Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN DAN PERAWATAN DIABETES MELLITUS

OLEH :
LUH PUTU VIDIA DARMAYANTHI DEWI
P07120213033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV
2014

I. Latar Belakang
Penyakit yang berkembang di masyarakat saat ini tidak hanya didominasi
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Penyakit
noninfeksi atau penyakit tidak menular ternyata semakin berkembang dan
meluas. Tidak hanya di wilayah perkotaan, namun penyakit tersebut sudah
mulai diderita masyarakat pedesaan.
Diabetes Melitus adalah kelompok penyakit metabolic yang ditandai
dengan hiperglikemi yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, kerja
insulin,atau keduanya. Sekarang ini banyak terjadi kasus diabetes mellitus di
Indonesia. Indonesia termasuk negara dengan jumlah penderita diabetes
terbanyak (No.4) di dunia. WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030, dengan
asumsi prevalensi diabetes di daerah urban 14,7% dan daerah rural 7,2%.
Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi
global menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah
mencapai 366 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta
pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang
menderita DM di Asia Tenggara. International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa
mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar penderita DM berusia
antara 40-59 tahun (Trisnawati, 2013).
Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun
dengan DM adalah 6,9 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter
tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi
Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa
Tenggara Timur (3,3%) (Kemenkes, 2013).
Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun. Penderita
yang terkena bukan hanya berusia senja, namun banyak pula yang masih
berusia produktif. Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter dan gejala
meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur 65 tahun
cenderung menurun. Prevalensi DM pada perempuan cenderung lebih tinggi

dari pada laki-laki, di perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada di


perdesaan, serta cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat
pendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi (Kemenkes,
2013).
Berdasarkan data yang dikumpulkan Tim Surveilans Terpadu Penyakit
Rawat Jalan RS Pemerintah dan Puskesmas Sentinel, penyakit tidak menular
yang mendominasi saat ini di Bali adalah diabetes mellitus (DM) dan
hipertensi. Pada tahun 2011 saja, penderita DM tercatat sekitar 4.023 orang
dengan rincian DM tergantung insulin (804), DM tidak bergantung insulin
(795), DM yang diakibatkan malnutrisi (103), DM yang tidak diketahui
lainnya (153) dan DM yang tidak terdeteksi (2.163).
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat
memahami tentang diabetes mellitus.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian diabetes mellitus.
b. Menjelaskan penyebab-penyebab diabetes mellitus.
c. Menguraikan tanda dan gejala diabetes mellitus.
d. Menyebutkan komplikasi diabetes mellitus.
e. Menguraikan pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus.
f. Mendemonstrasikan cara pencegahan dan perawatan kaki diabetes
mellitus.
Materi
Adapun materi yang akan di sajikan meliputi :
A. Pengertian Diabetes Mellitus
B. Penyebab Diabetes Mellitus
C. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
D. Komplikasi Diabetes Mellitus
E. Pengelolaan Diabetes Mellitus
F. Cara Pencegahan dan Perawatan Kaki Diabetes Mellitus
IV.Metode
III.

Adapun metode yang digunakan dalam Penyuluhan tentang Penanganan dan


Perawatan Diabetes Mellitus ini antara lain :
A. Ceramah
B. Tanya Jawab
C. Demonstrasi
V. Alat, Media dan Sumber
A. Alat dan Media

1. Meja
2. Kursi
3. LCD
4. Layar
5. Microphone
6. Laptop
7. Sound system
B. Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Poster
C. Sumber
Anonim. 2011. Satuan Acara Penyuluhan Diabetes. Dalam (http://juwiblogger.blogspot.com/2011/07/satuan-acara-penyuluhandiabetes.html diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 19.05)
Dinata, Triohardin Saputra. 2011. Satuan Acara Penyuluhan Diabetes
mellitus.
Dalam(http://triohardinsaputradinata.blogspot.com/2011/08/satu
an-acara-penyuluhan-diabetes.html diakses pada tanggal 28
April 2014 pukul 19.00)
Hakim, Trio Hardin. 2013. Satuan Acara Penyuluhan Diabetes. Dalam
(http://triohardinhakim08.blogspot.com/2013/07/sap-diabetesmellitus.html diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 19.00)
Kurniadi, Rizki. 2012. Satuan Acara Penyuluhan Diabetes. Dalam
(http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/satuanacara-penyuluhan-s-p-penyakit_8908.html diakses pada tanggal
29 April 2014 pukul 18.00)
Setyorini, Restina. 2013. Satuan Acara Pembelajaran Diabetes. Dalam
(http://restianasetyorini.blogspot.com/2013/09/satuan-acarapembelajaran-sap-diabetes.html diakses pada tanggal 28 April
VI.

