Anda di halaman 1dari 62

Tugas Mata Kuliah Utilitas

Semester 6
Penyusun: Izhar Nurbani Farhan (2013430088)
Penyadur:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Slamet Kurnianto (2011430078)


Slamet Kurnianto (2011430078)
Wahyu (2012430043)
Aditya Bakti K. P. (2013430043)
Khusnul Fajar (2013430054)
Abdullah
Siddiq
Jaelani

(2013430066)
7. Andi Retno

Virgia

Saransi

(2013430068)
8. Angga
Sukma

Asmara

(2013430069)
9. Ardityo
Dimas

Baskoro

(2013430070)
10.
11. Boby

Zulisyram

Mardis

(2013430072)
12. Debbie Rihana (2013430075)
13. Elsa Nur Amelia (2013430078)
14. Endar Ade Candra (2013430079)
15. Fahrul Gunawan (2013430081)
16. Fajar Wahyutomo (2013430082)
17. Fredy Candra (2013430083)
18. Ghina Sumarti (2013430084)

19. Jajang

Rustandi

Rohulloh

(2013430089)
20. Kurniawan (2013430090)
21. Meita Mega Dinar (2013430096)
22. Mukhlis Rais (2013430098)
23. Ratna Setianingsih (2013430100)
24. Ratu Wilhelmina Oktaviyanti
(2013430101)
25. Reni Rahayu (2013430102)
26. Sigit Purwito (2013430104)
27. Taufik Ramadhan (2013430105)
28. Tedi (2013430106)
29. Yulyansyah Susanto (2013430110)
30.
31. Ira Anisa (2013430086)
32. Robby
Achsana
Dharma
(2013430069)
33. Muhamad Saehudin (2013430095)
34. Aditya Pamungkas (2013430067)
35. M.
Prayuda
Wirawan
(2013430094)
36. Ika Rahmawati (2013430085)
37. Alisha Amanda (2013430002)
38.

39. Jurusan Teknik Kimia


40. Fakultas Teknik
41. Universitas Muhammadiyah Jakarta
42. 2016

43. 1. Penyadur: SLAMET KURNIANTO (2011430078)


44. Kalsium
45.

Kalsium merupakan unsur pokok kedua yang terkandung dalam air

permukaan di dunia setelah bikarbonat dan umumnya diantara tiga atau empat ion
di dalam air tanah. Di daerah yang kering atau di bawah kondisi dimana aktifitas
ion hidrogen meningkat diatas kondisi keseimbangan atmosfer (misalnya,sebuah
tanah di bawah kondisi yang kurang),konsentrasi kalsim dapat mencapai beberapa
ratus air dengan kadar kalsium antara 40 dan 100 mg/liter umumnya dianggap
sangant keras.
46.

Pelapukan dan reaksi pertukaran ion tanah merupakan sumber

utama kalsium di perairan alami,dominasi kalsium dalam endapan batuan relative


mudah lapuk bertanggung jawab untuk distribusi luas di permukaan air tanah.
Menariknya konsentrasi kalsium untuk air sungai (15 mg/ltr) menurut livings
stone dekat dengan kelarutan teoritis kalsium dalam air yang berada dalam
kesetimbangan dengan atmosfer (16 mg/ltr) (Hem.1971).
47.

Bentuk

umum

mineral

dari

kalsium

adalah

calcite

dan

aroganite(CaCO3), gypsum (CaSO4+H2O) anhydrat (CaSO4) , dan fluoride (CaF2).


Di perairan alami dan teradsropsi kepartikel tanah,kalsium umumnya hadir
sebagai ion bebas Ca2+. Pasangan ion CaSO4(aq) terjadi di periran terkena sejumlah
besar gypsum dan air yang sangat alkali. Ion pasangan kalsium hidroksida
[Ca(OH)2] atau kalsium karbonat (CaCO 2)juga ikut ada. Industry juga ikut
berkontribusi terhadap ion lain seperti kalsium nitrat [Ca(NO3)2],digunakan dalam
persaingan industry dan bahan peledak atau kalisum klorida ,yang berasal dari air
asin lading minyak atau karya garam. (MC Kee and Wolf,1963).
48.

Kalsium diperlukan sebagai nutrisi bagi tanaman dan sebagai

mikro nutrisi untuk beberapa ganggang tetapi tidak untuk semua. Meskipun
kalsium adalah mineral yang dibutuhkan manusia dan hewan lainnya, tingkat
yang ditemukan dalam air tidak cukup banyak. Disisi lain , kalsium merupakan
unsur utama dari kesadahan air,skala pengedapan CaCO3 pada besi cor dan pipa
baja membantu menghambat korosi tetapi pada pengedapan yang sama didalam
boiler dan alat penukar panas memberikan pengaruh yang kurang baik karena nilai

kalsium yang tinggi dapat mempengaruhi transfer panas dalam pencucian air pada
lingkungan alkali karena menyebabkan pengendapan kalsium dan sabun.
49.
50.
51. 2. Penyadur: SLAMET KURNIANTO (2011430078)
52. Magnesium
53.
kalsium,

Garam magnesium lebih mudah larut dibandingkan dengan


namun

magnesium

kurang

banyak

keberadaannya

di

abtuan

dibandingkan dengan kalsium dan karena itu kurang ersedia untuk reaksi
pengendapan. Konsentrasinya diatas 10-20 mg/L di permukaan air dan banyak di
dalam tanah diatas 30-40 mg/L. kelarutan magnesium sulit untuk digambarkan,
hal ini dikarenakan berbagai bentuk mineral magnesium,beberapa diantaranya
mungkin tdk ikut serta dalam reaksi kesetimbangan.
54.

Selain pelapukan, reaksi pertukaran ion tanah dan batuan dapat

mempengaruhi konsentrasi dari magnesium. Bentuk dominan dari magnesium


dalam air alami adalah ion mg2+. Magnesium sulfat dan magnesium klorida dapat
ditemukan dalam bentuk larutan baik bersal dari alam maupun hasil pengolahan
industri.
55.

Magnesium merupakan mineral penting bagi manusia dan tingkat

asupan yang diterima yaitu 3.6-4.2 mg/kg/hari. (NAS 1977). Seperti


kalsium,konsentrasi magnesium dalam air minum umumnya tidak banyak untuk
memenuhi kebutuhan asupan (orang sensitive 400mg/L,1000 mg/L untuk orang
normalpada konsentrasi tinggi garam magnesium memiliki fungsi sebagai obat
pencahar.
56.

EPA tidak membatasi keberadaan magnesium di dalam air,

meskipun organisasi kesehatan dunia menginginkan batas minimum 30 mg/L dan


maksimum 50 mg/L. sedangkan untuk tujuan irigasi magnesium berfungsi sebagai
unsur hara yang diperlukan sebuah tanah sebagai pelembut. Dalam beberapa
kasus magnesium merupakan sumber masalah di industri. Magnesium juga dapat
merugiakan dalam proses mencuci,pembuatan bird an pengembangan film dan
pada boiler bersuhu dan bertekanan tinggi magnesium ditemukan sebagai
pengotor.

57.
58. 3. Penyadur: WAHYU (2012430043)
59. Natrium
60.

Senyawa natrium terdiri hampir 3 persen dari kerak bumi natrium.

Natrium banyak terkandung pada endapan batu yang relatif rentan terhadap reaksi
pelapukan. Tempat lain untuk natrium adalah tanah yang berfungsi sebagai media
natrium dalam reaksi pertukaran ion. Dekat Pesisir pantai, aerosol pelaut juga
merupakan kontributor natrium yang besar. Limbah industri mengandung kadar
natrium yang tinggi karena merupakan kation umum pada garam industri. Proses
pengasinan, dapat juga berperani terhadap kadar natrium diperairan setempat.
jika proses dan penlarutan tidak terkontrol. Akhirnya, pemerintah kota dapat
menambahkan bahan kimia natrium ke dalam proses pengolahan sumber air,
bahan kimia yang digunakan meliputi natrium hipoklorit, natrium hidroksida,
natrium karbonat, dan natrium silikat.
61.

Ion natrium dan garam sangat larut dan cenderung tetap dalam

larutan, meskipun penguapan yang signifikan di sebagian daerah kering membuat


penguapan endapan dari senyawa garam karang (NaCl) atau natrium karbonat
(Na2CO3) (Hem, 1971 ). Gabungan air asin yang mengendap dapat menghasilkan
kadar natrium yang lebih dari100.000 mg / L. Kadar natrium normal kurang dari
100 mg / L. Pada tahun 1975 survei dari 630 sumber air di AS menunjukan kadar
natrium antara 0,4-1900 mg / L, dengan 42 % yang diantaranya mengandung lebih
dari 20 mg / L dan 3% memiliki lebih dari 200 mg / L (NAS, 1977).
62.

Pada perairan alami, natrium umumnya hadir sebagai ion bebas.

beberapa kompleks dan pemasangan ion dapat terjadi, bagaimanapun, seperti


natrium karbonat (Na2CO3), natrium bikarbonat (NaHCO3), Sodium Sulfat
(Na2SO4), dan natrium klorida (NaCl).
63.

Pada pertumbuhan tanaman natrium natrium sangat dibutuhkan

dalam jumlah tertentu, kadar natrium yang tinggi di dalam tanah dapat menjadi
racun, tergantung pada jumlah

kalsium dan magnesium secara relatif, dapat

menurunkan permeabilitas tanah. Pada kadar yang tinggi garam natrium dapat
menjadi racun bagi ikan dan satwa liar dan dapat mempengaruhi osmoregulasi

dalam kehidupan air. Dalam industri, NaCl dan Na2SO4 berperan dalam
meningkatkan korosi. (McKee dan Wolf, 1963).
64.

Beberapa link membuktikan terlalu banyak mengkonsumsi natrium

dapat menyebabkan hipertensi, akan tetapi air minum biasanya mengandung


komposisi natrium yang rendah (NAS, 1977). Untuk masyarakat umum, National
Academy of Sciences (NAS) menyarankan kadar natrium air minum di bawah
100mg / L. Di sisi lain, porsi bagi orang yang sedang diet dibatasi kurang dari 500
mg natrium per hari, NAS menyarankan kadar meminum kurang dari 20 mg / L
(NAS, 1977). Baru-baru ini, The EPA 1980 mengamandemen peraturan sementara
air minum pokok menyarankan tingkat optimal untuk semua persediaan/ sumber
air minum 20 mg / L (EPA, 1980).
65.
66.
67. 4. Penyadur: ADITYA BAKTI K. P. (2013430043)
68. Potasium
69.

Potasium merupakan unsur umum dari kerak bumi namun

umumnya kurang mudah didapat daripada yang mengandung natrium.karena


Potassium istimewa maka kandungan potassium sudah menjadi kesatuan dengan
mineral, konsentrasi potassium di perairan alami umumnya jauh lebih rendah dari
natrium. Konsentrasi kalium lebih dari natrium. Konsentrasi kalium lebih dari
beberapa puluh mg/L.livingstone melaporkan konsentrasi Potasium di sungai ratarata 2,3 mg / L. di daerah yang sangat dibudidayakan, limpasan dapat
berkontribusi untuk konsentrasi yang tinggi pada air sementara tanaman
mengambil potassium dalam persentase yang cukup signifikan dan saat tanaman
membusuk,tanaman tersebut mengeluarkan potassium.
70.

Potasium di alam hanya dalam bentuk ion atau ikatan molekul. itu

serupa dengan sodium dan kadang digunakan untuk pangganti dalam aplikasi
pada industri. potassium lebih mahal daripada sodium,Dalam situasi umumnya
digunakan hanya ketika sodium tidak bisa digunakan.Dalam beberapa industri
garam Potassium yang digunakan

adalah potassium bikarbonat (KHCO3)

digunakan dalam baking powder potasium klorat (KCLO3) digunakan dalam


bahan peledak; Potassium ferricyanide (k3Fe (CN) 6) digunakan dalam proses

blueprint

tekstil dan electroplating.potassium tiocyanide (KSCN) digunakan

dalam pengembangan film,pencetakan,pewarnaan tekstil. di samping itu,


potassium

flouride (KF) digunakan sebagai insektisida dan potassium

permanganat (KMnO4) digunakan dalam pengolahan air untuk mengatur rasa dan
bau (McKee dan Wolfe, 1963)
71.

Potassium adalah nutrisi yang diperlukan untuk manusia, hewan,

dan tumbuhan meskipun dalam jumlah yang berlebihan dapat membunuh mereka
semua .Menurut informasi dosis 1-2 gr dapat digunakan untuk obat pencahar
bagi manusia. Pada level

rendah yang dtemukan dalam air atau yang dosisnya

tidak signifikan,Namun tidak ada standar baku berapa kandungan potassium


sebagai air minum
72.
73.
74. 5. Penyadur: KHUSNUL FAJAR (2013430054)
75. Bikarbonat
76.

