Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN V
ALDEHID DAN KETON
OLEH :
NAMA
: NURSAN
STAMBUK
: F1C1 13 028
KELOMPOK
: VI (ENAM)
ASISTEN
: RISKI RAMDANI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aldehida merupakan turunan alkana sehingga disebut juga alkanal.
Aldehida memiliki rumus molekul yang sama dengan keton, yaitu CnH2nO, tetapi
gugus fungsi pada aldehida berbeda dengan gugus fungsi pada keton. Jadi,
aldehida berisomer fungsional dengan keton. Sehingga, kegunaan aldehida dan
keton dalam kehidupan sehari-hari tidak jauh berbeda. Sebagai contoh di dalam
industri plastik, aldehida dan keton sangat dibutuhkan dalam pembuatannya,
meskipun aldehida dan keton memiliki banyak kesamaan. Aldehida memiliki
beberapa senyawa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan
senyawa-senyawa aldehida dapat juga disalahgunakan oleh masyarakat. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya pengaruh yang buruk pada tubuh, yang
dikarenakan senyawa-senyawa aldehida ini umumnya digunakan untuk kayu dan
bahan-bahan industri lainnya.
Salah satu kegunaan aldehida dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
bahan pengawet spesimen biologi dan pengawet makanan, yang sering disebut
formalin. Senyawa yang digunakan dalam formalin ini adalah formaldehida.
Formalin digunakan untuk tujuan desinfektan, mencegah berkembangnya mikroba
dan jamur, sehingga banyak dimanfaatkan industri untuk campuran produk
kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin.
Namun, masyarakat sering menyalahgunakan senyawa formalin dalam makanan,
seperti ikan segar, ayam potong yang diawetkan sampai beberapa hari dan tidak
mudah busuk, mie basah dan tahu yang diawetkan agar tidak mudah basi.
Sedangkan keton, umumnya digunakan sebagai pelarut zat-zat yang kurang polar
atau nonpolar, seperti aseton
2.
fungsi?
Bagaimana mengidentifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan
keton?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Alkohol dan Fenol adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi
senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2. Untuk memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan
aldehid dan keton.
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka
senyawa tersebut adalah golongan aldehid. Oksida parsial dari alkohol
menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton. Oksidasi
bertahap dari etanol menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat yang
diilustrasi dengan model molekul (Petrucci, 1987).
Reaktivitas relatif aldehida dan keton dalam reaksi adisi sebagian dapat
disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonilnya, makin besar
muatan itu akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh
molekul, maka senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil. Gugus
karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepaskan
elektron. Suatu keton dengan gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehida
yang hanya memiliki satu gugus R. Faktor sterik juga memainkan peranan dalam
kereaktifan relatif aldehida dan keton. Banyaknya gugus di sekitar karbonil
menyebabkan halangan sterik yang lebih besar, suatu reaksi adisi dari gugus
karbonil juga meningkatkan halangan sterik di sekitar karbon karbonil (Darjanto
dkk, 1988).
Sintesis senyawa aldehid kiral dapat diperoleh dari alkohol kiral melalui
oksidasi. Akan tetapi, didalam memilih pengoksidasi perlu dilakukan secara
cermat, karena apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pengoksidasi akan
memberikan hasil yang kurang menguntungkan ditinjau dari aspek rendemen
maupun aspek kekiralannya. Ada beberapa macam oksidator yang biasa
digunakan dalam mengubah alkohol primer maupun alkohol sekunder menjadi
kadar
asetaldehid
yang
bersifat
toksik
terhadap
berbagai
Pereaksi Benedict
1 mL formalin
1 mL aseton
1 mL glukosa
2.
Pereaksi Fehling
1 ml pereaksi fehling A
1 ml pereaksi fehling B
Tabung reaksi 1
Tabung reaksi 2
- ditambahkan 2 mL
formalin
Tabung reaksi 3
- ditambahkan 2 mL
glukosa
- ditambahkan 2
mL aseton
: terbentuk
BAB I warna abu-abu
-Tabung 2
-Tabung 3
Larutan
berwarna biru
2.
3.
2 mL aseton+ 1 mL
pereaksi benedict
Larutan
berwarna biru
Hasil Pengamatan
No.
1.
2.
3.