2014 pukul 19.00)


Sasaran
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah warga Desa Panji Kecamatan
Sukasada Kabupaten Singaraja, Bali.

VII.

VIII.

Waktu
Hari/Tanggal
Pukul
Durasi
Tempat

: Selasa, 13 Mei 2014


: 08.00 WITA
: 45 menit

Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Desa Panji Kecamatan Sukasada


kabupaten Singaraja, Bali.
Setting tempat

Slide

Audience
IX.

Penyuluh

Audience

Rencana Evaluasi
A. Struktur
Audience
Audience
Audience
1. Persiapan
alat dan media
Alat dan media yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semua
lengkap atau dalam kondisi baik dan bisa digunakan saat ceramah dan
tanya jawab.
Alat :
1. Meja
2. Kursi
3. LCD
4. Layar
5. Microphone
6. Laptop
7. Sound system
Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Poster
2. Persiapan Materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah dan tulisan dalam bentuk
slide, leaflet dan poster untuk mempermudah dalam penyampaiannya.
3. Undangan/ peserta penyuluhan
Para warga di Desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Singaraja,
Bali.
B. Proses
1. Kehadiran minimal 75% mengingat pentingnya pemahaman
terhadap Diabetes Mellitus dikalangan masyarakat.
2. Minimal 55% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
3. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta.
4. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan.

5. Minimal 15% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang


diberikan.
C. Hasil
1. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, pesrta :
a. Minimal 60% dapat menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus
dengan benar.
b. Minimal 50% dapat menyebutkan penyebab-penyebab Diabetes
Mellitus.
c. Minimal 50% dapat menyebutkan tanda dan gejala Diabetes
Mellitus.
d. Minimal 50% dapat menjelaskan pengelolaan Diabetes Mellitus.
e. Minimal 50% dapat mendemonstrasikan cara perawatan Diabetes
Mellitus.
2. Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan sasaran mengenai Diabetes Mellitus dan
cara pencegahan, pengobatan dan perawatan Diabetes Mellitus sehingga
meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih tanggap terhadap
Diabetes Mellitus.

Lampiran I
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS DI
BALE BANJAR DESA PANJI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN
SINGARAJA, BALI TANGGAL 13 MEI 2014
A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada


seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolik yang komplek
melibatkan gangguan metabolik

karbohidrat, protein dan lemak dan

perkembangan komplikasi secara microvaskuler, macrovaskuler serta


neuropati . Diabetes Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai dengan
sirkulasi glukosa , lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak
memadainya insulin dalam memenuhi tuntutan metabolisme tubuh(Keith,
1996).
B. PENYEBAB-PENYEBAB DIABETES MELLITUS
1. Gangguan sistem imun. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan

kerusakan

sel-sel

pnyekresi

insulin,

kemudian

pningkatan kepekaan sel beta olh virus.


2. Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak
tidak memadai.
3. Pengaruh genetik atau keturunan
4. Terjadinya obesitas
5. Tingginya kadar kortikosteroid

6. Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam


darah
7. Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin
C. TANDA DAN GEJALA DIABETES MELLITUS
Gejala sering baru timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah
mengindap penyakit ini. Gejala yang sering muncul menurut (Arief, 2005)
adalah :
1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari
2. Gatal gatal terutama pada alat kelamin bagian luar.
3. Kesemutan dan kram.
4. Cepat merasa lapar dan kehausan.

