DISUSUN OLEH :
Muh. Idham Rahman
C11109253
PEMBIMBING :
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes
2014
Judul Skripsi :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN SERUMEN OBSTURAN PADA PASIEN RAWAT
JALAN RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR
Makassar,
Pembimbing
ii
Skripsi
dengan
judul
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
PASIEN
RAWAT
JALAN
RSUD
LABUANG
BAJI
KOTA
: 10.00 WITA
Tempat
Anggota I
Anggota II
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembentukan Serumen Obsturan Pada Pasien Rawat Jalan RSUD Labuang
Baji Kota Makassar
Stambuk : C11109253
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar pada :
Hari / Tanggal
Pukul
: 11.00 WITA
Tempat
Mengetahui,
Pembimbing
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan
segala
rahma
dan
karunia-Nya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Dengan rahmat dan petunjuk-Nya disertai
usaha yang sungguh-sungguh, doa, ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan dan pengalaman selama masa kepaniteraan klinik serta dengan arahan
dan bimbingan dokter pembimbing, maka skripsi yang berjudul Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Serumen Obsturan Pada
Pasien Rawat Jalan RSUD Labuang Baji Kota Makassar ini akhirnya dapat
diselesaikan.
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes selaku pembimbing yang dengan kesediaan,
keikhlasan, dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal sampai
pada penulisan skripsi ini.
2.
3.
Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc selaku ketua Bagian IKM-IKK FK-UH
yang telah memberikan banyak bimbingan dan bantuan selama penulis
mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian IKM-IKK FK-UH.
4.
Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, para Wakil Dekan, staf pengajar, dan
seluruh karyawan yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada
penulis selama mengikuti kepaniteraan klinik di FK Unhas.
5.
6.
7.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Makassar,
Juli 2014
Penulis
vi
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JULI 2014
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ......................................................................................... 5
2.2 Epidemiologi ................................................................................ 5
2.3 Faktor risiko ................................................................................. 6
a. Jenis Kelamin ........................................................................... 6
b. Umur ......................................................................................... 6
c. Obesitas .................................................................................... 6
d. Pekerjaan / aktivitas ................................................................. 7
e. Riwayat sakit telinga ................................................................ 7
f. Riwayat membersihkan telinga ................................................. 7
2.4 Patomekanisme ............................................................................. 8
viii
ix
DAFTAR SKEMA
Skema
Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
xii
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi faktor risiko terjadinya serumen obsturan pada pasien yang mengunjungi
pelayanan kesehatan primer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Definisi
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea dan kelenjar serumenosa
bercampur epitel skuamosa yang terdapat di kulit sepertiga luar liang telinga.
Komponen organik dari serumen terdiri dari rantai panjang asam lemak jenuh dan
tidak jenuh, alkohol, squalene (penyusun 12-20% komponen serumen) dan
kolesterol (6-9%). Serumen merupakan substansi yang normal dibentuk untuk
membersihkan, melindungi dan melumasi bagian luar liang telinga. Serumen
dikeluarkan dari liang telinga bersama kotoran melalui self-cleaning mechanism
pergerakan rambut pada kulit telinga yang menyebabkan serumen bergerak ke
arah luar dari liang telinga dan dibantu oleh pergerakan rahang saat mengunyah
atau menelan2,5. Meskipun demikian, dapat terjadi keadaan patologis yaitu
serumen obsturan dimana serumen terakumulasi dan menumpuk sehingga
menyebabkan sumbatan pada sebagian ataupun seluruh liang telinga (baik salah
satu bagian ataupun kedua bagian telinga) dan dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman/penuh di telinga, gangguan pendengaran, tinnitus, nyeri, serta penurunan
kualitas hidup. 1,3.
2. 2. Epidemiologi
Serumen obsturan ditemukan pada semua kelompok umur, sekitar 10% pada
anak-anak, 5% pada orang dewasa normal, lebih dari 57% pada pasien orang tua
yang dirawat di rumah, dan 36% pada pasien dengan retardasi mental3. Di
Indonesia jumlah penderita gangguan pendengaran diperkirakan mencapai 9,6 juta
orang dan sebagian besar diantaranya disebabkan karena sumbatan kotoran
telinga. Berdasarkan survei yang dilakukan Fakultas Kedokteran Indonesia di
beberapa sekolah di enam kota di Indonesia, prevalensi serumen prop / serumen
obsturan pada anak sekolah cukup tinggi, yaitu antara 30-50%4. Prevalensi
terjadinya gangguan pendengaran dan serumen obsturan menunjukkan angka yang
lebih tinggi pada komunitas pasien rawat jalan / melakukan perawatan di rumah.
5
Suatu penelitian menunjukkan hampir 40% pasien rawat jalan menderita serumen
obsturan, dan prevalensinya meningka pada orang tua5.
