PENDAHULUAN
A.
Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga
monoton, yaitu hanya menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi
pembelajaran yang dirasakan oleh siswa terasa membosankan. Dan juga metode
praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh
guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari siswa itu
sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran
yang mengarah pada prestasi. Sehingga dalam prosesnya berbeda dari
pembelajaran penjas itu sendiri, yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan,
ukuran lapangan, maupun alat. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat
siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan merasa bosan dan yang
lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.
(33,3%) yang dapat melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok dan sisanya
masih 10 siswa (66,7%) yang masih belum menguasai teknik lompat jauh gaya
jongkok.
Dengan keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran
sebagai suatu pendekatan alternatif dalam mengajaran pendidikan jasmani. Guru
harus mempunyai kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak
diajarkan dengan harapan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan
siswa. Dalam hal ini guru harus kreatif, inovatif dalam menciptakan proses
pembelajaran bagi siswa. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif bagi
siswa dan menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini
adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa bok
kardus dan gawang aman, yaitu suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu
siswa untuk mempelajari keterampilan dasar dalam mempelajari teknik dasar
lompat jauh.
Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu dirancang dengan teliti agar
bisa mengembangkan belajar siswa dan dilakukan dengan baik dan dapat
dipelajari langkah demi langkah. Alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman
dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan membuat siswa lebih mudah
menerima materi ajar, dan dapat mengubah suasana menjadi lebih rileks dan
menyenangkan bahkan siswa saling berlomba memakai dan melewati alat bantu
tersebut. Hal ini akan membantu meningkatkan motivasi siswa terhadap materi
lompat jauh gaya jongkok.
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun
Ajaran 2015/2016.
D.
Manfaat Penelitian
Bagi Guru
a.
bantu pembelajaran.
b.
c.
bantu.
2.
Bagi Siswa
a.
mendukung prestasi.
3.
Bagi Sekolah
a.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Pustaka
1.
Lompat Jauh
a.
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga
atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit
(lompat tiga), lompat tinggi, dan lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang
dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang (gaya), dan mendarat.
Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan aktivitas tungkai.
Kekuatan tungkai sangat menentukan hasil lompatan dari lompat jauh. Semakin
kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan
Asumsi kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.
Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu
sama atau rata-rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan,
seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan
dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi kecepatan dan panjang langkah.
2) Tumpuan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang.
Ketepatan tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan
yang dihasilkan oleh kaki sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh
karena itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukan dengan
jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri
maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada waktu
menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka.
Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu,
kemudian segera diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan
sudut tolakan kira-kira antara 40 sampai 45 derajat.
3)
Melayang
Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat
menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara,
bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi
dan jauhnya lompatan, harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan
secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan
rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara
(waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh.
Pada waktu di udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok
tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat
badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak, menyusul kaki ayun. Saat melayang,
kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.
4)
Mendarat
Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan
sejauh-jauhnya ke depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya,
supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk mencegahnya, berat badan harus dibawa ke
depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat, dibantu
dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan, lutut
dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke
depan atas, kaki mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai
tanah.
c.
Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancangancang dengan jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin,
menjelang tiga per empat langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi
untuk dapat melakukan tumpuan pada balok tumpuan.
Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan
dan badan condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada
balok tumpu dan tubuh akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk
sehingga posisi badan berada dalam posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki
ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan dijulurkan ke depan untuk
keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang mengenai tanah
dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.
2.
Pembelajaran
a.
Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
b.
Hakekat Pembelajaran
c.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
pelaku pendidikan
9)
b.
4.
Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang
berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan. Pengertian belajar
menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena
adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya)
perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang
bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan
latihan dan atau pengalaman.
5.
Hasil Belajar
a.
b.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri
siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.
1)
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa
di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.
2)
Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar
adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah
tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil
belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran
menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B.
Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri .... menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa tentang lompat jauh gaya jongkok masih rendah, untuk itu harus
diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru
harus pandai memilih materi dan metode pembelajaran.
Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam
kuat oleh pikiran siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek lompat jauh gaya
jongkok. Walaupun guru sudah memberikan contoh demonstrasi gerakan, siswa
kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga materi yang diajarkan kurang
dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya
adalah menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran
sebagai salah satu komponen pelengkap juga dapat meningkatkan keberhasilan
proses pembelajaran yang ingin dicapai maka guru diharapkan mempunyai
kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu pembelajaran.
belajar prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat bantu bok kardus, gawang
aman mampu merancang siswa aktif melakukan gerakan dan tingkat keseriusan
siswa akan lebih tinggi, karena siswa merasa senang, lebih berfariasi, dan tidak
menimbulkan rasa jenuh.
Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai sarana
membantu guru dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok pada
siswa. Diharapkan melalui alat bantu sederhana tersebut, guru dapat
memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail tentang tehnik dasar
lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri
.... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi
SD Negeri .... sangat strategis, karena terletak di jalan utama desa ..... SD
Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga mudah
dijangkau oleh para siswanya.
2. Waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai
dari bulan Maret . sampai dengan bulan Juni .. Kegiatan penelitian ini
meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan
Bulan Ke
No
Rencana Kegiatan
1.
Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi
masalah
c. Penentuan
tindakan
d. Pengajuan
judul
e. Penyusunan
f.
2.
proposal
Pengajuan
izin penelitian
Pelaksanaan
a. Seminar
proposal
b. Pengumpulan
data penelitian
Juni
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
3.
laporan
a. Penulisan
laporan
b. Ujian skripsi
B.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan ....
Kabupaten .... tahun pelajaran 2015/2016. Seluruh siswa kelas V SD Negeri ....
dijadikan subyek penelitian. Jumlah subyek dalam penelitian ini yaitu 15 orang
siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena
itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga
mereka jarang melakukan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi untuk materi
lompat jauh, mereka, para siswa masih sangat asing, artinya mereka hanya akrab
dengan olahraga permainan seperti sepak bola, sehingga materi lompat jauh
seolah-olah dikesampingkan.
C.
Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis data dan sumber data. Jenis data
penelitian ini berupa motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam
melakukan lompat jauh gaya jongkok. Sumber data yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
Siswa, sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya
jongkok.
2.
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu pada siswa
kelas V SD Negeri .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
3.
4.
D.
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa hasil wawancara
dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas V dan sumber data yaitu guru, dan
pengumpulan catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan
melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket
oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan
selesai.
E.
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam
penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya
dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu
besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.
triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.
Nilai hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) sebelum tindakan
7.
F. Analisis Data
Reduksi Data
Penyajian data
Hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan
pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran.
d.
f.
RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar
Penarikan kesimpulan
Persentase
Aspek yang Diukur
Minat belajar siswa
Siswa yang
Ditargetkan
80%
Cara Mengukur
Diamati saat pembelajaran dan
80%
gaya jongkok.
Diamati saat pembelajaran dan
gaya jongkok
Keterampilan melakukan
75%
jongkok.
Diukur dari hasil tes lompat jauh
gaya jongkok dan dihitung dari
jumlah siswa yang dapat
melakukan lompat jauh gaya
jongkok.
H.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2
siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
bawah empat komponen, yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan
1)
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat
dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat
sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.
Peneliti memberi contoh melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki
melewati bok kardus mendarat dua kaki kemudian melakukan awalan lari,
melompat tolakan satu kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan
yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan,
tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti
urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan
peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi data
yang diambil setelah tindakan siklus I disajikan dalam bentuk tabel.
3)
Kegiatan Akhir
Observasi
Refleksi
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan
dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu
memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa
yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga
pembelajaran kurang berhasil.
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya
pada siklus II.
2.
Siklus II
a.
Perencanaan
b.
Pelaksanaan Tindakan
1)
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat
dan lompat. Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat
sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.
Peneliti memberi contoh cara melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki
melewati gawang aman mendarat dua kaki. Peneliti memberi contoh gerakan
melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati gawang aman
mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan
yang dialami. Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan,
tolakan, saat melayang di udara, pendaratan pada bak lompat.
