PURI BUNDA
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BUNDA
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSU ADELLA
NOMOR : SK.DIRUT
TENTANG
PEDOMAN PENGENDALIAN INFEKSI NASOKOMIAL
RSU ADELLA
Memutuskan
Menetapkan
Pertama
Kedua
:
Mengingat :
Menimbang :
A. Bahwa indicator peningkatan mutu Rumah Sakit di bidang pelayanan
medik adalah banyaknya jumlah kasus infeksi nasokomial yang terjadi
pada pasien-pasien rawt inap.
B. Bahwa sehubungan dengan point (A) diatas diperlukan Pedoman
Pengendalian Infeksi Nasokomial yang di tetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Utama RSU Adella
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang
1.
Kesehatan
2.
Praktik Kedokteran
1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
3.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/VI/2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf Bylaws)
Keputusan Dirut RSIA Pr. Gd tentang Pedoman Pengendalian Infeksi
Nasokomial.
Keputusan ini berlaku sejak detetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan/kesalahan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Kuman Pendatang
Terletak dipermukaan yang pada umumnya dapat
dibersihkan dengan mencuci dengan sabun.
Kuman Penghuni
Letaknya dalam dan dapat dikurangi jumlahnya
dengan cara desinfeksi atau kompres
B. Upaya Pencegahan Melalui Persiapan Kamar Bedah.
Disiplin yang teguh dalam menjalankan peraturan asepsis
dan antisepsis dikamar operasi sangat pnting dalam mencegah dan
pengendalian infeksi rumah sakit. Disiplis ini harus dipatuhi oleh
semua pihak yang mempergunakan fasilitas kamar operasi.
1.
Kesehatan dan kebersihan
a. Personil harus bebas dari kuman - kuman yang
mudah ditularkan.
b.
Carrier sangat sukar untuk ditentukan.
c. Penyakit-penyakit/keadaan yang memudahkan
seseorang termasuk golongan 1 dan 2 harus benarbenar diperhatikan misalnya dermatitis, diare,
alergi, kelainan hidung dll.
2.
Pembagian daerah kamar operasi :
Kamar operasi dapat dibagi menjadi 2 daerah yakni
daerah steril dan daerah non-steril.
Untuk daerah steril harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Perlengkapan petugas operasi :
Baju Operasi
Alas kaki
Sarung tangan
Masker
Penutup Kepala
Overcoat
Alas kaki
c.
Arah arus udara.
d. Arah/aliran bahan-bahan yang dipergunakan dalam
kamar operasi.
e. Preparasi kulit, baik penderita maupun personil
operasi.
3.
Preparasi lingkungan kamar operase
Dalam hal ini termasuk manusianya, alat-alat
anesthesia, permukaan kamar operasi (dinding, lantai,
dll), udara maupun alat-alat operasi.
Desinfeksi permukaan kamar operasi :
Semua permukaan dalam kamar operasi harus
bebas dari debu dan dilakukan desinfeksi.
Lantai harus rata, licin dan tidak ada pecahpecah
Ventilasi :
Infeksi melalui kontaminasi udara sangatlah penting
artinya, oleh karena itu ventilasi kamar operasi harus
diperhatikan dengan baik. Kalau perlu udara yang ada
dikamar operasi adalah udara yang melewati
penyaringan sehingga bersih dan bebas debu dengan
suhu dan kelembabannya yang juga sudah diatur.
Penggunaan lampu ultra violet perlu dipertimbangkan.
Pengaturan lalu-lintas dalam kamar operasi :
Harus ditentukan secara jelas jalur-jalur di kamar
operas, tempat personil, penderita, alat-alat operasi dan
bahan-bahan kotor.
Pada umumnya ada 3 daerah di dalam kamar operasi,
yaitu :
a.
Daerah luar : Untuk kegiatan Administrasi
b. Daerah tengah (restricted zone) : untuk persiapan
penderita dan penyimpanan barang-barang steril.
c.
Daerah dalam ( daerah kerja steril ), termasuk :
Kamar Induksi
Kamar Operasi
Catatan :
Bahan-bahan kotor/terkontaminasi harus segera
disingkirkan, dimasukkan dalam kantong plastic oleh
petugas yang memakai sarung tangan.
C.
Upaya pencegahan infeksi melalui preparasi peralatan kamar
operasi :
1. Semua kebutuhan perlengkapan bedah harus dikemas
dan dibungkus dengan pembungkus steril yang
memenuhi syarat.
2.
Pembungkus steril yang dipergunakan dapat berupa :
Kertas Laminet yang kedap suara
Kantong khusus
3.
Kemasan atau bungkusan steril harus diperiksa terhadap :
Keutuhan dari kemasan atau bungkusan tersebut
(Tidak robek,tidak terbuka atau tidak terkotori).
5.
Perhatian khusus luka dan infeksi kulit (wound
precaution)
6.
Perhatian khusus bahan eksresi menular (discharge
precaution).
7.
Perhatian khusus bahan darah (blood precaution).
Catatan :
Isolasi
Perhatian khusus
Memerlukan kamar khusus
Tidak memerlukan kamar khusus
Setiap pengunjung diharuskan melaporkan kepada perawat jaga
untuk mendapatkan penjelasan mengenai isolasi yang berlaku
untuk penderita. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengunjung
atau petugas yang merawat penderita adalah :
Cuci tangan harus dikerjakan sebelum dan sesudah masuk
ruang isolasi,menyentuh bagian tubuh penderita yang menular
atau menyentuh pakaian/alat yang ada dikamar isolasi. Cuci
tangan minimal dilakukan dengan sabun dibawah air mengalir.