2. 3. Faktor risiko
a. Jenis Kelamin
Kelenjar seruminosa merupakan kelenjar apokrin yang menghasilkan
serumen memiliki kemiripan dengan kelanjar di ketiak dan mammae. Wanita
memiliki produksi kelenjar yang lebih banyak dibanding laki-laki disebabkan
karena wanita hamil dan menyusui. Kelenjar mammae menghasilkan kolostrum
yang mempunyai hubungan terhadap bentuk dari serumen (kering atau basah).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan kadar kolostrum tinggi
memiliki tipe serumen yang basah/lembab, sehingga lebih mudah mengikat debu
dan menempel pada kulit liang teling sehingga lebih sulit dikeluarkan yang
kemudian akan lebih berisiko untuk terjadi serumen obsturan6,7.
b. Umur
Insidens serumen banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah dan juga
pada orang tua yang di rawat di rumah. Hal ini disebabkan perubahan fisiologis
dan perilaku kelompok individu tersebut yang kurang memperhatikan kebersihan
telinga mereka3,4. Pada suatu penelitian juga ditemukana bahwa pasien usia muda
relatif memiliki derajat sumbatan yang lebih besar dibanding dengan pasein usia
tua8.
c. Obesitas
Orang dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas normal memiliki resiko
lebih besar untuk terkena serumen obsturan, disebabkan perubahan metabolisme
dibanding orang dengan IMT normal. Pada orang dengan obesitas terjadi lipolisis
yang berlebihan sehingga meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam tubuh
yang merupakan salah satu komponen mayor dari serumen. Penelitian yang
dilakukan oleh Mahardika melaporkan terdapat hubungan yang bermakna
(p=0.004) antara IMT dengan kejadian serumen obsturan pada anak sekolah
dasar9,10.
6
d. Pekerjaan / aktivitas
Pembentukan serumen juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, lingkungan
yang lembab akan menyebabkan serumen dengan tipe yang lebih basah,
sebaliknya lingkungan yang panas atau kering akan menyebabkan serumen
dengan tipe yang kering. Beberapa pekerjaan terutama yang terpapar oleh panas
ataupun debu diudara akan berpotensi lebih besar menyebabkan serumen obsturan
disebabkan karena serumen menjadi lebih lembab dan semakin banyak partikel
debu yang melekat, sehingga meningkatkan potensi terjadinya penumpukan
serumen pada liang telinga5,10,11.
2. 4. Patomekanisme
Liang telinga adalah kulit berlapis, 2,5 cm cul-de-sac. 33% bagian lateral
dari liang telinga memiliki struktur tulang rawan yang ditutup oleh lapisan
sebasea dan kelenjar apokrin serta rambut. Kelenjar menghasilkan lapisan tipis
serumen yang memberikan perlindungan melalui lisozim sederhana sebagai antimikroba. Sifat serumen yang lengket dapat merekatkan benda asing yang masuk
ke telinga sehingga mencegah kontak langsung dengan berbagai organisme,
polutan dan serangga. Serumen juga mempunyai pH yang rendah berkisar antar 45 sehingga mencegah pertumbuhan bakteri dan membantu mengurangi risiko
infeksi pada telinga bagian luar. Konsistensinya biasanya lunak, tetapi kadangkadang kering. Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan
lingkungan6,7,8.
Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit
yang bergerak dari arah membran menuju ke luar serta dibantu gerakan rahang
sewaktu mengunyah. Jika proses ini terganggu akibat adanya faktor dari luar
seperti kebiasaan membersihkan telinga menggunakan benda tajam yang dapat
merusak lapisan epidermis sehingga proses migrasi terganggu ditambah produksi
yang terus terjadi maka akan menyebabkan penumpukan dan sumbatan serumen
pada liang telinga. Kelembaban dan temperatur lingkungan juga mempengaruhi
konsistensi dari serumen. Jika konsistensinya keras, maka akan lebih sulit untuk
dikeluarkan dari liang telinga6,7,8. Serumen obsturan juga bisa terbentuk sebagai
hasi pembersihan telinga yang tidak efektif 9.
2. 5. Diagnosis
Diagnosis Serumen obsturan dapat ditegakkan dengan melihat secara
langsung liang telinga menggunakan otoskop. Adanya benda asing dan liang
telinga yang bengkak akibat dari otitis eksterna dapat mengganggu visualisasi
membran timpani dan harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum mencoba
8
2. 6. Penatalaksanaan
Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang
lembek dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dililitkan pada aplikator.
Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila dengan cara
ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan dahulu6,10.
Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga
dikhawatirkan
menimbulkan
trauma
pada
membran
timpani
sewaktu
Air yang
digunakan dipertahankan pada suhu 37-38 C, karena air yang terlalu dingin atau
terlalu
hangat
akan
menginduksi
terjadinya
vertigo.
Irigasi
dilakukan
menyentuh gendang telinga maka akan menyebabkan keadaan tidak nyaman pada
liang telinga juga vertigo. Beberapa komplikasi yang dilaporkan terjadi pada
pasien serumen obsturan yang setelah dilakukan terapi berupa irigasi liang telinga
adalah sebagai berikut 17:
Nyeri telinga
Vertiga
Tinnitus
Perdarahan pada liang telinga bisa saja terjadi jika pasien mengeluarkan
sendiri serumen dari liang telinganya menggunakan alat tajam. Mual, muntah dan
vertigo dapat terjadi olehkarena variasi suhu air yang digunakan untuk irigasi17.
Pada beberapa keadaan yang jarang terjadi (1 diantara 100 telinga yang
diirigasi) dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti infeksi saraf (terutama
pada orang tua dengan diabetes) dan juga tinnitus kronik17.
10
BAB III
KERANGKA KONSEP
3. 2. Kerangka Konsep
Berdasarkan variabel penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
disusunlah pola hubungan antara variabel sebagai berikut :
Jenis kelamin
Umur
IMT
Pekerjaan
Serumen
Obsturan
Perilaku
membersihkan telinga
Riwayat sakit telinga
11
3. 3. Definisi Operasional
a. Serumen obsturan
Definisi : Suatu keadaan dimana serumen (hasil produksi kelenjar
sebasea dan kelenjar serumenosa yang terdapat di kulit sepertiga luar
liang telinga) menumpuk dan menyumbat liang telinga (baik parsial
ataupun total)
Cara ukur : Dengan melakukan pemeriksaan fisis telinga menggunakan
otoskopi
b. Jenis kelamin
Definisi : perbedaan seksual yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
Cara ukur : Meminta pasien untuk mengisi kuisioner
Hasil ukur : 1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Umur
Definisi: lamanya seseorang hidup mulai saat pertama dilahirkan
sampai usianya pada saat masuk rumah sakit untuk yang pertama kali
yang dinyatakan dalam satuan tahun.
Cara ukur : Meminta pasien untuk mengisi kuisioner
Hasil ukur:
Anak-Remaja : Usia <= 18 tahun
Dewasa-Lansia : Usia >18 tahun
e. Pekerjaan
Definisi : Menunjukkan aktivitas yang dilakukan sehari-hari baik
memperoleh penghasilan atasnya ataupun tidak.
Cara ukur : Meminta pasien untuk mengisi kuisioner
Hasil ukur :
1. Dalam ruangan
2. Luar ruangan
13
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4. 1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan
menggunakan desain penelitian analitik multivariat, yang mana pengukuran
variabel dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakan kuisioner pada
pasien rawat jalan poliklinik THT RSUD Labuang baji.
4. 2. Waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan diadakan pada tanggal 25 November 14
Desember 2013.
4. 3. Lokasi penelitian
Penelitian ini direncanakan diadakan pada poliklinik THT RSUD Labuang
Baji, Makassar, Sulawesi Selatan.
N = (10x6) / 0,4
N = 150
Jadi, jumlah sampel yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 150 sampel
14
4. 5. Kriteria Seleksi
a. Kriteria Inklusi : Semua pasien rawat jalan yang berkunjung ke
poliklinik THT RSUD Labuang Baji.
b. Kriteria Ekslusi : Sampel menolak untuk diperiksa, sampel tidak
mengisi kuisioner secara lengkap, sampel yang sedang mengalami
peradangan pada telinga, sampel yang memili perforasi membran
timpani.
4. 6. Manajemen penelitian
1. Pengumpula Data
Dalam penelitian ini data yang diambil berupa data primer yang diperoleh
langsung dengan menggunakan kuisioner dari pasien rawat jalan yang
melakukan kunjungan ke poliklinik THT THT RSUD Labuang Baji
Makassar tanggal 25 November 14 Desember 2013.
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk
menggambarkan hubungan antara faktor jenis kelamin, usia, pekerjaan, perilaku
membersihkan telinga, dan riwayat sakit telinga terhadapa kejadian serumen
obsturan pada pasien rawat jalan Poliklinik THT RSUD Labuang Baji Makassar
4. 7. Etika Penelitian
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah
setempat sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.
15
16
BAB V
GAMBARAN UMUM RSUD LABUANG BAJI
5. 1. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Labuang Baji didirikan Zending Gereja Gerofermat Tahun
1938, dan pada tanggal 12 Juni 1938 diresmikan dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 25 TT. dan pada tahun 11946 - 1948 Rumah Sakit Labuang Baji
mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi
gedung-gedung yang hancur/rusak akibat perang dan digunakan untuk
penampungan korban akibat Perang Dunia II.
