Anda di halaman 1dari 5

1.

ISSUE ETIK
a)

Issue

etik

yang

terjadi

antara

bidan

dengan

klien,keluarga,masyarakat

Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan erat
dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan.
Kasus 1 :
Disuatu desa , ada ditempatkan seorang bidan bernama buk neneng , buk neneng ini terkenal sekali
materialistis . Sampai-sampai pelayanan yang di berikannya saja tergolong materialiastis . Suatu hari
datang pasien bernama liska untuk bersalin . Setelah persalinan selesai suami dari Liska tidak bisa
membayar semua uang persalinannya dengan lunas . Si bidan tidak terima dengan hal tersebut dan terus
mendesak untuk melunasinya dan menceritakan kepada semua orang . Seharusnya sebagai seorang
bidan janganlah dinilai masyarakat sebagai sosok yang materialistis karena bidan menolong persalinan
itu berdasarkan hati nurani .
Kasus 2 :
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama dua tahun. Pada
suatu hari datang seorang klien bernama Ny Ani usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya
terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil pembukaan 3 dan
ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke
Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak
untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha
untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika
tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras
agar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil
menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini
masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar
dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini.
Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk
menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar.
Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa
bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan
tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
b) Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat
ETIK adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar dan salah yang
dianut suatu organisasi atau masyarakat.
Kasus 1 :
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan Yati
dan bidan Liska yang sama sama memiliki RB dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut.
Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di RB bidan Liska yang lokasinya tidak
jauh dengan RB bidan Yati . Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap

dan menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun
mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak
pasien untuk bersaing dengan bidan Yati.Sedangkan bidan Yati mengetahui hal tersebut. Jika bidan
Liska tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan Yati akan melaporkan bidan Liska untuk
menjatuhkan bidan Liska karena di anggap melanggar wewenang profesi bidan.
C ) Issu etik yang terjadi antara bidan dan profesi
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topic masalah yang menjadi
bahan pembicaraan antara bidan dengan organisasi profesi karena terjadinyasuatu hal-hal
yangmenyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Kasus 1 :
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal kehamilan ibu tersebut memang sudah
sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan Ibu tersebut mempunyai riwayat
hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanya sangat beresiko saat persalinan tiba. Tekanan darah
ibu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendiri.
Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko
yang akan terjadi. Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya dari
pada dirujuk kermah sakit. Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-kejang
dan meninggal. Saat berita itu terdengar organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi yang
setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin praktek
( BPS ) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggarantersebut.
Kasus 2 :
Disuatu desa terpencil ditempatkan seorang bidan PTT , sebut saja bidan Erni . Bidan Erni ini sangat
jarang sekali berada ditempat . Sehingga dimasa kerjanya bidan yang seharusnya dibutuhkan ini tidak
memberikan pelayanan sebagai mana mestinya . Ini merupakan planggaran yang dilakukannya
terhadap profesinya . Hal ini terdengar oleh organisasi profesi (IBI) dan bidan PTT ini bisa di kenakan
sanksi yang setimpal atas pelanggaran yang ia lakukan .
D)

Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya


Yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya. Sehingga
menimbulkanketidak sepahaman atau kerenggangan social.
Kasus 1 :
Disuatu daerah terdapat seorang dokter dan bidan yang sama-sama membuka praktik mandiri . Terjadi
persaingan disini antara Dokter A dan bidan B . Setiap harinya pasien yang datang di bidan B lebih
banyak daripada di dokter A . Masyarakat lebih dekat dan nyaman berobat dengan bidan B daripada
dokter A dikarenakan bidan B lebih ramah dan harga untuk sekali berobatnya tidak begitu mahal .
Dokter A menjadi iri dengan banyaknya pasien yang datang ke bidan tersebut .Hal ini dapat menjadi
konflik antara bidan dan dokter tersebut .

