BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Uji kualitas limbah cair di parit sepanjang Hotel Saphir jalan Solo sampai dengan
sub Inlet Sungai Gajah Wong Yogyakarta
2. Uji kualitas air dilakukan pada uji kimia, fisika dan mikrobia.
A. Air
Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cecair pada
tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia.
Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian
dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri
dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia.
Namun dibalik manfaat-manfaat tersebut, aktivitas manusia di bidang pertanian, industri,
dan kegiatan rumah tangga dapat dan telah terbukti menyebabkan menurunnya kualitas
air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu (Efendi, 2003).
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dalam kehidupan sehari–hari dapat
dengan mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan.
Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah
memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena
kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Akan
tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering
ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia (Suripin, 2002).
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem
penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih
tidak akan berfungsi. Menurut Suyono (1993), macam-macam sumber air yang dapat di
manfaatkan sebagai sumber air minum adalah sebagai berikut:
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam
NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga
akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan
lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai
digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,
mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum
pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan
oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna
kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada
kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
5. Mata air
Mata air yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah
dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama
dengan air dalam.
B. Sungai
Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu
lembah atau diantara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut,
danau atau sungai lain). Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan
bagian hilir:
1. Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat
mengalir turun.
2. Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.
3. Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.
Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu sungai hujan, sungai gletser, sungai
campuran, sungai permanen dan sungai periodik.
1.Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.
2. Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es
yang mencair.
3. Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang
mencair.
4. Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.
5. Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap.(Anonim,2010)
C. Kualitas Air
Kualitas air dapat dilihat dari sifat fisika, kimiawi dan biologis. Air yang
mempunyai kualitas baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan fisika
a) Air tidak keruh
b) Air tidak berwarna
c) Rasanya tawar
Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik.
Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
d) Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan
zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan
menghambat pertumbuhan mikro organisme.
e) Tidak padatan terlarut total (Total Dissolved Solid/ TDS) Air
Baku mutu air Tahun 2001 menetapkan bahwa kadar maksimum TDS yang
diperbolehkan dalam penggunaan air golongan I, II dan III adalah 1000 mg/l,
sedangkan untuk golongan IV sebesar 2000 mg/l.
f) pH (derajat keasaman)
Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6-7,5. Fluktuasi
nilai pH pada air sungai dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain:
(1) Bahan organik atau limbah organik. Meningkatnya kemasaman dipenga-ruhi oleh bahan
organik yang membebaskan CO2 jika mengalami proses penguraian,
(2) Bahan anorganik atau limbah anorganik. Air limbah industri bahan anorganik umumnya
mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi sehingga kemasamannya juga tinggi,
(3) Basa dan garam basa dalam air seperti NaOH2 dan Ca(OH)2 dan sebagainya. (iv)
Hujan asam akibat emisi gas. pH air hujan ini dapat mencapai 2 atau 3 berada jauh
dibawah pH air hujan normal yaitu sekitar pH 5,6 (Siradz, 2008)
2. Persyaratan Kimia
a) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat
dari metal.
b) Aluminium
c) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air
yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan
korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air
bekas.
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat
yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
e) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa
mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme,
karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak
(Depkes, 2002).
COD menunjukkan jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksi dasi
bahan secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis
(biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis (non-
biodegradable). Sedangkan BOD hanya menunjukkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikrobia aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Oleh karena itu nilai COD pada umumnya lebih tinggi
daripada nilai BOD. Nilai COD dapat digunakan sebagai ukuran bagi
pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan
melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
(DO) di dalam air (Nurdijanto, 2000).
g) Oksigen Terlarutkan (Disolved Oksigen /DO)
Oksigen dibutuhkan oleh hampir semua organisme untuk hidupnya. Pada
kehidupan hewan, oksigen merupakan salah satu komponen utama di dalam
proses metabolisme dan proses respirasi, namun kebutuhan akan oksigen pada
setiap hewan bergantung pada jenis, stadia dan aktivitasnya. Oksigen terlarutkan
di dalam air menunjukkan cadangan oksigen dalam air sungai tersebut. Oksigen
dapat merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup
dalam air. Kadar oksigen terlarut dalam perairan alami biasanya kurang dari 10
mg/l. Oleh karena itu kadar oksigen terlarutkan dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan kualitas air. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan
merupakan indikasi kuat adanya pencemaran terutama pencemaran bahan
organik (Siradz, 2008).
h) Persyaratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut.
(1) Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,
Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air
tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan
normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu
sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995). Pencemar air dapat menentukan indikator yang
terjadi pada air lingkungan. Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut.
