Disusun Oleh :
MUCHAMMAD ILHAM
NIM. 0810640058 - 64
ABSTRAK
Bendungan Tugu adalah bendungan tipe urugan yang akan dibangun di Desa
Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupater Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, air baku, PLTMH, dan pengendalian banjir,
sehingga merupakan prioritas penting. Bendungan ini memiliki luas daerah tergenang
sebesar 41,70 ha dan mengalir ke Sungai Keser.
Skripsi ini akan menganalisa (a) stabilitas tubuh bendungan, (b) kondisi geologi
pondasi bendungan untuk mengetahui jenis dan kelas batuan guna menentukan perbaikan
pondasi yang tepat, (c) tegangan vertikal yang terjadi di pondasi, (d) penjabaran material
bahan penyusun tubuh bendungan, (e) keamanan bendungan terhadap gejala buluh
(piping) dan sembulan (boiling), (f) pelaksanaan penimbunan tubuh bendungan untuk
mengetahui besar dan waktu penurunan.
Analisa kapasitas rembesan dan stabilitas lereng metode fellenius menggunakan
program Geostudio 2007 dan cara manual. Analisa pelaksanan penimbunan tubuh
bendungan Tugu bersifat umum.
Perhitungan yang dilakukan menunjukkan hasil (a) pondasi bendungan sebagian
besar akan bertumpu pada breksi vulkanik dan batu pasir tufaan yang mempunyai derajat
pelapukan sedang-segar dan mempunyai kekerasan menengah (CL-CH) dari formasi
Mandalika, (b) untuk memperkecil nilai permeabilitas akan dilaksanakan perbaikan
pondasi dengan grouting tirai sampai pada kedalaman 30 m, (c) tegangan vertikal yang
bekerja pada pondasi (zas main dam = 183, 017 ton/m2) dan (zas cofferdam = 183, 017 ton/m2)
< nilai qu (unconfined compression strength) batuan kelas (1000-5000 kN/m2), (d) sifat
fisik dan mekanis material penyusun tubuh bendungan memenuhi kriteria yang ada, (e)
kapasitas debit rembesan yang terjadi adalah sebesar < 1% dari Q rata-rata yang masuk,
tanpa dan dengan grouting, (f) kecepatan rembesan masih di bawah kecepatan kritis, (g)
factor keamanan piping dan boiling adalah > 4, (h) kestabilan lereng dalam berbagai
kondisi pembebanan masih dalam kriteria aman, (i) penurunan pada zona inti bendungan
Tugu sebesar 0,7 m selama 27 tahun, (j) arahan penimbunan meliputi pengambilan,
penempatan, pemadatan, dan pengecekan kualitas hasil timbunan.
Kata kunci: Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Kestabilan tubuh bendungan Tugu
Abstract
Tugu dam is a high priority embankment dam which will be build in Nglinggis
village, Tugu sub-district, Trenggalek regency, East Java province, and use for irrigation,
raw water supply, micro hydro power generator, and flood control. Tugu dam withholds
reservoir of 41,70 ha which flows to Keser river.
This paper will analyze (a) dam body stability, (b) geology condition of dam
foundation to determine type and class of rocks used in foundation renovation, (c) vertical
pressure in the foundation, (d) materials used to build the dam, (e) dam safety towards
piping and boiling failures, (f) amount and duration of settlement.
Seepage capacity and slope stability analyzed using Fellenius method on
Geostudio 2007 and analytic method. Dam embankment analyzed in general.
Analysis and calculation result shows (a) major part of dam foundation will be
supported on volcanic breccias and tufa sandstone with decay degree of medium-fresh and
medium hardness (CL-CH) from Mandalika formation, (b) grout curtain will be made up
to 30 m deep, to decrease permeability value, (c) vertical pressure on foundation (zas main
2
2
dam = 183, 017 ton/m ) dan (zas cofferdam = 183, 017 ton/m ) < qu (unconfined compression
2
strength) for (1000-5000 kN/m ) class of rock, (d) physical and mechanical characteristics
of materials used for dam body meet the criteria, (e) seepage debit capacity is < 1% of
average Qinflow, with and without grouting, (f) seepage velocity is less than critical
velocity, (g) piping and boiling safety factor is > 4, (h) slope stability in varies
pembebanan condition meet safety criteria, (i) core zone degradation of Tugu dam is 0,7
m during 27 years, (j) Stockpiling procedure including loading, unloading, compaction,
and embankment quality control.