Tahun 1946 -1951 Zending mendirikan bangunan permanen dan
meningkatkan pelayanan spesifik serta penambahan jumlah tempat tidur menjadi
170 TT, sejalan dengan perkembangannya maka pada Tahun 1952 - 1955
Pemerintah Kotapraja Makassar memberikan bantuan penambahan ruang
perawatan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 190 TT.
Sejak Tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai oleh Pemerintah
Daerah Tk. I Sulawesi Selatan dan berubah namanya menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji (RSUDLB). dan pada tahun 1960 oleh Zending
RSUD Labuang Baji diserahkan penuh kepada Pemerintah Daerah Tk. I Provinsi
Sulawesi Selatan dan penuh menjadi milik Pemerintah Daerah Tk. I Sulawesi
Selatan.
Selanjutnya untuk peningkatan pelayanan RSUD Labuang Baji mulai
didukung dengan berbagai kebijakan diantaranya;
1. Dikeluarkannya Peraturan Daearah (Perda) Nomor 2 Tahun 1996, tanggal
16 Januari 1996 ditingkatkan statusnya darfi rumah sakit kelas tipe C
menjadi Rumah Sakit Umum kelas Tipe B non pendidikan Perda ini
diserahkan oleh menteri dalam negeri pada tanggal 7 Agustus 1996.
2. Dikeluarkannya Perda Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 6 Tahun 2002 yang merubah status dari RSUD non pendidikan
menjadi BP RSUD Labuang Baji yang berada dibawah dan bertanggung
17
Keputusan
Gubernur
Sulawesi
Selatan
Visi
5.2.2
Misi
1. Mewujudkan Profesionalisme SDM
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
3. Memberikan Pelayanan Prima
4. Efisiensi Biaya Rumah Sakit
5. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan
5.2.3
Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan profesionalisme
2. Terwujudnya sarana pelayanan yang aman dan nyaman
2. Poliklinik Bedah
6. Poliklinik Saraf
7. Poliklinik Kardiologi
9. Poliklinik Fisioterapi
: 3 tempat tidur
: 4 tempat tidur
Kelas I
: 50 tempat tidur
Kelas II
: 66 tempat tidur
Kelas III
ICU
: 8 tempat tidur
Hemodialisa
: 9 tempat tidur
CVCU
: 6 tempat tidur
RPK
: 3 tempat tidur
IRD
: 13 tempat tidur
Jumlah
Jumlah Kunjungan
Tahun 2011
Tahun 2012
Rawat Jalan
77.376
134.702
Rawat Inap
12.672
12.777
Rawat Darurat
15.095
9.585
Jumlah
105.143
157.064
Jenis Penyakit
Jumlah
1.987
7.49
1.493
5.63
1.207
4.55
1.134
4.27
931
3.51
Dyspepsia
928
3.50
760
2.86
725
2.73
690
2.60
10
656
2.47
Subtotal
10.511
39.61
Lain-lain
16.029
60.39
Total
26.540
100
2
3
21
Jenis Penyakit
Jumlah
841
6.66
478
3.78
468
3.71
367
2.91
309
2.45
259
2.05
240
1.91
196
1.55
195
1.55
189
1.49
Subtotal
3.542
28.06
Lain-lain
9.079
71.94
Total
12.621
100
2
3
4
9
10
22
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. Karakteristik sampel pasien rawat jalan RSUD Labuang Baji Makassar
Karakteristik sampel
Usia (tahun)
0-5
6-11
12-18
19-40
41-65
>65
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sumber : Data primer, 2013
8
10
10
48
39
6
6.6
8.3
8.3
39.6
32.2
5.0
51
70
121
42.1
57.9
100.0
23
Jumlah
n
70
51
121
%
100.0
100.0
100.0
0.687
Jumlah
n
93
28
121
%
100.0
100.0
100.0
0.653
24
Tabel 7. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian serumen
obsturan
Serumen Obsturan
IMT
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
Lebih
20
58.8
14
41.2
Kurang-Normal
49
56.3
38
43.7
Jumlah
69
57.0
52
43.0
Sumber : Data primer, 2013
Jumlah
n
34
87
121
%
100.0
100.0
100.0
0.803
Jumlah
n
18
103
121
%
100.0
100.0
100.0
0.003
25
Jumlah
n
26
96
121
%
100.0
100.0
100.0
0.005
Tabel 10. Hubungan antara riwat menderita sakit telinga dengan kejadian
serumen obsturan
Serumen Obsturan
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
Sering
10
58.8
7
41.2
Jarang
59
56.7
45
43.3
Jumlah
69
57.0
52
43.0
Sumber : Data primer, 2013
Riwayat sakit
telinga
Jumlah
n
17
104
121
%
100.0
100.0
100.0
0.871
26
6.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin dengan serumen obsturan (p=0.687). Hasil ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ST Subhas dan Raman
R, bahwa hal ini tidak ditemukan hubungan yang siginifikan antara adanya
serumen dengan variabel seperti : usia, jenis kelamin, etnis atau sisi yang
terpengaruh dan disebabkan tidak terdapat perbedaan dalam proses kimia
pembentukan serumen obsturan pada pria dan wanita.5
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang
yang berlebih pada orang dengan indeks massa tubuh di atas normal diduga akan
berpengaruh dalam pembentukan serumen obsturan.7 Namun berdasarkan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
