Anda di halaman 1dari 20

RESIDU BAHAN

KIMIA
Kelompok V (Lima)

DISUSUN OLEH :
Ibrahim Yusuf A
12/331712/PN/12796
Sheila Rosmala Putri
12/335074/PN/13015
Nika Agustya N13/345866/PN/13118
Atikah Nur Farida
13/345948/PN/13133
Fari Nuhana M 13/349662/PN/13298
Kinanthi Rindang S
13/350120/PN/13349
Annisa Galuh D

Latar belakang
Penggunaan peptisida pada bidang pertanian dapat menimbulkan
masalah
lingkungan, antara lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan
yang
dapat mengakibatkan kerusakan sumberdaya perikanan (Connel & Mill
er, 1995).
Residu merupakan akumulasi obat atau bahan kimia dan/atau meta
bolitnya yang terdapat pada produk tumbuhan maupun hewan sebaga
i akibat dari pemakaian atau terkontaminasi obat, hormon, pestisida da
n cemaran logam berat pada hewan maupun tumbuhan dan/atau pro
duknya baik sebelum proses produksi, dalam proses produksi maupun
setelah proses produksi.

Tujuan
1.
2.
a
3.
4.

Mengetahui residu bahan kimia yang terdapat pada lingkun


gan
Mengetahui penyebab dan dampak dari residu bahan kimi
Mengetahui jalur kontaminasi
Mengetahui mekanisme terjadinya keracunan

Jenis Pestisida
Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau men
gendalikan berbagai hama. Dalam bidang pertanian jenis pestisida yang
digunakan
yaitu :
Bakterisi
da

Rodentisi
da

Nematisi
da

Fungisida

Insektisid
a

Jenis
Pestisi
da

Herbisida

Jenis Pestisida
Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

Pestisida kimia/sintetis

Pestisida organik

Pestisida elemen

Jenis Pestisida
Berdasarkan toksisitas dan golongan, pestisida organik sintetik da
pat digolongkan menjadi :

Golongan
Organoklori
n

Golongan
Organofosfa
t

Golongan
Karbamat

Piretroid
Sintetik (Sp)

Minyak

Logam Berat
Menurut Saeni (1989) logam berat adalah unsur yang mempunyai bobot jenis le
bih dari 5 g/cm3 yang biasanya terletak di bagian kanan bawah sistem periodik. Jen
is logam berat dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Logam esensial

Kelompok logam yang diperlukan dalam proses fisiologis makhluk


hidup
Merupakan unsur nutrisi yang bila kekurangan dapat
menyebabkan kelainan
fisiologis ternak yang disebut dengan
defisiensi mineral
Logam
Berfungsi sebagai mikronutrien yang bermanfaat bagi kehidupan
2.
organisme
perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co
nonesensial

kelompok logam yang tidak berguna atau belum diketahui


kegunaannya dalam tubuh, seperti Hg, Pb, dan Cd

Antibiotik
Zat kimia yang mempunyai kemampuan dalam larutan encer untuk membun
uh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik memiliki kemampuan u
ntuk memberikan efek toksik pada bakteri namun tidak pada manusia yang dise
but toksisitas selektif, hal ini disebabkan karena struktur sel manusia berbeda de
ngan struktur sel bakteri.
Antibiotik dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan cara kerjanya:
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel mikroba,
(contohnya penicillin, cephalosporin, vancomycin, bacitracin).
2. Antibiotik yang bekerja mengganggu permeabilitas membran sel
sehingga menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting sel
(contohnya polymyxin).
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba
(contohnya tetracycline, erythromycin, clindamycin,
chloramphenicol dan aminoglycoside)
4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (contohnya
rifampin dan quinolone)
5. Agen yang menghambat metabolime sel mikroba
(contohnya trimethoprim dan sulfonamide)

Bahan-Bahan Kimia
Merupakan suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat, cair atau gas, d
an berdasarkan komponen penyusunnya berbentuk tunggal atau persenyawaa
n (campuran)
yang berasal dari alam maupun hasil proses produksi. Bahan-bahan kimia, sepe
rti minyak, herbisida, Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan
penyakit tanaman pertanian dan insektisida dapat mencemari air dan lingkung
an. Demikian juga
industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air, begit
u limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu

Jalur kontaminasi
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing kedalam makana
n yang
tidak dikehendaki atau diinginkan. Terjadinya kontaminasi dapat dibagi dalam ti
ga
1. Kontaminasi
cara yaitu :

langsung (direct
contamination)

2. Kontaminasi
silang (cross
contamination)
3. Kontaminasi
ulang
(recontamination)

Mekanisme toksikasi
Mekanismenya melalui 2 cara yaitu:

Toksisitas yang dimulai


dengan interaksi
langsung
antara zat kimia atau
metabolitnya dengan
reseptornya
Langsung (toksik intra sel)

Toksisitas yang terjadi


secara tidak langsung
dengan mempengaruhi
lingkungan sel sasaran
tetapi dapat
berpengaruh pada sel
sasaran Tidak langsung

(toksik ekstra sel)

Mekanisme toksikasi
Tabel 1. Mekanisme efek toksik intrasel dan ekstrasel
Mekanisme efek toksik intrasel

Mekanisme efek toksik ekstrasel

Terjadi secara langsung dimana

Terjadi tidak secara langsung

Zat beracun (baik berbentuk zat kimia

dimana zat beracun akan berinteraksi di

indukmaupun produk metabolit)

lingkunganluar sel

akan langsung berinteraksi dengan


dengan target molekuler yang khas
maupun tidakmelalui salah satu
mekanisme reaksi (misalnya ikatan
kovalen dan substitusi) di dalam sel.