Karbonat-Bikarbonat dalam air murni berperan penting dalam

reaksi asam basa, kapasitas buffer, kompleksasi besi, komponen padat, dan
metabolisme biologis. Turunan dari karbonat antara lain CO 2, H2CO3, HCO3-,
CO32-, OH-, H+, Ca2+, dan CaCO3.
77. Rekasi pembentukan pada karbonat sistem:
1. Reaksi CO2(aq)
78.
79. CO2(aq) + H2O
H2CO3
80.
2. Pembentukan ion Bikarbonat
81.
82. H2CO3 H+ + HCO383.
3. Pembentukan ion Karbonat
84.
85. HCO3H+ + CO3225oC
86.

Km = 10-2.8 at 25oC

K1 = 10-3.5 at 25oC

K2 = 10-10.3 at

87.

88.
89.
90.

Karbonat dan Bikarbonat adalah konstituen umum yang digunakan

pada kapasitas penetralan asam dalam air. Derajat keasaman (pH) pada natural
(Karbonat) water berkisar antara 45-4.8. Pada pH 4.5 H2CO3 menjadi karbonat
yang reaktif, meskipun CO2(aq) lebih dominan secara fisik.
91.
Kandungan bikarbonat dalam air hujan kurang dari 10 ppm dan
kurang dari 200 ppm pada air permukaan. Pada beberapa air tanah yang memiliki
kandungan Calcium dan Magenesium lebih rendah, memiliki konsetrasi biarbonat
yang tinggi atau leih tinggi dari 1000 ppm.
92.
93.
94. 6. Penyadur: ABDULLAH SIDDIQ JAELANI (2013430066)
95. IRON
96. Iron ditemukan dalam bentuk batuan, pasir, dan cairan dalam beberapa
bentuk dan nilai oksidasi. Sumber mineral umum dari besi termasuk ferri
oksida dan hidroksida yaitu hematit (Fe2O3) dan ferri hidroksida
[Fe(OH)3]. Mineral inilah yang memberikan warna merah dan kuning pada
batuan dan pasir. Bentuk sedimen dari besi termasuk sulfida seperti pyrite
dan marcasite; dua mineral dengan komposisi kimia yang identik (FeS 2)
tapi dengan struktur kristal yang berbeda; karbonat seperti siderit (FeCO 3);
dan campuran beberapa oksida yaitu magnetit (Fe3O4). Ferro oksida dan

sulfida bersumber dari besi yang terlarut dalam air tanah. Pelapukan besi
silikat dapat memproduksi besi terlarut dalam air permukaan, namun
prosesnya relatif lambat.
97. Dengan cara yang sama untuk mengontrol kelarutan diberikan dengan pH
diatas angka dari elemen, reduksi-oksidasi atau redoks, nilai potensial dari
air sangat mempengaruhi kestabilan beberapa konstituen seperti besi,
karbon, oksigen, nitrogen, sulfur, dan mangan. Nilai potensial redoks
dalam air mencerminkan aktivitas elektronnya, dalam hal yang sama pH
mencerminkan aktivitas ion hidrogen. Sebagai contoh, saat oksigen
terlarut dalam air, potensialnya (E0) +1.23 V dihasilkan :
98.

O2(g) + 4H+ + 4e- 2H2O

E0 = +1.23 V

99. Dari reaksi reduksi di atas, elektron diambil dari pasangan reaksi oksidasi
seperti ,
Fe(s) Fe2+ + 2e-

100.
101.

E0 = +0.44 V

Nilai potensial standar setengah reaksi seperti reaksi tersebut dapat

ditemukan dalam beberapa variasi teks (Stumm and Morgan, 1970;


Snoeyink and Jenkins, 1980).
102.

Potensial reduksi dalam air biasanya ditetapkan dengan satu atau

beberapa reaksi redoks yang dominan. Potensial sel ini mempengaruhi


reaktan redoks lainnya. Penggunaan dari penjabaran kestabilan dalam
pemberian reaktan berkenaan dengan perhitungan ekuilibrasi redoks
dipengaruhi oleh seberapa cepat ekuilibrasi relevan yang didapat dan
sejauh mana mereka terpengaruh dengan beberapa reaksi lain, seperti
asam-basa, reaksi kompleks, reaksi biologikal, dan sebagainya. Saat reaksi
yang lain begitu berpengaruh, hubungan komposit ekuilibrium harus
diperhitungkan.
103.

Besi dalam air dijelaskan dengan tepat dalam konteks diagram Eh-

pH ketika redoks yang relevan dan reaksi asam-basa terjadi cukup cepat.
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar, diagram Eh-pH menunjukkan
sistem potensial redoks pada sumbu Y dan sistem pH ditunjukkan dengan
sumbu X. Bentuk ekuilibrium dari besi diharapkan dapat tejadi pada
kombinasi beberapa spesifik Eh-pH yang menunjukkan batas Eh-pH dari

air. Dalam sistem yang ditunjukkan pada


gambar, terdapat 10-7 molar atau 5.6 g/L
jumlah aktivitas besi total; jumlah aktivitas
sulfur 96 mg/L sebagai SO42-; CO2 berjumlah
1000 mg/L sebagai HCO3; pada temperatur
250C dan tekanan 1 atm. Bagian yang diarsir
menunjukkan beberapa bentuk dari besi.
Diagram menunjukkan dibawah kondisi
reduksi (Eh dibawah 0), melebihi range dari
pH, kelarutan besi rendah dan pyrite
cenderung mengendap. Di bawah kondisi
oksidasi (Eh diatas 0), pH sekitar 5, ferri hidroksida [Fe(OH)3] cenderung
mengendap. Selain dari 2 kondisi tersebut besi relatif larut. Secara khusus,
dalam kondisi Eh-pH pada air tanah (pH 5 - 9 dan Eh 0.20 (-0.10) V)
Fe2+ cukup larut.
104.

Karakteristik lain dari besi dilihat dari diagram Eh-pH adalah

logam besi tidak stabil dalam batas kestabilan air. Begitu halnya dengan
air, cenderung korosif pada besi (Fe0 Fe2+). Dengan demikian, larutan
yg terkandung Fe(OH)3 cenderung stabil, korosi pada besi mengendapkan
Fe(OH)3 dan membentuk pelindung dari pengkorosian.
105.

Deviasi yang signifikan terjadi terutama dalam reaksi besi-sulfur

dimana aktivitas biologi menjadi faktor penting atau dengan kata lain
senyawa tidak menunjukkan konsentrasi yang signifikan pada gambar.
Saat besi membentuk senyawa kompleks dengan pelarut organik dan
suspensi koloid dari ferri hidroksida tidak terbentuk air permukaan,
variabel akhir akan menjadi signifikan.
106.

Dalam air permukaan yang beroksigen (pH 5-8) konsentrasi besi

total sekitar 0.05-0.2 mg/L. Dalam air tanah, konsentrasi besi 1-10 mg/L.
Konsentrasi tinggi (lebih dari 50 mg/L) terdapat dalam air yang bikarbonat
dan oksigen yang rendah. Jika air dalam kondisi ini dipompa keluar
dengan baik, seperti contoh ferri hidroksida yang berwarna merah-coklat

akan mengendap seiring dengan oksigen yang bercampur dengan air. Hal
ini menghasilkan senyawa besi yang diinginkan.
107.

Suspensi flokulan atau partikel koloid pada ferri hidroksida

berkontribusi pada kelarutan dan ketersediaannya besi pada air permukaan.


Zat tersebut menyatu dengan partikel tanah, koloid organik, dan suspensi
material padat lainnya (termasuk logam) dan membentuk endapan.
Kandungan besi cukup banyak dalam air permukaan jika terdapat humic
acid dan tannic acid di dalamnya.
108.

Bakteri pada besi dapat mempercepat reaksi yang lambat secara

termodinamika dan mempercepat proses endotermal. Crenothris dan


Gallionella berguna sebagai sumber energi dan pengendapan ferri
hidroksida.
109.

4Fe(HC03)2 + O2 + 6H2O 4Fe(OH)3 + 4H2CO3 +

4CO2
110.

Bakteri ini didapat secara alami dari zat itu sendiri, dari pabrik
pengolahan, pipa yg mengandung oksigen dan konsentrasi dari besi
terlarut melebihi 0.2 mg/L. Besi secara spontan mengendap sebagai ferri
hidroksida saat oksigen bereaksi dengan air, jadi bakteri ini harus ada pada
kondisi yang stabil dengan cukup oksigen untuk mengendapkan besi
tersebut. Endapan besi pada reaksi ini akan menghasilkan lapisan koloni
bakteri dan akhirnya akan menghasilkan penyumbatan pada pipa.
111.

Di dalam EPA Secondary Drinking Water Regulations (EPA, 1979)

batas besi 0.3 mg/L didasarkan pada pertimbangan estetika dan rasa. Besi
merupakan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, pada air 1-2 mg/hari, dan
manusia memerlukan zat besi 7-35 mg/hari, jadi air saja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan zat besi manusia. Besi memiliki batas rasa sebesar
0.1-0.2 mg/L pada ferro sulfat dan ferro klorida. Besi (dan mangan)
cenderung mengendap sebagai ferri dan mangan hidroksida pada
konsentrasi yang tinggi dan membentuk noda pada peralatan air. Batas
besi untuk air minum skala industri yang disarankan sekitar 0.1-0.2 mg/L.
112.

113.
114.

7. Penyadur: ANDI RETNO VIRGIA SARANSI (2013430068)

115.

Mangan

116.

Mangan sangat banyak terkandung dalam batuan dan tanah,

biasanya dalam bentuk oksida mangan dan hidroksida dalam hubungan dengan
kation logam lainnya. pada pH rendah dan netral, umumnya mangan dalam
bentuk Mn 2+. Pada pH rendah, biasanya dengan nilai konsentrasi sekitar 0.1 - 1
mg / L namun yang lebih tinggi dapat terjadi.
117.

Mangan sering terdapat pada perairan besi tanah, dan seperti besi,

mangan dapat menyebabkan masalah aesthic. Pada konsentrasi sekitar 0,2 - 0,4
mg / L mangan juga dapat memberikan rasa pada air, dan dapat mendukung
pertumbuhan mikroorganisme dalam sistem distribusi waduk kegiatan pewarnaan
dan pembentukan deposit yang juga membuatnya tidak diinginkan di banyak
perairan industri. U.S.EPA menentukan tingkat maximum contaminant level
(MCL) untuk mangan 0,5 mg / L karena masalah aesthics ini.
118.

Mangan sangat penting untuk nutrisi dari kedua tanaman dan

mineral dengan asupan harian yang khas (terutama dari sumber makanan) dari 10
mg. untuk tanaman bergerak mangan sebagai aktivator enzim dan pada hewan
penting dalam pertumbuhan dan fungsi sistem saraf.
119.

Mangan dapat dihilangkan dari air melalui proses oksidasi.

biasanya aerasi tidak efisien untuk menghilangkan mangan karena besi,


bagaimanapun, oksidan kuat seperti permanganat sangat efektif.
120.
121.
122.

8. Penyadur: ANGGA SUKMA ASMARA (2013430069)

123.

Chlorida

124.

Pada keadaan dan kondisi tertentu Chlorine terdapat di dalam air

sebagai ion Clorida, meskipun hasil hidrolisis chlorine (HOCl dan OCL -)
terkadang juga ada dan dtambahkan sebagai desinfektan. Kandungan ion Cholrida
pada air permukaan tidak lebih dari 10 mg/L (ppm),
125.
Tingginya konsentrasi clorida pada air laut dapat dimanfaatkan
untuk melarutkan kristal bebatuan secara sempurna seiring dengan waktu
geologinya. Ketebalan atau kedalaman suatu bebatuan juga dapat diukur

menggunakan Chlorine, yang akan ditunjukkan dari seberapa besar persentase


chlorine dapat melarutkan batuan tersebut., meskipun hal ini belum dapat
diverifikasi pengujiannya. Kandungan chlorine pada air tanah disumsikan berasal
dari kandungan chlorine yang ada pada air hujan, akan tetapi lagi lagi belum ada
pengujian tentang statement tersebut.
126.
Chlorida merupakan salah satu ion konservatif di dalam suatu
larutan, kebanyakan terdapat dalam reaksi redoks, solubility, reaksi kompleks,
reaksi absorbsi, dan tidak jarang pada reaksi biochemical.
127.
Pada air minum, kandungan clorida mencapai 250 mg/L (ppm)
dapat menyebabkan rasa asin dan bahkan EPA telah menetapkannya sebagai
kontaminasi pada level kedua. Konsumsi Clorida secara wajar (dalam batas aman)
tidak akan menimbulkan bahaya pada sebagian orang, akan tetapi jika ion clorida
terdapat sebagai fasa garamnya (NaCl), maka ion Na kemungkinan menjadi ion
yang tidak diinginkan oleh sebagian orang yang memiliki sensitivitas terhapat
kandungan garam berlebih. Kandungan Clorida pada air minum normalnya
memberikan kontribusi yang relative sedikit sekitar (0,2-3%) dari total Clorida
yang ada. Clorida ternyata juga bisa membuat korosif pada logam seperti
aluminium dan baja jika kandungan clorida pada logam tersebut mencapai 50
mg/L (ppm) atau lebih. Clorida juga bersifat toxic pada beberapa level
kandungannya.
128.
129.
130.