Keywords: Tugu dam, Trenggalek regency, Tugu dam body stability
PENDAHULUAN
Bendungan sebagai penampung
air harus direncanakan dengan bahan
pembentuk tubuh bendungan yang baik
dan berdiri diatas pondasi yang stabil.
Pondasi bendungan sebagai penopang
tubuh bendungan harus memenuhi
persyaratan tertentu..Persyaratan pondasi
agar bendungan stabil salah satunya
adalah stabil terhadap erosi akibat
rembesan. Disamping persyaratan yang
lain yaitu mempunyai daya dukung dan
kuat geser yang cukup serta kedap air
(Masrevaniah,2010).
Analisa
stabilitas
tubuh
bendungan sangat diperlukan dalam
perencanaan sebuah bendungan.
Rembesan pada bendungan dan
pondasi merupakan faktor penting dalam
stabilitas bendungan.
Rembesan
merupakan aliran yang secara terus
menerus mengalir dari hulu menuju
hilir.Aliran air ini merupakan aliran dari
air waduk melalui material yang lulus air
(permeable),
baik
melalui
tubuh
bendungan maupun pondasi. Untuk itu,
maka pola aliran dan debit rembesan
yang keluar melalui tubuh bendungan
dan pondasi sangat penting dan perlu
untuk diperhatikan.
RUMUSAN MASALAH
Dengan
memperhatikan
latar
belakang yang telah disebutkan di atas,
maka rumusan masalah pada penelitian
tersebut adalah :
1. Bagaimana
kondisi
pondasi
Bendungan Tugu?
2. Bagaimana kondisi material untuk
timbunan Bendungan Tugu?
3. Berapakah
angka
keamanan
stabilitas
lereng
Bendungan
Utama Tugu?
4. Apakah akan terjadi kemungkinan
sufosi (piping) dan sembulan
(boiling) pada tubuh Bendungan
Utama Tugu?
5. Berapakah besar dan lama waktu
penurunan yang terjadi pada
tubuh Bendungan Utama Tugu?
6. Bagaimana
arahan
proses
pelaksanaan penimbunan tubuh
Bendungan Utama Tugu?
METODOLOGI PENELITIAN
Kondisi Geologi Pondasi Bendungan
Kondisi geologi pondasi bendungan
dapat diketahui dengan nilai Lugeon dan
RQD (Rock Quality Designation). Nilai
Lugeon dan RQD didapat dari hasil
logging bor atau menggunakan rumus
berikut : (Sosrodarsono, 1981: 65)
(1)
dimana :
Lu = nilai Lugeon (1 Lu = k (1.10-5
cm/dt))
Q = debit yang masuk melalui lubang
bor (l/menit)
p = tekanan uji (kg/cm2)
L = panjang bagian yang diuji (m)
k = koeffisien permeabilitas (cm/dt)
RQD = 100 (0,1 + 1) e-0.1
(2)
dimana :
RQD = Rock Quality Designation (%)
(3)
dimana :
q = beban timbunan tubuh bendungan
(kN/m)
H = tinggi main dam = 58 m
= tinggi cofferdam = 24,75 m
sat = berat material timbunan terbesar
(kN/m3) = 21,26 kN/m3
Analisa tegangan yang terjadi
dibawah pondasi tubuh Bendungan Tugu
dibagi menjadi 2, pada main dam dan
main cofferdam dengan z = 15 m.
