Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBAHASAN TENTANG KONSEP KEBUDAYAAN ISLAM


Dosen pengampu : Erni Susilawati, M. Ag

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
FERAWATI A. BATUR (NPM. 3061511119)
NANI LEGAWATI (NPM. 3061511116)
AKHMAD GAZALI RAHMAN (NPM. 3061523052)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


PGRI BANJARMASIN
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.Terima kasih sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu,
baik

bantuan

berupa

moril

maupun

materil,

sehingga

makalah

ini

terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.


Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudahmudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, temanteman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini ( Konsep Kebudayaan Islam ) sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.
Banjarmasin, Nopember 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Sampul dan judul makalah..........................................................................

Kata pengantar............................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................

Bab I

Bab II

Pendahuluan
1. Latar belakang masalah............................................................

2. Rumusan masalah.....................................................................

3. Tujuan.......................................................................................

Pembahasan
1. Konsep kebudayaan menurut Islam.......................................... 6

Bab III

2. Prinsip-prinsip kebudayaan

Islam.........................................

10

3. Sejarah intelektual umat Islam.............................................

11

4. Masjid sebagai pusat peradaban Islam.................................

14

5. Nilai nilai Islam dalam budaya Indonesia.........................


Penutup

17

Kesimpulan...................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................... 19

BAB I
3

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Ajaran-ajaran Islam yang diyakini oleh umat Islam mengandung
nilai-nilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam
mengembangkan kebudayaan Islam. Disamping itu, ajaran-ajaran Islam
juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering
dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan
mahluk

lainnya.

Tingginya

harkat

dan martabat manusia

karena

manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia


mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia
menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan kebudayaan tersebut manusia
memperoleh banyak kemudahan dan
pun

mampu

menciptakan

kesenangan

dan

melahirkan

hidup.

Akal

budi

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut


dapat dikelola

untuk menghasilkan

produk-produk

yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.


Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih
dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri
pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern
maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan
dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di
gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk
menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam digunakan sebagai

pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan
manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang
kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul
bagaimana sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya. Dan pada
makalah ini kami akan membahas tentang konsep kebudayaan Islam.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep kebudayaan menurut Islam ?
2. Prinsip-prinsip apa saja yang ada dalam kebudayaan Islam ?
3. Bagaimana sejarah intelektual umat Islam ?
4. Bagaimana masjid bisa menjadi pusat peradaban Islam
5. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui Konsep Kebudayaan menurut Islam.
2. Mengetahui prinsip prinsip kebudayan Islam
3. Mengetahui sejarah intelektual umat Islam.
4. Mengetahui masjid sebagai pusat peradaban Islam
5. Mengetahui nilai nilai Islam dalam budaya Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Kebudayaan dalam Islam
Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran,
paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga,

kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala


usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan
hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup ( Sidi Gazalba,
1998 ).
Oleh
berarti

karena

kita

itu,

jika

kita

membicarakan

membicarakan kehidupan

manusia

kebudayaan

dengan segala

aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya


manusia berusaha dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang
dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup.
Kesempurnaan

hidup

itu

dapat

dicapai

jika

manusia

atau

mengasah

mampu

menggunakan akal budinya dengan baik.


Kebudayaan

adalah

alam

pikiran

budi.

Usaha kebudayaan adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan


hidup diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan
adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli
(wakil Tuhan di bumi).
Dilihat

dari

berbagai

tujuan

dan

sudut

pandang

tentang

definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan


suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah bahwa
kebudayaan itu melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah itu
pencipta kebudayaan. Kebudayaan itu hadir bersama dengan kelahiran
manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan
sebagai sutau produk.

Al Quran memandang
proses,
manusia.

dan

kebudayaan

meletakkan kebudayaan

Kebudayaan

merupakan

suatu

itu

sebagai

merupakan

suatu

eksistensi

hidup

totalitas kegiatan manusia

yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam
suatu perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat
dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa,

karsa

dan karya

manusia. Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan,


namun bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan
karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,
budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya

kebudayaan perlu dibimbing oleh

wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada


ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan, sehingga akan
merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing
manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan
kebudayaan yang beradab atau peradaban Islami.
Oleh karena itu, misi kerasulan Nabi Muhammad
sebagaimana

SAW

dalam sabdanya: Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlak. Artinya Nabi Muhammad SAW, mempunyai


tugas pokok untuk membimbing

manusia agar mengembangkan

kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah.

Awal tugas kerasulan sebagai Nabi adalah dengan meletakkan


dasar-dasar

kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi

peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan Jazirah Arab,


kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses yang
panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya setempat dengan nilai-nilai
Islam

itu sendiri,

kemudian

kemudian menghasilkan

berkembang

menjadi

suatu

kebudayaan

peradaban

Islam,

yang diakui

kebenarannya secara universal.


2.

Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam


Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang
Islam, tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan
yang bersifat Islami.
Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam
yaitu:
1. Menghormati akal.
Manusia dengan akalnya

bisa

membangun

kebudayaan

baru.

Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak


manusia.

dijelaskan

dalam

Qs,

Ali-Imran,

3:190

yang

artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan


pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
orang yang berakal.
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu.
Firman Allah Swt :Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa
derajad (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).
3. Menghindari taklid buta.

Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak


menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah
Swt: Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu
ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu
akan dimintai pertanggungjawaban (QS, al-Isra, 17:36).
4. Tidak membuat pengrusakan.
Firman Allah Swt: Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan (Qs, alQhasash, 28:77).
Terdapat 9 karakterstik kebudayaan Islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :
1. Rabbaniyah ( bernuansa ketuhanan )
2. Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut Islam )
3. Insaniyah ( memiliki nilai-nilai kemanusiaan )
4. Alamiyah ( bersifat terbuka )
5. Tassamuh ( egaliter )
6. Tanawwu ( beranekawarna )
7. Wasathiyah ( bersifat moderat )
8. Takamul ( terpadu )
9. Bangga terhadap diri sendiri
3. Sejarah Intelektual Islam
Perkembangan

pemikiran

Islam

mempunyai

sejarah

yang

panjang dalam arti seluas- luasnya. Tradisi pemikiran di kalangan umat


Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.
Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun
Nasution (1986), dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual
Islam dapat dikelompokkan

menjadi tiga masa, yaitu masa klasik

antara tahun 650 1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250 1800
M, dan masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.
Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi,
Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam SyafiI bersama dengan itu
9

lahir pula filosof Muslim seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang


filosof muslim pertama, Ar Razi (filosof besar) tahun 865 M, Al
Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung sistem
filsafat. Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir
terkenal tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M,
Ibnu Bajjah tahun 1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M.
Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan
sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena
filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan
akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan
akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai sekarang.
Ini merupakan awal kemunduran Ilmu pengetahuan dan filsafat di
dunia Islam. Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga
terjadi perdebatan antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran
saat itu adalah pemikiran satu alur antara agama dengan ilmu dan aturan
urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik puncaknya adalah ketika para
ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintah, sehingga
fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi umat
menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya.
Ada pertanyaan yang mendasar yang dilontarkan oleh intelektual
Muslim. Mengapa umat Islam tidak bisa menguasai ilmu pengetahuan
dan teknlogi modern? Bukankah dahulu yang menguasai

ilmu

dan

filsafat orang-orang Muslim? Jawabannya sangat sederhana, yaitu


karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang

10

diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan masa pertengahan.
Pada masa kejayaan banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat
material, oleh karena itu, pada jaman modern ini nampaknya jarang
sekali para ilmuwan dan tokoh-tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir
dari negara-negara kaya dari Timur Tengah, atau dari Negara-negara
yang penduduknya mayoritas Islam seperti Negara Indonesia ini.
4.

Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam


Masjid berasal dari istilah sajada yasjudu yang mengandung arti
bersujud atau sembahyang. Masjid merupakan rumah Allah ( Baitullah ),
sehingga orang yang masuk masjid di perintahkan untuk shalat sunnah
tahiyyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. Nabi Saw
bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a : jika
seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum mengerjakan shalat
dua rakaat.
Masjid pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah,
yaitu pada tahun 622 bulan Rabiulawal tahun I hijriyah bertepatan dengan
awal mula Nabi Muhammad Saw bertempat tinggal di madinah, masjid
tersebut adalah masjid madinah (Masjid Nabawi), adalah masjid utama
ketiga sesudah masjidil haram dan masjidil aqsha.
Sebagian besar masyarakat memahami masjid sebagai sarana atau
tempat untuk ibadah, terutama untuk shalat, padahal sebenarnya masjid
memiliki fungsi yang sangat luas daripada sekedar untuk shalat. Pada awal
berdirinya masjid, fungsi masjid belum berpindah dari fungsi yang utama
yaitu melakukan shalat, namun perlu diketahui pada zaman Rasulullah Saw

11

masjid di manfaatkan sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Nabi


Muhammad Saw menumbuh kembangkan agama Islam termasuk di
dalamnya mengajarkan al-quran, al hadist, dan bermusyawarah untuk
mufakat dalam usaha menyelesaikan berbagai macam persoalan umat Islam,
membina sikap dasar orang Islam kepada orang orang non muslim, sehingga
segala macam ikhtiar untuk mengembangkan umat Islam justru berasal dari
masjid. Masjid juga digunakan sebagai ajang pengumuman hal hal penting
yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan umat Islam.
Selain itu masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial, yang
dipergunakan seperti hotel bagi seseorang yang sedang mengadakan
perjalanan, hal itu juga pernah dialami oleh seorang budak wanita yang baru
di bebaskan, karena tidak memiliki rumah kemudian ia mendirikan kemah
dihalaman masjid. Orang orang mengumandangkan ayat ayat al quran di
dalam masjid dengan suara merdu dan lagu lagu yang Islami.
Asas - asas Islam yang di dalamnya mengandung kepustakaan dapat
dilihat pada turunnya wahyu yang pertama, surat Al-Alaq : 1-5 yang artinya
Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmu lah yang
Maha Pemurah Yang Maha Mengajar manusia dengan perantaraan kalam,
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang manusia tidak mengetahuinya.
Ayat tersebut menjelaskan, bahwa tempat bersandar kepustakaan adalah
membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan pertanda bagi
lahirnya kepustakaan Islam sesudah wafatnya Nabi. Kepustakaan Islam
adalah pusat pendidikan, pengajaran, dan dakwah Islam. Pada waktu Nabi

