Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
So
Sedimentasi
Pengerukan
Jeti
Up-drif
down-drif
Sketsa pelaksanaan
sand by passing
Sand by passing
Usaha penanggulangan dilakukan
dengan cara sand by passing
disesuaikan dengan erosi yang
masih ditolerir
Erosi yang ditolerir
Bendung Karet
panjang jeti
LWL
da = kedalaman dari LWL
Ujung jeti arah darat mencapai batas erosi down-drif dan ujung jeti arah laut
mencapai kedalaman sesuai dengan draf perahu ( da meter dari LWL)
Penutupan mulut muara sungai akan membentuk formasi ambang. Pada kondisi
debit sungai nol maka mercu ambang mencapai setinggi berm pantai.
Pada saat datang banjir, maka ambang tidak terbuka. Ambang mulai terbuka sedikitdemi sedikit setelah ada aliran yang melimpas ambang
Ini berarti bahwa m.a. di sungai lebih tinggi dari ambang; terjadi kenaikan m.a
dibandingkan dengan m.a. normal.
Pada bagian sungai di muara dengan mercu tebing lebih rendah dari tinggi m.a saat
banjir pada kondisi mulut tertutup akan terjadi limpasan air ke daerah rendah.
Dengan melimpasnya air melalui mercu ambang, maka sedikit-demi sedikit ambang
akan tergerus; mulut mulai membuka.
Bersamaan dengan turunnya m.a laut pada waktu surut maka mulut akan membuka
lebih lebar dan lebih dalam.
Aliran air dari muara sungai yang semula tertahan dengan adanya ambang akan
mengalir ke laut dengan cepat, dan penurunan m.a nya berlangsung secara
mendadak
Penurunan secara mendadak ini dikenal istilah rapid draw down
Penurunan secara mendadak ini akan menyebabkan terjadinya longsoran pada
tebing sungai.
Muka pantai
m.a. normal
HWL
LWL
Ambang
HWL
LWL
Proses pembentukan
ambang dan tejadinya
kenaikan air
Kenaikan m.a.
Penanggulangan
Pembentukan ambang di
mulut jeti
Arah angkutan pasir sejajar pantai
Sedimentasi
Penanggulangan
penutupan muara dengan
jeti pendek untuk
penanggulangan banjir
Potongan memanjang
Muara
Muka air banjir
Tebing pantai
Mercu ambang
m.a.banjir
Jeti pendek
Ambang
HWL
LWL
Mercu ambang