Oleh :
Nama
NRP
No. Meja
Kelompok
Tanggal Praktikum
Asisten
: Yeppi Kamil M.
: 133020269
:2
:J
: 19 April 2016
: Yuni Qurrota Ayun
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan teknologi pengolahan corned beef adalah untuk diversifikasi
produk olahan daging, salah satu pengawetan daging, meningkatkan nilai ekonomi
dan untuk mengetahui proses pembuatan corned beef.
B. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan teknologi pengolahan corned beefadalah berdasarkanproses
curing pada daging, nitrit membentuk nitroksida yan g dengan pigmen daging akan
membentuk nitrosomioglobin ynag berwarna merah cerah, kemudian dilakukan
proses pemasakan sehingga daging dapat menyerap bumbu dan membunuh
mikroorganisme serta dilanjutkan pengemasan.
C. Metode Percobaan
Daging Sapi
Air Bersih
Pencucian
Air Kotor
Penimbangan
Pemotongan
Garam 2%, Gula 1%, Sendawa 2%
Curing
Air Bersih
Pencucian
Air Kotor
Perebusan T = 80-100oC, t = 30
Kentang
Penggilingan
Bawang merah, bawang putih, merica, garam, pastaPencampuran
tomat
Jar
Pengukusan
Pengemasan
Air Kotor
Corned Beef
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Corned Beef
D. Hasil Percobaan
Berdasarkan pengamatan terhadap corned beef pada pengolahan daging yang telah
dilakukan maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Corned Beef
No
1.
2.
3.
Analisa
Nama Produk
Basis
Bahan Utama
4.
Bahan Tambahan
5.
6.
Berat Produk
% Product
Organoleptik
a. Warna
b. Rasa
c. Aroma
d. Kenampakan
e. Tekstur
7.
8.
Gambar Produk
Hasil Pengamatan
Corned Beef
200 gram
Daging Sapi = 85,06 gram
- Kentang = 42,45 gr
- Merica = 0,6gr
- Bawang Putih = 4,2gr
- Bawang Merah = 10,2gr
- Pala = 0,2gr
- Air = 25,4gr
- Pasta Tomat = 26,8gr
- Susu Full Cream = 5gr
52 gram
26 %
Coklat kemerahan
Gurih sedikit asam
Khas daging dan tomat
Menarik
Lembut
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembuatan corned beef dapat
disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan adalah 52 gram dengan % product 26%.
Corned beef yang dihasilkan memiliki warna coklat kemerahan, aroma dan rasanya
khas daging sapi dan tomat, teksturnya lembut dan kenampakannya menarik.
Bahan baku/dasar pembuatan kornet adalah daging sapi yang digiling. Daging
tersebut kaya protein yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan
membentuk emulsi yang baik. Bahan tambahan yang diperlukan adalah garam dapur,
nitrit, alkali fosfat, bahan pengisi, air, lemak, gula, dan bumbu.
Proses pembuatan corned beef, pertama kali yang dilakukan adalah proses curing,
dimana proses curing adalah penggaraman daging dengan tujuan pengawetan.
Perkembangan selanjutnya memungkinkan digunakannya bahan-bahan tambahan
selain garam dapur yaitu sendawa (nitrat dan nitrit). Tujuan curing adalah untuk
mendapatkan warna yang stabil, aroma, tekstur, dan kelezatan yang baik, dan untuk
mengurangi pengerutan daging selama proses pengolahan, serta memperpanjang
masa simpan produk daging. Produk daging yang diproses dengan curing disebut
daging cured (Soeparno, 1994).
Garam dapur (NaCI) yang digunakan dalam pengolahan corned beef merupakan
bahan penolong dalam proses pembentukan emulsi daging kornet.
Garam mampu memperbaiki sifat-sifat fungsional produk daging dengan cara
mengekstrak protein miofibriler dari serabut daging selama proses penggilingan dan
pelunakan daging. Garam berinteraksi dengan protein daging selama pemanasan,
sehingga protein membentuk massa yang kuat, dapat menahan air, dan membentuk
tekstur yang baik. Selain itu, garam memberi cita rasa asin pada produk, serta
bersama-sama senyawa fosfat, berperan dalam meningkatkan daya menahan air dan
meningkatkan kelarutan protein serabut daging.Garam juga bersifat bakteriostatik dan
bakteriosidal, sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroba
pembusuk lainnya (Nugroho. 2008).