Tegangan vertikal pada as bendungan
dapat dihitung dengan rumus :
(4)
dimana :
z = tegangan vertikal yang terjadi pada
kedalaman z (kN/m)
I = faktor pengaruh
(5)
q = beban tubuh bendungan (kN/m)
a = panjang lengan pada bidang miring
tubuh bendungan (m)
b = panjang lengan pada bidang datar
tubuh bendungan (m)
z = kedalaman tegangan vertikal pada
pondasi (m) = 15 m
1 = sudut
pengaruh
kedalaman
berdasarkan panjang a (radian)
2 = sudut
pengaruh
kedalaman
berdasarkan panjang b (radian)
Icr
Gs
e
dimana :
FKpiping = minimal 4
Ical
= gradien hidraulik debit
(c.l ( N U
Fs =
N e ) tan )
n 1
(11)
n p
(T Te )
n 1
dimana :
Fs = faktor keamanan
c = angka kohesi tiap pias (kN)
l =
b
cos
(12)
(10)
dimana :
Fs = faktor keamanan
c = angka kohesi tiap pias (kN)
b = lebar tiap pias (m)
Kekerasan Batuan
RQD
(%)
Kualitas Batuan
Keras
Istimewa
> 90
(sound)
(excellent)
Menengah Keras
Baik
50 ~ 85
75 ~ 90
(moderately sound
(good)
Menengah Lunak
Menengah
35 ~ 50
50 ~ 75
(moderately soft)
(fair)
Lunak
Sangat jelek
<35
<25
(Soft)
(very poor)
qu
: unconfined
compresive strength
(Sumber
: Pedoman
Grouting Untuk Bendungan,
Efd : modulusE.lab
elastisitas
: modulus
lapangan
elastisitas
2005) laboratorium
E.lab : modulus Material
elastisitas laboratorium
Kondisi
Tubuh Bendungan
>85
Tugu
Material
bahan
bangunan
meliputi material untuk timbunan
bendungan dan material untuk bahan
beton dan dapat diklasifikasikan sbb.
Material Inti
Lokasi ketersediaan material tanah
untuk inti tubuh bendungan diperoleh di
sebelah utara atau kiri sungai K. Keser,
merupakan endapan coluvial yang
umumnya berkembang material lempung.
Material Timbunan Batu
Bahan material batu untuk
material timbunan batu dan rip-rap dapat
diperoleh dari dua lokasi yaitu :
1.
Bolder endapan sungai di
sepanjang K. Keser
2.
G. Temon
Bolder di sepanjang sungai K.
Keser berukuran antara 20 sampai 500
cm, rata-rata 50 cm
Material Filter Halus dan kasar
Material pasir tidak mungkin
diambilkan dari endapan sungai K.
500 ~ 2200
0,20
140 ~ 500
0,25
Material
Rip-Rap
Material
batu
yang
akan
9 ~ 35 0,7 ~ 1,0
digunakan untuk rip-rap akan diambil
dari quarry site pada perbukitan sebelah
kanan daerah genangan dari lokasi
bendungan berjarak kurang lebih 300
meter.
z
a
b
1
= 15 m
= 120 m bagian kanan
= 6 m bagian kanan
= 75.08
1,32 bagian
kanan
= 2.87
0,05 bagian
kanan
a
= 130.5 m bagian kiri
b
= 6 m bagian kiri
1
= 70.94
1,237 bagian
kiri
2
= 2.87
Perbaikan pondasi
Sesuai dengan ketinggian hidrostatis di
muka
bendungan,
perencanaan
kedalaman sementasi tirai mengacu pada
kriteria USBR:
Dimana,
D =Kedalaman lubang grouting (m)
h = Tinggi bendungan (m)
C = Konstanta
(7,5 m pada batuan utuh)
(10,5 m pada batuan rekah-rekah /
porous)
Sehingga kedalaman curtain
grouting Bendungan Tugu adalah sebagai
berikut,
Diketahui :
h = 84,88 m Sta 11
C = 10,5 m didasarkan pada
bor log di riverbed
ton/m
2. Tegangan vertical as cofferdam
tegangan vertikal yang terjadi pada
pondasi as cofferdam pada z = 15 m
adalah sebagai berikut,
ton/m
Bendungan Tugu
No
Material
sat
wet
dry
(ton/m)
(ton/m)
(ton/m)
(cm/dt)
(ton/m2)
(o)
1.839
1.71
1.345
2.10E-07
3.39
17.2
1.888
1.649
1.434
0.025
30
1.987
1.736
1.513
0.0055
35
1.9
1.875
1.561
0.00073
2.1
23.5
2.24
1.92
1.85
37
2.32
2.1
1.92
40
Inti Kedap
Air
2 Filter Halus
1
3 Filter Kasar
Random
4
Tanah
Timbunan
5
Batu
6 Rip Rap
=
=
Sehingga diperoleh koordinat parabola :
Tabel. 3 Koordinat Titik Garis Depresi
x
-28.23
-28.01
-27.34
-26.24
-24.69
-22.69
-20.26
-17.38
-14.06
-10.3
y
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
x
0
5
7
9
11
13
15
17
19
21
y
56.46
61.25
63.07
64.84
66.56
68.23
69.87
71.46
73.03
74.56
........
