1
0
0
727.
COLIFO
RM
739.
m
l
740.
729.
730.
741.
1
742.
731.
732.
733.
743.
1
744.
1
745.
734.
746.
AGEN
BUS
A
(MB
mg/
AS)
751.
0,
0,
1,
0,
0,2
PERSEN
YAW
AAN
KLO
RIN
752.
753.
754.
755.
756.
758.
g/l
759.
YAN
G
757.
760.
LAIN
775.
TOTAL
ORG
ANIK
787.
776.
mg/
777.
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
789.
790.
791.
792.
793.
794.
795.
796.
803.
804.
805.
806.
807.
808.
CARBO
N
788.
(TOC
mg/
)
799.
TRIALO
MET
AN
800.
(TH
mg/
M)
802.
801.
811.
812.
813.
814.
815.
Seperti yang telah dibahas pada Bab 3. Air minum harus memenuhi
peraturan yang berlaku mengenai syarat kelayakan air minum. Dalam hal
memenuhi
syarat
yang
berlaku,
dibutuhkan
perancangan
dan
pengolahan air,
seperti klorin dan ozon. Dalam hal khlorin, asam humic dan asam fulvik
bereaksi dengan klorin bebas membentuk chloroform, yang bersifat
karsinogen. Batas maksimum secara ekonomis dari penghilangan zat-zat
organic untuk penambahan khlorin menjadi tujuan utama dari instansi
pengolahan air.
818.
820.
Gambaran Proses
821.
yang kita sebut sebagai gumpalan. Penggunaan bahan kimia dan penambahan
peralatan harus dirancang untuk penambahan persiapan koagulasi bahan kimia.
Koagulan ditambahkan ke dalam proses melalui aliran alat pencampuran yang
harus menunjukan laju dan dispersi seksama dari koagulan dalam air. Kecepatan
laju, cahaya, atau tahap pencampuran awal terjadi dalam waktu yang cukup
singkat (biasanya kurang dari 1 menit). Membantu untuk mengoptimalkan
eketifitas dari koagulan untuk membuat tidak stabil partikel. Dalam hal ini
kejadian itu disebut koagulasi.
824.
gumpalan
coklat
memperlihatkan/menggambarkan
tingkatan
penyampaian
partikel. Hal ini disebut sebagai perikinetic flokulasi (Kruyt, 1952). Untuk partikel
yang lebih besar gerakan gumpalan coklat sangat lambat, dan penyampaian
pencampuran yang diinginkan harus dengan cara mekanis. Alat pencampuran
mekanik seperti dayung atau kipas pencampur digunakan untuk menghasilkan
tubrukan berdasarkan perbedaan kecepatan partikel di dalam bak perncampuran.
Proses ini disebut ortokinetic flokulasi (Kruyt, 1952). Rancangan yang pantas
untuk kedua alat pencampuran dan bak pencampuran (reaktor flokulasi) adalah
yang sesuai kebutuhan untuk mengoptimalkan gumpalan dan secara halus
pengotor partikel utamanya dipisahka/dihilangkan dalam proses pemisahan
padatan.
825.
Bagian ini akan mengkaji ulang dasar fisik dan kimia dari kejaidian
di dalam proses flokulasi dan koagulasi, proses ini dirancang oleh penggunaan
fasilitas utama dalam menyempurnakan penggumpalan partikel. Rincinan
rancangan dari peralatan flokulasi dan koagulasi akan disampaikan di chapter 23.
826.
827.
Keja
828.
Aks
829.
Istilah
830.
dian
831.
Pem
i
832.
Pers
833.
Penangan
litas Terkait
834.
Per
bentukan
iapan
an
jenis
koagulan
(pengendapan
penambaha
koagulan
(pengencer
koagulan)
aktif
an,
835.
pelarutan)
836.
Pen
kimia
Fasi
alatan
dan
penangana
837.
Laju
n kimia
838.