12

Muahammad masih hidup masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai


gudang ilmu.
Sejarah pertumbuhan bangunan masjid berkaitan erat dengan
perkembangan daerah Islam dan kota kota baru. Pada waktu awal Islam
berkembang ke berbagai negara, umat Islam bertempat tinggal di tempat
yang baru, dengan menggunakan sarana masjid sebagai ajang untuk
kepentingan sosial. Masjid juga merupakan bentuk pengejewantahan
tumbuhnya kebudayaan Islam yang demikian penting.
Konstruksi bangunan masjid yang indah dapat ditemukan di spanyol,
india, suria, kairo, bagdad serta serta beberapa daerah di Afrika juga
merupakan pertanda sejarah monumen umat Islam yang pernah mengalami
zaman keemasan pada bidang teknologi, konstruksi, seni dan ekonomi. Seni
arsitektur masjid tidak terlepas dari pengaruh seni arsitektur Arab, Persia,
Byzantium, India, Mesir, dan Ghotik. Bangunan dan ciri khas arsitektur
masjid, semenjak zaman khalifah sampai saat ini terdapat perbedaan anatara
satu dengan yang lainnya. Tetapi secara keseluruhan dilandasi adanya jiwa
ketauhidan dan perwujudan rasa cinta dan kasih sayang kepada Allah SWT.
5.

Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia


Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam
masuk dan berkembang dari negri Arab, maka Islam yang masuk ke
Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya
dakwah Islam ke Indoesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran
Islam dan mana budaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara
perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran Islam.

13

Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran


Islam, bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi
masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para dai
mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana
dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah
dalam mengemas ajaran Islam dengan budaya setempat sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi
teradisi dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilainilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan mereka.
Seperti dalam upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa seharihari. Bahasa Arab/ Al Quran sudah banyak masuk dalam bahasa daerah
bahkan kedalam bahasa Indonesia baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa
yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.
Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa Islami, biasanya
tradisi tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat Islam,
seperti misalnya perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut
maulid nabi, ada juga perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati
perjuangan penyebaran ajaran Islam seperti perayaan tabuik di Pariaman
( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan pada tanggal 10 muharam.
Berikut ini adalah nilai-nilai Islam yang berkembang di indonesia
dalam berbagai hal, antara lain :

14

Banyak digunakannya nama-nama Islam dan istilah-istilah Islam/Arab


dalam kehidupan masyarakat.
Terciptanya adat istiadat yang bernuansa Islam (pengucapan salam,
basmalah, tahlilan, kenduren, peringatan hari-hari besar Islam, dll.)
Lahirnya kesenian-kesenian bercorak Islam (Qasidah, rebana, gambus,
hadrah, dll)
Terciptanya bangunan-bangunan yang arsitekturnya bercorakkan Islam
(masjid, rumah, istana/keraton, gapura, batu nisan, dll)
Berkembangnya busana muslim/muslimah
Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau
Sunan seperti halnya para wali. Apabila rajanya meninggal tidak lagi
dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.
Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan
kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan
(komariah), seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan
Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram
diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa.

15

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan
karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,
budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Sejarah Islam mencatat bahwa perkembangan kebudayaan dalam
Islam diawali dari periode
pada

dinasti

klasik dan mencapai

Abbassiyah

dan

masa kejayaan

kemudian mengalami masa

kemunduran pada abad pertengahan, diantara penyebabnya adalah pada

16

saat itu umat Islam terlena oleh kemewahan yang bersifat material
dan tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para
ulama besar masa klasik dan pertengahan.
Masjid sebagai pusat pembinaan umat

Islam mempunyai dua

fungsi pokok, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual dan (2) sebagai pusat
ibadah sosial. Sebagai pusat ibadah ritual berarti menyangkut hubungan
vertikal (dengan Allah) dan sebagai pusat ibadah sosial artinya hubungan
manusia

dengan

manusia

yang

lainnya,

hidup

saling

tolong

menolong dan bergotong royong memajukan agama dan bangsa.


Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para dai
mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana
dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah
dalam mengemas ajaran Islam dengan budaya setempat sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi
teradisi dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilainilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan mereka.
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan
Islam dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun
kebudayaan Islam dengan landasan konsep yang berasal dari Islam pula

17

DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliahqu.blogspot.com/2010/01/kebudayaan-islam.html
http://asepmahfudz1.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kebudayaan-islam.html
http://duwihernas.blogspot.co.id/2014/08/kebudayaan-islam.html
http://komet-ipm.pun.bz/files/makalah-pendidikan-agama.pdf.html

18

Anda mungkin juga menyukai