Anda di halaman 1dari 6

Leukosit

Morfologi
Sel darah putih atau leukosit mengandung inti, leukosit berperan dalam pertahanan seluler
dan humoral organisme terhadap zat asing. Leukosit mempunyai inti, tidak bewarna,
bentuknya bisa sirkuler ataupun tidak, lebih besar dari RBC, diameter kurang lebih 10-20
mikron, tidak terdapat hemoglobin.
Fungsi leukosit
1. Fagosit (granulosit (eosinofil, neutrofil dan basofil) dan monosit)
2. Imunosit (limfosit)
Sistem pertahanan neutrofil dan makrofag
Neutrofil adalah sel matang yang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri bahkan
didalam sirkulasi darah. Makrofag adalah sel yang belum matang memilki sedikit
kemampuan untuk melawan agen agen infeksius dalam jaringan.
1.
2.
3.
4.

Sel darah putih memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis


Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerakan Amoeboid
Sel darah putih tertarik ke daerah jaringan yang meradang dengan cara kemositosis
Fagositosis : pencernaan selular terhadap agen yang mengganggu.
Fagositosis oleh neutrofil
Mula mula neutrofil melekatkan diri pada partikel kemudian menonjolkan
pseudopodia ke semua jurusan sekeliling partikel. Pseudopodia bertemu satu
sama lain pada sisi berlawanan dan bergabung. Kemudian ruang ini
berinvaginasi kedalam rogga sitoplasma dan melepaskan diri dari membran
sel bagian luar vesikel fagositik yang mengapung bebas (fagosom).
Fagositosis oleh makrofag
Makrofag diaktifkan oleh sistem imun, makrofag juga mempunyai
kemampuanuntuk menelan partikel jauh lebih besar, bahkan sel darah merah
ututh atau parasit malaria.

Buku ajar Fisiologi Kedoktera edisi XII. Guyton and hall.


Definisi Leukimia
Kelompok kelainan yang ditandaidengan akumulasi leukosit ganas di sumsumtulang dan
darah tepi. Sel abnormal tersebut menyebabkan gejala :
1. Kegagalan sumsum tulang (anemia, neutropenia dan trombositopenia)
2. Infiltrasi terhadap organ organ (hati, limpa, kelenjar limpe, meningen, otak, kulit)
Kapita selekta hematologi. A.V. Hoffbran dan P.A.H Moss. GEC.

Klasifikasi Leukimia
leukimi
a
akut

limfoid

myeloi
d

kronis

limfoid

myeloi
d

1. Leukimia Myeloid Akut (LMA)


Adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
differensiasi sel-sel progenitor dari sel mieloid. Lebih banyak menyerang orang dewasa
(85%) dari pada anak anak (15%).
Etiologi
tidak diketahui penyebabnya
orang orang yang bekerja pada industri penyamaan kulit menggunakan benzena yang
merupakan zat leukomogenik untuk LMA
Radiasi ionik
Orang yang terkena radiasi bom hiroshima dan nagasaki
Trisomi kromosom 21, atau pada orang sindron down.anemia fanconi dan sindrom
bloom.
Orang yang kemoterapi sitotoksik pasien tumor padat, biasanya yang paling memicu
kemoterapi golongan alkylating agent dan topoisomirase II inhibitor.
Patogenesis
Blokade maturasi yang menyebabakan proses diferensiasi sel mieloid terhenti pada sel muda
(blast) dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang. Hal ini menyebabkan
gangguan hematopoesis normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan
sumsum tulang ditandai sitopenia (anemia, lekopenia dan trombositipenia). Selain itu sel-sel
blast yang terbentuk juga punya kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan
berinfiltrasi ke organ dan merusak organ tersebut.
Tanda dan gejala
Rasa lelah, perdarahan dan infeksi akibat sindrom kegagalan sumsum tulang
Perdarahan biasanya berupa purpura dan ptekia.
perdarahan gusi dan retina
infeksi di tenggorokan, prau-paru, kulit dan daerah peri rektal
pada leukostasis (penyubatan leukosit) mengalami sesak napas, nyeri dada dan
priapismus
leukositosis menyebabkan hiperurusemia dan hipoglikemia
infiltrasi sel blast pada kulit menyebabkan leukimia kutis