Alat
anganan
pencampuan,
pencampur
dispersi
nyala
an
reaksi
pencampuran,
laju
kimia
pencampuran
dispersi
koagulan,
awal
seksama
untuk
dan
dengan
dari kimia,
ligan OH-,
tubrukan
SO42-) e.g.
tinggi,
hidrolisi,
pemangkas
polimerisas
an
i,
lingkungan
pembentuk
an
839.
Keti
kompleks
840.
Tek
dakstabilan
anan
dari
partikel
dua lapisan
841.
Penggum
842.
palan.
1. Koagulasi
dengan
perbedaan
843.
elektrolit
844.
Pen
845.
846.
849.
850.
853.
854.
ambahan
netralisasi
dengan
jenis
perubahan
spesifik
847.
adsorber
848.
Pen
gendapan
permukaan
dan
pembentuk
an
interpartike
l
851.
jembatan
852.
Pen
gendapan
koagulan
dan
tinggi
penjebakan
(usapan
flokulasi)
dari
855.
Peny
partikel
856.
Tub
857.
Flokulasi
ampaian
rukan acak
a. Perikinetic
partikel
untuk
flokulasi
858.
pergerakan
suhu
859.
dari
molekul air
(pergerakan
gumpalan
860.
coklat)
861.
Tub
rukan yang
Bak
pencampur
an dan alat
untuk
pencampur
perbedaan
an
kecepatan
tubrukan
relatif
yang
partikel
rendah
pencampur
an
dan
pengaturan
yang
berbeda
864.
flokulasi
862.
diinginkan
dengan
863.
b. Ortokinetic
untuk
865.
866.
STABILITAS PARTIKULAT
867.
KARAKTERISTIK PARTIKULAT
Secara luas partikulat dalam air dibagi menjadi dua
klompok ukuran mayor: dengan batas atas sekitar 1m, dan batas bawah
sekitar 5nm, dan suspensi padatan terdiri dari partikulat yg berukuran kirakira lebih besar dar 5 m, dan partikulat yg lebih kecil dari 0.5nm
dianggap sebagai larutan. Ukuran spectrum ini mencakup kira-kira 6-7
kali lipat dan mencakup campuran partikulat heterogen dengan bebagai
fisik, kimia dan biologi.
871.
872.
organik alami dan mencakup keragaman luas dari biokoloid (asam humat
dan asam fulvat, virus) dan tergantung dari hidup atau matinya
mikroorganisme (bakteri, algae) karena biokoloid dapat mengisap
permukaan
dari
partikulat
anorgonik.
Partikulat
pada
umumnya
29.
Penyadur:
Mekanisme Stabilitas
878.
partikulat mungkin juga stabil karena adanya penyerapan molekul air yang
menghalangi cairan untuk menghasilkan tumbukan antar partikulat.
880.
881.
dapat diganti oleh atom bervalensi rendah, seperti ion aluminium yang
memberikan kelebihan beban negatif untuk bahan kristal. Proses ini
disebut sebagai subtitusi isomorf, menghasilkan beban negatif diatas
permukaan partikel tanah liat. (Olphen, 1963)
2. Preferential adsorption of specific ions (penyerapan istimewa dari ion
spesifik).
882.
seperti gugus fungsi hidroksil dan karboksil yang terdisosiasi dalam air
menghasilkan permukaan berbeban listrik tergantung dari pH larutan.
Sebagai contoh hidrolisis logam oksida (besi oksida) dan bakteri
(golongan karboksil dalam permukaan bakteri).
885.
886.
kimia yang kompleks, dan beban permukaan listrik yang dapat timbul dari
beberapa sumber.
887.
888.
889.
890.
891.
892.
Koagulasi Kimia
893.
partikel koagulan dan kualitas air. Anatara tiga unsur itu secara kualitatif
belum dapat diprediksi secara optimal, sebagai konsekuensinya masalah
koagulasi harus diselesaikan secara empiris.
895.
enam pengaduk yang berisikan suspensi dan koagulan. Tes ini diharapkan
mensimulasi kondisi yang diinginkan dari koagulasi dan flokulasi.
Umumnya tes terdiri dari fase pencampuran cepat koagulan dengan sistem
batch yang diikuti dengan proses pencampuran lambat untuk mensimulasi
flokulasi. Gumpalan dipisahkan dari air dan sampel. Kekeruhan dapat
diplot sebagai fungsi penambahan dosis koagulan.
897.
901.
Koagulan Anorganik
902.
pengolahan air adalah garam Alumunium dan ion Besi (Ferri). Kation
yang dapat terhidrolisis tersebut siap digunakan dalam bentuk garam sulfat
ataupun kloridanya yang keduanya dapat ditemukan dalam bentuk cairan
atau padatan (kering). Pada Amerika Serikat koagulan dominan pada
pengolahan air adalah Alumunium Sulfat atau Alum yang dijual dalam
bentuk hidrat sebagai Al2(SO4)3.xH2O, Dimana x biasanya 14. Lime (CaO)
juga digunakan untuk koagulasi disaat nilai pH tinggi (pH>10) diinginkan.
Pada nilai pH ini ion Magnesium akan terhidrolisis, membentuk endapan
tidak terlarut yang membantu pada proses stabilitasi endapan.
903.
diterangkan dengan jelas pada Chapter 21. Rincian dari desain fasilitas
penanggulangan bahan kimia juga dibahas pada chapter tersebut.
904.
905.
906.
907. 33. Penyadur: MUHAMAD SAEHUDIN (2013430095)
908. Kimia. Larutan kimia aluminium dan ion besi kompleks. Khas, karena
dengan semua kation dalam air, ion ini bereaksi dengan berbagai ligan
(misalnya, OH-, SO4-, PO43-). Membentuk produk baik larut dan tidak larut
yang akan mempengaruhi kuantitas atau dosis koagulan yang diperlukan
untuk mencapai tingkat yang diinginkan dari partikulat destabilisasi.
Kedua aluminium dan ion besi dapat menjalani serangkaian reaksi dengan
ion hidroksil (OH-). Pembentukan baik (lebih dari satu kation) spesies
monomer dan polynuclear, yang pada gilirannya bereaksi dengan
permukaan partikel atau ligan lain dalam cara yang kompleks dan kurang
dipahami. Dengan demikian, dosis optimum koagulan sangat bergantung
pada larutan kimia tertentu dan jenis partikulat.
909. Kinetik. Reaksi stoikiometri keseluruhan sangat menyederhanakan
langkah-langkah reaksi beruntun yang terjadi ketika kation ini
ditambahkan ke air. Kedua aluminium dan ion besi mengalami reaksi
hidrolisis yang cepat. Sebagai contoh, reaksi hidrolisis pertama dari ion
aluminium
Al(H2O)63+
910.
[Al(H2O)5OH]2+ + H+ (6-
1)
911. Dimana ion aquo, Al(H2O)63+, mewakili spesies yang sebenarnya di
dalam air, ditampilkan. Pada pH 4, setengah dari Al 3 + menghidrolisis ke Al
(OH)
2+
5+
34
dan Mesmer, 1976, untuk ringkasan baru-baru ini, juga, Brossett et al,
1954; Matijevic, 1961:. Sullivan dan Singley, 1968: Singley dan Sullivan,
1969). Produk hidrolisis, bukan ion aluminium, menyebabkan partikel
destabilisasi melalui biaya netralisasi (Mattson, 1928; Stumm dan O'Melia,
1968).
912. Seperti yang terlihat pada Persamaan. 6-1, tingkat hidrolisis akan sangat
tergantung pada kedua pH dan konsentrasi aluminium. Produk hidrolisis
pengolahan air kekeruhan dan warna (TOC), pH selama koagulasi berkisar antara
6 dan 8, batas bawah yang dikenakan oleh laju korosi dipercepat yang terjadi pada
nilai pH di bawah 6. Dalam rentang pH ini produk hidrolisis larut yang mungkin
terutama bertanggung jawab untuk destabilisasi partikel memiliki eksistensi yang
sangat
singkat,
pada
mikrodetik.
