Menuju Kedaulatan Energi
Menuju Kedaulatan Energi
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut terdiri dari impor minyak
mentah sebesar USD1,725 miliar, hasil minyak USD3,552 miliar, dan gas sebesar USD238,2
juta. Nilai impor masih di atas ekspor yang sebesar USD6,448 miliar pada dua bulan pertama
2012. Gali lebih dalam lagi, keadaanya dengan diberlakukannya UU No. 22/2001 tentang
migas yang lahir untuk mengakomodasi permintaan IMF dalam era reformasi agar Indonesia
lebih membuka diri kepada investasi asing menyebabkan terbukanya penguasaan korporasi
asing sampai 95% untuk migas dan 90% untuk tambang. Untuk Pertamina sendiri yang
notabene perusahaan BUMN asli Indonesia hanya mendapatkan porsi 16 % untuk
mengeksplorasi energy di tanah airnya sendiri. (Republika, 2012). Rata-rata produksi minyak
mentah (lifting) sumur di Indonesia saat ini sekitar 910 ribu barel per hari (bph), yang
kemudian setengahnya dibawa ke luar oleh perusahaan asing tersebut sebagai hak bagi hasil,
pengembalian biaya operasi, dan investasi (cost recovery) (Harian Haluan, 2012). Jelas,
merupakan fakta yang terjejak bahwa terdapat korporasi asing yang turut campur dalam
eksploitasi kekayaan energy Indonesia serta ketidakmampuan negara dalam memenuhi
kebutuhan energy Indonesia dengan adanya impor yang bukan merupakan potret definisi
kedaulatan.
Gali dan gali lagi: pengalokasian energy
Telusur alur energy Indonesia, diketahui bahwa sebagian besar energy migas dan
batubara dibutuhkan untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler pembentuk uap pada
industry maupun perusahaan listrik pembentuk daya selain sebagai bahan bakar transportasi
dan kebutuhan lain. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sepanjang empat bulan pertama
2012 PLN telah mencapai 2,8 juta kiloliter. Penggunaan BBM untuk pembangkit listrik
tersebut telah mencapai 37,5 persen dari target penggunaan tahun 2012 sebesar 7,5 juta
kiloliter sedang dana yang telah dihabiskan Rp7,39 miliar untuk membeli BBM non subsidi.
Sedangkan untuk gas, PLN mengaku telah mengkonsumsi 94,158 BBTU untuk menjalankan
pembangkit listrik dan 12 juta ton untuk batubara (Viva News, 2012).