9. Penyadur: ARDITYO DIMAS BASKORO (2013430070)

131.

Sulfur

132.

Sulfur terjadi di perairan alami berbagai macam jenis sulfat

(misalnya : CaSO4, NaSO4, MgSO4, dll) dan sulfida (misalnya : H2S, HS-,
Na2S2O3). Sumber utama sulfat adalah batu evaporite seperti gipsum
(CaSO4 H2O) dan anhidrit (CaSO4), batuan sedimen seperti pirit (FeS2),
curah hujan, dan metabolisme bakteri. Sumber kemungkinan konsentrasi
seperti belerang dari gunung berapi dan mata air panas serta debu dan
aktivitas biotik darat. Konsentrasi sulfat di perairan teroksidasi biasanya
berkisar antara 5 dan 30 mg / L.

133.

Sumber utama sulfida dalam air adalah aktivitas air vulkanik,

dekomposisi organik, dan aktivitas bakteri. H2S dilepaskan dari


dekomposisi organik teroksidasi dengan sangat cepat di bawah kondisi
beracun dan mudah bereaksi untuk membentuk sulfida logam larut dalam
mengurangi kondisi. Penurunan spesies sulfat Pencairan sangat lambat
tanpa katalis bakteri. Gambar 2.14 menunjukkan bentuk sulfur yang akan
diperkirakan terjadi pada kesetimbangan dalam berbagai kondisi Eh-pH
dan

domain

dari

empat

kelompok

utama

bakter.

Di luar Amerika Serikat, perairan yang memiliki tingkat sulfat lebih besar
dari 1000 mg / L dimanfaatkan untuk persediaan minum tanpa efek sakit.
Ambang rasa untuk sulfat dalam air telah dilaporkan berada di antara 300
dan 400 mg / L, namun beberapa individu yang mampu mendeteksi
sesedikit 200 mg / L. EPA standart air minum sekunder ditetapkan pada
250

mg

L.

Sulfat bersifat korosif terhadap struktur beton, pipa, dan pipa asbes semen,
meskipun pada tingkat yang rendah (kurang dari 350 mg / L).

134.
135.

Gambar 2.14. Bentuk stabil belerang dalam berbagai kondisi Eh-

pH dan domain dari bakteri katalis terjadinya mereka. I-chemosynthetic


(tidak berwarna) bakteri kelompok sulfur-oksidasi (aerobik) (beberapa
anaerobics menggunakan NO3 N2 bukan O2): H2S + 2O2 H2SO4
SO4 + 2H+. Kelompok sulfur 2-fotosintetik pengoksidasi bakteri ungu (pH
tinggi): 3CO2 + 3H2S + H2O 3CH2O + 2S + H2SO4. Kelompok 3-

Anaerobic sulfur-mengurangi bakteri : H2SO4 + 2(CH2O) 2CO2 + 2H2O


+ H2S. Kelompok 4-fotosintetik chlorobi sulfur-oxiding: (a) CO2 + 2H2S
(CH2O) + H2O + 2S: (b) 2CO2 + 2H2O + H2S 2(CH2O) + H2SO4
136.

137.

11. Penyadur: BOBY ZULISYRAM MARDIS (2013430072)

138. Silica
139. Silica dapat ditemukan hampir disemua batuan, tanah, dan air alami. Ion
Si4+ pertama erat dalam matriks empat oksigen atau ion hidroksida.
Tetrahedron SiO44- adalah bentuk dasar dari silika yang ditemukan, dan
berbagai mineral yang terbentuk dengan bergabung tetrahedra ini dengan
kation divalen atau oksigen tambahan. Dalam air, silika ada sebagai hidrat
H4SiO4 atau Si (OH)4, meskipun analisis air biasa mewakili silika terlarut
sebagai SiO2. Sebenarnya bentuk yang tepat dari silika terlarut dalam air
tidak diketahui: tidak berperilaku sebagai ion berubah seperti SiO 32- atau
koloid. Selain itu, silika presipitasi dari larutan silika amorf tetapi dapat
mengkonversi ke bentuk yang lebih mengkristal dengan kelarutan rendah
(Hem 1971).
140. Kisaran konsentrasi silika yang paling banyak ditemukan dalam perairan
alami adalah antara 1 dan 30 mg / L. Suhu merupakan salah satu faktor
penting dalam kelarutan silika; kelarutan kuarsa ditemukan menjadi 6,0
mg / L pada 25 oC dan 26 mg / L AT 84 oC (sebagai SiO2). Di sisi lain,
silica amorf memiliki kelarutan 115 mg / L pada 25 oC sebuah 370 mg / L
pada 100 oC (Hem, 1971).
141. Silika digunakan dalam membuat kaca, enamel, abrasive, dan
sebagainya. Natrium silikat telah digunakan sebagai koagulan dalam
pengolahan air dan sebagai inhibitor korosi pada pipa besi. Untuk sebagian
besar aplikasi industrials konsentrasi silika di perairan alami tidak
menimbulkan masalah. Namun, dalam tekanan tinggi boiler di silika dapat
menjadi bencana karena dapat melewati boiler uap dan mengembun pada
tabung pemanas dan bilah turbin. deposito silikon tersebut mungkin sulit
dan kaca dan sangat sulit untuk menghapus (McKee dan Wolf, 1963).
142.
143.
144.

12. Penyadur: DEBBIE RIHANA (2013430075)

145.

Fluoride

146.

Dalam

air

mineral

flouride dikenal dengan lambang F atau sebagai senyawa kompleks


dengan alumunium, berililum dan besi. Dalam larutan air, fluoride
biasanya terjadi sebagai ion fluoride F-. fluoride adalah senyawa yang
terjadi antara fluotirde dengan unsur lain yang bermuatan positif.
147.

Meskipun

sebagian

besar fluor dari batu kristal fluor termasuk golongan halogen. Dalam air
TDS < 1000, dan tipe fluoride < 1 mg/l. Lebih dari 30 tahun fluoride
ditambahkan untuk penggunaan gigi, tipe fluoride yang ditambahkan
adalah sodium fluorida, sodium icofluorida, hydrofluorsilica acid atau
ammonian slicofluorde dengan dosis 1 mg/l. kelebihan fluoride sekitar 4
5 g dapat bersifat racun atau sekitar 250 450 mg
148.

Fluoride

air

minum

secara sentral, dalam hal ini konsentrasi fluor yang baik adalah 0,6 1,7
mg fluoride/liter, fluoride ditambahkan sebagai pengaruh anti karies untuk
kebutuhan dental. Dalam suatu populasi fluoridasi air minum dengan 1
ppm fluoride terdapat bentuk mottled teeth paling ringan kurang lebih 10%
dari WHO,EPA pula telah menetapkan maximum contaminant level flour
pada air minum yaitu 1,4 2,4mg/l.
149.

Minor

dan

jejak

konstitusi an organik
150.

Konstitusi air mineral

ditemukan pada bagian bagian per sejuta sampai per miliar yang masih
boleh dari speksifikasi kesehatan dan kualitas air. Tabel rangkuman
informasi 2 -5 pada kimia dan signifikasi kualitas air dari beberapa
anorganik konstitusi
151.

Kualitas indikator air anorganik

152.

Beberapa cara dalam pengukuran dengan memanfaatkan indikasi

spesifik dari pasokan air seperti kation polivalent yang berisi kekerasan,
kesadahan, korosifitas, konduktifiti elektrik,pH atau nilai
153.
154.

155.

13. Penyadur: ELSA NUR AMELIA (2013430078)

156.

Kesadahan

157.

Kesadahan adalah ukuran kadar kation polivalen dalam air dan

berbanding terbalik dengan kejadian penyakit cardiovascular. Kalsium dan


magnesium umumnya komponen primer kesadahan dalam air (NAS, 1977).
158.

Kesadahan adalah parameter penting dalam industri sebagai

indikator berpotensi terjadinya endapan misalnya dengan karbonat dalam menara


air pendingin atau boiler, dengan sabun dan pewarna di industri tekstil dan
pembersih, dengan pengelmusi di pengembangan fotografi.
159.

Air yang mengandung kesadahan 0-60 mg/L (kandungan CaCO3)

biasanya disebut Air Lunak, kesadahan 61-120 mg/L disebut cukup sadah,
121-180 mg/L sebagai Air sadah (hard), dan 180 ke atas disebut Sangat
Sadah (Todd, 1970).
160.
161.

Total Dissolved Solids (TDS)

162.

Zat padat toltal yang terlarut adalah ukuran total padatan dalam

larutan. Dianalisa dengan cara memfilter suspensi sampel, menguapkan filtrat, dan
menimbang sisa residu. Tabel 2-6 menunjukkan beberapa pengukuran terbaru
padatan terlarut yang ada di aliran sungai di dunia (Turekian, 1971).
163.

Konsentrasi lokal di daerah kering atau daerah perairan

disubjekkan bahwa polusi dapat lebih tinggi. Air sungai Colorado, sebagai contoh,
setelah mencapai California selatan mengandung kadar TDS sebesar 700-800
mg/L. Meskipun, TDS yang tinggi telah menunjukkan tidak berbahaya, EPA
merekomendasikan jumlah maksimum TDS sebesar 500 mg/L dalam air minum.
Jika lebih dari jumlah maksimum tersebut, air mungkin akan memiliki rasa yang
lebih asin.
164.
165.
166.

14. Penyadur: ENDAR ADE CANDRA (2013430079)

167.

Konduktivitas

Parameter yang berhubungan dengan TDS adalah konduktivitas listrik atau


disebut juga electrical conductivity (EC) atau konduktansi spesifik. EC

sebenarnya adalah ukuran aktivitas ion dalam suatu larutan dalam


kemampuannya

untuk

menghantarkan

arus,

dinyatakan

(micromhos / cm). Dalam larutan encer, konduktivitas

dalam

= 0,5 (EC).

Namun, selama larutan menjadi lebih pekat (TDS > 1000 mg/L, EC >
2000 mho/cm), kedekatan ion dalam larutan akan saling menekan
aktivitas dan kemampuan ion dalam menghantarkan arus. Jumlah padatan
terlarut, bagaimanapun, tidak terpengaruh.
168.

TABEL 2-5 minor and trace elements*

169.

unsur

170.

Conce

ntration

in

172.

chemi

stry

174.

lithiu

( ug/L

)*
175.

0.001-

Signifi

kansi

natural waters
171.

173.

di

sumber air

176.

177.

0.3

Berpot

ensi

racun

bagi tanaman,
tetapi

tidak

pada
konsentrasi
yang mungkin
ditemui

di

perairan
178.

rubidi

179.

0.001

180.

irigasi
181.

um
182.

cesiu

5
183.

0.05_

184.

185.

beryll

0.02
187.

0.001-

188.

m
186.
ium

ukan

Ditem
sering

189.

Sangat

beracun,

sebagai

tetapi

penyusun

pada

beryl

konsentrasi
yang

terjadi

sangat

190.

stronti

um

191.

0.6

pada

193.
air

sungai
192.

0.11
air

umum

bariu

196.

rendah
194.

menggantikan
. Ca dan Mg

pada

195.

Dapat

dalam batuan
beku.
Konsentrasi

0.043

dalam

air

alami

daya

larut

nya

kurang
197.
Konse

198.

ntrasi

msi

dikendalikan

barium

oleh

terlarut

BaSO

Konsu
garam
bisa

kelarutan K ~

berakibat

10

fatal.
konsentrasi
air biasa tidak

199.

Titani

um

200.

8.6 air

201.

Salah

sungai < 1.5

satu dari 10

air umum

elemen yang

berpengaruh
202.

paling
melimpah

di

kerak

bumi,

tapi

cukup

larut. Sangat
tahan
terhadap
203.
ium

vanad

204.

<70

korosi
205.
Terjad
i

sebagai

206.
kin

Mung

anion

dan

berkonsentras

kation

dari

i di vegetasi

V, V, dan
207.

chrom

ium

208.

5.8 air

sungai
209.

V
210.

Cr

dan
0.43

air umum

211.

Cr

stabil

di

bahan

pencemar
industri

permukaan
perairan
CrO

dan

CrO stabil
212.

Moly

bdenum

213.

0.35

air sungai

di air tanah
214.
konse
ntrasi
air

216.

cobalt

217.

ND-

1.0

dalam
biasanya

215.

Akum

ulasi

oleh

vegetasi.

mencerminka

tanaman

n kelimpahan

hijauan dapat

mineral

menjadi racun

lingkungan
218.
2 dan

219.

Pentin

3 valensi. Di

dalam

bawah

nutrisi dalam

yang

normal redoks
+

jumlah kecil

ditemukan.
Adsorpsi dan
kompleksasi
penentuan
penting
220.

Nicke

221.

10

konsentrasi
222.

l
224.

Copp

225.

10

226.

er

223.
227.
d

Utilize
in

water

treatment and
metal
fabrication.
Used

to

inhibit

algae

growth

in

reservoirs.
Essential

for

nutrition

of

flora
228.

silver

229.