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti
urutan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan
peneliti tentang urutan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
3)
Kegiatan Akhir
Observasi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
gawang aman berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa
terlihat bersemangat. Proses pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan
gerakan lompat jauh pada bak lompat diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar
observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan
keefektifan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok siswa kelas V SD Negeri .....
Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada
siklus II.
d.
Refleksi
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang
aman telah berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian
siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa
yang ditargetkan. Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh
siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu gawang aman
telah mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya
untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan
siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan
melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan
memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.
DESKRIPSI PRATINDAKAN
No
1.
2.
Kriteria
Tuntas
Belum tuntas
JUMLAH
Jumlah Anak
Prosentase
5
10
15
33,3%
66,7%
100%
B.
1.
Siklus I
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu
pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
menggunakan alat bantu berupa bok kardus. Hasil penelitian siklus I sebagai
berikut:
No
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
1.
2.
Tuntas
Belum tuntas
10
5
66,7%
33,3%
15
100%
JUMLAH
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus siswa kelas V SD Negeri .... adalah sebanyak 10 siswa
(66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai
KKM.
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung,
yaitu peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus pada siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan
penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu bok kardus.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran
tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai
KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan
tindakan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa siswa tidak merasa takut
karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus
dapat dilakukan dengan mudah.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan,
yaitu masih banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda
dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga pembelajaran
terganggu.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan
dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu
memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa
2.
Siklus II
No
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
1.
2.
Tuntas
Belum tuntas
15
0
100%
0%
15
100%
JUMLAH
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui
alat bantu gawang aman siswa kelas V SD Negeri .... adalah seluruh siswa yang
C.
No
Kriteria
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
1.
2.
Tuntas
Belum tuntas
33,3%
66,7%
66,7%
33,3%
100%
0%
100%
100%
100%
JUMLAH
Data pada tabel 4.3. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar tiap siklusnya.
Pada kegiatan pratindakan Persentase ketuntasan siswa baru mencapai 33,3% saja,
setelah dilakukan kegiatan siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat
menjadi 66,7%, kemudian pada kegiatan pembelajaran siklus II, seluruh siswa
(100%) telah tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu
gawang aman pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat membantu
meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat dan
mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan.
Di samping hasil belajar, fokus dan keaktifan siswa juga meningkat, siswa
terfokus pada pembelajaran, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti
pembelajaran, mereka terlihat antusias mengikuti pembelajaran.
D.
Pembahasan
mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan sisanya 5 anak belum mencapai nilai
KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah
mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil
belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10
siswa dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %),
yaitu dari 10 siswa menjadi 15 siswa.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Simpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
penggunaan alat bantu dapat meningkatkan fokus dan keaktifan siswa serta
suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B.
Implikasi
C.
Saran
1.
Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi seluruh alat bantu pembelajaran agar guru dapat
menerapkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga
siswa dapat belajar dengan fokus, aktif, dan antusias yang pada akhirnya tujuan
Bagi Guru
Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara fokus, aktif, dan lebih
serius, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima
dan dikuasai, sehingga hasil belajar lebih meningkat.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Sastra
Hudaya.
Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum.
Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan Dasar Atletik dalam Bermain.
Jakarta: Grafindo Persada.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt.
Rinehart and Winston.
Hamalik, Oemar. (2004). Alat Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti
Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US:
Appleton-Century-Crofts.
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta:
Persindo.
Mardiana, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Aneka Ilmu
Nanang Sudrajat, dkk. 2005. Buku Penjas Orkes Kelas V. Bandung: PT. Sarana
Panca Karya Nusa.
Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda
Karya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003).
Pengembangan Pembelajaran.
Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soekidjo. (2003). Alat Bantu Pembelajaran. Jakarta:
Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4.
Jakarta: Erlangga.
Wina Sanjaya. (2006). Prinsip Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun
Ajaran 2015/2016.
Simpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan alat bantu dapat meningkatkan
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa Kelas V SD Negeri ....
Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: alat bantu, hasil belajar, lompat jauh, gaya jongkok