. k . H. L
407,56
= 4,889 x 10 -5 m3/det < 1 % dari
Q rata-rata sungai (0,013 m/dt).
c. Perhitungan Kecepatan Aliran
Filtrasi
Persamaan yang digunakan untuk
mengetahui kecepatan aliran filtrasi
adalah sebagai berikut :
..
Sehingga, kecepatan kritis dapat
diperoleh dengan,
Karena
cm/dt)
cm/dt
kecepatan kritis
>
kecepatan
rembesan
cm/dt) dapat dikatakan
..................................... 12)
..............................................
......................................................(3-14)
Dimana :
= Gradien hidraulik kritis
(tanpa dimensi)
= Gradien keluaran dari
hasil analisa rembesan (tanpa
dimensi)
Faktor
keamanan
terhadap gejala piping (tanpa
dimensi (>4) )
Gs = Specific Grafity
e
= Void ratio
H = Tinggi muka air waduk (m)
d = Tinggi rembesan di hilir (m)
=
b = lebar dasar daerah inti (m)
- FK Terhadap Piping
Didapatkan
hasil
perhitungan
faktor keamanan terhadap piping
> 4) maka, dapat dikatakan
tidak akan terjadi peristiwa piping.
Analisa Stabilitas Lereng Dengan
Beban Gempa
Untuk stabilitas lereng Bendungan
Tugu menggunakan beban gempa,
koefisien gempa yang digunakan dapat
dihitung dengan rumus empiris sebagai
berikut,
.....(3-16)
Dimana,
K = Koefisien gempa
Ad = Percepatan gempa terkoreksi (gal)
Ac = Percepatan gempa dasar (gal)
Waktu penurunan dapat dihitung dengan
Tabel. 4 Ringkasan Hasil Analisa Stabilitas Lereng Bendungan Tugu
No
Kondisi
Koef. Gempa
keterangan
FS Kritis (manual)
keterangan
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
kosong
1.3
1.822
1.568
aman
aman
2.109
1.804
aman
aman
256.65
1.5
1.904
1.621
aman
aman
3,304
2.602
aman
aman
215.5
1.5
1.507
1.56
aman
aman
2.739
2.716
aman
aman
1.2
1.372
1.457
aman
aman
2,176
2,602
aman
aman
1.208
1.146
aman
aman
1.269
1.336
aman
aman
kosong
0.254
256.65
0.254
1.211
aman
aman
1.937
1.812
aman
aman
215.5
0.254
1.109
aman
aman
1.547
1.989
aman
aman
=
=
1,36x10 2
27,07 tahun
Rata-rata
kapasitas
rembesan
(0,00085808 m/dt) < 1 % dari Q ratarata sungai (0,013 m/dt). Sehingga,
dapat diketahui kapasitas rembesan
yang terjadi pada pondasi dan tubuh
Bendungan Tugu masih memenuhi
dari syarat yang ditetapkan.
Dari hasil analisa tersebut diketahui,
kapasitas rembesan yang terjadi
menjadi lebih kecil setelah grouting
diterapkan pada pondasi Bendungan
Tugu. Rata-rata kapasitas rembesan
(0,0003098 m/dt) < 1 % dari Q ratarata sungai (0,013m/dt).
Kapasitas aliran filtrasi
Q = 0,009 m3/det = 770,887 m3/hari
Kecepaten aliran filtrasi
Dari hasil perhitungan manual didapat
kecepatan kritis
cm/dt) >
kecepatan rembesan
cm/dt) dapat dikatakan tidak akan
terjadi
peristiwa
piping
dan
boiling.Penurunan tubuh Bendungan
Tugu
Penurunan
pada
bagian
inti
Bendungan Tugu yang diakibatkan
adanya proses konsolidasi adalah
sebesar 0,76 m selama 27,07 tahun.
Saran
Untuk
pelaksanaan
trial
embankment dibutuhkan data meterial
yang lebih akurat dan lengkap. Hal ini
dimaksudkan
agar
analisa
yang
didapatkan dari hasil trial embankment
dapat menjadi spesifikasi teknis yang
akurat
untuk
dijadikan
pedoman
penimbunan bendungan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Pedoman Grouting Untuk
Bendungan. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Anonim. 2009. Pelatihan Keamanan
Bendungan Piping. Jakarta.
Anonim. 2009. Pelatihan Keamanan
Bendungan Rembesan. Jakarta.