Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM UJI MATERIAL


RETAK LENTUR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK

: 04

KELAS

: 1 EGB

DJIQUWATAN ABRAR

061540411574

FHERYCIA OKTIN ANGGRAINI

061540411577

DEPERA AGUSTIN

061540411908

NURUL HIDAYATI

061540411585

WAHYU HERDI

061540411590

INSTRUKTUR :

Agus Manggala,ST.,MT.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AJARAN 2015/2016
1

Pengujian Retak Lentur Demattia

I.

TUJUAN
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
- Mahasiswa dapat mengoprasikan alat Demattia flex Cracking
- Mahasiswa dapa mengamati keadaan awal dan akhir sampel

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
-

Molding Press
Demattia Flex Cracking
Cetakan Compound
Gunting
Sarung Tangan
Tang
Palu
Sekrap
Obeng
Oven

Bahan yang digunakan :


III.

Karet yang sudah di vulkanisasi

DASAR TEORI
Demattia flex cracking merupakan suatu alat yang di gunakan untuk pengujian
banding sampel dengan kecepatan yang konstan melalui beban yang digerakkan.
Sampel pada bagian yang bergerak dan melemtur dengan konstan yang digunakan
untuk mengetahui ketahanan karet (Resistance of Cracking) dari karet itu sendiri.
Sampel yang dapat diuji pada percobaan ini adalah kulit, karet, kulit sintetis,
sepatu karet, sol sepatu EVA, dan lain sebagainya.

Kompon Karet.
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dalam
produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan cara
pencampuran karet dengan bahan kimia didalam mesin pencampur dan
2

pembentukan dilakukan didalam mesin pembentuk setelah terlebih dahulu


dilunakkan. Peranan mesin pencampur dalam proses pembuatan kompon adalah
mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan cara memasukkan dan
mendispersikan bahan-bahan pencampur kedalam karet sehingga mudah diolah
pada pengolahan selanjutnya dan diperoleh hasil akhir yang memenuhi
persyaratan antara lain mutu yang baik, biaya dan enrgi yang rendah. Pembuatan
kompon pada umunya terdiri dari 10 unsur bahan baku utama diantaranya adalah
polimer karet, belerang, karbon hitam, minyak, besi, dan kuratif lainnya.
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain
sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi
yang dibutuhkan ,seperti kompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon
dengan berbagai pilihan warna,ataupun kompon yang dikerjakan sesuai dengan
kriteria akhir yang dibutuhkan.
Sifat mekanik suatu bahan kompon adalah khas dengan kelakuan
viskoelastiknya yang dominan, sebagai contoh, pemelaran (creep) dan relaksasi
mudah terjadi, dan pada pengujian tarik sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh
laju tarikan. Sifat-sifatnya juga berubah karena temperatur, oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa hal sebelum bahan kompon digunakan .
Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kompon yang dibuat,
baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat termal. Sampel yang diuji akan
diketahui kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengetahui kadar kelayakan
pemakaian serta kualitasnya. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah pengujian kepegasan pantul dengan standar CNS 3560, kepegasan
pantul/LUPKE (rebound resilience ) ISO 4662 : 1983; ASTM D 1054 1991
Syarat utama yang harus dimiliki oleh kompon adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan

Berikut ini daftar standar uji

kelayakan kompon yang ada pada Laboratorium Analisis dan Pengujian Karet
(LAP Karet), Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor.
No
1.

Jenis uji
Tegangan tarik

Satuan
N/mm2

2.

Perpanjangan putus

3.

Kekerasan

Shore A
3

Syarat
Min 5
Min 100%
55-75

4.
5.
6.
7.
8.

Kekuatan sobek
Perpanjangan tetap100%
Bobot jenis
Ketahanan kikis Graseli
Ketahanan retak lentur 150 Kes

N/mm2
%
gr/cm2
mm3 /Kg
-

9.

