TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Kutu kemaluan adalah serangga parasit penghisap darah yang ditemukan dan
hidup terutama di kulit daerah kemaluan atau alat kelamin manusia. Kutu kelamin
ini memiliki nama lain Pediculosis pubis dan sering juga disebut dengan nama
Phthirus pubis atau kutu kepiting (crabs). Serangga ini disebut juga dengan kutu
kepiting karena tampilan mikroskopiknya yang menyerupai kepiting, habitatnya ada
di daerah kemaluan manusia atau primata lainnya.
Phthirus pubis di tularkan dengan cara hubungan sexual, melalui kontak fisik dan
masih banyak lagi.Penyakit Kutu Kelamin disebabkan oleh sejenis kutu yang mirip
wujudnya dengan kutu yang biasa menyerang rambut di kepala. Kutu ini adalah
spesies kutu yang lebih memilih hidup di antara rambut manusia kasar, seperti
rambut kemaluan.
Selain itu kutu kemaluan ini digolongkan menjadi salah satu penyakit menular
seksual karena faktor penyebaran terbesarnya adalah ditularkan melalui hubungan
seksual. Namun meskipun begitu kutu ini juga bisa ditularkan dengan cara
menggunakan handuk secara bergantian, menggunakan selimut atau tempat tidur
bergantian dengan penderita serta kadang pada wanita bisa juga tertular melalui
penggunaan pakaian renang bergantian.
Kutu ini bisa hinggap pada siapapun, namun biasanya kutu ini lebih sering
hinggap pada para remaja. Hal ini disebabkan karena biasanya para remaja kurang
bisa menjaga kebersihan pada tubuh mereka sehingga banyak parasit yang gemar
hinggap di tubuh mereka ini.
c) Pastikan Anda tak kontak seksual maupun berbagi tempat tidur bersama
penderita
d) Jagalah kebersihan daerah alat kelamin Anda, Anda juga dapat mencukur
rambut di sekitar alat kelamin
6. Cara Mengatasi
Tindakan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi kutu
kelamin adalah:
a) Mengeramasi rambut kemaluan dan wilayah sekitarnya sedikitnya selama 5
menit
b) Bilas dengan baik
c) Menyisir rambut kemaluan dengan sisir bergigi halus untuk menghilangkan
telur
d) Beberapa dokter menyarankan menggunting rambut kemaluan dengan pisau
cukur listrik nonsharp untuk mengurangi jumlah kutu dan telur. Namun ada
juga yang tidak menyarankan untuk mencukur habis bulu pubis. Cukup
dengan menggunakan 0.5% Malathion salap dioleskan pada kulit terinfeksi
yang sudah dikeringkan. Bisa dioleskan dari pusat kearah perineum,
perianal, hingga ke pangkal paha. Setelah itu dibilas setelah 12 jam.
Penggunaan Gamma benzene hexachloride dan permethrin juga efektif.
e) Semua pakaian dalam, handuk, sprei, dan lain-lain harus dicuci dan
disetrika.
7. Pengobatan
Cara pengobatan kutu kelamin yaitu dengan ramuan secara herbal dari ace
maxs yang terbukti paling ampuh, bahan dasar obat herbal ace maxs yang
terbuat dari daun sirsak dan kulit manggis ini diyakini mampu mengatasi
keluhan tentang penyakit anda. Dengan perpaduan yang sangat ampuh untuk
menyembuhkan penyakit kutu kelamin sampai tuntas.
Gejala
Tanda
Keamanan
Keadaan pada kulit
Interaksi sosial
Tanda
Penyuluhan / pembelajaran
Tanda
C. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai
pengeluaran lendir.
b. Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
c. Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer
d. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur
pengobatan b.d kurangnya informasi.
D. Intervensi
a. Dx.1 Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai
pengeluaran lendir
Tujuan
KH
Intervensi :
1) Kaji keluhan nyeri / gatal, lokasi, frekuensi, intensitas (skala) dan waktu
R/ dengan mengkaji keluhan nyeri / gatal dapat diperoleh data yang
dibutuhkan untuk intervensi selanjutnya.
2) Observasi petunjuk non verbal gatal, misal : menggaruk, ekspresi wajah.
R/ Rasa
: Lesi (-)
- Iritasi (-)
Pruritus (-)
- Erosi (-)
Eritema (-)
Intervensi :
1) Kaji keadaan kulit, warna, turgor kulit dan sirkulasi
R/ menentuan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya.
2) Anjurkan kepada klien untuk mempertahankan hygiene kulit, misal
dengan
mandi
menggunakan
sabun
antiseptik,
kemudian
mempertahankan
kebersihan
karena
kulit
KH
: Tanda-tanda infeksi (-) (tumor (-), rubor (-), kalor (-), dolor (-),
fungsiolaesa (-))
: TTV dalam batas normal : suhu 36,1-37oC
: Tidak adanya kutu maupun telur kutu pada klien.
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa)
R/ menentukan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya.
2) Anjurkan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu
yang kontak dengan pasien.
R/ mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.
3) Anjurkan klien untuk mencuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu
54oC atau dicuci kering (dry cleaning) semua barang, pakaian, handuk,
perangkat tempat tidur.
R/ mencegah kontaminasi silang, mencegah terpajan dari organisme
infeksius.
4) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan sisir, pakaian, bantal, handuk
(alat tenun) secara bergantian
R/ untuk mengurangi kontaminasi silang.
5) Batasi pengunjung, jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila
perlu
8
KH
: Klien
dan
pendkes
mengenai
proses
penyakitnya,
perawatan
dan
sendiri
meningkatkan
Evaluasi
a. Rasa nyaman, nyeri dan gatal klien hilang / terkontrol
b. Integritas kulit klien utuh
c. Konsep diri klien adekuat
d. Penyebaran infeksi tidak terjadi
e. Pengetahuan klien bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
http://amarawilis.blogspot.co.id/2012/05/phthirus-pubis.html
10
http://binbask.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-pedikulosis.html
http://doktersehat.com/pengobatan-untuk-kutu-kelamin/
11