Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek


kesehatan. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mencapai pendidikan
jasmani dan olah raga di sekolah sebelum mendapatkan format yang tepat, karena
selalu menyesuaikan perubahan kurikulum. Pada kurikulum KBK (Kurikulum
Bebasis Kompetensi) diharapkan dapat menggali potensi yang ada untuk
dikembangkan, belum bisa dilihat hasilnya dari kurikulum KBK. Ada bentuk
kurikulum baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang
sekarang sedang dilaksanakan.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan di
sekolah dasar mengutamakan kesehatan mental dan kesegaran jasmani, untuk
mencari calon atlet harus benar-benar sesuai dengan cabangnya.
Keadaan siswa SD Negeri .... pada dasarnya senang terhadap pembelajaran
pendidikan jasmani dan olah raga, terutama pada cabang permainan. Pada cabang
atletik, anak kurang menyenangi dengan alasan tidak menyenangkan. Karena
pembelajaran atletik di SD Negeri .... kurang mendapat tanggapan yang positif
dari para siswa, maka prestasi pada cabang atletik khusus pada nomor lompat jauh
belum bisa optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab yaitu: (1)
Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani, (2) Terbatasnya alat bantu
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani di SD akan berakibat pada


proses pembelajaran yang kurang berhasil. Karena guru kurang mampu dalam
melaksanakan profesinya secara profesional, dan kurang berhasil dalam mengajar
dan mendidik siswa secara sistematik. Karena dalam pembelajaran pendidikan
jasmani diberikan gerakan yang sistematik untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilan siswa secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual.

Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga
monoton, yaitu hanya menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi
pembelajaran yang dirasakan oleh siswa terasa membosankan. Dan juga metode
praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh
guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari siswa itu
sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran
yang mengarah pada prestasi. Sehingga dalam prosesnya berbeda dari
pembelajaran penjas itu sendiri, yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan,
ukuran lapangan, maupun alat. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat
siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan merasa bosan dan yang
lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.

Pembelajaran di SD Negeri .... siswa kelas V tersebut mengalami kesulitan dalam


melakukan tehnik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar siswa baru
menguasai cara melompat. Mereka belum mampu melakukan gerakan secara
keseluruhan terbukti dari hasil evaluasi, dari siswa kelas V yang berjumlah 15
anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, baru 5 siswa

(33,3%) yang dapat melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok dan sisanya
masih 10 siswa (66,7%) yang masih belum menguasai teknik lompat jauh gaya
jongkok.

Dengan keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran
sebagai suatu pendekatan alternatif dalam mengajaran pendidikan jasmani. Guru
harus mempunyai kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak
diajarkan dengan harapan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan
siswa. Dalam hal ini guru harus kreatif, inovatif dalam menciptakan proses
pembelajaran bagi siswa. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif bagi
siswa dan menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini
adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa bok
kardus dan gawang aman, yaitu suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu
siswa untuk mempelajari keterampilan dasar dalam mempelajari teknik dasar
lompat jauh.

Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu dirancang dengan teliti agar
bisa mengembangkan belajar siswa dan dilakukan dengan baik dan dapat
dipelajari langkah demi langkah. Alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman
dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan membuat siswa lebih mudah
menerima materi ajar, dan dapat mengubah suasana menjadi lebih rileks dan
menyenangkan bahkan siswa saling berlomba memakai dan melewati alat bantu

tersebut. Hal ini akan membantu meningkatkan motivasi siswa terhadap materi
lompat jauh gaya jongkok.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang


menjadi pokok penelitian adalah Bagaimanakah penggunaan alat bantu dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD
Negeri .... Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun
Ajaran 2015/2016.

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


1.

Bagi Guru

a.

Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat dan mengembangkan alat

bantu pembelajaran.
b.

Bahan masukan bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran.

c.

Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam pengembangan alat

bantu.

2.

Bagi Siswa

a.

Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran

Penjaskes, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.


b.

Meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok serta

mendukung prestasi.
3.

Bagi Sekolah

a.

Sebagai pedoman dan pengetahuan pada pembelajaran pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan.


b.