Pengembangan dalam benzoil

10.
Kepegasan Pantul
(Sumber : SNI 12-0172-1987)

Min 2,5
Maks 10%
Maks 1,5
Maks 2,5
Baik tidak retak
Maks 225%
volume
30%

Vulkanisasi Karet
Vulkanisasi merupakan proses kimiawi yang bersifat tidak dapat balik
dengan menggunakan bahan pemvulkanisasi seperti sulfur, bahan yang
mengandung sulfur dan peroksida organik. Tujuan vulkanisasi adalah membentuk
ikatan silang pada molekul karet yang fleksibel sehingga menghasilkan jaringan
tiga dimensi dan mengubah sifat karet mentah yang rapuh dan plastis menjadi
produk yang lebih kuat.Vulkanisasi karet biasanya melibatkan pemanasan karet
pada suhu 100 180o Morton (1959), menyatakan bahwa vulkanisasi karet alam
dilakukan untuk mengurangi sifat karet alam yang rapuh pada suhu dingin dan
lunak pada suhu panas.Dengan vulkanisasi, produk karet menjadi lebih fleksibel,
stabil terhadap perubahan suhu, daya tahan meningkat dan penggunaan karet
alam semakin luas.Pada dasarnya sistem vulkanisasi digolongkan menjadi dua
macam, yaitu vulkanisasi dengan sulfur dan bukan sulfur.C dengan bahan
pemvulkanisasi serta bahan pencepat dan bahan penggiat (Craig, 1969). Coran
(1978) mendefinisikan vulkanisasi sebagai proses yang melibatkan pembentukan
jaringan molekuler melalui ikatan kimia dari rantai-rantai molekul bebas. Proses
ini meningkatkan kemampuan karet untuk kembali ke bentuk semula setelah
dikenai gaya mekanik. Vulkanisasi, dengan demikian, merupakan reaksi
intermolekuler yang meningkatkan elastisitas karet serta mengurangi sifat
plastisitasnya. Sulfur merupakan bahan pemvulkanisasi yang umum digunakan.
Atom sulfur terikat dengan atom karbon yang memiliki ikatan rangkap
membentuk ikatan silang da lam struktur karet.Ikatan silang inilah yang
memberikan sifat elastis pada karakteristik karetviskositas dan elastisitas yang
bekerja secara serentak.Viskositas diperlukan untuk mengukur ketahanan
4

terhadap aliran (deformasi). Terjadinya aliran pada karet yang disebabkan oleh
adanya tekanan/ gaya disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.

Terlepasnya ikatan di dalam atau antara rantai poli isoprena


seperti terlepasnya benang-benang yang telah dirajut. Hal ini
terjadi pada tekanan yang rendah

2.

Terlepasnya seluruh ikatan rantai poli isoprena dan satu monomer


dengan monomer yang lain saling tindih akan membentuk kristal.

Dengan demikian komponen viskositas adalah irreversible dan dihitung


sebagai aliran dingin (cold flow) dari karet mentah, sedangkan elastisitas energi
yang diukur segera dikembalikan oleh karet setelah diberikan input energi
kepadanya.
Konsep Dasar Ilmu Polimer
Makromolekul adalah molekul raksasa (Giant Molecul) dimana paing
sedikit seribu atom terikat bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini
mungkin rantai linier, bercabang, atau ajringan 3 dimensi. Maromolekul dibagi
atas 2 material yaitu:

a. Material biologis (Makromolekul Alam)


Contoh : Karet alam, wool, selulosa, sutra, dan asbes.
b. Matrial non logis (Makromolekul Sintetis)
Contoh : Plastik, serat sintetik, elastomer sintetik.

