Anda di halaman 1dari 7

1.

Earning Based Analysis


Di dalam ilmu Manajemen Proyek terdapat istilah Earned Value Method (Metode
Nilai Hasil). Bahkan di dalam ilmu Manajemen secara umum yang diperuntukkan
perusahaan, ada yang disebut EVA atau Earned Value Analysis.
Pengertian atau definisi Earned Value dalam Manajemen Proyek diantaranya adalah:
a. Project Management Course.com mendefinisikan Earned Value sebagai
berikut, "A method which measures project performance by comparing work
completed against work planned (at a given date in the project schedule)."
b. Jurnal Civil Engineering Vol 5 No. 2 Tahun 2003 Universitas Kristen Petra
Surabaya mendefinisikan Konsep hasil Nilai adalah suatu metode yang
mengintegrasikan hubungan antara biaya dan waktu serta memberikan gambaran
tentng kondisi kelangsungan proyek.
c. Suketu Nagrecha mendefinisikan Earned Value pada artikelnya An Introduction
to Earned Value Analysis yaitu "Earned Value is a program management
technique that uses "work in progress" to indicate what will happen to work in the
future."
Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) merupakan suatu metode yang
digunakan pada teknik pengendalian proyek. Beberapa teknik pengendalian proyek
selain Earned Valueantara lain adalah Kurva S (S-Curve), Identifikasi Varian, Analisa
Kecenderungan dan Rekayasa Nilai (Value Engineering). Penggunaan metode-metode
tersebut tergantung dari seberapa jauh atau tingkat kedalaman informasi yang diinginkan.
Earned Value Method
Di dalam setiap proyek dipastikan mempunyai anggaran dan waktu dan biasanya
anggaran dan waktu itu terbatas. Ketika terdapat varian pada penggunaan anggaran dan
waktu, maka akan menjadi pertanyaan bagi semua pihak apakah dana yang terbatas dan
waktu yang tersisa akan mencukupi dan dapat membuat pelaksanaan proyek tepat sesuai
rencana? Metode Identifikasi Varian merupakan teknik pengendalian proyek berdasarkan
varian biaya, sedangkan Kurva S berdasarkan varian jadwal proyek. Sehingga 2 (dua)
metode ini tidak dapat menjawab pertanyaan di atas, karena dasar varian biaya dan waktu
dipisahkan.
Metode Nilai Hasil atau sering disebut juga Konsep Nilai Hasil adalah konsep
menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan

atau

dilaksanakan

(budgeted

cost

of

works

performed). Earned

Value menghitung

nilai

pekerjaan

yang

telah

diselesaikan.

Metode Earned

Value mengkombinasikan biaya, jadwal dan prestasi pekerjaan. Earned Value mengukur
besarnya pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu waktu dan menilai berdasarkan
jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Metode ini dapat
mengungkapkan apakah kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek senilai dengan
pemakaian bagian anggarannya. Dengan analisi konsep Earned Value dapat diketahui
hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah
anggaran yang telah dikeluarkan. Formula Earned Value adalah sebagai berikut:
NILAI HASIL = % PENYELESAIAN X ANGGARAN
Metode Earned Value ini dapat digunakan untuk membuat perkiraan keadaan proyek di
masa mendatang dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Dapatkah proyek diselesaikan dengan anggaran yang tersisa?
b. Berapa besar biaya untuk menyelesaikan proyek?
c. Berapa besar perkiraan keterlambatan pada akhir proyek?
Analisa dalam metode ini menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu:
a. ACWP (Actual Cost of Work Performance), yaitu jumlah anggaran yang
sesungguhnya terpakai untuk kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu
b. BCWP (Budgeted Cost of Work Performance), yaitu jumlah anggaran yang senilai
untuk kegiatan yang telah terlaksana
c. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled), yaitu anggaran yang direncanakan untuk
kegiatan yang dilaksanakan
Analisis Varians Biaya dan Jadwal
Berdasarkan indikator-indikator di atas diperoleh besaran varians atau
penyimpangan biaya dan jadwal yang dapat memberikan informasi kinerja pengelolaan
biaya dan jadwal. Variansi biaya dan jadwal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Varians Jadwal (Schedule Varians = SV)
Varians jadwal adalah pengurangan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan
yang sudah dilaksanakan (BCWP) terhadap biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan
yang dijadwalkan (Budgeted Cost of Work Scheduled).
SV = BCWP BCWS
- SV = 0 : proyek tepat waktu
- SV > 0 : proyek lebih cepat
- SV < 0 : proyek terlambat

b. Varians Biaya (Cost Varians = CV)