Sebagai data inventaris siswa yang berprestasi dalam cabang atletik.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Kajian Pustaka

1.

Lompat Jauh

a.

Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga
atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit
(lompat tiga), lompat tinggi, dan lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang
dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang (gaya), dan mendarat.

Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan aktivitas tungkai.
Kekuatan tungkai sangat menentukan hasil lompatan dari lompat jauh. Semakin
kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan
Asumsi kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade


Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59) mengemukakan
bahwa Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu
awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari
kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.

b. Teknik Lompat Jauh


1) Awalan

Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari setinggi-tingginya sebelum


mencapai balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal dengan
menggunakan jarak 30 sampai 40 meter. Latihan kecepatan dapat dilakukan
dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai sangat menentukan kekuatan
langkah dan jarak lompatan.

Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu
sama atau rata-rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan,
seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan
dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi kecepatan dan panjang langkah.

2) Tumpuan

Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang.
Ketepatan tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan
yang dihasilkan oleh kaki sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh
karena itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukan dengan
jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri
maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada waktu
menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka.
Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu,
kemudian segera diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan
sudut tolakan kira-kira antara 40 sampai 45 derajat.

3)

Melayang

Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat
menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara,
bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi
dan jauhnya lompatan, harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan
secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan
rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara
(waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh.
Pada waktu di udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok

tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat
badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak, menyusul kaki ayun. Saat melayang,
kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.

4)

Mendarat

Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan
sejauh-jauhnya ke depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya,
supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk mencegahnya, berat badan harus dibawa ke
depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat, dibantu
dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan, lutut
dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke
depan atas, kaki mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai
tanah.

c.

Lompat Jauh Gaya Jongkok

Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancangancang dengan jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin,
menjelang tiga per empat langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi
untuk dapat melakukan tumpuan pada balok tumpuan.

Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan
dan badan condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada

balok tumpu dan tubuh akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk
sehingga posisi badan berada dalam posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki
ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan dijulurkan ke depan untuk
keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang mengenai tanah
dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.

2.

Pembelajaran

a.

Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

b.

Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran


merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,

sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses


belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan
sebagai pengelola.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya,


sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah
saling mempengaruhi yang Bermula adanya saling hubungan antar komponen
yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan
timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.

c.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:
1)

Berpusat pada siswa

2)

Belajar dengan melakukan

3)

Mengembangkan kemampuan sosial

4)

Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah

5)

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

6)

Mengembangkan kreatifitas siswa

7)

Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi

8)

Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

9)

Belajar sepanjang hayat.

3. Alat Bantu Pembelajaran


a.

Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam


menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai
alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam
proses pembelajaran.

Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu


obyek sehingga mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran
menurut Soekidjo (2003) secara terperinci sebagai berikut:
1)

Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2)

Mencapai sasaran yang lebih banyak

3)

Membantu mengatasi hambatan bahasa

4)

Merangsang sasaran pendidikan melaksanakan pesan-pesan kesehatan

5)

Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

6)

Merangsang sasaran pendidikan untuk Meneruskan pesan-pesan yan

7)

diterima kepada orang lain

8)

Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik

pelaku pendidikan
9)

Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

b.

Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik

Alat bantu pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan


untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep,
mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
Alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat
mencakup isi yang luas. Alat bantu pembelajaran yang efektif artinya memberikan
hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang
sedang belajar. Alat bantu yang komunikatif adalah bahwa alat bantu tersebut
mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih
mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

4.

Pengertian Belajar

Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang
berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan. Pengertian belajar
menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena
adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.

Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan


belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya)
perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang
bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan
latihan dan atau pengalaman.

5.

Hasil Belajar

a.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) Hasil belajar adalah kemampuan


yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang
dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran
yang telah ditentukan sebelumnya.

Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa Hasil belajar merupakan


hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah
selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya,
sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah


kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah


kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar
merupakan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa
memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin
dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri
siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.

1)

Faktor dari Dalam Diri Siswa

Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa
di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.

2)

Faktor dari Luar Siswa

Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar
adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah
tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil
belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran
menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

B.