Material biologis dapat menunjang tersedianya pangan dan dibahas dalam


biokimia sedangkan material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak
makro, polimer molekul sintetik memiliki struktur yang realtif (unit struktural).
Inilh sebabnya mereka disebut polimer. Polimer sangat penting karena dapat
menunjang tersedianya pangan, sandang, transportasi, dan komunikasi (serat
optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan penggunaanya,
polimer digolongkan atas :
5

A. Polimer Komersial (Comodity Polymers)


Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, dimana harganya murah dan
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan sehari-hari dari
polimer ini ditujukkan dalam tabel berikut.
Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer Komersial

Kegunaan atau manfaat


Lapisan pengemas, isolasi kawat dan kabel,

Polietiena massa jenis rendah

barang mainan, botol yang lentur dan

(LDPE)

sebagai bahan pelapis.


Botol, pipa, drum, saluran, lembaran, film,

Polietilena massa jenis tinggi


(HDPE)
Polipropilena (PP)

isolasi kawat dan kabel.


Tali, anyaman, karpet, dan film.
Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk

Poli Vynil Klorida (PVC)

lantai, isolasi kawat dan kabel.


Bahan pengemas (busa), perabotam rumah,

Polistirena (PS)

dan barang mainan.

B. Polimer Teknik (Engineering Polymers)


Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di
negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul
dan daya ttahan yang lebih baik. Polimer ini banyak digunakan dalam bidang
transportasi (mobil, kapal udara, truk), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang
listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barangnarang konsumsi. Sebagai contoh nylon, polikarbonat, polisulfon, dan poliester.
C. Polimer fungsional (Functional Polymers)
Polimer ini dikembangkan dan dihasilkan di negara maju dan dibuat untuk
tujuan khusus dengan produksinua dalam skala kecil. Contohnya kevlar, nomex,
textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya, membran, dan
biopolar.

IV.

PROSEDUR KERJA
6

1. Sebelum melakukan percobaan, menyiapkan ukuran sampel yang telah ditentukan.


2. Melumasi dengan oli bagian-bagian mesin yang bergerak.
3. Memutar pulley dengan tangan untuk meletakkan posisi penjepit pada bagian yang
paling rendah.
4. Memastikan penjepit pada jarak pengujian dan sampel dijepit serta dikunci.
5. Memantapkan ujung penjepit yang lain dan dikunci juga.
6. Penghitung harus menunjukkan angka nol dan hidupkan power untuk memulai
pengujian.
7. Memastikan power setelah waktu yang ditetapkan terpenuhi atau setelah diperiksa
terdapat retak atau cacat pada bagian specimen pengujian.

V.

DATA PENGAMATAN
Keterangan
Putaran

VI.

Total Putaran
Sampel 1

Sampel 2

1000

Tidak ada perubahan

Tidak ada perubahan

5000

6000

Tidak ada perubahan

Tidak ada perubahan

10.000

16000

Sedikit Aus

Sedikit Aus

20.000

36000

Aus

Aus

30.000

66000

Sedikit retak

Sedikit retak

40.000

106000

Retak

Retak

50.000

156000

Retak

Retak

ANALISA DATA
Demattia flex cracking merupakan alat yang digunakan untuk pengujian ketahanan

retak sample dengan kecepatan yang mantap melalui bahan yang digerakkan sample pada
7