Perlakuan
1mL reagen fehling A +
1mL reagen fehling B +
2 mL formalin
1mL reagen fehling A +
1mL reagen fehling B +
2 mL larutan glukosa
Sebelum Pemanasan
Setelah
Pemanasan
terbentuk
warna
merah bata
tidak terjadi
perubahan
warna,
larutan tetap
biru
HCOOH + Cu2O
B. Pembahasan
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus
alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat
berupa alkil, aril atau H. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam sistem mahluk
hidup. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas, umumnya yang
membedakannya yaitu aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.
Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron ikatan sigma terutama
ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil
mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ikatan pi,
polaritas dan adanya elektron menyendiri yang memepengaruhi sifat dan
kereaktifan gugus karbonil. Sehingga aldehida dan keton mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar yang bobot molekulnya
sama.
Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah identifikasi
senyawa
aldehid
dan
keton
yang
bertujuan
untuk
mempelajari
dan
metode uji benedict. Pengujian senyawa aldehid dan keton menggunakan pereaksi
fehling A dan B, dimana fehling A adalah larutan CuSO 4, sedangkan fehling B
merupakan campuran larutan NaOH dan kalium tartrat. Pereaksi fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan
yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion
kompleks. Fehling adalah contoh dari oksidator lemah yang biasa digunakan
untuk mengidentifikasi aldehid. Aldehid merupakan reduktor kuat sehingga dapat
mereduksi oksidator lemah. Pada percobaan ini aldehid yang digunakan yaitu
formaldehida atau formalin, dan glukosa. Formaldehida atau formalin adalah
aldehida yang paling sederhana, dan merupakan gas tak berwarna dengan bau
menyengat direaksikan dengan larutan fehling A dan B kemudian dipanaskan.
Setelah dipanaskan beberapa menit terdapat cincin larutan merah bata. Metode
pengamatan pada uji pereaksi fehling A dan B dengan penambahan glukosa,
dipanaskan. Setelah dipanaskan beberapa menit terdapat endapan merah bata,
sama halnya dengan formalin yang direaksikaan dengan fehling A dan B. Hal ini
disebabkan karena aldehid mampu mereduksi ion tembaga (II) menjadi endapan
CuO. Berbeda dengan pengamatan pada uji pereaksi fehling A dan B dengan
penambahan aseton, tidak terjadi reaksi. Hal ini disebabkan karena senyawa ini
tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi fehling A dan B. Sedangkan untuk senyawa
glukosa dan formalin, terjadi reaksi, karena kedua senyawa ini akan dioksidasi
menjadi senyawa asam karboksilat.
Percobaanberikutnyadenganpengujianbenedictdengancarayangsama
denganpereaksibenedict,dimanasetelahpencampuransemualarutankemudian
dipanaskan, tidak ada larutan yang mengalami perubahan warna dari warna
sebelumdipanaskan.Halinidisebabkanterjadikesalahanpadaprosespemanasan.
Percobaan pertama, menguji senyawa pada reaksi dengan pereaksi benedict
diperoleh hasil bahwa formaldehid dan glukosa
benedict dan dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata, tetapi pada aseton
jika dicampurkan dengan fehling dan dipanaskan tidak berubah warna, tetapi
terbentuk endapan. Hal ini sesuai teori bahwa keton tidak mudah dioksidasi,
sedangkan aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, uji yang dilakukan ada
dua, yaitu uji fehling A dan fehling B, serta uji benedict. Dimana sampel yang
digunakan adalah formalin. glukosa dan aseton. Uji pereaksi fehling dengan
larutan formalin dan glukosa terjadi perubahan warna ketika dipanaskan, dimana
hal tersebut menunjukkan adanya gugus aldehid yang mudah teroksidasi dan
campuran pereaksi fehling dengan aseton tidak terjadi perubahan warna ketika
dipanaskan, dimana hal tersebut menunjukan adanya gugus keton yang tidak
mudah teroksidasi. Sedangkan pada uji benedict dengan larutan formalin, glukosa
dan aseton yang dipanaskan tidak terjadi perubahan warna larutan. Hal ini
disebabkan adanya kesalahan dalam proses pemanasan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi gugus fungsinya
adalah aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada gugus
dioksidasi,
tetapi
dapat
dioksidasi
dengan
menggunakan