Kasus 2 :
Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu berusia 35 Tahun keadaannya sudah
lemah. bidan menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien
menjawab ketika dirumah anti jatuh & terjadi perdarahan hebat. Setelah itu bidan memberikan
pertolongan , memberikan infuse dan pertolongan lainnya . Bidan menjelaskan pada keluarga, agar
istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase.Kemudian keluarga anti menolak saran bidan
tersebut , dan meminta bidan yang melakukan currentase. Selang waktu 2 hari anti mengalami
perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan kapeda suami anti, apa yang
sebenarnya terjadi dan suami anti menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran &
di currentase bidan didesanya . Dokter mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah konflik antara
bidan & dokter.
2. ISSUE MORAL
Issue moral adalah topik penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan seharihari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan .
Kasus 1 :
Disuatu RB milik bidan Liska datang seorang pasien hamil tetapi memiliki riwayat anemia . Dalam
kehamilan 16 minggu pasien datang dengan keadaan lemah . Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
kandungan sangat lemah , dikhawatirkan dapat membahayakan ibu . Mau tidak mau kandungan harus
di gugurkan , kalau tidak akan membahayakan ibu . Disatu sisi aborsi dapat menyelamatkan nyawa ibu
dan di satu sisi aborsi dilarang oleh agama .
Kasus 2 :
Ada seorang ibu mengalami kanker serviks stadium 4 yang sudah sangat kronis sekali . Setiap harinya
ibu ini merasakan sakit yang sangat luar biasa . Karna ketidaksanggupannya menahan rasa sakit yang
begitu menusuk ibu ini dengan persetujuan anak-anaknya meminta untuk melakukan euthanasia (suntik
mati ) , secara legalitas di Indonesia tidak di perbolehkan hal seperti ini . Jika ingin melakukannya ibu
tersebut bisa melakukannya di negara luar seperti Belgia .
3. DILEMA MORAL
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternative
pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah.
Kasus 1 :
Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnese dia
mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat,
perineum masi tebal dan kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada
pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin
menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan
episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat.Sementara itu ada

bidan yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan
karna untuk melindungi bayinya.
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan dihadapkan pada suatu
tuntutan dari pasien. Sihingga inilah yang merupakan contoh gambaran dilema moral. Bila bidan
melakukan tindakan tanpa pesetujuan pasien, bagai mna tinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak
dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?
Kasus 2 :
Seorang Bidan yang ditempatkan di Desa pelosok ( terpencil ) telah lama bertugas didaerah tersebut,
dan sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Desa tersebut.Namun Bidan tersebut masih
BIdan P2B sedangkan untuk saat ini seorang bidan diharuskan minimal D3 kebidanan , karena jarak
Desa ke kota ke tempat pendidikan yang jauh & bidan juga sudah merasa banyak mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat nya bidan tersebut tidak melanjutkan ke D3 kebidanan. Karena tanpa
melanjutkan pun masyarakat juga sudah banyak yang mempercayai pelayanannya dan hampir semua
ibu bersalin didaerah tersebut yang mempercayakan pertolongan persalinan pada bidan itu.
Dilema yang dirasakan bidan , bidan merasa sudah mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat di
tempat dia Praktek. Sehingga ia merasa tidak perlu melanjutkan pendidikannya ke D3 kebidanan. Di
sisi lain Bidan mendapatkan tuntutan dari organisasi profesi untuk melanjutkan pendidikan D3
kebidanan.
4. KONFLIK MORAL
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang
boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Kasus 1
Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat
praktiknya. Hasil pemeriksaan penapisan awal menunjukan persentasi bokong dengan tafsiran berat
janin 3700 gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan
memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun
pasien dan keluarganya bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan tersebut, karena pertimbangan
biaya dan kesulitan lainnya. Melihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik moral yang
bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan pada kebidanan. Bahwa sesuai
Kepmenkes Republik Indonesia 900/menkes/sk/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan
tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan persentasi bokong di
sisi lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien. Yaitu ketidakmampuan secara
sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagaimana seorang bidan mengambil keputusan yang
terbaik terhadap konflik moral yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan.
Kasus 2

Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami pendarahan postpartum setelah melahirkan bayinya
yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikkan uterotonika. Bila ditinjau dari
hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikkan
karena kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit bila terjadi
pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien, dan yang lebih patal lagi
bila pasien akhirnya meninggal karena pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. Walapun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik Mungkin itulah
keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan (dentology).

Anda mungkin juga menyukai