0.1-

0.3

230.

konse

fauna
231.
Telah

ntrasi prediksi

digunakan

kelarutan 0,1-

sebagai

10 ug / L di

desinfektan

encer

air

soda.

langka

unsur
probabilitas
sering
dikendalikan
oleh
232.

gold

233.
trace

ND-

and

ketersediaan
234.
kelarut
an

sangat

rendah

di

kawasan EhpH

perairan

alami. Dapat
membentuk
kompleks
dengan
mengurangi

235.

236.

zinc

237.

10

sulfur spp.
238.
Proba

239.

Banya

bilitas

digunakan

dikendalikan

dalam

oleh

industri.

ketersediaan

Ditemukan di

karena

limbah,

air

alami

terlarut

dari

tampaknya

pipa galvanis,

tidak

pengolahan

mengandung

air pendingin

kadar
ditentukan
oleh kelarutan
hidroksida
240.

cadmi

um

241.

ND-

10

atau karbonat
243.
Digun
akan

242.

dalam

elektroplating

244.

beracu

n. Kehadiran
mungkin
menunjukkan
kontaminasi

245.

mercu

ry

246.

ND<1

247.

Relatif

industri
248.
Sangat

jarang terjadi

beracun.

di batu atau

Kehadiran

air

menunjukkan
polusi

dari

pertambangan
, industri, atau
karya
249.
253.
um

lead
seleni

250.
254.

1-10
0.2

251.
255.

metalurgi.
252.
256.
Diamb
il

oleh

257.

bromi

258.

20

ne

259.

Saat di

perairan alami
sebagai
hadir

261.

tanaman
260.

arseni

262.

0-

Br
dalam

air hujan
263.

1000

264.

Digun

akan

dalam

industri

di

beberapa
herbisida dan
pestisida.
Mematikan
pada hewan di
atas 20 mg / L
dilaporkan
266.

0.2-2

267.

beracun
268.

265.
269.

iodine

270.

Namun, kemiringan garis di gambar 2-15 tidak bisa digunakan

sebagai standar untuk lebih dari satu jenis cairan. Kemiringan untuk setiap
sampel yang akan jatuh antara 0,5 dan 0,9, tetapi untuk beberapa sampel
memiliki TDS yang sama, slpoe akan bervariasi.
271.

Pentingnya kedua pengukuran ini terletak pada pengaruh terhadap

tingkat korosif dari sampel cair dan efeknya akan mempengruhi kelarutan
senyawa yang agak sukar larut contohnya CaCO3. Secara umum, meningkatkan
TDS dan EC, tingkat korosif dalam air meningkat (semua faktor lainnya, seperti
kandungan oksigen terlarut, tetap konstan). Selain itu, dengan meningkatnya TDS
dan EC, aktifitas ion individu menurun dan "pasangan ion" terbentuk. Pasangan
ion merupakan interaksi antara ion, lebih lemah dari gaya antarmolekul, namun
cukup kuat untuk menekan reaksi lain seperti pembentukan dan pengendapan
kalsium karbonat. Hasil akhirnya adalah untuk meningkatkan efektivitas kelarutan
dari potensi pengendapan.

272.

Sodium adsorpsi rasio (SAR) adalah kriteria untuk menghitung

atau mengukur bahaya natrium dalam sistem pengairan irigasi, ditentukan oleh
mengukur rasio natrium terhadap magnesium dan kalsium:
273.
Ca 2++Mg / 2
274.
Dengan jumlah yang tepat kalsium dan magnesium dalam air

irigasi, tanah
+ yang diirigasi akan membentuk tekstur granul, mudah diolah, dan
(in meq/L)
Na
permeabel. Dengan meningkatnya jumlah natrium, tanah akan cenderung menjadi
SAR=
kurang permeabel dan genangan air dapat terbentuk.
2+

275.
276.
277.

15. Penyadur: FAHRUL GUNAWAN (2013430081)

278.

Partikel Dalam Air

279.

Partikel didefinisikan sebagai suatu padatan halus yang lebih besar

dari molekul tetapi pada umumnya tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang.
Sumber-sumber alami partikel dalam air adalah proses pelapukan tanah dan
aktivitas biologi. Tanah liat adalah komponen utama yang dihasilkan dari
pelapukan. Ganggang, bakteri, dan mikroorganisme lain yang lebih tinggi adalah
jenis dominan dari partikel biologi yang dihasilkan. Beberapa partikel bersumber
pada alam dan antropogenik, Contohnya adalah serat asbes. Kegian industri dan
pertanian cenderung menambah sumber-sumber alam dengan meningkatkan
daerah limpasan, melalui eutrofikasi kultural, atau oleh polusi langsung dengan
residu industri.
280.

Partikel memiliki berbagai dampak pada kualitas air tergantung

pada fisik, kimia dan biologi. Karena ukuran halus mereka, partikel menunjukan
ukuran permukaan yang luas, yang berfungsi sebagai absorpsi sink potersi zat
beracun, seperti logam berat dan hidrokarbon diklorinasi. Menelan partikel dapat
meyebabkan keracunan. Besar luas permukaan partikel juga menyebabkan
peristiwa meyebarnya cahaya dan hantaran degradasivisibilitas di kolom air. Sink
dari berbagai jenis sumber terserap, partikel memainkan peran penting dalam
siklus biogeokimia.
281.

Metode pengukuran partikulat termasuk pembacaan kekeruhan dan

jumlah partikel.

282.
283.
284.

16. Penyadur: FAJAR WAHYUTOMO (2013430082)

285.

Turbidity

286.
Pada edisi ke-15 dari Standart Methods(1980) turbidity
didefinisikan sebagai property optik dari sampel menyebabkan cahaya
tersebar dan diserap, tidak menular, bukan ditransmisikan. Pengukuran
membutuhkan sumber cahaya sensor beam tersebar. Sedangkan materi
koloid dan tersuspensi mengandung kekeruhan yang penting untuk reaksi
estetis, kekeruhan sendiri sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Salah
satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan kekeruhan adalah
sekumpulan mikroorganisme didalam partikel tersebut, yang dihilangkan
dengan desinfektan, dan kekeruhan terkait kebutuhan klorin yang berbeda.
Sebagai tambahan pengganti organic klorin harus berhubugan dengan
senyawa yang mengandung air. Berdasarkan dari sumber, kekeruhan dapat
menjadi parameter yang paling dibutuhakan dalam pengujian kualitas
sumber air minum. Dengan demikian parameter ini biasanya dijadikan
acuan utama pengujian material lain pada industry pengolahan. Diagram
2.16 membanding tingkat kekeruhan pada air baku di Colorado, dimana
terjadi fluktuasi pada periode yang sama didekat sungai. Pada puncak
diagram 2.16 mempunyai perbandingan 1:1 antara waduk air dengan air
sungai. Air sungai sendiri mempunyai nilai kekeruhan mendekati 1000
TU.
287.

288.

17. Penyadur: FREDY CANDRA (2013430083)

289.

JUMLAH PARTIKEL

290.

Pengukuran konsentrasi partikel memberikan informasi tambahan

yang melengkapi pengukuran kekeruhan. penghitung partikel memiliki


sensor tersedia dalam rentang ukuran yang berbeda. seperti sensor 1,0-60
m atau sensor 2,5-150 m. Partikel jumlah dicatat dalam waktu sekitar
12 subranges di kisaran sensor mikrometer dipilihnya. Analisis jumlah
partikel mengungkapkan distribusi ukuran partikel dalam sampel tertentu.
291.

Desain air dan fasilitas pengolahan air limbah sebagian bergantung

pada karakteristik partikel seperti yang dibahas dalam Bab 6, 7, dan 8.


partikel halus (di bawah 10 m) menetap perlahan, dan efisien
penghapusan oleh sedimentasi membutuhkan transformasi ukuran menjadi
lebih besar. desinfeksi efektif air atau air limbah menuntut penghapusan
partikel yang bisa melindungi patogen dari serangan. penghilangan
partikel merupakan prasyarat untuk operasi yang tepat dari proses
pemisahan menggunakan membran (seperti reverse osmosis, ultrafiltrasi),
yang menyumbat cepat tingkat partikel yang tinggi. Meskipun peraturan
tentang konsentrasi partikel tidak ada dalam hukum negara bagian atau
federal, pemantauan jumlah partikel seluruh proses pengobatan dapat
membantu dalam memahami proses.
292.
293.

Organik

294.

Senyawa organik dalam air berasal dari dekomposisi alami dari

tumbuhan dan hewan material; dari polusi industri, perkotaan, atau pertanian; dan
dari reaksi halida (paling sering klorin) dengan organik alami selama pengolahan
air. Konsentrasi berkisar dari tidak ada di air tanah yang dilindungi untuk 10-30
mg / L di permukaan air alami produktif atau terkontaminasi.
295.

Sementara kehadiran organik sebagai parameter komposit telah

dikenal dan diukur untuk beberapa tahun, pengetahuan tentang sejumlah berbeda
spesies organik yang terdiri komposit ini relatif baru. Hanya sejak pertengahan
abad

ini

memiliki

pengembangan

metode

canggih

dan

instrumentasi

memungkinkan pemisahan yang diperlukan dan pengukuran sering ppb (ug / L)


atau ppt (ng / L) .
296.

Dari total bahan organik air, satu fraksi terdiri terutama dari berat

molekul rendah organik sintetik, (Lebih dari 90 persen) terdiri relatif tahan api
organik yang terjadi secara alami serta beberapa berat molekul tinggi organik
sintetik. Organik dibahas secara rinci dalam Bab 16; beberapa materi pengantar
diberikan di bawah ini
297.
298.

Organisme Aquatic alami

299.

Alami organik merupakan proporsi terbesar dari bahan organik air.

Bentuk bahan organik yang ada dalam salah satu sumber air
mencerminkan bentuk produk humifikasi di tanah yang mengalir ke dalam
air. Humifikasi bahan organik tanah berasal dengan tanaman dan hewan
produk degradasi. condense ini dan polimerisasi melalui asam fulvat dan
humat untuk kerogen dan batubara (Schnitzer dan Khan, 1912; Jackson
1975). Proses ini dihipotesiskan untuk melanjutkan kimia dan / atau
mikroba dengan kelompok fungsional dan rantai samping alifatik yang
memisahkan diri, dan dengan kondensasi polimerisasi berbagai kelompok
reaktif menghasilkan, molekul lebih aromatik yang lebih besar.
300.

Proses berlanjut dengan penurunan bersamaan di kelarutan sampai

kerogen atau humin diproduksi; produk akhir yang nonsoluble dalam asam atau
alkali dan tahan terhadap degradasi dan reaksi (Schnitzer dan Khan, 1972;
Jackson, 1975. Proses ini diilustrasikan pada Gambar 2-17.
301.
302.

Organik Sintetik.

303.

Organik sintetis terdiri dari sebuah kelompok yang sangat beragam

senyawa. Sementara umumnya ditemukan pada konsentrasi yang sangat rendah


dalam air, banyak yang dari masalah kesehatan yang signifikan. Dengan
demikian, banyak usaha yang saat ini sedang diarahkan mengisolasi,
mengidentifikasi,
304.

dan mengevaluasi dampak kesehatan organik sintetik.

305.

NAS telah disusun dan menganalisis data yang tersedia pada

sumber, konsentrasi, dan efek kesehatan dari 129 organik sintetik ditemukan atau
mungkin ditemukan di air minum (NAS, 1977). Termasuk dalam studi mereka
pestisida, kontaminan industri, plasticizer, polychlorinated biphenyls (PCB),
aromatik polynuclear (PNAS), dan metana terhalogenasi dan turunannya etana.
informasi yang cukup tersedia mengenai efek kesehatan dari beberapa pestisida
dan derivatif metana halogen (yang ditunjuk "total trihalomethanes") bahwa
mereka termasuk dalam EPA standar air minum. (Lihat Bab 4.)
306.
307.
308.

18. Penyadur: GHINA SUMARTI (2013430084)

309.

Pengukuran Organik

310.

Mengingat susunan organik sintetis dan sifat non spesifik alami

organik, tidak mengherankan bahwa berbagai langkah telah dikembangkan


atau disesuaikan untuk kuantifikasi bahan organik air. Dua jenis tindakan
yang umum digunakan yaitu, nonspesifik dan spesifik. Tindakan-tindakan
non spesifik dimaksudkan untuk mengukur sebagian atau seluruh isi
organik dari air. Tindakan tersebut termasuk warna, ultraviolet (UV)
absorbansi, fluoresensi, TOC, dan jumlah halogen organik (TOX).
Tindakan khusus di sisi lain memungkinkan delineasi dan kuantifikasi
senyawa organik individu dari dalam hadir keseluruhan. Ini termasuk
kromatografi gas, spektroskopi massa, dan tekanan tinggi kromatografi
cair.

Warna
311.

Pengukuran dan kontrol warna dalam air sebelumnya telah menarik

bagi operator pabrik pengolahan karena alasan: bagaimana-pernah, baru-baru


ini warna telah digunakan sebagai penilaian kuantitatif dari bahan organik.
312.

