PERCOBAAN II
KALIUM NITRAT
OLEH :
NAMA
: NURSAN
STAMBUK
: F1C1 13 028
KELOMPOK
: IX (SEMBILAN)
ASISTEN
: HENDRA SAPUTRA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I.
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Zat padat merupakan suatu bentuk yang dapat dibentuk oleh atom-atom
ketika atom-atom tersebut berada pada suatu lingkungan dengan suhu dibawah
titik lelehnya. Salah satu bentuk zat padat adalah bentuk Kristal. Bentuk Kristal
umumnya stabil terhadap pemanasan dan meimiliki derajat kekerasan. Pada
berlian, semakin murni atom karbon penyusunnya, maka akan semakin keras
Kristal tersebut. Contoh lain selain karbon adalah kristal KNO3.
Kalim nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium. Garam kalium
nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorida (KCl) yang ditemukan
dalam mineral silvi dengan natrium nitrat (NaNO3). Kristal KNO3 memiliki
banyak sekali kegunaannya, salah satu diantaranya adalah sebagai pupuk bagi
tanaman. Pupuk KNO3 merupakan pupuk yang larut dalam air. Pupuk ini dapat
merangsang pertumbuhan tanaman, mencukupi kebutuhan Nitrogen tanaman dan
tidak beracun bagi tanaman.
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik, analisa
kualitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan dapat
berupa Kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan,
konsentrasi serta bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada kondisi pelarutnya.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka perlu dipelajari lebih lanjut cara
pembuatan Kristal KNO3 tersebut, dimana caranya adalah dengan mengkristalisasi
dan mengrekristalisasi KCl dengan NaNO3.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam percobaan pembuatan kalium
nitrat adalah bagaimana teknik dan proses pembuatan kalium nitrat dengan
menggunakan bahan dasar natrium nitrat?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam percobaan pembuatan kalium nitrat
adalah untuk mengetahui teknik dan proses pembuatan kalium nitrat dengan
menggunakan bahan dasar natrium nitrat.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan pembuatan kalium nitrat
adalah mengetahui teknik dan proses pembuatan kalium nitrat dengan
menggunakan bahan dasar natrium nitrat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kalium adalah logam putih perak yang lunak, logam ini melebur pada 63,6
o
C. Kalium tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam
udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan
air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala
lembayung. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+. Garamgaram ini biasanya larut dan membentuk larutan yang berwarna, kecuali bila
anionnya berwarna (Svehla, 1979).
Natrium dan kalium dapat tersebar dengan pelelehan, pada berbagai
padatan pendukung seperti Na2CO3, kieselguhr, dan lainnya. Garam logam alkali
umumnya dicirikan oleh titik leleh yang tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya
dan kemudian larut dalam air (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Beberapa metode perlakuan permukaan yang sering dilakukan adalah
nitridasi (nitriding), karburasi (karburizing), karbonitridasi (carbonitriding),
induksi listrik, dan nyala api. Dari jenis-jenis metode perlakuan permukaan yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode perlakuan permukaan dengan
cara nitridasi. Proses nitridasi sendiri merupakan proses pengerasan permukaan
dengan metode pendifusian unsur nitrogen kedalam permukaan baja atau besi
pada temperatur dan jangka waktu tertentu. Penelitian ini tentang nitridasi ini
dilakukan dengan menggunakan senyawa kalium nitrat (KNO3) pada material
baja karbon rendah ST (surface treatment) 40 (Umardhani, 2011).
Kristalisasi atau penghabluran adalah peristiwa pembentukan partikelpartikel zat padat didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai
pembentukan partikel padat didalam uap, seperti dalam pembentukan salju,
sebagai pembekuan (solidification) didalam lelehan cair. Kristalisasi juga
merupakan proses pemisahan solid-liquid, karena pada kristalisasi terjadi
perpindahan massa solute dari larutan liquid ke padatan murni pada fasa Kristal
(Pinalia, 2011).
Kristal hasil rekristalisasi leburan nikotinamida dan trimetoprin terlihat
beranekaragam warna ketika diamati dibawah mikroskop polarisasi. Perbedaan
warna dan intesitasnya dipengaruhi oleh orientase fragmen, ketebalan dan sinar
yang di absorbsi atau diteruskan oleh fragmen Kristal. Hasil leburan nikotinamida
dan trimetoprin yang mengkristal kembali mempunyai bentuk khas pada masingmasing kristalnya (Zaini, dkk, 2011).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
dilarutkan dengan 25 mL
aquades yang telah
dipanaskan kedalam gelas
kimia 50 mL
Larutan A
dilarutkan dengan 25
mL aquades yang telah
dipanaskan kedalam
gelas kimia 50 mL
Larutan B
filtrat
- diuapkan sampai setengah volumenya
- didinginkan hingga terbentuk kristal
- dipisahkan dengan cara disaring
residu
Kristal NaNO3
- direkristalisasi dengan
aquades
- dikeringkan
- ditimbang
- dihitung rendamennya
Hasil pengamatan
1. Tabel Pengamatan
N
Perlakuan
o
1.