Diagnosis
pemeriksaan fisik

Pemeriksaan hematologi mengungkapkan anemia normositik normokrom dengan


trombositopenia dengan banyak kasus. Jumlah leukosit meningkat dan sejumlah sel
blast pada darah tepi.
morfologi sel
pengecatan sitokimia
menentaplan klasifikasi LMA yang dikenal FAB
I.
LMA dengan translokasi sitogenetik rekuren
II.
LMA dengan multilineage dysplasia (Dengan syndrome dysplasia atau tanpa
syndrome dysplasia)
III.
LMA dan sindrom mielodisplastik yang berkaitan dnegan terapi akibat obat
alkilasi akibat epipodofilotoksin
IV.
LMA yang tidak terpesifikasi
LMA diferensiasi minimal (M0)
LMA tanpa maturasi (M1)
LMA dengan maturasi (M2)
LMA dengan diferensiasi monositik
Leukimia monositik akut (M5)
Leukimia eritroid akut (M6)
Leukimia megakariositik akut (M7)
Leukimia basofilik akut
Panmeilosis aut dengan mielofibrosis
Pengorbatan
1. Terapi pendukung umum
Pemberian trombosit dengan dipertahanka 10 x 10^9/L dan Hb diatas 8 g/dL
2. Kemoterapi induksi dengan regimen sitarabin dan daunorubisin dengan protokol
sitaribin 100 mg/m2 diberikan secara infus kontinyu selama 7 hari.
.....
2.Leukimia Limfoblastik Akut
Adalah kegagalan klonal dari sel-sel prekusor limfoid. Sebagian besar sel ganas berasal dari
limfosit B dan sisanya leukimia sel T.
Epidemologi
Insidkelaen LLA adalah 1/60.000 orang per tahun, dengan 75% pasien berusia kurang dari 15
tahun. Insiden puncaknya usia 3-5 tahun. LLA banyak ditemukan pada pria daripada
perempuan. Saudara kandung dari pasien LLA mempunyai resiko empat kali lipat lebih besar
untuk menjadi LLA,sedangkan kembar monozigot hanya beresiko 20% untuk berkembang
menjadi LLA.
Etiologi
Predisposisi lebih pada faktor keturunan dan sindroma genetik lenij berhubungan pada LLA
pada anak-anak. Beberapa faktor lingkungan berhubungan dengan LLA :

Radiasi ionik
Paparan benzena kadar tinggi menyebabkan aplasiasumsum tulang, kerusakan
kromosom dan leukimia

Merosok bisa meningkatkan sedikit LLA


Obat kemoterapi
Infeksi virus Epstein bar
Sindrom down dan wiskott aldrich

Patogenesis
Kelaianan sitogenik yang paling sering ditemukan adalah t(9;22)/BCR-ABL (20-30%) dan
t(4;11)/ALL1-AF4. Fusi gen BCR-ABL merupakan translokasi kromosom 9 dan 22 yang
dapat didteksi dengan pulse field gel electrophoresis . ABL adalah enzimatik mentransfer
molekul fosfat ke substrat protein, sehingga terjadi aktivasi jalur transduksi sinyal yang
penting dalam regulasi proliferasi dan pertumbuhan sel.
Gejala dan tanda klinis

Anemia : mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada


Anoreksia
Nyeri tulang dan sendi
Demam banyak keringat
Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah
Perdarahan kulit, gusi, hematuria, saluran cerna dan otak
Hepatomegali
Splenomegali
Limfadenopati
Massa di mediastinum
Leukimia sistem saraf pusat