Metode kuantifikasi warna terdiri dari membandingkan perairan

alami untuk skala warna dengan solusi yang dibuat dari pengenceran serial
konsentrasi larutan kloroplatinat standar. Standar kloroplatinat tidak ada
hubungannya dengan substansi produksi warna di dalam air selain rona.
Asumsi di balik ukuran adalah bahwa zat memproduksi warna dalam air

bersifat secara konsisten di alam (yaitu, absorbansi cahaya dan hamburan)


sehingga konsentrasinya harus mengikuti hukum Beer. Bahwa molekul
bersifat tidak warna, pada kenyataannya dibuktikan dengan variasi nilai warna
dengan pH, mungkin disebabkan oleh perubahan ionisasi molekul dengan efek
pada panjang ikatan dan konfigurasi, dan penyerapan sehingga cahaya yang
sesuai.
313.

Efek serupa diharapkan dapat melalui molekul dengan zat terlarut

atau koloid di dalam air. Iron khususnya telah terlibat sebagai kontribusi
pengaruh variabel pada nilai-nilai warna sumber air (Lamar, 1968) dan ini
berpengaruh pada variasi pH (Ghassemi dan Christman, 1968) dan ukuran
partikel organik (Lamar, 1968). Meskipun begitu, ukuran warna tetap
digunakan terutama sebagai pemeriksaan untuk air minum.

Absorbansi Ultraviolet
314.

Bahan organik tertentu dapat menunjukkan definitif UV absorbansi

mencerminkan pola jenuh tertentu atau komponen aromatic. Konfigurasi


seperti rentan terhadap eksitasi pendek panjang gelombang / energi tinggi
radiasi UV, dengan panjang gelombang yang semakin pendek diperlukan
untuk meningkatkan molekul yang lebih stabil. Dengan demikian, molekul
alifatik sederhana tidak akan cenderung menyerap UV, sedangkan
multiaromatic kompleks, zat humat multiconjugated diharapkan akan
menyerap UV sangat kuat. Profil serapan UV untuk air berwarna halus dan
mencolok, menunjukkan peningkatan absrbansi dengan menurunnya panjang
gelombang (Gambar 2-18).

315.

316.

Gambar 2-18: Penyerapan Ultraviolet sebagai fungsi dari nilai

warna. Setiap kurva mewakili hasil yang diperoleh dari sampel yang
diencerkan dengan buffer pH 8,0 untuk nilai satuan warna ditunjukkan
dengan kurva (Black dan Christman, 1913).
317.

Hal ini dapat dikaitkan dengan heterogensitas dari bahan organik,

tanpa satu konfigurasi menunjukkan penyerapan dominan. Kurva penyerapan


tersebut dapat menunjukkan hamburan cahaya daripada absorbansi (Black
dan Christman, 1963). Sementara organik dalam air termasuk partikel koloid
(Beck, Reuter, dan Perdue, 1974), bahan organik keseluruhan terdiri dari
berbagai ukuran partikel dan spesies terlarut (Ghassemi dan Christman,
1968). Dengan demikian, kedua mekanisme absorbansi cahaya dan hamburan
cahaya dapat terjadi dan keseragaman profil UV dapat mengakibatkan dari

campuran rantai alifatik dan inti aromatik dari molekul humat dan dari efek
hamburan dari berbagai ukuran partikel.

Fluoresensi
318.Beberapa molekul organik menyerap energi UV dan kemudian melepaskan
panjang gelombang energi yang lebih rendah saat mereka kembali kekeadaan
normal (Sylvia 1973). Dengan cara yang mirip absorbansi UV, kemudian
ukuran tersebut (fluoresensi) mengalami perubahan pada konsentrasi bahan
organik dalam larutan melalui nilai emisi yang menurun.
319.Fluoresensi dianggap sebagai ukuran yang lebih sensitif daripada UV
absorbansi, sementara UV absorbansi menunjukkan luas absorban yang
menglamai kelompok ikatan dan konfigurasi molekul tertentu (seperti
aromatisitas). Fluoresensi lebih memiliki karakteristik molekul tertentu. Kedua
eksitasi dan emisi gelombang panjang dapat memiliki beberapa puncak
karakteristik senyawa yang sedemikian, (Sylvia, 1973). Scan fluoresensi
(Gambar 2-19a) dari air sungai yang tercemar menunjukkan banyak puncak
individu tersebar di kisaran panjang gelombang 200-700 nm, yang diasumsikan
sesuai dengan kontaminan tertentu.
320.Di sumber air yang relatif tidak tercemar pada spektrum fluoresensi seperti
profil UV, tampak biasa saja hanya dengan satu atau dua pasangan panjang
gelombang eksitasi-emisi menunjukkan puncak yang signifikan (Gambar 219b). Sekali lagi, ini menunjukkan campuran materi cukup heterogen, tetapi
komponen struktural umumnya berbentuk sama.

321.
322.

323.
324.Gambar 2-19. Fluoresensi organik air. (a) profil fluoresensi Air yang
terkontaminasi: eksitasi panjang gelombang 340 nm (Sylvia, 1973). (b)
tercemar baku profil fluoresensi air (Black dan Christman, 1963)

Total Organik Carbon


325.Analisis TOC, seperti mengkuantifikasi karbon organik yang terkandung
dalam sampel. Pengukuran TOC tidak memberikan indikasi seperti apa jenis
bahan yang ada dalam sampel dan dengan sedemikian, bahkan lebih dari UV
atau fluoresensi atau warna, secara kuantitatif. Secara karbon, itu adalah jauh
lebih tepat daripada metode yang terakhir.

326.TOC telah digunakan dalam upaya untuk mengkorelasikan kloroform di


perairan dengan bahan organik sumber air (Rook, 1976; Rook, 1974; Symons
et al, 1975; Stevens, Slocum, Seeger, dan Robeck, 1975). Ini berhasil dalam
dua situasi umum: dimana TOC merupakan sintetik atau bahan humat diekstrak
dan dimana prekursor dan kloroform konsentrasi yang besar. Dengan demikian,
Rook (1974) menemukan hubungan linear yang baik antara TOC dan
kloroform ketika TOC terdiri dari asam fulvat yang diekstrak dari gambut dan
berkisar di nilai 10-250 mg/L.
327.
328.
329.

19.

Penyadur:

JAJANG

RUSTANDI

ROHULLOH

(2013430089)
330.

Industri

331.

Bagian ini menggambarkan syarat-syarat kualitas air untuk

pengguna-pengguna industri utama mengikuti air limbah diperoleh


kembali:
1. Uap panas yang dihasilkan pendingin listrik
2. Pendinginan industri, dan
3. Pengguna-pengguna industri lainnya.
332.
333.

Umumnya, industri-industri rela menerima air yang bertemu

standar-standar air minum. kadang-kadang, syarat-syarat kualitas air


industri lebih ketat daripada kriteria air minum, seperti air menggunakan
dalam boiler tekanan tinggi atau dalam proses industri terpilih.
334.
335.

Dalam kejadian-kejadian ini, industri itu memberikan perawatan

tambahan seperti yang diperlukan. dari satu sudut industri, kriteria utama
adalah pasokan air menjadi kualitas konsisten agar biaya-biaya perlakuan
pendahuluan dapat dikurangi. Segera setelah satu kualitas air konsisten
dicapai, kemudian langkah-langkah perlakuan pendahuluan dipertahankan
secara rutin.
336.

337.

Kualitas air tidak cukup dapat menyebabkan tiga kategori utama

kesulitan, seperti yang mendaftar dalam Table 14-10. Sebenarnya semua


kesulitan-kesulitan ini dapat dibasmikan melalui pengendalian operasional
baik tanaman perbaikan air limbah kotapraja khas.
338.
339.
340.

20. Penyadur: KURNIAWAN (2013430090)

341.

Tenaga uap yang dihasilkan dan pendingin industri.

342.

Pertimbangan dasar kualitas untuk air pendingin adalah :

1.
2.
3.
4.

Skala tidak disetorkan


Sistem pendingin tidak terkorosi
Tidak ada nutrisi atau bahan yang dapat membentuk organism
Delignifikasi tidak terjadi di menara pendingin

343.

Persyaratan kualitas air yang memenuhi kriteria dasar terdapat

dalam tabel 14-11. Persyaratan untuk sistem resirkulasi lebih ketat dari sekali
proses pendinginan selesai. Masalah tertentu terkait dengan adanya kesadahan
seperti kalsium dan magnesium, yang dapat menggabungkan dengan fosfat atau
sulfat untuk membuat sulitnya perpindahan panas membatasi terbentuknya kerak.
Delignifikasi menara pendingin telah dipelajari cukup dalam, dan penyebab utama
ditemukan natrium karbonat dalam menara pendingin. Dengan mempertahankan
pH antara 6.5and 7,5 keseimbangan bikarbonat yang menguntungkan dapat
dicapai, dengan ini dapat meminimalkan masalah ini.
344.

Penanganan air limbah untuk pendinginan mewakili salah satu

terbesar aplikasi penggunaan kembali oleh industri yang mungkin memerlukan


pertimbangan khusus dalam hal kontrol kualitas limbah dan pengolahan air.
345.
346.
347.

21. Penyadur: MEITA MEGA DINAR (2013430096)

348.

3 Kesulitan Mayor yang Ditemukan oleh Industri ketika

Menggunakan Kualitas Air yang Salah:


a. Degradasi Produk
- Kontaminasi oleh aktivitas biologis
- Pewarnaan
- Korosi
- Reaksi kimia dan kontaminasi

b. Kemunduran Kinerja Alat


- Korosi
- Erosi
- Ukuran endapan
c. Reduksi dari Efisiensi dan Kapasitas
- Tuberkulasi
- Pembentukan lumpur
- Ukuran endapan
- Berbusa
- Pertumbuhan organic
349.
350. Sirkulasi kembali system yang digunakan, pengguna industri dari air
limbah harus menyediakan penanganan tambahan dimana dibutuhkan kualitas air
yang lebih baik. Secara umum, pengguna tersebut menangani limbah di kota
dengan media kapur yang digunakan untuk mengurangi fosfat, organik, silika, dan
padatan tersuspensi. Melalui penanganan dengan media kapur, limbah disaring
dan dinetralisasi dengan penambahan asam, dan klorinasi untuk desinfeksi.
351.
352. Tekanan tinggi dari boiler (Tekanan lebih besar dari 10,340 Pa or 1500
psig) mempunyai persyaratan kualitas air yang ketat sebagai industry mayor.
Bagaimanapun, karena penurunan tekanan boiler, kualitas air menjadi berkurang
dari seharusnya. Silika dan alumunium adalah bahan kritis yang cenderung
membentuk ukuran keras pada pertukaran panas tabung boiler. Kelebihan Natrium
dan Kalium dapat menyebabkan berbusa pada air boiler.
353.
354.
355.

22. Penyadur: MUKHLIS RAIS (2013430098)

356.

Pengguna Industri Lainnya

357.

Persyaratan kualitas untuk pabrik dan industri mineral, dalam

kelompok "pengguna industri lain" benar-benar umum dalam kategori


industri yang luas mencakup berbagai jenis pabrik industri. Misalnya,
bahan kimia dan kategori jenis produk lainnya termasuk operasi pabrik
untuk berbagai bahan kimia anorganik, plastik dan pupuk. Demikian pula,
termasuk kategori produk kertas yg mencakup berbagai jenis kertas dan
produk kertas. Baik antara pabrik dan metode operasi industri bervariasi
dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan sering dari satu lokasi ke
lokasi lain di perusahaan yang sama.. Persyaratan kualitas untuk air proses

atau karakter setiap debit air limbah tidak dapat ditentukan untuk kategori
industri yang luas tetapi harus diselidiki berdasarkan kasus per kasus.
Namun, beberapa parameter kualitas air yang terdapat di tabel 14-11 yang
menunjukkan reklamasi dari berbagai pengguna industry.
358.
359.

Resapan Air Tanah

360.

Standar kualitas air reklamasi untuk resapan air tanah didasarkan

pada tidak terdegradasi nya persediaan air tanah yang ada, pemeliharaan
standar kesehatan masyarakat, perlindungan kemampuan mengisi ulang
dan pencegahan dari gangguan. Persyaratan kualitas akan bervariasi
tergantung pada geologi, metode kerja dan luasnya operasi resapan.
Konsep tak terdegradasi, bila diterapkan pada pasokan air membutuhkan
pemeliharaan kualitas air yang ada saat operasi mengisi ulang sedangkan
hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas air bisa dipertahankan
untuk kepentingan semua pengguna yang bersangkutan. Demikian pula,
reklamasi air limbah yang merembes atau disuntikkan ke dalam cekungan
air tanah tidak boleh mempengaruhi kesehatan masyarakat. Pertimbangan
ini sangat penting untuk sistem injeksi langsung karena air limbah yang
disuntikkan tidak menerima filtrasi tambahan melalui zona aerasi.
Parameter yang perlu diperhatikan yaitu seperti organisme patogen, virus,
bahan beracun dan bahan karsinogenik atau mutagenic.

361.
362.
363.

23. Penyadur: RATNA SETIANINGSIH (2013430100)

364.

24.