5. Gairah sex menurun.


6. Cepat merasa lelah dan mengantuk.
7. BB menurun, nafsu makan bertambah.
8. Penglihatan kabur.
9. Mudah timbul abses dan kesembuhan yang lama.
10. Ibu melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
11. Ibu sering mengalami keguguran atau melahirkan bayi mati.
12. Poliuri (Banyak buang air besar)
13. Polipagia ( banyak makan)
14. polidipsi (banyak minum)
15. lemas
16. impotensi pada pria
17. pruritus vulva pada wanita
D. KOMPLIKAASI DIABETES MELLITUS
a. Kardiovaskuler : hipertensi, infak miokard
b. Mata : retinopati, katarak.
c. Syaraf : neuropati.
d. Paru paru : TBC.
e. Kulit : gangren, ulkus.
f. Hati : sirosis hepatis.
(Arief, 2005)
E. PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS
DM tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan
makan disertai dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa
waktu ( 4-8 minggu ). Bila kadar glukosa darah masih belum memenuhi
kadar sasaran metabolik yang diinginkan baru diberikan obat hipoglikemi
oral ( OHO ) atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan
dekompensasi metabolik, misalnya Ketoacidosis, DM dengan stress berat.
Berat badan yang menurun dengan cepat, insulin atau obat berhasiat
hipoglikemi dapat segera diberikan.
1. Penyuluhan ( edukasi DM)
Edukasi Diabetes merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan
tentang pengetahuan Diabetes dan ketrampilan yang dapat menunjang
perubahan perilaku yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal, penyesuaian psikologis dan kualitas hidup yang lebih
baik secara berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukakan
beberapa kali pertemuan untuk menyegarkan, mengingatkan kembali
prinsip penatalaksanaaan Diabetes sehingga dapat merawat dirinya
secara mandiri. Hidup sehat dengan diabetes memerlukan adaptasi
Psikososial yang positif, dan penatalaksanaan mandiri yang afektif

terhadap penyakit ini. Untuk mencapai penatalaksanaan mandiri yang


efektif penderita dengan diabetes harus mengetahui, memepunyai
sikap, dan terampil melakukan perawatan mandiri yang berhubungan
dengan pengendalian penyakit kronis ini. Pengalamam mengatakan
bahawa edukasi terncana seperti akan lebih efektif bila diberikan oleh
edukator diabetes yang berkualitas . Edukasi diabetes dianggap sebagai
salah satu cara terapi dan merupakan bagian integral keperawatan
orang dengan diabetes. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan pada
proses edukasi diabetes :
a. Berikan dukungan dan nasehat yang positif dan hindari terjadinya
kecemasan.
b. Sampaikan informasi secara bertahap jangan berikan beberapa hal
sekaligus.
c. Mulailah dengan hal yang sederhan baru kemudian dengan hal
yang lebih komplek.
d. Gunakan alat bantu dengan dengar-pandang ( Audio-visual AID).
e. Utamakanlah pendekatan dengan mengatasi masalah dan lakukan
simulasi.
f. Berikan pengobatan yang sederhana agar kepatuhan mudah
dicapai.
g. Usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan paksakan tujuan
h. Berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikanlah hasil
laboratorium.
Edukator diabetes didefinisikan sebagai tenaga kesehatan profesional
yang menguasai inti pengetahuan dan mempunyai pengetahuan dalam
ilmu biologi, sosial,komunikasi, konseling, dan telah berpengalaman
dalam merawat orang dengan diabetes. Tanggung jawab utama
edukator diabetes adalah pendidkan orang dengan DM , keluarganya
dan sistem pendukungnya yang menyangkut penatalaksanaan mandirri
dan masalah-masalah yang berhubungan dengan DM. Proses edukasi
ini sebaiknya terdiri dari topik topik berikut ini.
1)
2)
3)
4)
5)

Patofisiologi DM
Pengelolaan Nutrisi dan diet.
Intervensi Farmakologik
Aktifitas dan olah raga
Pemantauan mandiri kadar glukosa darah

6) Pencegahan dan pengelolaan komplikasi akut dan kronik.


7) Penyesuaian Psikososial
8) Ketrampilan mengatasi masalah
9) Pengelolaan stress
10) Penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Masing-masing profesi kesehatan melaksanakan pendidikan diabetes
menurut bidang profesinya sendiri sehingga mempunyai pusat
perhatian yang mungkin berbeda dan dapat berpengaruh pada proses
pendidikan. Edukasi diabetes berlangsung dalam berbagai keadaan
tergantung pada kebutuhan pasien,lingkungan kerja edukator dan
lingkungan. Edukasi diabetes sebaiknya merupakan suatu kegiatan
yang direncanakan, disesuaikan keadaan individu dan dievaluasi
dimanapun diadakan.
2. Perencanaan makan
Standar yang digunakan adalah

makanan

dengan

komposisi

seimbang :
a. Karbohidrat 60 %
b. Protein
10 15 %
c. Lemak
20 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan :
1)
2)
3)
4)
5)

Petumbuhan
Status gizi
Umur
Stress akut
Kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat
badab idaman.