indeks massa tubuh dengan serumen obsturan (p=0.803). Hal ini mungkin
disebabkan tidak seimbangnya jumlah sampel yang dibandingkan, yaitu sampel
dengan berat badan kurang sampai normal dan sampel dengan berat badan
berlebih.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara riwayat sakit telinga dengan serumen obsturan (p=0.871). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Perry ET dan Nichols AC, serta sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jankowski A.7 Tidak didapatkannya hasil
hubungan antara riwayat sakit telinga dengan serumen obsturan mungkin
diakibatkan karena sebagian besar sampel yang diteliti dan mengakui pernah
memiliki riwayat sakit telinga, lebih banyak yang memiliki riwayat sakit telinga
tengah daripada riwayat sakit telinga luar,informasi tersebut didapatkan setelah
dilakukan wawancara lebih lanjut.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan signifikan hubungan
antara pekerjaan dengan seruman obsturan (p=0.003) dikarenakakan pembagian
antara jenis pekerjaan hanya berdasarkan pekerjaan di dalam maupun di luar
ruangan, tanpa mengetahui jenis dan tempat pekerjaan dari sampel yang dipilih.
Hal lain yang menyebabkan hasil tersebut signifikan karena sampel yang bekerja
di luar ruangan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang bekerja di
dalam ruangan (18 : 103 pasien) sehingga memungkinkan terjadinya bias. Hasil
ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Sokota, Nigeria terhadap 200
orang subjek studi dengan pekerjaan yang berbeda-beda (polisi, pembantu rumah
tangga, misioner, pekerja bebas, guru, dan murid) menunjukkan bahwa ternyata
baik pekerjaan yang berada dalam ruangan (pembantu rumah tangga, misioner,
guru, dan murid) maupun pekerjaan di luar ruangan (polisi dan pekerja bebas)
memiliki kebiasaan yang hampir sama dalam membersihkan telinga baik dari segi
frekuensi, cara, dan alat yang digunakan. Berdasarkan dari hasil penelitian di
Sokota pekerjaan tidak menjadi topik utama dalam permasalahan munculnya
28
serumen obsturan sehingga tidak dapat ditentukan secara pasti apakah jenis
pekerjaan memiliki pengaruh terhadap terbentuknya serumen obsturan.8
Selain
itu,didapatkan
hubungan
yang
signifikan
antara
perilaku
29
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan telinga, sampel yang menderita serumen
obsturan persentasenya lebih banyak dibandingkan pasien tanpa
serumen obstturan.
2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian serumen
obsturan pada pasien rawat jalan poliklinik THT RSUD Labuang Baji,
Makassar.
3. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian serumen obsturan
pada pasien rawat jalan poliklinik THT RSUD Labuang Baji, Makassar.
4. Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian
serumen obsturan pada pasien rawat jalan poliklinik THT RSUD
Labuang Baji, Makassar.
5. Ada hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dengan kejadian
serumen obsturan pada pasien rawat jalan poliklinik THT RSUD
Labuang Baji, Makassar. Dimana orang yang bekerja di luar ruangan
lebih berisiko menderita serumen obsturan.
6. Ada hubungan yang bermakna antara perilaku membersihkan telinga
dengan kejadian serumen obsturan pada pasien rawat jalan poliklinik
THT RSUD Labuang Baji, Makassar. Dimana orang yang jarang
membersihkan liang telinganya lebih berisiko menderita serumen
obsturan.
7. Tidak ada hubungan antara riwayat menderita sakit telinga dengan
kejadian serumen obsturan pada pasien rawat jalan poliklinik THT
RSUD Labuang Baji, Makassar.
30
7.2 Saran
Dengan melihat bahwa banyaknya faktor-faktor yang dapat berperan dalam
menimbulkan terjadinya serumen obsturan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Serumen obsturan kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran. Sehingga perlu bagi kita untuk
mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya
serumen pada telinga. Faktor yang bermakna dalam menyebabkan
serumen obsturan adalah riwayat pekerjaan atau beraktivitas diluar
ruangan sehingga penting bagi siapa saja yang kesehariaannya
melakukan aktivitas di luar ruangan agar sering membersihkan liang
telinga dan mengontrolnya ke dokter ahli THT.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya pemeriksaan telinga,
sehingga bila terdapat kelainan-kelainan dapat didiagnosa lebih dini
guna pencegahan dan penanganan.
