Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aprillia Putri S.
121.0013
Diah Meisinta P.
121.0025
Erisky Try P.
121.0033
Intan Ayu R.
121.0049
Monica Handayani R.
121.0065
Mustika Larasati P.
121.0067
Nia Dewi S.
121.0071
Rizki Adista S.
121.0091
Rois Umam
121.0093
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan kepada kami dalam menempuh perkulihan khususnya dalam mata
kuliah kegawat daruratan II dengan pokok bahasan dan judul Asidosis Metabolik
& Respiratorik.
Makalah ini terdiri dari konsep dasar dari hidronefrosis yang terdiri dari
pengertan, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, penatalaksanaan, komplikasi
dan pemeriksaan penunjang serta analisa dari beberapa jurnal penelitian baik dari
Indonesia maupun luar Indonesia.
Adapun dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asidosis..................................................................................3
2.2 Patogenesis...............................................................................................4
2.3 Asidosis Metabolik...................................................................................5
2.3.1 Penyebab Asidosis Metabolik...............................................................5
2.3.2 Komplikasi Asidosis Metabolik............................................................6
2.3.3 Penatalaksanaan Asidosis Metabolik.....................................................9
2.4 Asidosis Respiratorik................................................................................9
2.4.1 Komplikasi Asidosis Respiratorik.........................................................10
2.4.2 Penatalaksanaan Asidosis Respiratorik.................................................13
2.5 Pengukuran Klinis dan Analisis Asidosis.................................................14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen (H+)
pada cairan-cairan tubuh. Kadar H+ normal dari darah arteri adalah 4 x 10-8
mEq/lt atau sekitar 1 per sejuta kadar Na+. Meskipun kadarnya rendah, H+ yang
stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal, karena sedikit
fluktuasi mempunyai efek yang penting terhadap aktifitas enzim seluler.
Peningkatan H+ membuat larutan bertambah asam dan penurunannya membuat
bertambah basa. Rendahnya pH berhubungan tingginya konsentrasi ion hidrogen
yang disebut asidosis dan sebaliknya tingginya pH berhubungan dengan
rendahnya konsentrasi ion hidrogen yang disebut alkalosis. Nilai normal pH darah
arteri adalah 7,4 sedangkan pH darah vena dan cairan interstitisl kira-kira 7,35
sebab ada jumlah ekstra karbon dioksida yang dipakai untuk membentuk asam
karbonat dalam cairan. Batas terbawah dimana seseorang dapat hidup lebih dari
beberapa jam adalah kira-kira 6,8 dan batas teratas kira-kira 8,0.
Asam adalah subtansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donatur proton). Dua tipe asam yang dihasilkan oleh
proses metabolik dalam tubuh adalah menguap (volatile) dan tak menguap (non
volatile). Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas.
Contohnya karbondioksida yang mampu bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat yang akan terurai menjadi H+ dan HCO3- : CO2+H2O H2CO3 H+
+HCO3- serta bisa diekskresi oleh paru-paru.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam didalam
darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana
tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa.
Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia.
Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar
yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang
berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini. Asidosis bukan merupakan
suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya
asidosis
merupakan
petunjuk
penting
dari
adanya
masalah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asidosis
Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam didalam
darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana
tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa.
Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia.
Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar
yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang
berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini. Asidosis bukan merupakan
suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya
asidosis
merupakan
petunjuk
penting
dari
adanya
masalah
penyebab
utamanya.
Asidosis
metabolik
disebabkan
oleh
2.2
Patogenesis
Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga)
pada referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem
penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang
terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemak (H 2CO3) dan
garam bikarbonat seperti NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO 2
dengan H2O.
CO2 + H2O <-> H2CO3
Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali
bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding
alveol paru dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel
epitel tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3
H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H + dan
HCO3H2CO3 <-> H+ + HCO3Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara
dominan sebagai Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler.
NaHCO3 berionisasi hampir secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat
(HCO3-) dan ion-ion natrium (Na+) sebagai berikut :
NaHCO3 <-> Na+ + HCO3Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan
sebagai berikut :
CO2 + H2O <-> H2CO3 <-> H+ + HCO3- + Na+
Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila
asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat,
peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 :
H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan
produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari
asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat
lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang
Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
b.
c.
d.
e.
f.
2.
2)
3)
Adanya
sumbatan
pada
saluran
kemih
(batu,
penyempitan/striktur)
4)
5)
tumor,
6)
7)
atau
dampak
dari
penyakit
darah
tinggi.
Istilah
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
gejala-gejalanya
atau
hasil
atau amonium
klorida.
Kehilangan
basa (misalnya
ketoasidosis diabetic atau keracunana salisilat masih meragukan. Pada gagal ginjal
kronis asidosis dikoreksi melalui dialysis terhadap cairan dialysis berbahand asar
bikarbonat (aseteat yang diubah jadi bikarbonat pada hati dan otot jug abisa
digunakan).
Defisi bikarbonat bisa dihitung dengan pengukurang kadar bikarbonat serum
di bawah bikarbonat standar normal x 30% berat badan dalam kilogram.
Bikarbonat bisa digunati dalam bentuk larutan natirum bikarbonat 8,4%
(kandungan 1 mmol/mL). harus diberikan dengan cepat (50-100 mL) setelah henti
jantung yang menetap karena aritmia sulit dihilangkan pada asidosis.
Berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan
pasien dengan asidosis metabolic:
a. Pantau TTV
b. Kaji tingkat kesadaran
c. Hindari cedera
d. Pantau frekuensi jantung/irama jantung
e. Auskultasi bising usus
f. Identifikasi penyebab dasar
g. Kolaborasi pemeriksaan gas darah arteri
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian natrium bikarbonat/natrium
laktat, kalium klorida, fosfat dan kalsium
i. Persiapkan pasien untuk hemodialisa
2.4
Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
yang buruk atau pernafasan yang lambat. Keadaan ini timbul akibat
ketidakmampuan paru untuk mengeluarkan CO2 hasil metabolisme (keadaan
hipoventilasi). Hal ini menyebabkan peningkatan H 2CO3 dan konsentrasi ion
hidrogen sehingga menghasilkan asidosis. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
1.
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
a. Emfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan
kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak
mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit
bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab
paling umum adalah merokok.
Gejala Emfisema ringan semakin bertambah buruk selama penyakit terus
berlangsung. Gejala-gejala emfisema antara lain:
1) Sesak napas
2) Sesak dada
3) Mengurangi kapasitas untuk kegiatan fisik
4) Batuk kronis
5) Kehilangan nafsu makan dan berat
6) Kelelahan
Pencegahan dan Pengobatan: Jika penderita adalah perokok aktif, berhenti
merokok dapat membantu mencegah penderita dari penyakit ini. Jika
emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah perkembangan
penyakit. Pengobatan didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah gejalanya
ringan, sedang atau berat. Perlakuan termasuk menggunakan inhaler,
pemberian oksigen, obat-obatan dan kadang-kadang operasi untuk meredakan
gejala dan mencegah komplikasi.
b. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah penyakit peradangan dari saluran nafas (bronkus)
di paru-paru yang menahun. Ketika saluran nafas mengalami peradangan,
terbentuk dahak tebal di dindingnya, sehingga terjadilah batuk berdahak &
sesak nafas menahun, kadang disertai nyeri dada. Bronkitis kronis paling
sering disebabkan oleh merokok, selain itu dapat juga disebabkan oleh
pencemaran udara dalam waktu lama, misalnya cemaran kimia & debu di
udara. Asap rokok atau pencemaran udara menyebabkan peradangan pada
saluran nafas yang dalam waktu lama akan menyebabkan bronkitis kronis.
Kerusakan paru yang disebabkan oleh bronkitis kronis dapat terlihat pada
pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi paru, foto rontgen dada, & tes darah,
yang biasanya diminta oleh dokter. Pengobatan bronkitis kronis sebaiknya
dengan petunjuk dokter. Sehingga, jika mengalami gejala batuk berdahak &
sesak nafas dalam waktu lama, segera berkonsultasi dengan dokter
langganannya. Ketika gejala-gejala tersebut muncul, dokter biasanya akan
meresepkan obat-obat yang bersifat melebarkan saluran nafas sehingga sesak
nafas dapat berkurang, biasanya dapat disertai obat pengencer dahak. Kadang,
diperlukan pemberian oksigen untuk sesak nafas yang berat. Obat antibiotik
biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan bronkitis kronis, terkecuali jika
ditemukan infeksi saluran nafas yang menyertai, yang biasanya ditandai
dengan demam & banyak dahak yang berwarna kuning atau hijau.