Mekanisme toksikasi
Zat kimia dapat memasuki tubuh dengan tiga cara yaitu melalui ingesti, inhala
si dan
absorpsi di kulit/dermal. Ketiganya akan mengakibatkan efek yang berbeda. Terd
apat
tiga jalur pemaparan yang pokok menurut Idris (1985), yaitu:
Jalur pemaparan dermal

Jalur pemaparan inhalasi

Ingesti

Gejala dan Akibat Keracunan


Residu bahan kimia dapat menyebabkan dua jenis keracunan, yaitu keracun
an akut dan keracunan sedang. Keracunan akut disebabkan akibat mengkonsu
msi bahan makanan tercemar residu kimia dalam jumlah yang banyak, akibatn
ya fatal. Dapat menimbulkan kematian. Keracunan sedang disebabkan konsum
si bahan makanan yang tercemar residu bahan kimia belum terlalu banyak. Gej
ala umum yang terjadi karena keracunan residu bahan kimia bermacam-maca
m, seperti : sakit kepala, pusing, mual sampai muntah, gemetar, kejang, penge
lihatan kabur, berair liur banyak, diare, bahkan ada yang sampai kehilangan ke
sadaran.

Tingkat kesadaran penderita keracunan :


Tingkatpenderita
I
mengantuk tapi masih sadar dan mudah diajak berbicara

Tingkat II

penderita tertidur tapi masih dapat dibangunkan dengan


rangsangan minimal seperti panggilan atau digoyangkan
tubuhnya

Tingkat
III

penderita dalam keadaan tidak sadar dan hanya bereaksi terhadap


rangsangan maksimal seperti menggosok tulang dada keras
menggunakan kepalan tangan

Tingkat IV

penderita dalam keadaan koma dan tidak ada reaksi sedikitpun


terhadap rangsangan diatas. Hal ini merupakan tingkat yang parah
dan mengancam keselamatan jiwa

Pencegahan dan Pengendalian Residu Bahan Kimia


Sanitasi dan higiene saat mengolah produk perikanan harus diperhatikan den
gan
serius. Hal ini agar mencegah terjadinya kontaminasi silang yang dapat membah
ayakan konsumen. Dalam menghasilkan bahan pangan, produsen dan pengola
h diharapkan
dapat menerapkan cara-cara berproduksi yang baik ( good manufacture practice
s)
sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat dikonsumsi.
Tahap budidaya perlu diterapkan Good Farming Practices (GFP), selanjutnya p
ada
tahap pascapanen dilakukan Good Handling Practices (GHP). Begitu pula pada t
ahap
pengolahan, penerapan Good Manufacture Practices (GMP) sangat diperlukan,
dan pada tahap distribusi harus diterapkan Good Distribution Practices (GDP) ag
ar produk perikanan maupun makanan sampai ke konsumen dalam keadaan am
an.

Gambar Skema penerapan sistem keamanan pangan pada tiap tahapan produksi

Penerapan prinsip sanitasi higiene terhadap r


esidu toxinologi
Untuk menerapkan prinsip higiene dalam industri perikanan maka dapat dila
kukan pencegahan dari kontaminasi yang menyebabkan toksik pada hasil olah
an perikanan. Menurut Siswati (2004), pencegahan kontaminan meliputi :
Pengawasan terhadap ikan sebagai bahan baku.
Pengawasan terhadap air, udara dan tanah
Pengawasan terhadap serangga dan cemaran biologi lain
Pengawasan terhadap pekerja
Pengawasan terhadap cemaran mikrobiologi
Pengawasan terhadap peralatan

Hubungan pengaruh toksinitas dan prinsip higiene


yang tidak baik terhadap industri perikanan
Berbagai jenis sumber toksinitas yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhad
ap
spesies hasil perikanan yang akan diolah pada industri perikanan cenderung pengaruh
dari berbagai lingkungan seperti zat-zat kimia dan logam berat yang terus berputar p
ada
rantai makanan yang ujungnya akan berdampak buruk pada manusia. Hal ini dikaren
akan
tercemarnya lingkungan biota perairan kebanyakan disebabkan adanya buangan limb
ah
dari berbagai industri termasuk industri perikanan yang menghasilkan berbagai senya
wa
yang merugikan kelangsungan ekosistem biota perairan yang disebabkan tidak mener
apkan higiene yang baik pada teknologi industri perikanan.
Menurut Hadiwiyoto (1997), senyawa karsinogen yang biasa terdapat pada produ
k hasil
perikanan adalah golongan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) dan hidrokarbon ar
omatik amin (HAA) atau sering disebut dengan nitrosomasin dan produk hasil oksidas

PENUTUP
Kesimpulan :
1.
2.
3.
4.

Mengetahui residu bahan kimia yang terdapat pada lingkungan


Mengetahui penyebab dan dampak dari residu bahan kimia
Mengetahui jalur kontaminasi
Mengetahui mekanisme terjadinya keracunan

Anda mungkin juga menyukai