Makanan dengan komposisi sampai 70 7 5 % masih memberikan


hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300
mg/hari, diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak
jenuh MUFA (Mono Unsurated Fatty Acid), dan membatasi PUFA
(Poli Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah
kandungan serat 25 g / hari, diutamakan serat larut.
Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya. Pemanis buatan yang aman
dan dapat diterima untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang
sedang hamil adalah: sakarin, aspartame, acesulfame, potassium, dan

sukralose. Jumlah kalori disesuaikan dengan status gizi,umur , ada


tidaknya stress akut, kegiatan jasmani. Untuk penentuan status gizi,
dapat dipakai Indeks Massa tubuh (IMT) dan rumus Broca.
Indeks massa tubuh ( IMT ) dapat dihitung dengan rumus:
IMT = BB ( Kg ) / TB ( M2 )
a. IMT Normal Wanita = 18.5 23.5
b. IMT Normal Pria = 22.5 25
c. BB kurang = < 18.5
Petunjuk Umum untuk Asupan Diet bagi Diabetes:
o Hindari biskuit, cake, produk lain sebagai cemilan pada waktu
makan.
o Minum air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori
rendah lainnya pada waktu makan.
o Makanlah dengan waktu yang teratur.
o Hindari makan makanan manis dan gorengan.
o Tingkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan.
o Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap
makan.
o Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus.
o Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih kecil.
o Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecil.
3. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan jasmani teratur (3 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar
dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat menurunkan

berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga


akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dimaksud ialahjalan, bersepeda santai, jogging, berenang.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Kegiatan sehari hari seperti berjalan kaki ke
pasar, menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan.
Batasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak
seperti menonton televisi. Prinsip latihan jasmani yang dilakukan :
1) Continous
2) Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus
menerus tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien
harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
3) Rhytmical yaitu latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otototot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh berlari,
berenang, jalan kaki.
4) Interval, latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan
lambat. Contoh: jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging
diselangi jalan
5) Progresive :
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari
intensitas ringan sampi sedang selama mencapai 30 60 menit.
Sasaran HR = 75 85 % dari maksimal HR.
Maksimal HR = 220 (umur).
6) Endurance, latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi, seperti jalan jogging dan sebagainya.
F. CARA PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KAKI DIABETES
MELLITUS
a. Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki
pada penderita DM
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau
menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
b. Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik
1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun
c. Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:

1.

Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan


kasa steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera

2.
d.

periksa ke dokter
Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke

dokter.
Perawatan kaki Diabetik :
1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu
2.
3.

apung / sikat halus


Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan

warna

( pucat,kemerahan ),bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu


4.
5.

(dingin,lebih panas)
Bila kaki kering,olesi dengan lotion
Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku
terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5C )

selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin
ada sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan
gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah
lancar
Lakukan senam kaki
Jangan biarkan luka sekcil apapun
e. Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :
1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih
8.
9.

2.
3.
4.

inchi lebih panjang dari kaki


Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

Lampiran II
Pertanyaan :
1. Apa itu diabetes mellitus ?
2. Apa yang menyebabkan diabetes mellitus ?
3. Apa saja tanda dan gejala diabetes mellitus ?
4. Apa saja komplikasi diabetes mellitus ?
5. Bagaimana cara perawatan kaki diabetes mellitus ?
Jawaban :
1. Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif.
2. Diabetes mellitus disebabkan karena tidak adekuatnya produksi insulin
pada pankreas, karena terjadinya peningkatan kebutuhan insullin, serta
gangguan sistem imun.
3. Gejala yang sering muncul menurut adalah sering buang air kecil terutama
pada malam hari, gatal gatal terutama pada alat kelamin bagian luar,
kesemutan dan kram, cepat merasa lapar dan kehausan, gairah sex
menurun, cepat merasa lelah dan mengantuk, BB menurun, nafsu makan
bertambah, penglihatan kabur, mudah timbul abses dan kesembuhan yang
lama, ibu melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
4. hipertensi, infak miokard, retinopati, katarak, neuropati, TBC, gangren,
ulkus, sirosis hepatis.
5. Cara perawatan kaki diabetes mellitus sebagai berikut :
a. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung
/ sikat halus

b.
c.

Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari


Periksa
kaki
kemungkinan
adanya
perubahan

warna

( pucat,kemerahan ),bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu


(dingin,lebih panas)
d. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
e. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku
terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5C )
f.
g.

selama 5 menit.
Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada
sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan

h.
i.

pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar


Lakukan senam kaki
Jangan biarkan luka sekcil apapun

Anda mungkin juga menyukai