Fungsi nitrit yang digunakan dalam pengolahan corned beef adalah menstabilkan
warna merah daging, membentuk flavor yang khas, menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk dan beracun, serta memperlambat terjadinya ketengikan. Jumlah
nitrit yang diizinkan tersisa pada produk akhir adalah 50 ppm (mg/kg). Kemampuan
nitrit dalam mempertahankan warna merah daging adalah dengan cara bereaksi
dengan
pigmen
mioglobin
(pemberi
warna
merah
daging)
membentuk
Bahan pengisi yang dapat ditambahkan adalah tepung tapioka, terigu, atau susu
skim. Penambahan bahan pengisi pada produk daging harus tidak melebihi 3,5 persen
dari produk (Nugroho. 2008).
Penambahan lemak pada pembuatan daging kornet ini adalah berfungsi untuk
membentuk produk yang kompak dan empuk, serta memperbaiki rasa dan aroma.
Bertambahnya kadar air dan lemak di dalam kornet akan menambah juiciness dan
keempukannya (Nugroho. 2008).
Fungsi utama gula dalam pembuatan kornet adalah untuk memodifikasi rasa,
menurunkan kadar air, dan sebagai pengawet. Bumbu merupakan bahan aromatik
yang diperoleh dari tumbuhan atau diproduksi secara sintetis.Bumbu memberikan cita
rasa enak yang diinginkan dalam kornet (Nugroho. 2008).
Faktor kualitas daging yang dikonsumsi terutama meliputi warna, keempukan,
tekstur, aroma, bau, dan citarasa. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum
dan sesudah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi
kualitas daging antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur,
dan pakan. Faktor setelah pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging
antara lain metoda pelayuan (thawing), metoda pemasakan, pH daging, bahan
tambahan termasuk enzim pengempukan daging, merbling, dan metoda penyimpanan
(Soeparno, 1994).
Curing pada mulanya dimasukkan sebagai penggaraman daging dengan tujuan
pengawetan dengan digunakannnya bahan-bahan tambahan seperti garam dapur dan
sendawa (garam nitrit/nitrat). Dengan perkembangan teknologi pendinginan, maka
peranan curing untuk tujuan pengawetan menjadi berkurang. Faktor cita rasa dan
warna menjadi pertimbangan yang lebih penting dari pengawetan.
Curing daging merupakan pengolahan dasar dalam pembuatan berbagai bentuk
olahan daging seperti corned beef. Daging yang telah di curing mempunyai warna
merah cerah stabil. Hal ini disebabkan karena terbenruknya pigmen nitrosomioglobin.
Pigmen ini terbentuk dari reaksi antara pigmen mioglobin gading dengan nitrat atau
nitrit oksida (NO).
Curing daging yang dilakukan pada proses corned beef yaitu dengan cara
pembaluran, dimana bahan-bahan curing dicampur menjadi satu kemudian dibalurkan
pada daging yang akan di curing.
Proses thawing bertujuan untuk mencairkan (menaikkan suhu) daging beku dan
lemak beku. Pada awalnya daging beku dan lemak beku mempunyai suhu -15oC,
setelah thawing suhu meningkat menjadi 5oC. prosesini dilakukan pada suhu kamar.
Daging yang telah di curing kemudian dicuci sebelum dilakukan proses
pembuatan corned beef bertujuan untuk menghilangkan sisa nitri-nitrat yang masih
ada pada daging sehingga tidak akan termakan oleh manusia (Muchtadi, dkk., 1992).
Proses pre-cooking adalah proses pengukusan daging hingga mencapai tingkat
pemasakan sebesar 75%. Selain untuk pemasakan daging dan lemak, proses ini juga
ditujukan untuk mengeluarkan air lakdu dari dalam daging. Keluarnya air kaldu dari
dalam daging akibat adanya panas yang diberikan kepada daging, sehingga lemak
yang terdapat di dalam daging atau lemak yang terlarut dalam daging serta protein
akan menjadi luruh atau mencair sehingga akan keluar dari dalam daging.
pembusukan,
efektif
mencengah
pertumbuhan
Clostridium
botulinum,
menghambat ransiditas.