Kerangka Berpikir

Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri .... menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa tentang lompat jauh gaya jongkok masih rendah, untuk itu harus
diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru
harus pandai memilih materi dan metode pembelajaran.

Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam
kuat oleh pikiran siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek lompat jauh gaya
jongkok. Walaupun guru sudah memberikan contoh demonstrasi gerakan, siswa
kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga materi yang diajarkan kurang
dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya partisipasi


siswa secara penuh. Karena guru bukan satu-satunya sumber belajar, maka siswa
perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah


kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses
pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi alat bantu
pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya
adalah menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran
sebagai salah satu komponen pelengkap juga dapat meningkatkan keberhasilan
proses pembelajaran yang ingin dicapai maka guru diharapkan mempunyai
kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu pembelajaran.

Pengaruh alat bantu pembelajaran terhadap anak-anak sangat penting karena


dengan menggunakan alat bantu dapat memberikan berbagai macam pengalaman
bagi seorang anak. Dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran secara
terus menerus secara maksimal maka anak akan dapat mengolah dan menerima
secara optimal, sehingga terjadi perubahan sikap. Dengan menggunakan
modifikasi alat bantu bok kardus, gawang aman dalam suatu proses pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok akan dapat membantu dalam meningkatkan hasil

belajar prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat bantu bok kardus, gawang
aman mampu merancang siswa aktif melakukan gerakan dan tingkat keseriusan
siswa akan lebih tinggi, karena siswa merasa senang, lebih berfariasi, dan tidak
menimbulkan rasa jenuh.

Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai sarana
membantu guru dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok pada
siswa. Diharapkan melalui alat bantu sederhana tersebut, guru dapat
memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail tentang tehnik dasar
lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri
.... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi
SD Negeri .... sangat strategis, karena terletak di jalan utama desa ..... SD
Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga mudah
dijangkau oleh para siswanya.

Sarana dan prasarananya sangat mendukung untuk dilakukan penelitian tindakan


kelas. Halaman sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran
penjasorkes. Perpustakaan telah menyediakan berbagai buku sumber sebagai
pendukung dan sumber data penelitian. Sarana olahraga seperti peralatan
olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan olahraga juga
sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian tentang lompat jauh gaya jongkok.

2. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai
dari bulan Maret . sampai dengan bulan Juni .. Kegiatan penelitian ini
meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan

meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul,


penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan
meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan
meliputi penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel
jadwal penelitian tindakan kelas materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman di SD Negeri ....:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan kelas

Bulan Ke
No

Rencana Kegiatan

1.

Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi
masalah
c. Penentuan
tindakan
d. Pengajuan
judul
e. Penyusunan
f.

2.

proposal
Pengajuan

izin penelitian
Pelaksanaan
a. Seminar
proposal
b. Pengumpulan
data penelitian

Juni
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
3.
laporan
a. Penulisan
laporan
b. Ujian skripsi

B.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan ....
Kabupaten .... tahun pelajaran 2015/2016. Seluruh siswa kelas V SD Negeri ....
dijadikan subyek penelitian. Jumlah subyek dalam penelitian ini yaitu 15 orang
siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena
itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga
mereka jarang melakukan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi untuk materi
lompat jauh, mereka, para siswa masih sangat asing, artinya mereka hanya akrab
dengan olahraga permainan seperti sepak bola, sehingga materi lompat jauh
seolah-olah dikesampingkan.

C.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis data dan sumber data. Jenis data
penelitian ini berupa motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam
melakukan lompat jauh gaya jongkok. Sumber data yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

1.

Siswa, sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya

jongkok.
2.

Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu pada siswa
kelas V SD Negeri .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
3.

Hasil tes formatif berupa data kuantitatif.

4.

Hasil pengamatan keaktifan siswa berupa data kualitatif.

D.

Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa hasil wawancara
dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas V dan sumber data yaitu guru, dan
pengumpulan catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan
melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket
oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan
selesai.

E.

Uji Validitas Data

Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam
penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya
dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu
besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.

Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan


Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya
adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan
beretika. Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan
triangulasi, yaitu:
1.

Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dianalisis dengan menggunakan

triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.

Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari

peneliti, observer, dan siswa.


3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4.

Penggunaan alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan

menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.


5.

Nilai hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) sebelum tindakan

divalidasi dengan triangulasi peneliti.


6.

RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.

7.

Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data

Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka


sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai
perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang
bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan

perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi


reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan
tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana
memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
1.

Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data.


Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan
data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan
diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi
informasi faktual.
2.

Penyajian data

Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:


a.

Hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan

menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.


b.

Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika

pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran.
d.

Penggunaan pendekatan teknis dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa

ketika pembelajaran berlangsung.


e.

Nilai hasil belajar sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan

nilai yang dicapai dengan KKM.

f.

RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar

dengan silabus dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.


Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel,
bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan
informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik
kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.

Penarikan kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses


analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara
evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap
sebelumnya.
G.

Indikator Kinerja Penelitian

Untuk menentukan ketercapaian tujuan, perlu dirumuskan indikator keberhasilan


tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi
pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur
dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.2. Indikator Kinerja Penelitian

Persentase
Aspek yang Diukur
Minat belajar siswa

Siswa yang
Ditargetkan
80%

Cara Mengukur
Diamati saat pembelajaran dan

dihitung jumlah siswa yang


memfokuskan perhatiannya
dalam melakukan lompat jauh
Keaktifan siswa dalam

80%

gaya jongkok.
Diamati saat pembelajaran dan

melakukan lompat jauh

dihitung jumlah siswa yang

gaya jongkok

menampakan keaktifan dalam


melakukan lompat jauh gaya

Keterampilan melakukan

75%

lompat jauh gaya jongkok

jongkok.
Diukur dari hasil tes lompat jauh
gaya jongkok dan dihitung dari
jumlah siswa yang dapat
melakukan lompat jauh gaya
jongkok.

H.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2
siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
bawah empat komponen, yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1.

Siklus I

a.

Perencanaan

Perencanaan tindakan meliputi memeriksa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan
direncanakan.
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan,
mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin
peragaan akan berjalan mulus.
b.

Pelaksanaan Tindakan

1)

Pendahuluan

Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa


dipersilahkan untuk berdoa dilanjutkan presensi. Peneliti memberikan apersepsi,
motivasi, dan penjelasan tujuan pembelajaran.

Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa


dibuat menjadi dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah
kepada siswa yang satu barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi
dengan sebutan hitam. Peneliti memberi aba-aba jika salah satu barisan namanya
disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar nama barisan yang
disebutkan oleh peneliti. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu
kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat
semula dan menunggu aba-aba dari peneliti selanjutnya.
2)

Kegiatan Inti

Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat
dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat
sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.
Peneliti memberi contoh melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki
melewati bok kardus mendarat dua kaki kemudian melakukan awalan lari,
melompat tolakan satu kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan
yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan,
tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti
urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan
peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi data
yang diambil setelah tindakan siklus I disajikan dalam bentuk tabel.
3)

Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang


kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa,
bersama-sama, kemudian dibubarkan.
a.

Observasi

Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung,


yaitu peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus pada siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan
penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus.
b.

Refleksi

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan
dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu
memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa
yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga
pembelajaran kurang berhasil.
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya
pada siklus II.
2.

Siklus II

a.

Perencanaan

Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan alat bantu


gawang aman. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti memeriksa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang,


mencermati setiap butir yang akan direncanakan sebagai perbaikan dari siklus II.
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan,
mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin
peragaan akan berjalan mulus.

b.

Pelaksanaan Tindakan

1)

Pendahuluan

Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa


dipersilahkan untuk berdoa dilanjutkan untuk presensi dengan tertib. Peneliti
memberikan apersepsi, motivasi, dan penjelasan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa
dibuat menjadi dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah
kepada siswa yang satu barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi
dengan sebutan hitam. Peneliti memberi aba-aba jika salah satu barisan namanya
disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar nama barisan yang
disebutkan oleh guru. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu kaki
dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula
dan menunggu aba-aba dari guru selanjutnya.
2)

Kegiatan Inti

Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat
dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat
sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.