31
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Guest JF, Greener MJ, Robinson AC, Smith AF. Impacted Cerumen:
Composition, Production, Epidemiology, and Management. Q.J. Med. 2004;
97(8): 477-88.
6.
7.
8.
9.
12. Carl
van
Wyk
F.
Cerumen
Impaction
Removal.
Diunduh
dari
pada
33
Data Pribadi
Nama
Alamat
Agama
: Islam
Riwayat Pendidikan
Tahun 1998 Lulus TK Nurul Askar Makassar
Tahun 2003 Lulus SD Negeri Mattoangin III Makassar
Tahun 2006 Lulus SLTP Negeri 3 Makassar
Tahun 2009 Lulus SMA Negeri 2 Makassar
Tahun 2012 Lulus S1 Pendidikan Dokter FK UNHAS Makassar
: Rahman Madawali
Ibu
: Hanasiah
Nama
: ________________________
Tanggal lahir
: ________________________
Umur
: ________________________
Jenis Kelamin
: *Laki-laki / Perempuan
Pekerjaan
: ________________________
: *Luar ruangan / Dalam ruangan
Hasil Pengukuran
Berat badan (kg)
: ________________________
: ________________________
IMT
: _____________
Berapa kali anda membersihkan liang telinga anda dalam 2 bulan terakhir ? ______
Berapa kali anda membersihkan liang telinga anda dalam setiap pekan/minggu ? ______
Telinga kiri
Kelainan anatomi
Peradangan
Serumen obsturan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Nama
Zainuddin
Raodatul Janna
narwis
marthen
Diana
Nurhayati
Anazir
Dian
Amalia
Dahlia
Hardiyanti
Rusmin
Syahrul
M Adi Eko
Muh Fadil
D Zainal Arifin
Nohadin
Darmia
Sofyan
Mutmainnah
Rosilawati
Patimang
Ramli
Masdina
Febriana
Nurdiana
Irnawati
Hj. Sahruni
Nuraini
Kasma
Sultan
Fitri
Darmawati
Nuraeni
Yusuf
Syamsul Rijal
Widya
Erli
Nurul Febriana
Paulina
Suriani
Sampaia
Abdul Jalil
Rahmat
Abdul Farid
Raisia
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Umur
55
7
38
47
22
39
65
40
3
53
34
31
17
21
13
55
72
37
70
31
63
51
60
34
9
32
41
58
55
28
12
10
42
26
53
26
1
16
6
45
37
52
66
55
42
7
Nilai
Interpretasi
Perilaku
membersihkan
telinga
19,96
14,88
26,72
19,92
19,74
26,94
17,97
26,02
15,42
26,62
25,39
17,85
18,67
20,06
15,98
22,49
24,24
17,90
21,48
20,17
30,92
24,22
33,20
26,02
12,40
17,57
28,00
26,37
27,64
30,22
20,83
19,12
28,89
19,83
24,06
18,42
18,77
17,97
19,32
23,74
22,84
20,20
29,07
19,96
22,38
14,88
Normal
Kurang
Lebih
Normal
Normal
Lebih
Kurang
Lebih
Kurang
Lebih
Lebih
Kurang
Normal
Normal
Kurang
Normal
Normal
Kurang
Normal
Normal
Lebih
Normal
Lebih
Lebih
Kurang
Kurang
Lebih
Lebih
Lebih
Lebih
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Kurang
Normal
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Kurang
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
IMT
Pekerjaan
(In/Out)
BB
In
In
in
out
In
out
In
In
In
In
in
in
in
in
in
Out
in
in
Out
in
in
in
Out
in
in
in
in
in
in
in
in
in
in
in
out
in
in
in
in
in
in
in
in
In
Out
In
55
19
71
51
45
59
46
57
19
69
65
48
49
52
35
65
66
43
55
51
65
62
85
51
20
39
63
65
69
68
30
28
65
54
72
52
10
46
16
52
66
55
85
55
58
19
TB
166
113
163
160
151
148
160
148
111
161
160
164
162
161
148
170
165
155
160
159
145
160
160
140
127
149
150
157
158
150
120
121
150
165
173
168
73
160
91
148
170
165
171
166
161
113
Riwayat sakit
telinga
Serumen
Kelainan
anatomi
Peradangan
Perforasi
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Akbar A.
Ramlah
Ani Rofiqah
Zaenab
Dg. Baso
Suminten
Arini Nurzahra
Bayu chandra
Muliawati
Irfan Nur
Rangga asri
M. Nasrul
Syukri M.
Rahman
Huseng
Tego
Nurul Muchliza
Dian Fatmawati
Raodah
Nani
Dg. Japa
Khaerunnisa
Rani Octavina
Citra Sari Astuti
Purwandri
Wahidin
Syamsul Bahri
Nikmatia
Nurwahida
Nurul Hikmah
Anton
Arifatul Mahmud
Suryanto
Taufiq Akbar
Bunga Ismail
Dinawati
Alinda N.