Gambaran laboratorium

Hitung darah lengkao dan apus darah tepi


Hiperleukositosis >100.000/mm3. Pada umumnya pada anemia dan trombositopenia
Aspirasi dan biopsi pada sumsum tulang
Apus sumsum tulang tampakhiperseluler dengan limfoblas yang sangat banyak. Jika
sumsum tulang seluruhnya digantikan oleh sel-sel leukimia, maka aspirasi sumsum
tulang dapat tidak berhasil sehingga touch imprint dari jaringan biopsi penting untuk
evaluasi gambaran sitologi.
Sitokimia
Pada LLA pewarnaan Sudan Black dan mieloperoksidase akan memberikan hasil
yang negatif. Sitokimia jugaberguna untuk membedakan prekusor B dan B-ALL dari
T-ALL. Pewarnaan fosfat asam akan positif pada limfosit T yang ganas. Sedangkan
sel B dapat memberikan hasil yang positif pada pewarnaan periodic acid schiff
Imunofenotip
Sitogenik
Biologi molekular

Terapi
1. Induksi remisi
2. Intensifikasi atau konsolidasi

3. Profilaksis susunan saraf pusat


4. Pemeliharaan jangka panjang
3. Leukimia Linfositik Kronis
Adalah suatu keganasan hematologik yang ditandai proliferasi klonal dan penumpukan
limfosit B neoplastik dlam darah, sumsum tulang, limfonodi, limpa, hati dan organ lain.
Epidemologi
Lebih dari 17.000 kasus LLK baru dilaporkan di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Sangat jarang dilaporkan di negara Asia. Insiden LLK lebih tinggi pada orang kulitputih
dibanding kulit hitam. Insiden LLK lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding wanita
dengan rasio 1,7 : 1. Risiko terjadi LLK bertambah seiring bertahmbahnya usia.
Etiologi
Penyebab LLK masih belum diketahuim kemungkinan yang berperan adalah
abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus (virus RNA Tumor). Protoonkogen Icr
dan c-fgr, yang mengkode protein kinase tirosin diekspresikan pada limfosit yang terkena
LLK tetapi tidak padasel B murni yang normal. Saat ini pasein LLK didapatkan delesi
homozigot dari regio genom telosentrik gen retinoblastoma tipe-1 dl3s25.
Patogenesis
Sel B klonal yang bertahan pada jalur diferensiasi sel B. Intermediate antara pre-sel B dan
sel B matur. Dalam darah tepi sel ini mirip sel B yang matur. Limfosit-B LLK
mengekspresikan sangat rendah kadar imunoglobulin membran permukaan, paling sering
adalah imunoglobulin M. Selain itu limfosit B LLK ini juga mengekspresikan sangat
rendah kadar imunoglobulin tunggal rantai pendek (Kappa atau Lambda).
Gejala dan tanda

Limfadenopati generalisata
Penurunan berat badan
Kelelahan
Hilangnya nafsu makan
Demam diikuti keringat malam
Splenomegali dan hepatomegali
Predisposisi yang berulang seperti pneumonia, herpes simplex labialis, dan herpes
zoster

Klasifikasi FAB membagi 3 morfologi :


1. LLK tipikal terdiri dari lebih 90% limfosit kecil
2. LLK tipe prolimfositik (11-54%)
3. LLK tipikal yang ditandai morfologi sel limfosit yang heterogen
IPD Edisi VI

a. IgA
Yang ditemukan dalam kosentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama lapisan
saluran pernafasan dan saluran pencernaan, serta dalam air mata dan air liur. igA
berfungsi untuk pertahanan terhadap virus atau bakteri sebelum masuk plasma
atau masuk ke dalam tubuh, serta mencegah bakteri melekat pada membran
mukosa.
b. IgG
Jenis antibodi paling melimpah di temukan di semua cairan tubuh manusia dan
melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus. igG merupakan 75% dari serum
imunoglobulin pada manusia. Antibodi IgG sangat penting dalam memerangi
infeksi bakteri dan virus dan merupakan satu-satunya jenis antibodi yang dapat
melintasi plasenta pada wanita hamil untuk membantu melindungi janin
c. IgD
Terdapat dalam jumlah sangat kecil dalam serum. Baru-baru ini IgD ditemukan
untuk meningkatkan basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk
menghasilkan faktor anti mikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan
kekebalan tubuh pada manusia

Anda mungkin juga menyukai