Varians biaya adalah selisih antara biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan
yang sudah dikerjakan (Budgeted Cost of Work Performed) dengan biaya aktual dari
pekerjaan yang sudah dikerjakan (Actual Cost of Work Performed).
CV = BCWP ACWP
- CV = 0 : biaya sesuai dengan anggaran rencana
- CV > 0 : biaya lebih kecil/hemat
- CV < 0 : biaya lebih besar/boros
c. Indeks Kinerja/Prestasi Jadwal dan Biaya
Varians jadwal dan biaya di atas belum menggambarkan kondisi
penyimpangan relatif terhadap satuan unit anggaran atau biayanya. Oleh karena itu
terdapat suatu index yang dapat mengukur prestasi baik jadwal dan biaya atau untuk
mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan sumberdaya oleh proyek, digunakan
besaran berupa indeks produktivitas atau indeks kinerja sebagai berikut:
Indeks Kinerja Jadual: SPI = BCWP/BCWS
- SPI = 1 : proyek tepat waktu
- SPI > 1 : proyek lebih cepat
- SPI < 1 : proyek terlambat
Indeks Kinerja Biaya: CPI = BCWP/ACWP
- CPI = 1 : biaya sesuai dengan anggaran rencana
- CPI > 1 : biaya lebih kecil/hemat
- CPI < 1 : biaya lebih besar/boros
SPI dan CPI dihitung di setiap item pekerjaan dan tingkat di atasnya. Pada
tingkat yang lebih tinggi, perhitungnan SPI dan CPI dilakukan dengan penjumlahan
parameter-parameter yang ada di bawahnya.
Proyeksi Jadwal dan Biaya untuk Penyelesaian Proyek
Berdasarkan hasil analisis atas indikator-indikator tersebut di atas pada saat pelaporan
maka akan dapat diperkirakan besar biaya pada akhir proyek, yaitu dengan menghitung
sebagai berikut:
1. Anggaran yang tersisa = Biaya total yang dianggarkan Biaya yang sudah terpakai
atau
Anggaran tersisa = BAC BCWP
BAC = Budgeted At Cost biaya yang dianggarkan pada saat proyek selesai
BCWP = biaya yang dianggarkan pada saat proyek ditargetkan selesai
2. Perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa ( Estimate Total Cost = ETC)

atau
ETC = Anggaran tersisa /CPI
3. Perkiraan total biaya proyek ( Estimate Cost at Completion = EAC) = biaya yang
sudah dipakai + perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
atau
EAC = ACWP + ETC

2. Earning Based Valuation


Penghasilan ekuitas berdasarkan atau pendapatan ekuitas didefinisikan sebagai
pendapatan dividen yang diperoleh melalui investasi di saham ( ekuitas ). Dasar matematika
untuk menempatkan nilai pada ekuitas tergantung pada kemampuan menduga apa yang akan
terjadi atau setidaknya probabilitas tersebut, tidak hanya untuk perusahaan tertentu, tetapi untuk
seluruh pasar serta inflasi dan suku bunga, lima puluh sampai seratus tahun .
Tujuannya adalah untuk membuat proyeksi cerdas dari kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan modal intelektualnya, kekayaan intelektual dan / atau keunggulan kompetitif
sebagai future free cash flows selama periode yang sama ditambah dengan lamanya atau
terminal arus kas yang menangkap posisi siklus hidup perusahaan.
Earnings-Based valuation of Equity
Kebanyakan model penilaian didasarkan pada model dividen keuangan, yang menyatakan bahwa
nilai dari saham adalah sama dengan nilai sekarang dari dividen masa depan yang diharapkan
akan diterima dengan didiskontokan pada tingkat risiko disesuaikan .

