Anda di halaman 1dari 3

SPONDILITIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Spondilitis adalah bagian spingiosa/inflamasi pada vertebrata yang ditandai dengan
vertebrata yang kaku akibat oksifikasi ligament yang terutama menyerang sendi
sakroiliaka dan sendi pada tulang belakang.
Spondilitis adalah radang ruas belakang (kamus kedokteran, Ed revisi 2002).
Adapun jenis-jenis spondilitis adalah:
a. Spon infestiosa
b. Spon muscular
c. Spon traumatic
d. Spon tuberkulosa
e. Spon tyosa
2. Etiologi
Penyebab pasti dari penyebab spondilitis tidak diketahui tetapi pada sebagian besar
pasien dengan ini memiliki antigen HLA-B-27+. Penyakit ini sering mengenai laki-laki
yang biasanya dimulai pada usia akhir remaja dan awal dewasa muda.
3. Manifestasi Klinis:
a. Nyeri punggung bawah
b. Pemeriksaan fisik adanya kifosis serfikalis
c. Pengembangan dada terbatas
d. Demam dan anemia
e. Adanya ureitis dan komplikasi CV
f. Arthritis perifer
g. Nyeri tekan pada sakroiliaka
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab: biasanya LED meningkat, anemia, HL-A-B27+, factor rematik
b. Sinar-X vertebra: memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi, osteoarthritis,
scoliosis.
c. Computed tomography (CT): berguna untuk mengetahui penyakit yang
mendasari seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna
vertebralis.
d. Ultra sonografi: dapat mendiagnosa penyakitnya kanalis spinalis
e. Magneting resonance imaging (RMI): memungkinkan fisualisasi sifat dan lokasi
patologik kurang belakang.
f. Mielogram dan discogram: dilakukan untuk discus yang mengalami regenerasi
atau protrusi discus.
g. Fenogram epidural: mengkaji penyakit discus lumbalis yang memperlihatkan
adanya perbesaran vena epidural.
h. Elektromiogram (EMG) dan pemeriksaan hantaran saraf: digunakan untuk
mengevaluasi penyakit serabut saraf tulang belakang (radikulopati).

5. Penatalaksanaan
a. Nyeri punggung bisa hilang dengan sendiri dan akan semduh dalam enam
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress, dan relaksasi.
b. Physiotherapy: untuk mengurangi nyeri dan spasme otot
Missal:
Terapi pendinginan (missal: dengan es), pemanasan sinar inframerah, kompres
lembab panas, gelombang ultra, diatermi, kolam beradak, dan fraksi.
c. Stimulasi saraf elektris transkutan (tens transcutanecuse electrical nerve
stimulation): untuk peredaran nyeri non infatif yang dapat dibawa kemana-mana
dehingga pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas dalam aktifitas dengan
nyaman tanfa obat.
d. Latihan peningkatan motalitas, kekuatan otot dan kelentura: latihan hiperekstensi
akan memperkuat otot parafertebralis, latihan fleksi meningkatkan kekuatan dan
gerakan punggung, latihan fleksi rometrik memperkuat otot batang tubuh.
e. Penyokong punggung bawah dapat dipakai untuk membatasi gerakan tulang
belakang untuk mengoreksi postur, dan mengurangi stress pada tulang lumbal
bawah.

B. Asuhan Kperawatan
1. Pengkajian
a. Nyeri tekan pada sakroiliaka
b. Nyeri punggung bawah
c. Terjadi xiposis cerfikalis
d. Demam, anemia
e. Pemeriksaan lab: Led meningkat, factor rheumatoid, HLA B27+
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa Nyman: nyeri berhubungan dengan inflamasi pada vertebrata
yang ditandai dengan kaku pada vertebrata akibat oksifikasi.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan
berkurangnya kelunturan
c. Kurang pengetahuan berhungan dengan tehnik mekanika tubuh melindungi
punggung.
d. Perubahan kinerja pasien berhubungan dengan gangguan mobilitas dan nyeri
kronik.
3. Intervensi keperawatan
a. DX I
1). Anjurkan tirah baring dan ubah posisi untuk memperbaiki fungsi lumbal
2). Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam
3). Ajarkan tehnik distraksi missal: membaca, bercakap-cakap, menonoton TV
4). Massage jaringan lunak dengan lembut untuk mengurangi spasme otot,
memperbaiki peredaran darah, mengurangi pembendungan, dan mengurangi
nyeri.
b. DX II
1). Kaji klien saat berdiri dan bergerak
2). Lakukan perubahan posisi dengan perlahan dan dengan bantuan
3). Ajarkan pasien cara turun dari tempat tidur untuk mengurangi rasa nyeri
4). Anjurkan pasien untuk beraktifitas sesuai kemampuan atau kebutuhan
misalnya: berbaring, duduk, berjalan dalam waktu yang dapat ditoleransi atau
sesuai kebutuhan klien
c. DX III

1). Ajarkan pasien cara berdiri, duduk, berbaring dan mengangkat barang
denganbenar
2). Anjurkan pasien tidur dalam posisi miring dengan lutut dan pinggul ditekuk
atau terlentang dengan lutu disangga dalam posisi fleksi
d. DX 4
1). Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari klien
4. Evaluasi
a. Istirahat dengan nyaman
b. Mengubah posisi dengan nyaman
c. Mengalami peredaan nyeri melalui penggunaan modalitas fisik, tehnik psikologis
dan meditasi.
d. Kembali beraktifitas secara bertahap
e. Menghindari posisi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan spasme otot
f. Merencanakan istirahat baring sepanjang hari
g. Perbaikan postur
h. Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress pada punggung
i. Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik
j. Berpartisispasi dalam program laihan
k. Menggunakan tehnik mengahdapi masalah untuk menyesuaikan diri dengan
situasi stress
l. Dapat meminimalkan ketergantungan pada orang lain untuk perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Bedah. Edisi 8 Volume 3.
Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Anda mungkin juga menyukai