Menggunakan
perkiraan
konstanta
biasanya ditemukan dalam pengolahan air dan menggunakan tawas khas atau
dosis feri sulfat (10-100 mg / L), spesies logam dominan akan menjadi hidroksida
tidak larut. Diagram kesetimbangan juga menggambarkan pentingnya pH dalam
mengendalikan tingkat spesies logam larut yang akan melewati proses treatment.
Seperti ditunjukkan, spesies besi lebih larut dari spesies aluminium dan juga tidak
larut selama rentang pH yang lebih luas. Dengan demikian, ion besi sering
menjadi koagulan pilihan untuk membantu destabilisasi dalam proses kapurpelunakan, yang dilakukan pada pH tinggi (pH> 9).
920.
921.
922.
923.
Stoikiometri
924.
ion aluminium dan besi (III) menghasilkan sejumlah koagulan yang dapat
digunakan dengan mereaksikan ion-ion tersebut bersama air. Setiap 1 mol ion Fe 3+
dan Al3+ akan menghasilkan 1 mol logam hidroksida dan 3 mol Hidrogen.
Reaksinya diuraikan sebagai berikut.
925.
926.
927.
Saat ion besi (III) atau aluminium ditambahkan air, terjadi reaksi
yang melibatkan pH, ion yang terkandung dalam air, suhu, konsentrasi partikulat,
konsentrasi koagulan, dan kondisi saat melakukan pencampuran.koagulan. Faktorfaktor tersebut yang akan mempengaruhi jumlah (kuantitas) dari koagulan
anorganik yang dibutuhkan untuk mendapatkan destabilisasi dari partikulat.
929.
Dari semua faktor yang ada, pH menjadi faktor utama yang dapat
930.
(III)), akan terbentuk endapan amorf dengan sangat cepat yang menyebabkan
partikulat terjebak di dalamnya. Untuk kondisi seperti ini (sweep floc), dibutuhkan
konsentrasi koagulan yang lebih tinggi saat proses netralisasi sehingga
menghasilkan jumlah padatan (sludge) yang lebih banyak. Untuk kasus ini,
kekeruhan tidak memiliki pengaruh dalam proses stoikiometri.Jika ada kenaikan
pada jumlah pada salah satu jenis partikulat seperti tanah liat maka akan
meempercepat pengumpulan hasil koagulasi dari partikulat tanah liat.
931.
akibat sweep floc dapat dilakukan dengan menggunakan molekul organic dalam
endapan amorf. Secara karakter, kebutuhan koagulan dalam kasus sweep floc
tidak dipengaruhi oleh partikulat anorganik.
932.
koagulan anorganik dan permukaan partikulat diperoleh jenis lain koagulan yang
memiliki
kemampuan
lebih
baik
yakni
polialuminium
klorida
(PAC).
934.
935.
936.
937.
938.
Koagulan Organik
939.
rantai panjang yang terdiri dari unit kimia yang berulang dengan struktur
yang dirancang untuk memberikan sifat fisikokimia khas untuk polimer.
unit kimia yang berulang biasanya memiliki sifat ionik yang menanamkan
muatan listrik untuk rantai polimer.maka polimer organik sering disebut
polielektrolit.
941.
pengaruh tak tentu dari kualitas air pada interaksi ini, seleksi polimer
adalah emperical. Sebuah tinjauan singkat dari sifat polimer dan
mekanisme dari polimer memeberi dasar untuk tindakan yang rasional
dalam seleksi dari polimer yang akan digunakan dalam screening test
945.
946.
947.
948.
Jenis-jenis polimer
949.
tipe ketiga dari polimer ini memiliki kationik, atau muatan positif,
Mekanisme proses
960.