Penyadur:

RATU

WILHELMINA

OKTAVIYANTI

(2013430101)
365.

Tabel 14-12

366.

Masalah Kualitas Air yang Terkait dengan Air Pendingin dan

Pengolahan yang Mungkin Untuk Meminimalkannya


367.

Masalah

368.

Faktor

yang

mempengaruhi
370.

Korosi

masalah
371.
Oksigen

369.

Pengolahan

atau solusi
dan

372.

Dearasi,

lainnya, gas terlarut,

penyesuain

padatan suspensi atau

klorinasi,

padatan terlarut, suhu,

penambahan inhibitor

dan

kimia untuk menahan

pertumbuhan

mikroba.

pH,

reaksi,atau

logam

pelindung

dengan

menutupi permukaan
dengan
373.

Pembentukan

skala

374.

film

pelindung.
375.
Proses

Konsentrasi

kalsium, magnesium,

pelunakan

silica,

pelunakan soda kapur

alumunium,

seperti

total padatan terlarut,

panas

atau

dingin.

dan alkalinitas.

Untuk

penghilangan

silika, destilasi dan


penukar anion juga
376.

Sedimentasi

atau flokulan

377.

dapat digunakan.
378.
Sedimen dapat

Konsentrasi

dari tanah , kotoran,

dihilangkan

massa

mikroba

proses

produk

korosi

endapan

,
dan

yang

juga

Flokulan

menambah masalah.

dengan

pengendapan

dihilangkan
penambahan

normal.
dapat
dengan
dari

379.

Pertumbuhan

biologis

380.
dari

Konsentrasi
nutrien

dan

reagen organik .
381.
Bahan kimia
pengoksidasi

seperti

adanya pertumbuhan

klorin

bromin

mikroba di aliran

atau

dan

kloropenat

garam Cu, dan amina


382.

Busa

383.

kuartener.
384.
Agen berbusa

Tingkat

MBAS

diatas

0.5

rendah

ke

tingkat

mg/L atau konsentrasi

yang

aman

atau

dari fosfat dan reagen

menambahkan

agen

organik.

antifoaming.

pH

tinggi

dan alkalinitas tinggi.

Menyesuaikan

pH

dan alkalinitas dengan


385.

Delignikasi

386.

Adanya

penambahan asam.
387.
Penyesuain

kalsium karbonat di

pH menjadi 6.5-7.5

aliran

untuk

kesimbangan

karbonat-bikarbonat
lebih baik.
388.
389.

Jejak konsentrasi dari bahan beracun, seperti logam berat, yang

umumnya diserap ke matriks tanah dan menimbulkan sedikit kekuatiran


bagi kesehatan masyarakat. Bagaimanapun, tidak semua spesies, tidak
semua dikeluarkan di dalam lapisan tanah dan pengujian kualitas air harus
dilakukan sebelum dilepaskan ke suatu tempat. Sama, persyaratan kualitas
air yang ketat dapat dikenakan pada debit untuk memastikan bahwa
senyawa karsinogenik atau mutagenik organik yang tidak ditemukan di
anak sungai.
390.

Akhirnya, persyaratan kualitas debit yang dilembagakan untuk

memelihara kapasitas air tanah dan mencegah kondisi gangguan. Dengan


berkurangnya

pengolahan limbah dapat mengakibatkan permeabilitas

tanah menurun, bau, dan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk
dan lalat.

391.

Persyaratan kualitas air akan bervariasi tergantung pada aerasi dan

kapasitas pemurnian tanah. Faktor yang mempengaruhi kapasitas


pemurnian dan kualitas air tanah termasuk zona litologi dan geokimia
aerasi, kedalaman tabel air tanah, adanya kualitas air tanah. Faktor-faktor
ini harus dipertimbangkan dalam mendirikan kedua tata syarat kualitas
anak sungai dan pengolahan.
392.

Di US, PEA telah mengusulkan peraturan untuk injeksi langsung

dari limbah yang diperoleh kembali menjadi akuiver air tanah. Peraturan
yang diusulkan umumnya memungkinkan negara-negara dengan jumlah
maksimum secara fleksibilitas dalam pengaturan persyaratan kualitas air
untuk mencegah kontaminasi pasokan air minum. Persyaratan federal
untuk mengisi kembali air tanah dengan penyebaran. Selain yang tercakup
dalam persyaratan untuk pembuangan tanah air limbah, belum ditetapkan.
Secara umum, persyaratan untuk penyebaran permukaan kurang ketat
dibandingkan injeksi langsung, karena mempunyai keuntungan dari
pemurnian tambahan yang disediakan sebagai air resapan mengalir melalui
zona aerasi.
393.
394.
395.

396.

25. Penyadur: RENI RAHAYU (2013430102)

397.

TABLE 4-7. KUMPULAN PERATURAN INTERNASIONAL AIR

MINUM
406.

398.
39
407.

408.

409.

410.

411.

412.

413.
41
427.
BE
L
A

424.
WHO,
421.

426.

422.

423.

INTE

425.

IMPU

SA

U.S. EPA

RNAS

NAN

(1980)

IONA

EROP
A

PARAM

ETE

(1971)

D
A
(
1
9

8
1
)
441.

442.

443.

444.

475.

476.

ALUMIN

mg/

IUM
487.

l
488.

ARSENI

mg/

489.

K
499.

l
500.

501.

KLORID

mg/

A
511.

l
512.

TEMBA

mg/

GA

477.

478.

479.

480.

481.

492.

493.

491.

0,

0,0

503.

504.

505.

20

515.

516.

517.

0,

1,

0,0

490.
0,

445.

446.

447.

PE

482.

483.

0,0

0,

448.

484.

495.
494.

0,

496.
0,2

502.

507.
506.

>

508.

519.

520.

25
513.
1

514.

518.
0,1

3,0

523.

524.

FLUORI

mg/

DA

526.
525.

l
536.

537.

535.

mg/

0,

BESI

l
548.

1,

527.

528.

529.

0,

0,7

531.
530.

0,

532.
1,2

538.

539.

540.

0,

1,

541.

542.

543.

0,0

0,

0,1
550.

547.

mg/

549.

TIMAH
559.

l
560.

MAGNE

mg/

561.

SIUM
571.

l
572.

573.

MANGA

mg/

0,

N
583.

l
584.

MERKU

mg/

RI

l
596.

0,

562.

574.

552.
551.

544.

555.

0,

553.

554.

0,

556.

564.

0,1
565.

563.

12

566.

568.

575.

576.

577.

30
578.

579.

580.

0,

0,

0,0

0,0

0,

0,0

0,3
567.

5
586.
585.

0,

588.

591.

587.

0,

589.

590.

0,

592.

599.

600.

601.

602.

603.

604.

23

6
614.

11
615.

23

613.

0,1

2,

616.

mg/
l
595.

598.
597.

NITRAT

N
608.

607.

mg/

609.

FOSPOR

l
620.

621.

619.

mg/

SODIUM

l
632.

633.

631.

mg/

SULFAT

l
644.

610.

611.

612.

627.
622.

623.

624.

625.

635.

636.

637.

25

626.

628.

20
634.

639.
638.

640.

25
648.

643.

mg/

645.

646.

647.

649.

650.

651.

652.

ZINK
655.

l
656.

5
657.

658.

5
659.

660.

5,0
661.

0,1
662.

5
663.

1,5
664.

mg/
TDS

671.

672.

673.

10

684.

685.

0,

0,0

l
668.
mg/
l

667.
TOTAL

KEK

ERA

SAN
679.

O
680.

SELENI

mg/

UM

669.

670.
682.

681.

0,

683.

674.

686.

675.

676.

687.

688.

0,

0,0

l
692.

mg
P
t

693.

691.

WARNA
703.

KEKER
UHA
N

696.
694.

704.
mg/

697.

698.

700.
20

708.
705.

l
716.

706.

707.

5
719.

720.

7,

6,

717.
715.

695.

699.

6,

718.

709.

721.

710.

711.

712.

0,4
722.

4
723.

0,5

6,5

9,

724.

735.

736.

<

0 -

747.

2
748.

PH
728.
org/
1
0
0
727.
COLIFO
RM
739.

m
l
740.

729.

730.

741.

1
742.

731.

732.

733.

743.

1
744.

1
745.

734.
746.

AGEN
BUS
A
(MB

mg/

AS)
751.

0,

0,

1,

0,
0,2

PERSEN
YAW
AAN
KLO
RIN

752.

753.

754.

755.

756.

758.

g/l

759.

YAN
G

757.

760.

LAIN
775.
TOTAL
ORG
ANIK
787.

776.
mg/

777.

778.

779.

780.

781.

782.

783.

784.

789.

790.

791.

792.

793.

794.

795.

796.

803.

804.

805.

806.

807.

808.

CARBO
N

788.

(TOC

mg/

)
799.

TRIALO
MET
AN

800.

(TH

mg/

M)

802.
801.

811.
812.
813.

26. Penyadur: SIGIT PURWITO (2013430104)

814.

Presipitasi, Koagulasi, Flokulasi

815.

Koagulasi dan flokulasi diperlukan dalam hal pemurnian air untuk

dikonsumsi oleh manusia. Penyatuan partikel (umumnya berukuran kurang


dari 10 mikrometer) dengan flokulasi dan koagulasi memiliki efisiensi
biaya yang baik.
816.

Sifat-sifat dari kontaminan partikulat dalam sumber air cadangan

telah dibahas dalam chapter 2. Partikulat anorganik seperti tanah liat,


lumpur dan oksida mineral masuk ke dalam permukaan air dengan proses
erosi alami. Dan bisa mengurangi kemurnian air menjadi tidak layak
konsumsi. Partikulat organik seperti colloidal humic dan fulvid acid,
merupakan produk pembusukkan dan pelepasan dari pengikisan bahan
organik dan sampah yang jatuh ke air. Partikulat ini memberikan warna
pada air, bahkan sampai keruh.
817.

Seperti yang telah dibahas pada Bab 3. Air minum harus memenuhi

peraturan yang berlaku mengenai syarat kelayakan air minum. Dalam hal
memenuhi

syarat

yang

berlaku,

dibutuhkan

perancangan

dan

pengoperasian yang baik dalam koagulasi dan flokulasi. Penghilangan


partiulat bisa membantu penghilangan kontaminan beracun, seperti logam
berat, pestisida, virus. penemuan dari partikulat ini mendapat perhatian
khusus, dikarenakan dengan keberadaannya di air dapat menyebabkan
reaksi dengan oksidan kimia yang digunakan dalam

pengolahan air,

seperti klorin dan ozon. Dalam hal khlorin, asam humic dan asam fulvik
bereaksi dengan klorin bebas membentuk chloroform, yang bersifat
karsinogen. Batas maksimum secara ekonomis dari penghilangan zat-zat
organic untuk penambahan khlorin menjadi tujuan utama dari instansi
pengolahan air.
818.

Bahan partikulat halus dihilangkan dari air dengan penambahan

bahan kimia organic dan inorganic yang menambah kecepatan penyatuan


dari partikulat halus menjadi partikulat yang lebih besar. Bahan kimia

yang digunakan dalam proses ini termasuk ion-ion logam seperti


aluminum dan besi, yang terhidrolisis secara cepat untuk membentuk
endapan yang tidak larut dan polielektrolit organic alami atau sintesis,
yang secara cepat terserap pada permukaan partikulat, dengan demikian
mempercepat partikulat menyatu. Penyatun ini kemudian dihilangkan dari
air secara fisik, dengan sedimentasi secara gravitasi, flotasi atau filtrasi
melalui media butir-butiran kecil.
819.

27. Penyadur: TAUFIK RAMADHAN (2013430105)

820.

Gambaran Proses

821.

Pada dasarnya, penggumpalan partikel di bagi menjadi dua

rangkaian proses. Pada proses pertama, interparticular forces bertanggung jawab


terhadap stabilitas partikel yang telah dikurangi atau di eliminasi oleh
penambahan bahan kimia yang sesuai. Subsequencetially, Tubrukan particulate
terjadi untuk menyampaikan melalui gerakan molekul atau pencampuran mekanik
Jika tubrukan ini berhasi maka penggumpalan akan terjadi.
822.

Tabel 6.1 menunjukan gambaran proses koagulasi-flokulasi dengan

respect to (1) prinsip terjadinya penggumpalan (2) pergerakan komponen


berkaitan dengan setiap penggumpalan (3) istilah dasar untuk proses tersebut (4)
perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyempurnakan proses.
823.

Penggunaan bahan kimia bertujuan untuk membuat tidak stabil

yang kita sebut sebagai gumpalan. Penggunaan bahan kimia dan penambahan
peralatan harus dirancang untuk penambahan persiapan koagulasi bahan kimia.
Koagulan ditambahkan ke dalam proses melalui aliran alat pencampuran yang
harus menunjukan laju dan dispersi seksama dari koagulan dalam air. Kecepatan
laju, cahaya, atau tahap pencampuran awal terjadi dalam waktu yang cukup
singkat (biasanya kurang dari 1 menit). Membantu untuk mengoptimalkan
eketifitas dari koagulan untuk membuat tidak stabil partikel. Dalam hal ini
kejadian itu disebut koagulasi.
824.