Machmud
Munawaroh
Maria Rosario
Sarah Azizah
Hamzah Suryanto
Muh. Qahar
Dimas Rizaldi
Armansal
Irmayanti
Nurwahidah M.
Fadli Putra
Bekkeng
Purnamanita
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
47
22
22
39
65
40
4
31
34
31
17
21
13
55
72
70
33
31
63
51
60
34
9
10
42
53
26
1
16
37
52
66
55
42
7
22
39
65
40
5
34
31
23
17
20
22
58
1
55
28
in
In
In
out
In
In
In
in
in
in
in
in
in
Out
in
Out
in
in
in
in
Out
in
in
in
in
out
in
in
in
in
in
Out
In
Out
In
In
out
In
In
In
in
in
in
in
in
in
in
in
in
in
51
45
54
59
46
57
21
55
65
48
49
52
35
65
66
55
54
51
65
62
85
51
20
28
65
72
52
10
46
62
64
85
55
58
19
55
59
46
57
25
65
48
68
49
60
50
65
7
69
68
160
149
152
148
160
148
110
166
160
164
162
161
148
170
165
160
156
159
145
160
160
140
127
121
150
173
168
73
160
167
162
171
166
161
113
152
148
160
148
117
160
164
172
162
160
162
157
60
158
150
19,92
20,27
23,37
26,94
17,97
26,02
17,36
19,96
25,39
17,85
18,67
20,06
15,98
22,49
24,24
21,48
22,19
20,17
30,92
24,22
33,20
26,02
12,40
19,12
28,89
24,06
18,42
18,77
17,97
22,23
24,39
29,07
19,96
22,38
14,88
23,81
26,94
17,97
26,02
18,26
25,39
17,85
22,99
18,67
23,44
19,05
26,37
19,44
27,64
30,22
Normal
Normal
Normal
Lebih
Kurang
Lebih
Kurang
Normal
Lebih
Kurang
Normal
Normal
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Lebih
Normal
Lebih
Lebih
Kurang
Normal
Lebih
Normal
Kurang
Normal
Kurang
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Kurang
Normal
Lebih
Kurang
Lebih
Kurang
Lebih
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Lebih
Normal
Lebih
Lebih
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
Fikar
Eka Mawar Setya
Rahmi
Tuti Hastuti
Iin Fadhillah
Achmad M
Nur Hidayat
Sri Rismawati
Fatmasari Natsir
Ririn Arini N,
Sulmiati
Idha
Saifullah
Andi Syukri
Dedi Trimarwanto
Herianto
Anita
Suciati syam
Syamsiah Burhan
Dwi R.
Denali W.
Ernawati
Arnold WR.
Rahmah
Iqramullah
Umar Wiranegara
Shinta
Kaizar
Sidik Pratama
Nurlaeli
Andi Rio Ismanto
Tika
Dhini Hudryah
Maria
Angelica
Andika M.
Irma
Yudistira
Dian Utami R.
Dg. Ngai
Yuyun
Suryani
Suryani
Iffah Auliah
M. Baso Farid
Rusman K.
Aqsha
Julianna
Syamsuddin Umar
Jihan Fahira
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
12
10
42
39
26
53
26
1
16
6
45
37
55
42
38
47
22
22
39
41
4
53
31
34
31
43
23
32
24
34
21
23
3
41
5
40
53
23
39
41
26
6
45
2
38
47
22
53
31
9
in
in
in
in
in
out
in
in
in
in
in
in
In
Out
in
out
In
In
in
In
In
In
In
in
in
Out
In
Out
in
in
in
in
in
out
in
out
In
in
in
out
in
in
in
in
out
out
In
In
Out
in
30
28
65
66
54
72
52
10
46
16
52
69
55
58
71
51
45
54
59
57
21
69
55
65
48
60
55
55
66
53
60
50
8
66
15
71
67
68
43
66
54
16
52
15
71
51
45
69
55
20
120
121
150
165
165
173
168
73
160
91
148
169
166
161
163
160
155
149
148
148
110
161
166
160
164
165
158
167
172
157
160
165
58
166
80
164
163
172
155
165
165
91
148
80
163
160
149
161
166
127
20,83
19,12
28,89
24,24
19,83
24,06
18,42
18,77
17,97
19,32
23,74
24,16
19,96
22,38
26,72
19,92
18,73
24,32
26,94
26,02
17,36
26,62
19,96
25,39
17,85
22,04
22,03
19,72
22,31
21,50
23,44
18,37
23,78
23,95
23,44
26,40
25,22
22,99
17,90
24,24
19,83
19,32
23,74
23,44
26,72
19,92
20,27
26,62
19,96
12,40
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Normal
Kurang
Normal
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Normal
Lebih
Lebih
Kurang
Lebih
Normal
Lebih
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kurang
Normal
Normal
Normal
Lebih
Lebih
Normal
Kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Lebih
Normal
Normal
Lebih
Normal
Kurang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
147
148
149
150
Ridha
Dian Fatmasari
Ardini K.P.
