Anda di halaman 1dari 13

PELANGGARAN KODE ETIK

DAN DISIPLIN APOTEKER


Disusun oleh:
SUWANTI
DESI ARYANTI
SETYAWATI

DEFINISI
Apoteker adalah sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah
janji apoteker (PMK 58/2014)

SYARAT
Apoteker harus memenuhi Standar
Kompetensi Apoteker (9
kompetensi apoteker) yang telah
di atur dan tetapkan oleh IAI.

Apotik
Apotek : Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan( Permenkes No 922 thn 1993 pasal 5 )
Apotek : Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan,pengubahan bentuk
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.(Pasal 10 Permenkes
922/Menkes/Per/X/1993 )
Apotek : suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan Penyaluran obat kepada masyarakat (PP No.25 thn 1980)
Apotek : suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan Penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat (Permenkes No.922
th 1993)
Apotek : suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan Penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat (Kepmenkes No.1332 thn 2002, Kepmenkes No.1027 thn 2004)

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


PMK No. 58/ 2004 Pel. Kes di RS
UU No. 8 tahun 1999 ttg Perlindungan

Konsumen
PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
Kepmenkes No. 244/Menkes/SK/V/1990 ttg
Ketentuan dan Tatacara Pemberian Izin Apotik.
Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 ttg
Ketentuan dan Tatacara Pemberian Izin apotik.

Jenis Pelanggaran

Pelanggaran kode etk profesi adalah


:Penyelewengan /penyimpangan terhadap
norma yang ditetapkan dan diterima oleh
sekelompok profesi ,yang mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu di masyarakat.
Pelanggaran tindak pidana adalah: adalah suatu
kelakuan yang melawan hukumberhubung
dilakukan dengan sengaja atau alfa oleh orang
yang dapat dipertanggung jawabkan.

PELANGGARAN PIDANA UMUM

Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis


farmasi.Kegiatan ini menurut perundangan yang berlaku
tidak boleh terjadi dan dilakukan.(Kep Menkes RI no
1332/Menkes/SK/X/2002 )
Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu
atau gelap.Peredaran gelap yang dimaksud adalah gol
obat dari narkotik dan psikotropik.( UU no 35 thn 2009 )
Pindah alamt tanpa ijin.Dalam pengajuan untuk
mendapatkan izin apotek,telah dicantumkan denah dan
lokasi apotek.( Kep Menkes RI No
1332/Menkes/SK/X/2002 )
Menjual obat narkotik tanpa resep dokter.( UU No 35 thn
2009 )

LANJUTAN

Kerjasama dengan PBF dalam menyalurkan obat


kepada pihak lain yang tidak berhak dalam
jumlah besar.Selain merusak pasar,juga akan
mengacaukan sistem peredaran obat baik di
apotek,distributor,maupun pabrik.Akibat yang
mungkin ditimbulkan adalah kesulitan
konsumen untuk memilih obat yang baik dan
benar.( PP No 72 /1998 )
Tidak menunjuk Apoteker Pendamping atau
Apoteker pengganti pada saat APA tidak ada di
tempat( PerMenkes RI No
889/Menkes/Per/V/2011 )

LANJUTAN

Lemari narkotika tidak memenuhi syarat


penyimpanan narkotik yang diatur dalam
Undang Undang no 9 tahun 1976 ,adalah
dengan menyimpan sediaan dalam lemari
terkunci ,terpisah dengan obat keras lainnya

Apotik belum mempunyai izin tetapi melakukan


pekerjaan kefarmasian,Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 1332 / MenKes / SK / X /2002

PELANGGARAN KODE ETIK

Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak( PerMenkes RI


no 922/Menkes/Per/X/ tahun 1993 )
Menyimpan obat rusak ( belum dimusnahkan termasuk obat
yang dikatagorikan kadaluarsa ) ( PP No 72 /1998 )
Melayani salinan resep narkotik dari apotek lain ( UU No 35 /
2009 )
Dokter menulis resep dengan kode dan reseptsb hanya dapat
ditebus di apotek yang ditunjuk dokter( UU No 8 /1999 )
PSA menjual Psikotropik dan pada saat membuat
laporanbekerjasama dng dokter untuk membuatkan resep( Per
Menkes RI No 922/Menkes/Per/X/thn 1993 )
Resep narkotik tidak dipisahkan.( SE dirjen POM 336/E/SE/1977
Krim malam,krim pagi buatan apotek sendiri,tidak diketahui
formulanya.( UU No 8 /1999 )

DALAM PMK NO 922 THN 1993


DIJELASKAN :
Pasal 15 :Apoteker tidak dijinkan mengganti obat
generik yang tertulis dalam resep dengan obat paten
Dalam hal penggantian obat yang tertulis dalam
resep Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter
Pasal 16 : Apabila Apoteker menganggap bahwa
dalam resep terdapat kekeliruan ,Apoteker harus
berkonsultasi dengan dokter
Apabila hal yang diatas ,karena pertimbangan
tertentu dokter tetap pada pendiriannya,maka
dokter wajib membubuhkan tanda tangan atau
pernyataan tertulis

TUJUAN STANDAR PELAYANAN


KEFARMASIAN
di APOTIK
Sebagai Standar praktik Farmasis dlm
menjalankan profesi
Melindungi masyarakat dr pelayanan
yg tidak profesional
Melindungi profesi dlm menjalankan
praktik kefarmasian

13

Anda mungkin juga menyukai