bagian bergerak dan melentur dengan konstanta yang digunakan untuk mengetahui ketahanan
retak(resistence of cracking).
Pada percobaan retak lentur salah satu cara untuk menguji kualitas kompon adalah
dengan suatu hentakan atau bisa dikatakan bekukan-bekukan agar dapat diketahui daya tahan
nya kualitas karet tersebut akan terlihat pada saat diuji melalui retak lentur inilah kualitas
tersebut diukur dari seberapa banyak total putaran dari alat demattia flex cracking.
Sebelum menguji karet yang tadi, hal yang dilakukan pertama kali yaitu mencetak
komponnya menggunakan alat molding press,hal tersebut telah dilakukan pada minggu
pertama. Setelah itu baru dilakukan pengujian salah satunya pengujian ketahanan retak lentur
yang mana merupakan salah satu pengujian fisika yaitu sampel dibekuk-bekuk berulangulang dengan kecepatan yang mantap melalui beban yang digerakkan sampel pada bagian
bergerak dan melentur dengan konstan yang digunakan untuk mengetahui ketahanan
retak(resistence of cracking) dan ketahanan lentur(flexing endurance).
Dalam mekanismenya jumlah putaran dalam praktikum ini yang disetting dalam alat
yaitu 1000,5000,10000,20000,30000,40000, dan 50000 dengan jumlah putaran seluruhnya
yaitu 156000 dari semua fase putaran terdapat pengamatan yang beragam sesuai dengan
ketahanan dari kompon karet tersebut dari semua pengamatan rata-rata fase retaknya yaitu
pada putaran ke 40000 dan 50000.dengan mulainya retak yaitu pada fase 30000 dalam
standar ujinya pada balai penelitian teknologi karet bogor syarat untuk sebuah kompon untuk
dapat dikomersilkan pada industri karet yaitu tidak retak, jadi pada percobaan ini kualitas
kompon masih belum dikatakan baik dan masih belum dapat dikomersilkan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan keretakan pada karet diantaranya adalah kadar
kotoran, kadar abu, dan kekuatan ikatan antar atom C nya . Kadar kotoran menjadi dasar
pokok kriteria terpenting dalam spesifikasi, karena kadar kotoran sangat besar pengaruhnya
terhadap ketahanan retak dan kelenturan karet. Adanya kotoran, yaitu benda asing yang tidak
dapat melalui saringan 325 mesh, didalam karet yang relatif tinggi dapat mengurangi sifat
dinamika yang unggul dari vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retak
lenturnya, serta mengganggu pada pembuatan vulkanist tipis.
Kemudian kadar abu, abu dapat mengandung silikat yang berasal dari karet/benda
asing yang jumlah kandungannya bergantung pada pengolahan bahan mentah karet begitu
juga beberapa bahan mineral dalam karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi sifat
dinamika yang unggul dari karet tersebut.
Yang terakhir yaitu, kekuatan ikatan antar atom C pada kompon karet.Jika kekuatan
ikatan antar atom C pada kompon karet tinggi, maka ketahanan retak lenturnya akan baik,
8

begitu juga sebaliknya.Ikatan antar atom C akan merenggang dan menyebabkan retakan pada
karet pada saat dibekukan pada alat tersebut apabila kekuatan ikatan antar atomnya lemah.

VII.

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :


-

Demattia flex cracking tester merupakan alat yang digunakan untuk pengujian retak
lentur pada suatu sampel dengan memberikan hentikan dan bekukan yang berulang

secara konstan.
Semakin lama retakan yang muncul pada karet, maka dapat dikatakan kualitas karet

tersebut baik.
Karet yang standar yaitu yang tidak ada retakan pada pengujian dalam skala fase

terbesar yaitu 50000.


Faktor-faktor yang menurunkan ketahanan retak lentur pada karet yaitu ikatan antar

atom C, kadar kotoran, dan kadar abu yang dimilikinya.


Kadar kotoran dan kadar abu bisa mengurangi sifat dinamika yang unggul dari

vulkanisasi karet.
Semakin tinggi ikatan antar atom karbon (C) yang dimiliki karet maka kualitas yang

dimiliki karet tergolong bagus dan sebaliknya.


Kompon karet yang tahan terhadap retak lentur adalah karet yang minim mengandung
kadar kotoran, kadar abu, dan menandung ikata antar atom karbon (C) yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/33316638/ANALISA-BAHAN-KARET
http://irizlovely.blogspot.co.id/2011/08/industri-karet-danpengolahannya.html
http://detiktani.blogspot.co.id/2013/06/uji-mutu-karet-remahindonesia.html

GAMBAR ALAT
10

11

Anda mungkin juga menyukai