Anda di halaman 1dari 30

KEBUTUHAN OKSIGEN

JUWITA ARI SAPUTRI, S.Kep. Ns

OKSIGENASI
A. PENGERTIAN OKSIGEN
Oksigen (O2) adalah salah satu
komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN


TRANSPORTASI OKSIGEN KE JARINGAN
1. SISTEM RESPIRASI
a. Air way
b. Paru
c. Pompa Ventilasi
Dinding dada
Otot-otot pernafasan
Diafragma
Isi abdomen
d. Pusat pernafasan di otak

2.SISTEM
KARDIOVASKULER
Kemampuan pompa
jantung
Kondisi pembuluh
darah
Isi pembuluh darah
Sirkulasi sistemik
3. HEMATOLOGI
Eritrosit- hemoglobin

3 (Tiga) langkah dalam proses


oksigenasi pada sistem respirasi
1. Ventilasi
2. Perfusi Paru
3. Difusi

Ventilasi.?
Proses keluar masuknya udara
dari dan keparu-paru
Movement of air from the
external environment to the
alveoli
Kepatenannya tergantung pd:
Kebersihan jalan nafas
Adekuatnya SSP dan pusat
pernafasan
Adekuatnya pengembang dan
pengembangan paru
Kemampuan otot-otot pernafasan

PERFUSI PARU?

Gerakan darah yang


melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi
Adequate blood flow through
the pulmonary capillary bed
Faktor yg mempengaruhi
Intact pulmonary capillary
bed (kapiler paru)
Adequate cardiac function
(fungsi cardiac)
Adequate blood volume
(volume darah)

R Heart

L Heart

Flow = Perfusion

Adequate Flow =
Adequate Perfusion

Inadequate Flow =
InAdequate
Perfusion
(Hypoperfusion)

Hypoperfusion =
Shock

How can perfusion fail ?(Bagaimana perfusi


bisa terganggu/mengalami kegagalan)
Pump Failure (Jantung gagal memompa)
Pipe Failure (Gangg. Pembuluh darah)
Loss of Volume (Hilangnya volume
darah/cairan didalam pembuluh darah)

Diffusion..?

Pertukaran gas dari konsentrasi tinggi


ke rendah
pertukaran yang terus menerus
sampai tercapai keseimbangan/hasil
Components:
Alveolus
Basement membrane (interstitial
space)
Capillary wall (dinding kapiler)
Difusi terganggu karena:
Gangguan pada alveoli
pelebaran basement membrane
Kekakuan pada dinding kapiler

Before diffusion

CO2

O2
CO2
O2

After diffusion
O2
CO2

O2
CO2

Alveoli
Gas exchanges via
diffusion (tempat
pertukaran gas
melalui proses
difusi)

Basement Membrane
Meliputi dinding alveoli
dan kapiler
Most importantly,
includes the interstitial
space between the walls
of the capillary and
alveoli
Capillary Wall (dinding
kapiler)

Adekuatnya pertukaran gas dalam paru


dipengaruhi oleh.?
Keadaan ventilasi dan perfusi
Penurunan ventilasi akan menyebabkan
rasio ventilasi-perfusi menurun sehingga
darah yang mengalir ke alveolus kurang
mendapatkan oksigen
Sebaliknya jika perfusi kapiler tergangguventilasi adekuat maka akan terjadi
peningkatan Rasio ventilasi-perfusi
sehingga daya angkut oksigen akan rendah

Terapi oksigen: merupakan


upaya untuk mempertahankan
oksigenasi jaringan yang
adequate.

Tujuan
Mengatasi keadaan hipoksemia.
Menurunkan kerja nafas dan
miokard.

Syarat pemberian oksigen


Konsentrasi oksigen udara dapat
dikontrol (FiO2)
Tidak terjadi penumpukan CO2
Mempunyai tahanan jalan nafas yang
rendah

Indikasi pemberian oksigen

Adanya gangguan/penyakit pernafasan, misalnya


COPD
Gangguan pada kardiovaskuler, misal: infark miokard,
Gangguan pada SSP, misalnya overdosis narcotic,
anestesi,
Klien berada pada kadar O2 arteri yang rendah.
Klien dengan kondisi peningkatan kerja nafas, baik
kecepatan, kedalaman maupun adanya kerja otot
tambahan.
Klie dengan peningkatan kerja miokard
Secara umum terapi O2 di lakukan pada klien:
sianosis, hipovolemia, perdarahan, anemia berat,
keracunan CO, asidosis, selama/sesudah
pembedahan, dan klien tidak sadar.

Komplikasi akibat pemberian O2

Luka bakar: O2 beresiko terjadi luka bakar


CO2 narcosis
Oksigen toxicity
Infeksi: hal ini dapat terjadi akibat resiko
terapi pemberian O2 yang menggunakan
nebulizer air hangat. Penggunaan
humidifier yang menetap.

Metode pemberian oksigen.

Hendaknya di dalam memberikan terapi


O2 harus memberikan humidifikasi.
Udara yang kering beresiko terjadi iritasi
membrane dan mukosa.
Humidifikasi di pasang bersama flow
meter berisi air.

Macam-macam alat terapi oksigen


1.Nasal kanul
Keuntungan:
Pemasangan mudah di lakukan
Ringan, relative lebih nyaman.
Selama pemberian terapi oksigen klien dapat
berbicara dan makan.
Kerugian:
Mudah lepas
Bila aliran tinggi pasien merasa tidak nyaman
dan terjadi iritasi lambung.

2. Nasal kateter:
Gambaran:
Tidak di anjurkan untuk orang dewasa
Teknik pemasangan susah
Kerugian:
- Bisa terjadi distensi lambung dan
trauma nasofaring
- Teknik ini jarang di gunakan.

Digunakan untuk pemberian O2 dengan


aliran 1-6 lt/mnt
Dengan memberikan FiO2 sebesar 24
44 %
Kadar O2 bertambah 4 % untuk tiap
tambahan 1 lt/mt

3. Masker sederhana

Gambaran: Di butuhkan tali pengikat


yang ketat untuk mendapatkan
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Kerugian: Tidak nyaman, bila makan,
masker harus dilepas, potensial
terjadi perlukaan pada daerah wajah.

4. Masker bernafas sebagian


(masker rebreathing):
kecepatan aliran 8-11
liter/menit.
5. Masker tidak bernafas kembali
sama sekali (masker
nonrebreathing): Kecepatan
aliran 12 liter/menit.

Menggunakan sungkup muka (masker)


sederhana
Aliran O2 sebesar 6-10 Lt/Mt
Konsentrasi FiO2 sebesar 60 %
Merupakan aliran rendah melalui hidung,
nasofaring dan orofaring.

Aliran O2 yang diberikan 6 10 l/mnt.


Konsentrasi FiO2 sebesar 80 %
Udara inspirasi sebagian bercampur
dengan udara ekspirasi, karena 1/3
bagian volume ekspirasi masuk
kantong.
2/3 bagian keluar lewat lubang-lubang
samping sungkup

Anda mungkin juga menyukai