2.
3.
4.
panas
8,5 gram NaNO3 + 25 mL
air panas + diaduk
Larutan A + larutan B
dicampurkan
Larutan A dan larutan B
dengan menggunakan
berwarna abu-abu
corong
Berwarna bening dan terdapat
5.
disaring + didinginkan
2. Reaksi-reaksi
KCl(s) + H2O
NaNO3(s) + H2O
KCl(aq)
NaNO3(aq)
KCl(aq) + NaNO3(aq)
3.
Analisis Data
a. Berat teoritis
Diketahui : Berat KCl
Mr KCl
Berat NaNO3
Mr NaNO3
NaCl(aq) + KNO3(aq)
= 7,5 g
= 74,5 g/mol
= 8,5 g
= 85 g/mol
Mol NaN O3 =
8,5 g
= 0,1 mol
85 g
mol KNO3
= mol NaNO3 x Mr KNO3
= 0,1 mol x 101 g/mol
= 10,1 gram
berat praktek
x 100 %
berat teori
4,23 gram
x 100 %
10,1 gram
% rendamen
= 41,9 %
B. Pembahasan
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan, campuran lelehan, atau pengendapan langsung dari gas, namun hal ini
jarang terjadi. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan
padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut (solute) dari
cairan larutan ke fase kristal padat. Sedangkan rekristalisasi adalah pemurnian
suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip
rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu
sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara
menjenuhkannya.
Proses pembuatan kristal KNO3 dengan menggunakan bahan dasar natrium
nitrat, diawali dengan melarutkan NaNO3 dan KCl, masing- masing dilarutkan
dalam aquades panas dengan tujuan agar garam kalium klorida dan garam natrium
nitrat dapat melarut sehingga terbentuk suatu larutan . Kalium klorida dan natrium
nitrat dilarutkan dengan air panas sampai jenuh, maka NaCl akan mengendap,
karena NaCl kurang larut dalam aquades dan disebabkan garam kalium maupun
natrium memiliki nilai ksp yang tinggi sehingga kesetimbangan reaksi cenderung
mengarah ke arah kanan (ke arah pembentukan produk). Setelah kedua larutan ini
larut, selanjutnya keduanya dicampur dalam keadaan panas untuk mencegah zatzat lain dari udara masuk ke dalam larutan campuran ketika proses pendinginan
berlangsung. Campuran larutan kalium klorida dan garam natrium nitrat ini
dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi dan warna yang dihasilkan
bening. Pada larutan tersebut tidak terjadi perubahan warna, semuanya berwarna
bening. Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan
tujuan agar larutan pengotor atau aquades dapat hilang dengan cara terjadinya
pemecahan menjadi gas O2 dan H2 yang akan teruapkan. Pendinginan dilakukan
dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, jika larutan didinginkan, maka
larutan akan mengendap. Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk
memisahkan suatu endapan dari larutan. Filtratnya kemudian dipanaskan kembali
sampai volumenya menjadi setengah, lalu diamati kristal yang terbentuk. Filtrat
yang diperoleh masih bercampur dengan ion-ion klorida bebas dalam larutan
sehingga perlu direkristalisasi menggunakan aquades. Fungsi aquades yaitu untuk
mengikat garam kalium nitrat dan memisahkannya dari hasil samping yaitu
berupa natrium klorida. Kemudian ditimbang untuk mengetahui rendamennya.
Persentase rendamen yang dihasilkan adalah 41,9 %.
Berat kristal yang didapat pada percobaan ini sebesar 4,23 gram. Hal ini
sangat jauh berbeda dengan hasil perhitungan secara teori yang mendapatkan
berat Kristal KNO3 sebesar 20,301 gram. Hal ini disebabkan karena adanya
molekul-molekul dari KNO3 yang belum mengendap atau dapat disebabkan
adanya sebagian molekul yang hilang sehingga berat Kristal yang didapatkan
lebih kecil daripada berat secara teoritis dan dapat juga dilihat dengan menghitung
rendamennya yaitu sebesar 41,9 %.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa garam kalium nitrat dapat diperoleh dengan cara mereaksikan antara KCl
dan NaNO3, dimana larutan tersebut dijenuhkan dengan cara penguapan
bertingkat, sehingga Kristal KNO3 dapat terbentuk, dan untuk memurnikannya
dilakukan
rekristalisasi,
yaitu
dengan
mencucinya
dengan
air
lalu