Mengikuti ketidakstabilan, pencampuran yang kurang sempurna

dan partikel harus menyediakan untuk meningkatkan pertemuan partikel atau


tubrukan partikel tanpa menghancurkan atau mengacaukan gumpalan yang sedang
terbentuk. Kejadian ini disebut koagulasi. Untuk partikel koloid (<1m) gerakan

gumpalan

coklat

memperlihatkan/menggambarkan

tingkatan

penyampaian

partikel. Hal ini disebut sebagai perikinetic flokulasi (Kruyt, 1952). Untuk partikel
yang lebih besar gerakan gumpalan coklat sangat lambat, dan penyampaian
pencampuran yang diinginkan harus dengan cara mekanis. Alat pencampuran
mekanik seperti dayung atau kipas pencampur digunakan untuk menghasilkan
tubrukan berdasarkan perbedaan kecepatan partikel di dalam bak perncampuran.
Proses ini disebut ortokinetic flokulasi (Kruyt, 1952). Rancangan yang pantas
untuk kedua alat pencampuran dan bak pencampuran (reaktor flokulasi) adalah
yang sesuai kebutuhan untuk mengoptimalkan gumpalan dan secara halus
pengotor partikel utamanya dipisahka/dihilangkan dalam proses pemisahan
padatan.
825.

Bagian ini akan mengkaji ulang dasar fisik dan kimia dari kejaidian

di dalam proses flokulasi dan koagulasi, proses ini dirancang oleh penggunaan
fasilitas utama dalam menyempurnakan penggumpalan partikel. Rincinan
rancangan dari peralatan flokulasi dan koagulasi akan disampaikan di chapter 23.
826.
827.

Keja

828.

Aks

829.

Istilah

830.

dian
831.

Pem

i
832.

Pers

833.

Penangan

litas Terkait
834.
Per

bentukan

iapan

an

jenis

koagulan

(pengendapan

penambaha

koagulan

(pengencer

koagulan)

aktif

an,

835.

pelarutan)
836.
Pen

kimia

Fasi

alatan
dan

penangana
837.

Laju

n kimia
838.
Alat

anganan

pencampuan,

pencampur

dispersi

nyala

an

reaksi

pencampuran,

laju

kimia

pencampuran

dispersi

koagulan,

awal

seksama

untuk
dan

dengan

dari kimia,

ligan OH-,

tubrukan

SO42-) e.g.

tinggi,

hidrolisi,

pemangkas

polimerisas

an

i,

lingkungan

pembentuk
an
839.

Keti

kompleks
840.
Tek

dakstabilan

anan

dari

partikel

dua lapisan

841.

Penggum

842.

palan.
1. Koagulasi

dengan
perbedaan
843.

elektrolit
844.
Pen

845.

846.

849.

850.

853.

854.

ambahan
netralisasi
dengan
jenis
perubahan
spesifik
847.

adsorber
848.
Pen
gendapan
permukaan
dan
pembentuk
an
interpartike
l

851.

jembatan
852.
Pen
gendapan
koagulan
dan

tinggi

penjebakan
(usapan
flokulasi)
dari
855.

Peny

partikel
856.
Tub

857.

Flokulasi

ampaian

rukan acak

a. Perikinetic

partikel

untuk

flokulasi
858.

pergerakan
suhu

859.

dari

molekul air
(pergerakan
gumpalan
860.

coklat)
861.
Tub
rukan yang

Bak

pencampur
an dan alat

untuk

pencampur

perbedaan

an

kecepatan

tubrukan

relatif

yang

partikel

rendah

pencampur
an

dan

pengaturan
yang
berbeda
864.

flokulasi

862.

diinginkan

dengan

863.

b. Ortokinetic

untuk

865.

28. Penyadur: TEDI (2013430106)

866.

STABILITAS PARTIKULAT

867.

Hal yang utama dari materi partikulat halus yg tersuspensi

dalam air adalah stabilitas relatifnya, karena menyebabkan ia berada pada


keadaan suspensi untuk waktu yang lama. Suspensi partikulat tidak stabil
secara termodinamika, dan memberikan cukup waktu untuk koliod dan
partikulat halus untuk menetap. Namun proses ini tidak layak secara
ekonomi. Fasilitas koagulasi dan floulasi harus menghilangkan stabilitas
partikulat dan dengan demikian akan meningkatan tingkat pemindahan
pada proses pemisahan padat-cair berikutnya. Tinjauan penyebab stabilitas
partikulat akan memberikan pemahaman tentang teknik yang dapat
digunakan untuk mengendalikan stabilitas partikulat.
868.
869.
870.

KARAKTERISTIK PARTIKULAT
Secara luas partikulat dalam air dibagi menjadi dua

klompok ukuran mayor: dengan batas atas sekitar 1m, dan batas bawah
sekitar 5nm, dan suspensi padatan terdiri dari partikulat yg berukuran kirakira lebih besar dar 5 m, dan partikulat yg lebih kecil dari 0.5nm
dianggap sebagai larutan. Ukuran spectrum ini mencakup kira-kira 6-7
kali lipat dan mencakup campuran partikulat heterogen dengan bebagai
fisik, kimia dan biologi.
871.

Selain klasifikasi bedasarkan ukuran, koloid dan partikulat

kasar suspensi juga dintandai sesuai dengan sifat antarmuka cair-padat


mereka. Hidrofobik particulat memiliki definisi antar muka yg baik pada
fase antara air dan padatan, dan memiliki afinitas yg kecil terhadap
molekul air. Mereka tidak stabil secara termodinamika dan akan
berkumpul dan tidak bisa kembali dari waktu ke waktu. Hidrofilik
partikulat ditandai kuragnya kejelasan batas fase yang pada umumya
larutan makromolekul dari senyawa organic seperti protein atau asam
humat. Suspensi partikulat dapat dilarutkan kembali setelah pengumpulan
dan demikian dapat kembali.

872.

Partikulat hidropobik dalam air sebagian besar terdiri dari

anorganik alami, bebrapa partikulat clay dan senyawa oksida logam.


Banyak partikulat anorganik pada air murni akan menunjukan sifat
hidropiliknya karena molekul air akan mengikat pada pemukaan (Stumm
and morgan, 1981). Contohnya termasuk oksida logam terhidrat (oksida
besi atau aluminium) dan silica (SiO2) dan serat asbes.
873.

Sebaliknya, partikulat hidrofilik sebagian besar terdiri dari

organik alami dan mencakup keragaman luas dari biokoloid (asam humat
dan asam fulvat, virus) dan tergantung dari hidup atau matinya
mikroorganisme (bakteri, algae) karena biokoloid dapat mengisap
permukaan

dari

partikulat

anorgonik.

Partikulat

pada

umumnya

menunjukan sifat permukaan yang heterogen pada system air alami.


874.
875.
876.

29.

Penyadur:

YULYANSYAH SUSANTO (2013430110)


877.

Mekanisme Stabilitas
878.

Prinsip pengendalian mekanisme stabilitas dari partikulat

partikulat hidrofobik dan hidrofilik adalah penangkal elektrostatik. Dalam


kasus ini permukaan hidrofobik, kelebihan anion atau kation dapat
mengakumulasi antarmuka hidrofobik, menghasilkan listrik potensial yang
dapat menangkal potensial partikulat pada permukaan yang sama. Untuk
permukaan hidrofilik, beban listrik timbul dari disosiasi golongan
anorganik, contohnya karboksil atau golongan asam organik lainnya yang
berada diatas permukaan atau antarmuka partikulat.
879.

Dalam penambahan penangkal elektrostatik, partikulat

partikulat mungkin juga stabil karena adanya penyerapan molekul air yang
menghalangi cairan untuk menghasilkan tumbukan antar partikulat.
880.

Beban listrik dari permukaan partikulat memegang tiga

prinsip utama (Stumm dan Morgan, 1981) :


1. Crystal Imperfections (Cacat Kristal).

881.

Kondisi dibawah geologi, atom silikon dalam suatu bahan

dapat diganti oleh atom bervalensi rendah, seperti ion aluminium yang
memberikan kelebihan beban negatif untuk bahan kristal. Proses ini
disebut sebagai subtitusi isomorf, menghasilkan beban negatif diatas
permukaan partikel tanah liat. (Olphen, 1963)
2. Preferential adsorption of specific ions (penyerapan istimewa dari ion
spesifik).
882.

Ketika suatu partikulat partikulat terdispersi dalam air,

kelarutan polielektrolit alam dapat terserap diatas permukaan partikulat


tersebut. Polimer dengan beban negatif seperti molekul asam fulvic
dapat terserap pada permukaan partikulat beban positif (CaCO3).
883.
3. Specific chemical reactions of ionogenic groups on particulate suface
(reaksi kimia spesifik dari golongan ionogenik dalam permukaan
partikulat).
884.

Banyak permukaan partikulat berisi golongan ionogenik

seperti gugus fungsi hidroksil dan karboksil yang terdisosiasi dalam air
menghasilkan permukaan berbeban listrik tergantung dari pH larutan.
Sebagai contoh hidrolisis logam oksida (besi oksida) dan bakteri
(golongan karboksil dalam permukaan bakteri).
885.
886.

Sebagai acuan, namun kebanyakan partikulat memiliki permukaan

kimia yang kompleks, dan beban permukaan listrik yang dapat timbul dari
beberapa sumber.
887.
888.
889.

890.

891.

31. Penyadur: IRA ANISA (2013430086)

892.

Koagulasi Kimia

893.

Fungsi utama bahan kimia koagulasi adalah destabilisasi pertikel

yang menyebabkan tidak stabil dan mengurangi hancurnya flok-flok.


Bahan kimia diatas harus memenuhi kriteria yaitu biaya rendah, mudah
dalam penanganan, ketersediaan, dan stabil selama penyimpanan.
Disamping itu koagulan harus membentuk senyawa yang tidak larut atau
absorpsi permukaan partikel yang dapat meminimalkan residu konsentrasi
yang larut dalam melewati pabrik pengolahan.
894.

Pemilihan jenis dan dosis koagulan tergantung pada karakteristik

partikel koagulan dan kualitas air. Anatara tiga unsur itu secara kualitatif
belum dapat diprediksi secara optimal, sebagai konsekuensinya masalah
koagulasi harus diselesaikan secara empiris.
895.

Prosedur standar baku pengujian untuk dosis dan jenis koagulan

menggunakan alat jar test ini awalnya dikembangkan oleh Langelier


(1921) dan disempurnakan (Black et al )., 1957 ; TeKippe and Ham,
1970).
896.

Alat terdiri dari enam piala gelas yang masing-masing memiliki

enam pengaduk yang berisikan suspensi dan koagulan. Tes ini diharapkan
mensimulasi kondisi yang diinginkan dari koagulasi dan flokulasi.
Umumnya tes terdiri dari fase pencampuran cepat koagulan dengan sistem
batch yang diikuti dengan proses pencampuran lambat untuk mensimulasi
flokulasi. Gumpalan dipisahkan dari air dan sampel. Kekeruhan dapat
diplot sebagai fungsi penambahan dosis koagulan.
897.

Selain performa, seleksi koagulan tergantung pada biaya dan

kuantitas padatan kering yang dihasilkan. Kombinasi antara koagulan


anorganik dan polielektrolit adalah solusi untuk biaya murah terkait
koagulasi. Karena banyakaknya kombinasi polimer koagulan yang ada.
Disarankan untuk memilih kombinasi yang sesuai untuk pengujian jar.
898.
899.
900.

32. Penyadur: ROBBY ACHSANA DHARMA (2013430069)

901.

Koagulan Anorganik

902.

Dua jenis dasar koagulan anorganik yang digunakan dalam

pengolahan air adalah garam Alumunium dan ion Besi (Ferri). Kation
yang dapat terhidrolisis tersebut siap digunakan dalam bentuk garam sulfat
ataupun kloridanya yang keduanya dapat ditemukan dalam bentuk cairan
atau padatan (kering). Pada Amerika Serikat koagulan dominan pada
pengolahan air adalah Alumunium Sulfat atau Alum yang dijual dalam
bentuk hidrat sebagai Al2(SO4)3.xH2O, Dimana x biasanya 14. Lime (CaO)
juga digunakan untuk koagulasi disaat nilai pH tinggi (pH>10) diinginkan.
Pada nilai pH ini ion Magnesium akan terhidrolisis, membentuk endapan
tidak terlarut yang membantu pada proses stabilitasi endapan.
903.

Jenis jenis koagulan yang umum digunakan pada pengolahan air

diterangkan dengan jelas pada Chapter 21. Rincian dari desain fasilitas
penanggulangan bahan kimia juga dibahas pada chapter tersebut.