E Dt
t
1 r

Pt 0
t 1

t 0

E Dt 1

1 r

E Dt n
E Dt 2

2
3
1 r
1 n

Atau

Dimana:

Dividend Discount Model

Pt

= harga keamanan pada waktu t

E ( Dt ) = dividen yang diharapkan pada waktu t


r

= tingkat diskonto tepat disesuaikan dengan risiko

Yang berasal dari diskon dividen model dasar


E X t
t
1 r

Pt 0
t 1

Dimana E ( Xt ) adalah penghasilan yang diharapkan pada waktu t.


Jika penghasilan diharapkan tetap konstan pada lamanya ke X, persamaan menjadi :

t 0

X

r

Ini adalah model ada pertumbuhan pendapatan diskon penilaian.

Memperkirakan tingkat diskonto


Tingkat diskonto yang diasumsikan dalam model sebelumnya adalah tingkat pengembalian yang
diharapkan dari saham biasa (r). Ini dapat diperkirakan dengan menggunakan Sharpe - Lintner
Capital Asset Pricing Model(CAPM) sebagai berikut :

r r r r
i

Dimana:
ri

= tingkat pengembalian saham

rf

= tingkat suku bunga bebas risiko

rm

= portofolio pasar

= terkait ukuran risiko pasar saham

NB : Laba atas tagihan treasury 3 bulan adalah perkiraan umum digunakan r.

(rm-rf) = premium risiko pasar, hasil yang diharapkan dari portofolio pasar untuk
mengkompensasi risiko tambahan dari investasi di saham biasa; historis ini berkisar antara 3%
dan 8%, dengan rata-rata 6%.
(beta) untuk porfolio pasar 1. untuk saham tertentu dapat diperoleh dengan analisis statistik
dari gerakan pengembalian saham perusahaan dengan itu pasar saham seluruh. Sebagai contoh,
jika sebuah saham memiliki BETA dari 1. 1, dan dengan rf dari 4,1% , dan premi risiko pasar (rmrf) dari 6%, yang diharapkan dari saham adalah :
r = 0,041 + 1,1 x 0,06 = 0,107 = 10,7 %

3. DAMPAK INFLASI TERHADAP ANALISIS


Inflasi ialah kenaikan harga secara terus menerus. Hal ini dapat berdampak
terhadap berbagai operasi perusahaan. Suatu anggaran dapat saja berubah secara drastis
karena adanya inflasi, sehingga budget yang dianggarkan tidak sesuai dengan realita.
Inflasi juga berdampak terhadap pendapatan perusahaan. Analisis dilakukan oleh
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya, dan apabila
belum tercapai maka analisis dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
perusahaan dalam mencapai target. Dengan adanya inflasi, maka dimungkinkan adanya
analisis yang tidak lagi relevan dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini akan
berdampak buruk terhadap perusahaan karena dapat menimbulkan target yang lebih besar
dari yang sebenarnya dapat dicapai perusahaan sehingga dapat menimbulkan kesan
performa yang tidak baik bagi perusahaan.
Dalam hal perusahaan, inflasi dapat menyebabkan kebingungan dalam menentukan harga
pokok. Hal ini terjadi karena kenaikan inflasi yang tidak menentu sehingga menyebabkan
perhitungan harga pokok menjadi tidak tepat. Perhitungan harga pokok yang tidak tepat
akan berdampak terhadap pendapatan yang dapat diakui oleh perusahaan. Analisis
pendapatan maupun harga pokok tidak akan mencerminkan keadaan yang sebenarnya
karena adanya inflasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://irikakuliah.blogspot.co.id/2011/05/metode-nilai-hasil-earned-value.html
https://learning.uonbi.ac.ke/.../Group_10_Equity_valuation_and_Analysis

Anda mungkin juga menyukai