Peneliti memberi contoh cara melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki
melewati gawang aman mendarat dua kaki. Peneliti memberi contoh gerakan
melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati gawang aman
mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan
yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan,
tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti
urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan
peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
3)

Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang


kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa,
bersama-sama, kemudian dibubarkan.
c.

Observasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
gawang aman berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa
terlihat bersemangat. Proses pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan
gerakan lompat jauh pada bak lompat diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar
observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan
keefektifan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok siswa kelas V SD Negeri .....

Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada
siklus II.
d.

Refleksi

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang
aman telah berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian
siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa
yang ditargetkan. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh
siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu gawang aman
telah mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya
untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan
siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan
melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan
memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.

BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A.

DESKRIPSI PRATINDAKAN

Kegiatan pratindakan dilakukan sebelum pelaksanaan proses penelitian tindakan


kelas berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya
tentang kondisi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD
Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang
berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Hasil belajar yang diperoleh pada kegiatan pratindakan pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok masih sangat rendah.
Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru
menyampaikan materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan
metode pembelajaran yang tepat dalam materi lompat jauh gaya jongkok.
Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang
tertarik dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan
pengamatan langsung di lapangan. Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika
pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang tetap asik berbicara dengan teman
ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa merasa takut dan canggung
ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat memahami apa
yang disampaikan oleh guru.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Pratindakan

No
1.
2.

Kriteria
Tuntas
Belum tuntas
JUMLAH

Jumlah Anak

Prosentase

5
10
15

33,3%
66,7%
100%

Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok


siswa masih rendah, hanya 5 siswa (33,3%) yang telah mampu melakukan lompat
jauh gaya jongkok dengan benar.
Melalui deskripsi data awal, masing-masing aspek menunjukkan kriteria
keberhasilan pembelajaran yang kurang, maka disusun sebuah tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri ....
dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan
dengan 2 siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

B.

Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1.

Siklus I

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu
pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
menggunakan alat bantu berupa bok kardus. Hasil penelitian siklus I sebagai
berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I

No

Kriteria

Jumlah Anak

Prosentase

1.
2.

Tuntas
Belum tuntas

10
5

66,7%
33,3%

15

100%

JUMLAH

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus siswa kelas V SD Negeri .... adalah sebanyak 10 siswa

(66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai
KKM.
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung,
yaitu peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus pada siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan
penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran
tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai
KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan
tindakan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa siswa tidak merasa takut
karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus
dapat dilakukan dengan mudah.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan,
yaitu masih banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda
dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga pembelajaran
terganggu.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan
dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu
memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa

yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga


pembelajaran kurang berhasil.
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya
dengan menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan, alat
bantu tersebut adalah gawang aman.

2.

Siklus II

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus II merupakan tindakan


lanjutan dari siklus I yang dirancang untuk memperbaiki hasil belajar dan kondisi
pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini siswa mengikuti pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu berupa gawang aman.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data
yang diambil setelah tindakan siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II

No

Kriteria

Jumlah Anak

Prosentase

1.
2.

Tuntas
Belum tuntas

15
0

100%
0%

15

100%

JUMLAH

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu gawang aman siswa kelas V SD Negeri .... adalah seluruh siswa yang

berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai KKM, sehingga pembelajaran siklus II


ini dinyatakan telah berhasil.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
gawang aman berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa
terlihat bersemangat. Proses pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan
gerakan lompat jauh pada bak lompat diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar
observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan
keefektifan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok siswa kelas V SD Negeri ..... Penggunaan alat bantu gawang aman dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi,
dan hasil belajar siswa pada siklus II.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang
aman telah berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Alat bantu gawang aman
yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga
pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang
ditargetkan, yaitu seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai
nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah
mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya
untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan
siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan

melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan


memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.

C.

Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dari


pratindakan, siklus I, dan siklus II melalui penggunaan alat bantu gawang aman
diketahui dari masing-masing tindakan telah mengalami peningkatan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan ....
Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga
pembelajaran berlangsung kondusif, sehingga hasil belajar sesuai dengan yang
telah ditargetkan. Perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan
dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

No

Kriteria

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

1.
2.