Pada curing biasanya dikombinasikan antara nitrit dan nitrat. Apabila hanya garam
nitrit yang ditambahkan maka waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi NO
cepat, apabila berlebih akan langsung bereaksi dengan N atau gugus amin sekunder
membentuk nitrosamine yang karsinogenik. Jika hanya garam nitrit yang
ditambahkan maka reksinya lambat dan tidak efektif karena memerlukan waktu utuk
merubah nitrat menjadi NO.Jadi keduanya dikombinasikan agar saling melengkapi.
Dosis masing-masing menjadi lebih rendah. Jumlah nitrat/nitrit maksimal 200 ppm
pada produk akhir.
Khusus nitrat/nitrit, penggunaannya harus dibatasi karena bila berlebihan bisa
berdampak negatif bagi yang mengkonsumsinya. Kadar akhir nitrit pada suatu produk
harus tidak lebih dari 200 ppm dan nitrat tidak lebih dari 500 ppm. Berdasarkan
Departemen Pertanian Amerika Serikat, penambahan garam nitriat atau nitrit tidak
boleh lebih dari 239,7 g/1001 larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk curing
kering dan 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis.
Secara garis besar, curing dapat dilakukan dengan cara kering dan basah. Cara
kering adalah dengan mengolesi/menaburkan campuran bahan curing secara merata
ke seluruh bagian daging. Curing kering ini bahan-bahannya adalah 26% NaCl, 5%
KNO3, 0,1% NaNO2 dan 0,5% sukrosa. Curing secara basah adalah dengan
merendam daging ke dalam larutan yang mengandung bahan-bahan curing. Caranya
adalah merendamkan daging ke dalam larutan garam dengan perbandingan 1:1.
Larutan garam yang dibuat adalah 26% NaCl, 2 4% KNO3, 0,1% NaNO2.
Perendaman dilakukan selama 10 20 hari. Selain direndam, cara basah ini bisa
dilakukan dengan injeksi larutan curing.
Teknik curing, yaitu
1. Wet curing, lebih merata namun hasilnya basah
2. Dry curing, Metode ini merupakan cara tradisional daging diselimuti garam dan
disimpan pada suhu rendah. Garam akan memasuki jaringan dan pada saat bersamaan
cairan akan keluar dari dalam daging. Peresapan ke dagimg tidak optiml karena hanya
ditaburkan.
3. Wet and dry curing (kombinasi), teknik ini digunakan untuk mempermudah proses
curing, larutan diinjeksikan langsung pada jaringan. Setelah disimpan beberapa hari,
tumpukan daging ditutupi lagi dengan garam
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
52
x 100
200
W produk
x 100
W basis
= 26 %
LAMPIRAN KUIS
1. Fungsi STPP pada pembuatan bakso, kentang pada pembuatan kornet
dan roti pada pembuatan nugget !
-Roti tawar = berungsi sebagai peningikat volume pengisi nugget
dan membentuk tekstur nugget yang lebih padat.
-Kentang = berfungsi sebagai bahan pengisi pada pembuatan
corned, agar corned memiliki tekstur yang lebih padat dan
meningkatkan volume corned.
-STPP = digunakan sebagai pengenyal pada pembuatan bakso dan
membukla pori-pori daging agar bumbu meresap
% produk =
w setelah
100
w basis+w breading
234
200+ 54
=92, 13%
x 100%
Satuan
Keadaan kaleng
Kehampaan
Persyaratan
Mm Hg
Min 70
Protein
%b/b
Min 17
Lemak
%b/b
Maks 12
Boraks
Tidak ada
Pengawet :
Nitrat
Nitrit
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 500
Maks 50
Maks 250/25
mg/kg
Maks 5
mg/kg
Maks 2,0
mg/kg
Maks 20,0
mg/kg
Maks 40,0
mg/kg
Maks 250,0
mg/kg
Maks 0,03
mg/kg
Maks 1,0
Cemaran logam :
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
Cemaran Arsen (As)
(Sumber: SNI 01-3818-1995)