Japa
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
32
41
7
61
in
in
In
In
39
63
19
46
149
150
113
160
17,57
28,00
14,88
17,97
Kurang
Lebih
Kurang
Kurang
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Sering
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
CROSSTABS
/TABLES=Jenis_Kelamin Pekerjaan Umur IMT Riwayat_sakit_telinga Perilaku_membersihkan_telinga BY Se
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC CORR
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created
16-JUL-2014 21:52:37
Comments
Input
Data
D:\Research\Master.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
121
Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources
Processor Time
00:00:00,03
Elapsed Time
00:00:00,03
Dimensions Requested
Cells Available
2
174762
[DataSet1] D:\Research\Master.sav
Page 1
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
Pekerjaan * Serumen
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
Umur * Serumen
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
IMT * Serumen
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
121
100,0%
0,0%
121
100,0%
Tidak ada
Total
Laki-Laki
28
23
51
Perempuan
41
29
70
69
52
121
Total
Chi-Square Tests
Value
df
a
Pearson Chi-Square
,162
,687
Continuity Correction
,047
,828
Likelihood Ratio
,162
,687
,713
,161
N of Valid Cases
,414
,688
121
a.
b.
Page 2
Symmetric Measures
a
Value
Approx. Tb
,037
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Interval by Interval
Pearson's R
-,037
,091
-,400
,690c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,037
,091
-,400
,690c
N of Valid Cases
,687
121
a.
b.
c.
Pekerjaan * Serumen
Crosstab
Count
Serumen
Ada
Pekerjaan
Tidak ada
Total
Indoor
53
50
103
Outdoor
16
18
69
52
121
Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
b
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
8,761a
,003
7,300
,007
10,086
,001
,004
8,688
N of Valid Cases
,002
,003
121
a.
b.
Symmetric Measures
Value
Approx. Tb
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Interval by Interval
Pearson's R
-,269
,068
-3,048
,003c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,269
,068
-3,048
,003c
N of Valid Cases
,260
Approx. Sig.
,003
121
a.
b.
c.
Page 3
Umur * Serumen
Crosstab
Count
Serumen
Ada
Umur
Tidak ada
Total
0-18 tahun
17
11
28
>18 tahun
52
41
93
69
52
121
Total
Chi-Square Tests
Value
df
a
Pearson Chi-Square
,202
,653
Continuity Correction
,054
,816
Likelihood Ratio
,204
,652
,828
,201
N of Valid Cases
,410
,654
121
a.
b.
Symmetric Measures
Value
Approx. Tb
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
,041
Interval by Interval
Pearson's R
,041
,090
,446
,656c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
,041
,090
,446
,656c
N of Valid Cases
,653
121
a.
b.
c.
IMT * Serumen
Crosstab
Count
Serumen
Ada
IMT
Total
Tidak ada
Total
<=24,9 kg/m2
49
38
87
>=25 kg/m2
20
14
34
69
52
121
Page 4
Chi-Square Tests
Value
df
a
Pearson Chi-Square
,062
,803
Continuity Correctionb
,002
,964
Likelihood Ratio
,063
,802
,841
,062
N of Valid Cases
,484
,803
121
a.
b.
Symmetric Measures
a
Value
Approx. Tb
Contingency Coefficient
Interval by Interval
Pearson's R
-,023
,091
-,248
,805c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,023
,091
-,248
,805c
N of Valid Cases
,023
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
,803
121
a.
b.
c.
Tidak ada
Total
Jarang
59
45
104
Sering
10
17
69
52
121
Page 5
Chi-Square Tests
Value
df
a
Pearson Chi-Square
,026
,872
Continuity Correctionb
,000
1,000
Likelihood Ratio
,026
,871
1,000
,026
N of Valid Cases
,544
,872
121
a.
b.
Symmetric Measures
a
Value
Approx. Tb
,015
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
Interval by Interval
Pearson's R
-,015
,090
-,160
,873c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,015
,090
-,160
,873c
N of Valid Cases
,872
121
a.
b.
c.
Total
Tidak ada
Total
Sering
48
47
95
Jarang
21
26
69
52
121
Page 6
Chi-Square Tests
Value
df
a
Pearson Chi-Square
7,619
,006
Continuity Correctionb
6,435
,011
Likelihood Ratio
8,201
,004
,007
7,556
N of Valid Cases
,005
,006
121
a.
b.
Symmetric Measures
Value
Approx. Tb
Contingency Coefficient
Interval by Interval
Pearson's R
-,251
,078
-2,828
,006c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,251
,078
-2,828
,006c
N of Valid Cases
,243
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
,006
121
a.
b.
c.
Page 7