Tuntas
Belum tuntas

33,3%
66,7%

66,7%
33,3%

100%
0%

100%

100%

100%

JUMLAH

Data pada tabel 4.3. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar tiap siklusnya.
Pada kegiatan pratindakan Persentase ketuntasan siswa baru mencapai 33,3% saja,
setelah dilakukan kegiatan siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat

menjadi 66,7%, kemudian pada kegiatan pembelajaran siklus II, seluruh siswa
(100%) telah tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu
gawang aman pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat membantu
meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat dan
mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan.
Di samping hasil belajar, fokus dan keaktifan siswa juga meningkat, siswa
terfokus pada pembelajaran, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti
pembelajaran, mereka terlihat antusias mengikuti pembelajaran.

D.

Pembahasan

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas


pada materi lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu bok kardus
dan gawang aman telah dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa
sehingga tujuan perbaikan tercapai dengan optimal.
Penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman terbukti sangat
membantu peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan
penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman banyak
memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut melakukan lompatan
menjadi tidak takut. Siswa belajar dengan penuh percaya diri, semangat, disiplin,
jujur, dan penuh tanggung jawab.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan,
yaitu pada pratindakan, siswa yang telah mencapai nilai KKM 5 anak (33,3%) dan
sisanya 10 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah

mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan sisanya 5 anak belum mencapai nilai
KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah
mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil
belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10
siswa dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %),
yaitu dari 10 siswa menjadi 15 siswa.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.

Simpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
penggunaan alat bantu dapat meningkatkan fokus dan keaktifan siswa serta
suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

B.

Implikasi

Penelitian ini berimplikasi bagi perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani


dan olahraga kesehatan di SD Negeri ..... Guru pendidikan jasmani dan olahraga
kesehatan dapat menerapkan pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok
melalui penggunaan alat bantu. Penggunaan alat bantu dapat pula digunakan pada
materi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan lainnya, terutama
pada cabang atletik, sehingga siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang
menyenangkan sehingga tujuan akhirnya adalah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

C.

Saran

1.

Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya melengkapi seluruh alat bantu pembelajaran agar guru dapat
menerapkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga
siswa dapat belajar dengan fokus, aktif, dan antusias yang pada akhirnya tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.


2.

Bagi Guru

Guru hendaknya dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan alat


bantu yang telah tersedia atau menyediakan alat bantu sendiri yang sesuai dengan
materi pembelajaran, sehingga materi dapat disampaikan dengan mudah dan
menyenangkan bagi siswa.
3.

Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara fokus, aktif, dan lebih
serius, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima
dan dikuasai, sehingga hasil belajar lebih meningkat.

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Sastra
Hudaya.
Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum.
Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan Dasar Atletik dalam Bermain.
Jakarta: Grafindo Persada.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt.
Rinehart and Winston.
Hamalik, Oemar. (2004). Alat Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti
Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US:
Appleton-Century-Crofts.
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta:
Persindo.
Mardiana, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Aneka Ilmu

Nanang Sudrajat, dkk. 2005. Buku Penjas Orkes Kelas V. Bandung: PT. Sarana
Panca Karya Nusa.
Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda
Karya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003).
Pengembangan Pembelajaran.
Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soekidjo. (2003). Alat Bantu Pembelajaran. Jakarta:
Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4.
Jakarta: Erlangga.
Wina Sanjaya. (2006). Prinsip Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

ABSTRAK

Rinoto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA


JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI .... TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Dinas pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten . Tahun .

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun
Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian


dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD
Negeri .... Kecamatan yang berjumlah 15 siswa. Sumber data berasal dari guru
dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi atau Arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode.
Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan
analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling barkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan alat bantu dapat


meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa dari pratindakan ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada pratindakan belum menggunakan
alat bantu sehingga hasil belajar siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I.

Hasil belajar siswa meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II


menyebabkan hasil belajar lompat siswa meningkat menjadi tinggi sehingga bisa
mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.

Simpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan alat bantu dapat meningkatkan
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa Kelas V SD Negeri ....
Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: alat bantu, hasil belajar, lompat jauh, gaya jongkok

Anda mungkin juga menyukai