BAB III
METODE PENELITIAN
( gak boleh di bagi seperti ini, harus sesuai format karya tulis ilmiah!!!!)
Alat Bahan
1.Erlenmeyer 1. Air sampel
2.Tabung pengukuran CO2 2. MnSO4
3.Gelas beker 3. KOH-KI
4.Termometer g/alcohol 4. Air aquades
5.Secchi disk 5. Na2S2O3
6.pH meter 6. Indikator pp
Tabung reaksi 7. Larurtan NaOH
7.Buret 8. H2 SO4 pekat
8.Tabung Durham 9. Yeast extrack
9.Kawat Inokulasi 10. NaCl
10.
Mikroskop 11. Pepton atau tripton
11.
Spektofotometer 12. Media LTB
12.
Inkubator 13. BOP ( Bromcresel purple )
13.
Erlenmeyer 14. Alkohol
14.
Tabung pengukuran CO2 15. Air sampel
15.
Gelas beker 16. MnSO4
16.
Termometer g/alcohol 17. KOH-KI
D. CARA KERJA
1. Pengambilan sampel
Sampel diambil dengan cara………………
Yang hari senin, ssehari sebelumnya hujan
Kadar DO =
Jumlah skala X 0, 04 ppm ( mikroburet 100 skala)
Jumlah skala X 0, 05 ppm ( mikroburet 80 skala)
2. Grafik 1
3. Grafik
B. Pembahasan
Uji kualitas air pada praktikum pencemaran lingkungan ini dilakukan secara fisik,
kimia, biologi. Uraian pengukuran dan hasil pembahasan masing-masing adalah sebagai
berikut :
a. Pengujian Fisik
1. pH
2. Kekeruhan
Tabung reaksi pada hari kedua menunjukkan warna yang keruh. E.Coli
pada tabung reaksi tidak sebanyak pada hari pertama karena E.Coli kurang
mampu beradaptasi dan fase eksponensial kurang tinggi sehingga aktifitasnya
tidak setinggi pada hari pertama Hal ini menyebabkan warna sampel terlihat
keruh. Aktifitas di hotel Saphir pada hari kedua tidak sebanyak pada hari
pertama ini menyebabkan jumlah E.Coli tidak sebanyak pada pada hari pertama
sehingga warna sampel terlihat tidak keruh seperti hari pertama.
Sedangkan pada hari ketiga tabung reaksi yang diamati menunjukkan
warna agak keruh. Tetapi tingkat kekeruhannya lebih sedikit dari pada hari
kedua. Tingkat kemampuan adaptasi E.Coli pada hari ketiga lebih sedikit dari
pada hari kedua, sehingga tingkat fase eksponensial pada hari ketiga tidak
setinggi pada hari kedua.
3. Bau
Bau yang ditimbulkan dari air limbah tersebut yaitu, pada hari pertama
menunjukkan air limbah yang sangat bau, pada hari kedua dan ketiga bau yang
ditimbulkan adalah bau. Air yang bau menunjukkan bahwa air tersebut tercemar.
Hari pertama lebih bau dari pada hari kedua dan ketiga. Hal ini menunjukkan
bahwa air pada hari pertama lebih tercemar dari pada hari kedua dan ketiga. Ini
disebabkan karena aktifitas pengunjung pada hari sebelum hari pertama lebih
banyak dari pada hari kedua dan ketiga yang menyebabkan terjadinya akumulasi
limbah pada selokan di lokasi pengambilan sampel.
b.Pengujian mikorobioogi
Pengujian kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui kualitas air,
apakah air tersebut masih pada ambang batas normal atau tidak. Pada pengujian
kualitas air ini menggunakan parameter DO (Dissolved Oxygen/Oksigen
Terlarut) dan parameter CO2 (karbondiosida). Berdasarkan hasil pengujian yang
diperoleh, untuk parameter DO (Oksigen Terlarut) di dapat nilai rata-rata 26,13
ppm. Secara teoritis, kadar oksigen terlarut untuk air limbah normal sebesar
10ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kadar oksigen terlarut pada air limbah ini
melebihi ambang batas normal. Sedangkan untuk parameter parameter CO2
(karbondiosida) diperoleh rata-rata 4,18 ppm. Secara teoritis kadar CO2 lebih
tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun. Karbon dioksida
dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton.
Maka dari sini dapat diketahui bahwa jika dipandang dari parameter CO2 untuk
air limbah ini dapat dikatakan tidak bersifat racun.
Bab VI
Kesimpulans