49
50
7. Rectum
Rectum memiliki panjang sekitar 12 cm dan mendapat namanya kaena
berbentuk lurus atau hampir lurus. Rectum dimulai pada pertengahan sacrum
dan berakhir pada kanalis analis.
B. Pengertian
Kolostomi adalah tindakan bedah dengan cara membawa kolon keluar
melalui stoma yang dibuat di dinding abdomen. Stoma kolostomi ada yang dibuat
secara permanen dan ada yang sementara. Stoma tidak memiliki ujung saraf
perasa sehingga tidak akan merasakan nyeri, tetapi stoma sangat kaya dengan
pembuluh darah sehingga mudah terjadi perdarahan jika tidak ditangani dengan
benar. Kolostomi ini digunakan salah satunya ketika seseorang mengalami
penyakit tertentu yang dapat mencegah feses keluar secara normal dari rectum.
Oleh karena itu, tindakan kolostomi perlu dilakukan untuk membantu pasien
memenuhi kebutuhan eliminasinya dengan cara membuat lubang buatan (stoma)
yang bersifat permanen maupun sementara.
51
hari. Hal penting lain yang berhubungan adalah tindakan tersebut digunakan untuk
mencegah kulit terpapar feses yang dapat menyebabkan iritasi.
C. Tujuan
Tujuan dari tindakan kolostomi yaitu:
1.
2.
3.
D. Jenis
Ada beberapa jenis kolostomi yaitu:
1. Kolostomi kolon transversum
52
Kolostomi ini berada di abdomen bagian atas, bisa di tengah atau di sisi
kanan abdomen. Kolostomi jenis ini dilakukan pada kasus-kasus diverkulitis,
inflammatory bowel disease, kanker, obstruksi, trauma, dan cacat bawaan.
Pada tipe ini feses keluar sebelum mencapai kolon desenden. Kolostomi kolon
tranversum dibuat untuk memberikan kesempatan pada kolon dibawahnya
untuk sembuh dari inflamasi, infeksi atau setelah operasi dengan cara menjaga
feses agar tidak melewati area tersebut. Biasanya kolostomi dibuat temporer
dan akan ditutup setelah proses penyembuhan selesai. Kolostomi kolon
tranversum dibuat permanen jika bagian kolon dibawahnya harus dibuang.
Atau karena klien sudah tidak bisa dilakukan operasi lagi. Kolostomi ini tidak
akan ditutup dan klien akan defekasi melalui stoma seumur hidup.
Pada kolostomi kolon tranversum hanya sebagian kecil dari kolon yang
aktif. Tipe produksi yang keluar dari kolostomi ini bervariasi tetapi biasanya
berupa feses yang lembek. Feses ini masih mengandung enzim pencernaan
yang dapat mengiritasi kulit di sekitar stoma. Klien harus memakai kantong
kolostomi sepanjang waktu karena pengeluaran feses tidak bisa diatur atau
ditahan. Kolostomi ini biasanya baru berfungsi 3-4 hari setelah operasi.
Tidak ada batasan khusus untuk diet klien, tapi klien harus
meningkatkan intake cairan hingga 10 gelas per hari. Kolostomi juga tidak
mengatasi konstipasi. Klien dengan riwayat konstipasi harus dianjurkan untuk
mengkonsumsi cukup serat, air, dan cukup aktivitas untuk mengatasi kondisi
ini.
53
Kolostomi ini dibagian kiri bawah abdomen. Biasanya feses yang keluar
padat dan bisa dikontrol. Pada kolostomi kolon sigmoid feses yang keluar lebih
padat dan bisa keluar secara teratur. Feses ini tidak mempunyai enzim pencernaan
yang bisa mengiritasi kulit sekitar stoma. Kolon ini bisa dilatih agar keluar secara
teratur pada waktu yang telah dijadwalkan. Waktu ini harus selalu sama setiap
hari. Pada orang yang telah mempunyai BAB secara teratur tiap hari biasanya
akan mudah untuk dilatih, tetapi pada yang sejak sebelum sakit tidak memiliki
pola defekasi
dengan cara makan makanan tertentu yang bisa menyebabkan pergerakan usus
atau dengan irigasi kolon secara teratur. Jika pola defekasi sudah bisa dilatih maka
klien tidak perlu selalu memakai kantong kolostomi tetapi bisa memakai penutup
kolostomi untuk mencegah feses keluar. Kolostomi kolon sigmoid adalah jenis
kolostomi yang paling sering. Biasanya kolostomi akan berfungsi 5 hari setelah
operasi.
E. Perawatan Kolostomi
Klien dengan kolostomi perlu mengganti secara teratur kantong
kolostominya. Penggantian dilakukan minimal 1 kali/hari dan maksimal 4
kali/hari. Klien dapat memilih tipe kolostomi sesuai dengan kebutuhannya. Syarat
kantong kolostomi yang baik adalah:
1. Tidak mudah bocor setidaknya sampai pemakaian selama 3 hari.
2. Dapat mencegah bau.
3. Melindungi kulit disekitar stoma
54
F. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan kolostomi yang
dilakukan pada pasien. Komplikasi yang dimaksud antara lain:
1. Obstruksi
2. Infeksi
3. Parastomal hernia
4. Parastomal abses, ulser dan fistula
5. Gangguan eliminasi dan peredaran darah terganggu.
Referensi:
Gibsaon, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta:
EGC.
Pearce, Evelin. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperwatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
55
PERAWATAN KOLOSTOMI
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
NO DOKUMEN
NO REVISI
TANGGAL
TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1.
2.
3.
KONTRAINDIKASI 4.
PERSIAPAN
PASIEN
5.
6.
INDIKASI
PERSIAPAN ALAT
HALAMAN
56
CARA BEKERJA
HASIL
DOKUMENTASI
57
6.
7.
8.
dokumentasi keperawatan.
Catat hasil pengkajian: jumlah cairan, warna,
respon klien, dan lain-lain.
Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
Tanda tangan dan nama perawat.
58