Cara untuk menghindari terkena bronkitis kronis atau kambuhnya penyakit
tersebut adalah menghindari faktor pencetusnya. Jika bronkitis kronis
disebabkan oleh merokok, berhentilah merokok. Jika disebabkan oleh
pencemaran udara yang menyebabkan peradangan saluran nafas, hindari zat
pencemar udara yang menyebabkan peradangan saluran nafas tersebut. Selain
itu, berolahraga secara rutin dapat membantu memperkuat otot-otot pernafasan
sehingga penderita bronkitis kronis dapat bernafas lebih baik.
c. Pneumonia berat
Asma.
Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena
2.
Pantau TTV
3.
4.
5.
6.
7.
Monitor intake dan output cairan, TTV, arteri gas darah dan pH.
2.5
dari suatu contoh darah arterial : pH, konsentrasi bikarbonat plasma dan PCO2.
Dengan memeriksa
pH seseorang dapat
menentukan
apakah ini
bersifat asidosis jika nilai pH kurang dari 7,4. Langkah kedua adalah memeriksa
PCO2 plasma dan konsentrasi bicarbonat. Nilai normal untuk PCO2 adalah 40
mmHg dan untuk bicarbonat 24 mEq/L Bila gangguan sudah ditandai sebagai
asidisis dan PCO2 plasma meningkat. Oleh karena itu nilai yang diharapkan untuk
asidosis respiratorik sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan PCO2
dan peningkatan konsentrasi bicarbonat plasma setelah kompensasi ginjal
sebagian.
Untuk asidosis metabolik akan terdapat juga penurunan pH plasma.
Gangguan utama adalah penurunan konsentrasi bicarbonat plasma. Oleh karena
itu pada asidosis metabolik, seseorang dapat mengharapkan nilai pH yang rendah.
Konsentrasi bicarbonat plasma rendah dan penurunan PCO 2 setelah kompensasi
respiratorik sebagian.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Simpulan
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen
(H+) pada cairan-cairan tubuh. Kadar H+ normal dari darah arteri adalah 4 x 10-8
mEq/lt atau sekitar 1 per sejuta kadar Na+. Asidosis adalah suatu keadaan dimana
adanya peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan
dan penyakit tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam
mengatur keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan
fungsi sistem organ tubuh manusia. Asidosis Metabolik adalah keasaman darah
yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benarbenar menjadi asam. Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Penatalaksanaan Asidosis Metabolik dengan mengobati penyebab yang
mendasari. Manfaat dari koreksi asidosis dalam ketoasidosis diabetic atau
keracunana salisilat masih meragukan. Pada gagal ginjal kronis asidosis dikoreksi
melalui dialysis terhadap cairan dialysis berbahand asar bikarbonat (aseteat yang
diubah jadi bikarbonat pada hati dan otot jug abisa digunakan). Penatalaksanaan
Asidosis Respiratorik dengan cara pengobatan asidosis respiratorik bertujuan
untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki
pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan
emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat,
mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
3.2
Saran
Mengingat dalam setiap permasalahan kesehatan yang menyangkut
saluran kemih, pastinya melibatkan ginjal oleh karenanya hal- hal yang
dapat kita lakukan sebagai wujud pencegahan atau menjaga kesehatan
kita adalah dengan memperbanyak minum air putih
untuk
memperlancar kinerja fungsi ginjal dan menerapkan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Jevon, Philip. 2012. Pemantauan pasien kritis: Seri Ketrampilan klinis esensial
untuk perawat. Jakarta: Erlangga.
Kowalak, etc. 2006. Buku Ajar Patofisioogi. Jakarta:EGC
Jevon, Philip. dan Ewens, Beverly. 2010. Jakarta : EGC
Rubestein, David. Wayne, David. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis.
Jakarta: EGC