904.
905.
906.
907. 33. Penyadur: MUHAMAD SAEHUDIN (2013430095)

908. Kimia. Larutan kimia aluminium dan ion besi kompleks. Khas, karena
dengan semua kation dalam air, ion ini bereaksi dengan berbagai ligan
(misalnya, OH-, SO4-, PO43-). Membentuk produk baik larut dan tidak larut
yang akan mempengaruhi kuantitas atau dosis koagulan yang diperlukan
untuk mencapai tingkat yang diinginkan dari partikulat destabilisasi.
Kedua aluminium dan ion besi dapat menjalani serangkaian reaksi dengan
ion hidroksil (OH-). Pembentukan baik (lebih dari satu kation) spesies
monomer dan polynuclear, yang pada gilirannya bereaksi dengan
permukaan partikel atau ligan lain dalam cara yang kompleks dan kurang
dipahami. Dengan demikian, dosis optimum koagulan sangat bergantung
pada larutan kimia tertentu dan jenis partikulat.
909. Kinetik. Reaksi stoikiometri keseluruhan sangat menyederhanakan
langkah-langkah reaksi beruntun yang terjadi ketika kation ini
ditambahkan ke air. Kedua aluminium dan ion besi mengalami reaksi
hidrolisis yang cepat. Sebagai contoh, reaksi hidrolisis pertama dari ion
aluminium
Al(H2O)63+

910.

[Al(H2O)5OH]2+ + H+ (6-

1)
911. Dimana ion aquo, Al(H2O)63+, mewakili spesies yang sebenarnya di
dalam air, ditampilkan. Pada pH 4, setengah dari Al 3 + menghidrolisis ke Al
(OH)

2+

dalam 10-5 sec (Baes dan Mesmer, 1976). Reaksi hidrolisis

selanjutnya mengarah pada pembentukan spesies aluminium monomer dan


polynuclear. Banyak spesies aluminium polynuclear tersebut. Banyak
spesies polynuclear tersebut telah dilaporkan, mengandung sampai 13 ion
aluminium (yaitu, Al13 (OH)

5+

34

) dengan biaya multivalent. (Lihat Baes

dan Mesmer, 1976, untuk ringkasan baru-baru ini, juga, Brossett et al,
1954; Matijevic, 1961:. Sullivan dan Singley, 1968: Singley dan Sullivan,
1969). Produk hidrolisis, bukan ion aluminium, menyebabkan partikel
destabilisasi melalui biaya netralisasi (Mattson, 1928; Stumm dan O'Melia,
1968).
912. Seperti yang terlihat pada Persamaan. 6-1, tingkat hidrolisis akan sangat
tergantung pada kedua pH dan konsentrasi aluminium. Produk hidrolisis

juga dapat bereaksi dengan permukaan partikel dan cairan lainnya,


sehingga mengerahkan permintaan koagulan. Misalnya, fosfat ditemukan
dalam sintetis deterjen secara signifikan dapat meningkatkan permintaan
koagulan dari subjek pasokan permukaan untuk limbah pembuangan
(Morgan dan Engelbrecht, 1960).
913.
914.
915. 34. Penyadur: ADITYA PAMUNGKAS (2013430067)
916.

Kesetimbangan. Yang paling banyak dihilangkan dalam aplikasi

pengolahan air kekeruhan dan warna (TOC), pH selama koagulasi berkisar antara
6 dan 8, batas bawah yang dikenakan oleh laju korosi dipercepat yang terjadi pada
nilai pH di bawah 6. Dalam rentang pH ini produk hidrolisis larut yang mungkin
terutama bertanggung jawab untuk destabilisasi partikel memiliki eksistensi yang
sangat

singkat,

pada

mikrodetik.

Menggunakan

perkiraan

konstanta

kesetimbangan untuk reaksi hidrolisis utama, terkecuali distribusi dari produk


hidrolisis setelah sekitar 1 jam dari reaksi (batas koagulasi-flokulasi waktu
penahanan atas) dapat didefinisikan. Gambar 6-5 (dari Stumm dan O'Melia, 1968)
menggambarkan komposisi kesetimbangan spesies aluminium dan besi dalam
kontak dengan hidroksida baru diendapkan menggunakan nilai estimasi dari
reaksi kesetimbangan yang tepat seperti dicatat.
917.
918.
919.

Diagram ini menunjukkan dengan jelas bahwa dalam kisaran pH

biasanya ditemukan dalam pengolahan air dan menggunakan tawas khas atau
dosis feri sulfat (10-100 mg / L), spesies logam dominan akan menjadi hidroksida
tidak larut. Diagram kesetimbangan juga menggambarkan pentingnya pH dalam
mengendalikan tingkat spesies logam larut yang akan melewati proses treatment.
Seperti ditunjukkan, spesies besi lebih larut dari spesies aluminium dan juga tidak
larut selama rentang pH yang lebih luas. Dengan demikian, ion besi sering
menjadi koagulan pilihan untuk membantu destabilisasi dalam proses kapurpelunakan, yang dilakukan pada pH tinggi (pH> 9).
920.

921.
922.

35. Penyadur: M. PRAYUDA WIRAWAN (2013430094)

923.

Stoikiometri

924.

Untuk kebutuhan desain teknik, stoikiometri reaksi hidrolisis dari

ion aluminium dan besi (III) menghasilkan sejumlah koagulan yang dapat
digunakan dengan mereaksikan ion-ion tersebut bersama air. Setiap 1 mol ion Fe 3+
dan Al3+ akan menghasilkan 1 mol logam hidroksida dan 3 mol Hidrogen.
Reaksinya diuraikan sebagai berikut.
925.

Al3+ + 3H2O Al(OH)3 (S) + 3H+

926.

Fe3+ + 3H2O Fe(OH)3 (S) + 3H+

927.

Dalam 1 mg aluminium sulfat (Al2(SO4)3 . 14H2O) dapat

menghasilkan 0.26 mg Al(OH)3 sebagai endapan dan mengkonsumsi 0.5 mg


senyawa alkali (seperti CaCO3). Begitu juga dengan 1 mg besi (III) sulfat
(Fe2(SO4)3) akan menghasilkan 0.5 mg Fe(OH)3 sebagai endapan dan
mengkonsumsi 0.75 mg senyawa alkali. Jumlah aktual dari endapan dan ion
hidrogen yang dihasilkan tergantung dari sistem kimianya seperti pH dan
konsentrasi dari cairan tersebut.
928.

Saat ion besi (III) atau aluminium ditambahkan air, terjadi reaksi

yang melibatkan pH, ion yang terkandung dalam air, suhu, konsentrasi partikulat,
konsentrasi koagulan, dan kondisi saat melakukan pencampuran.koagulan. Faktorfaktor tersebut yang akan mempengaruhi jumlah (kuantitas) dari koagulan
anorganik yang dibutuhkan untuk mendapatkan destabilisasi dari partikulat.
929.

Dari semua faktor yang ada, pH menjadi faktor utama yang dapat

mempengaruhi proses koagulasi. Untuk aluminium, pada pH dibawah 6 logam


aluminium akan cukup lama berinteraksi dengan partikulat dan dapat
didestabilisasi dengan melakukan netralisasi. Kekeruhan akan menyebabkan
destabilisasi partikulat organik seperti asam humat dan asam fulvat dengan cara
adsorpsi yang akan membentuk endapan bersama logam aluminium. Hal serupa
terjadi untuk ion besi (III) namun pada pH di bawah 4. Karakteristik pH ini akan
mempengaruhi stoikiometri yang terjadi antara jumlah kebutuhan koagulan dan
jumlah partikulat yang terbentuk.

930.

Apabila kondisi pH diatas 6 (aluminium) atau pH diatas 4 (besi

(III)), akan terbentuk endapan amorf dengan sangat cepat yang menyebabkan
partikulat terjebak di dalamnya. Untuk kondisi seperti ini (sweep floc), dibutuhkan
konsentrasi koagulan yang lebih tinggi saat proses netralisasi sehingga
menghasilkan jumlah padatan (sludge) yang lebih banyak. Untuk kasus ini,
kekeruhan tidak memiliki pengaruh dalam proses stoikiometri.Jika ada kenaikan
pada jumlah pada salah satu jenis partikulat seperti tanah liat maka akan
meempercepat pengumpulan hasil koagulasi dari partikulat tanah liat.
931.

Proses menghilangkan partikulat penghasil warna yang terjadi

akibat sweep floc dapat dilakukan dengan menggunakan molekul organic dalam
endapan amorf. Secara karakter, kebutuhan koagulan dalam kasus sweep floc
tidak dipengaruhi oleh partikulat anorganik.
932.

Dari penelitian yang telah dilakukan untuk melihat interaksi antara

koagulan anorganik dan permukaan partikulat diperoleh jenis lain koagulan yang
memiliki

kemampuan

lebih

baik

yakni

polialuminium

klorida

(PAC).

Dibandingkan dengan aluminium sulfat, PAC memiliki beberapa kelebihan dalam


menghilangkan kandungan organic yang terbentuk saat proses netralisasi (untuk
destabilisasi).
933.

934.

935.
936.
937.

36. Penyadur: IKA RAHMAWATI (2013430085)

938.

Koagulan Organik

939.

Polimer organik telah digunakan secara luas sebagai koagulan

pengolahan air di Amerika Serikat


940.

sejak diperkenalkan di awal 1950-an. polimer adalah molekul

rantai panjang yang terdiri dari unit kimia yang berulang dengan struktur
yang dirancang untuk memberikan sifat fisikokimia khas untuk polimer.
unit kimia yang berulang biasanya memiliki sifat ionik yang menanamkan
muatan listrik untuk rantai polimer.maka polimer organik sering disebut
polielektrolit.
941.

Polimer telah digunakan sebagai koagulan dalam banyak bidang,

terutama industri pertambangan. Pembuatan kertas, air dan pengolahan air


limbah. Pada aplikasi pengolahan air, polimer organik umumnya dirancang
menjadi air yang dapat larut, untuk meng adsorb sepenuhnya, atau untuk

beraksi dengan cepat dengan partikel-partikel, dan mengandung sebuah


struktur kimia serasi untuk digunakan. Ini digunakan sebagai dasar
koagulan, koagulan atau filter penolong (filter aids) , dan pengkondisian
lumpur. Saat digunakan sebagai koagulan primer, polimer, sebaliknya
untuk aluminium atau ion asam besi, tidak diproduksi dalam skala besar
volume flok. Ini sangat spesial dan menguntungkan pada aplikasi dimana
volume flok yg rendah yang diinginkan, contoh saat filter media granular
digunakan untuk mengangkat partikulat.
942.

Meskipun polimer memiliki potensial yang signifikan pada

pengolahan air, penggunaan telah dibatasi karena biaya yang tinggi,


berkaitan ketidakpastian impuriti kimia berhubungan dengan polimer
sintetis. Ketidak pastian tersebut membatasi maksimum level konsentrasi
yang direkomendasikan atau yang diijinkan oleh lembaga yang mengatur
di Amerika Serikat dan tempat lain. Di perancis dan jepang, sintesa
polimer organik sekarang ini tidak diijinkan pada pengolahan air. Di
Amerika serikat, bagaimanapun lebih dari 600 polimer telah disetujui
untuk digunakan dalam pengolahan air minum oleh U. S EPA (1979).
943.
944.

Karean interaksi yang kompleks diantara polier dan partikulat dan

pengaruh tak tentu dari kualitas air pada interaksi ini, seleksi polimer
adalah emperical. Sebuah tinjauan singkat dari sifat polimer dan
mekanisme dari polimer memeberi dasar untuk tindakan yang rasional
dalam seleksi dari polimer yang akan digunakan dalam screening test
945.
946.
947.

37. Penyadur: ALISHA AMANDA (2013430002)

948.

Jenis-jenis polimer

949.

Polimer secara luas diklasifikasikan menjadi alami dan sintetis.

Polimer sintetis mendominasi dalam aplikasi pengolahan air, beberapa


polimer organik alami, seperti natrium alginat. Harga polimer sintetis
cukup mahal. Polimer organik sintetis dibuat dari homopolimerisasi
monomer atau dengan kopolimerisasi dua monomer. Polimer sintetis dapat

dimanipulasi, contohnya adalah produksi poliakrilamida dimana monomer,


akrilamida, homopolimer dalam kondisi yang tepat untuk membentuk
polimer, seperti yang ditunjukkan di bawah ini, dengan unit n monomer.
950.
951.
952.
953.
954.

tipe ketiga dari polimer ini memiliki kationik, atau muatan positif,

kelompok yang tergabung dalam rantai polimer, biasanya dibuat dengan


proses kopolimerisasi. Tabel 6-3 menggambarkan karakteristik dan
penggunakan beberapa contoh nonionik, anionik, dan polimer kationik
yang banyak digunakan dalam aplikasi pengolahan air.
955.
956.
957.
958.
959.

Mekanisme proses

960.

polimer organik memiliki dua prinsip dalam pengolahan air,

ketidakstabilan partikel dan pembentukan gumpalan. keberhasilan


penggunaan polimer dalam pengolahan air memerlukan dispersi yang tepat
untuk mendapatkan adsorpsi polimer yang lebih seragam dan pemilihan
jenis dan dosis polimer yang tepat untuk mencapai tujuan. Tergantung
pada mekanisme dominan, pilihan ini akan dipengaruhi dengan cara yang
berbeda dengan sifat fisika kimia partikel, dan pelarutnya.
961.
962.

Anda mungkin juga menyukai