Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi penduduk di seluruh dunia semakin meningkat,
tidak terkecuali penduduk Indonesia. Kebutuhan akan bahan bakar tersebut lebih banyak
menggantungkan pada sumber minyak yang terbuat dari fosil daripada sumber energi
lainnya. Tetapi saat ini dunia mengalami krisis bahan bakar minyak karena cadangan
bahan pembuat minyak ini semakin menipis dan akan segera habis dalam beberapa
tahun mendatang. Penurunan jumlah cadangan
produksi minyak

minyak disertai pula dengan penurunan

mencapai 10% pertahun. Kondisi ini

perlu penanganan yang serius,

mengingat kebutuhan bahan bakar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
(Susilo, 2006).
Titik anilin/ Anilin Point (AP) adalah karakteristik lain dari fraksi minyak bumi yang
menunjukkan tingkat aromatis campuran hidrokarbon. Titik anilin didefinisikan sebagai suhu
terendah dimana volume anilin dan sampel yang sama menjadi benar-benar terlarut. Titik
anilin adalah parameter yang berhubungan dengan jenis hidrokarbon dalam fraksi minyak
bumi. Titik anilin adalah parameter yang berguna dalam perhitungan panas pembakaran,
indeks kadar hidrogen diesel dan minyak bakar. Untuk produk non-BBM seperti pelarut titik
anilin biasanya ditentukan untuk mengukur efektivitas mereka (Albahri, T.A, 2002).
Untuk mengetahui kualitas bahan bakar diperlukan pengukuran pada beberapa
parameter, diantaranya indeks diesel dan angka setana yang dipengaruhi oleh titik anilin. Titik
anilin adalah suhu terendah di mana volume anilin dan minyak diesel benar-benar larut.
Semakin tinggi titik anilin, maka indeks diesel dan angka setana akan semakin tinggi. Indeks
diesel berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan bahan bakar untuk menyala, sedangkan
angka setana berpengaruh pada mudah atau tidaknya bahan bakar untuk terbakar dalam
kompresi. Maka titik anilin dari suatu bahan bakar perlu diketahui agar dapat mengetahui
spesifikasi dan kualitas bahan bakar (Susilo, 2006).

I.2 Rumusan Masalah

I-1

I-2
BAB I PENDAHULUAN

1. Bagaimana metode yang tepat untuk mengukur aniline point pada sampel campuran
Biodiesel 50% dan Solar Pertamina 50% dengan anilin ?
2. Bagaimana menetapkan cetane number dan indeks diesel pada sampel campuran
Biodiesel 50% dan Solar Pertamina 50 % dengan anilin ?
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan aniline point adalah :
1. Menetapkan titik anilin pada sampel campuran Biodiesel 50 % dan Solar Pertamina 50
% dengan anilin menggunakan uji B dari ASTM D-611-07.
2. Menetapkan cetane number dan indeks diesel dari sampel campuran Biodiesel 50 %
dan Solar Pertamina 50 % dengan anilin
I.4 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui titik aniline pada sampel campuran Biodiesel 50 % dan Solar Pertamina
50 % dengan anilin menggunakan uji B dari ASTM D-611-07.
2. Mengetahui indeks diesel dan cetane number dari pada sampel campuran Biodiesel 50
% dan Solar Pertamina 50 % dengan anilin.

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai