Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Business Model Canvas atau BMC merupakan konsep model bisnis yang
dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur ini, berhasil mengubah
konsep model bisnis yang rumit dan kompleks menjadi sederhana agar dapat dimanfaatkan
oleh sebuah organisasi/ wirausahawan untuk membuat, mendiskusikan, dan memahami
sebuah model bisnis dengan lebih sistematis. Karena kesederhanaannya, metode kanvas
dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis
organisasinya. Pendekatan kanvas memberikan step-step yang memfasilitasikan tentang
membuat bisnis yang ditampilkan dalam satu lembar kanvas, berisi peta sembilan elemen
(kotak). BMC tersebut mencakup, yaitu: Customer Segments, Value Proposition, Channels,
Customer Relationship, Revenue Streams,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Elemen-Elemen Bisnis Kanvas
Model bisnis kanvas terdiri dari 9 elemen yang disebut sebagai 9 building blocks, yaitu:
2.1.1 Customer Segments
Customer Segments adalah pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau
organisasi yang ingin dibidik oleh perusahaan. Menurut Osterwalder & Pigneur
(2010, hal 20), sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak customer
segments. Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan
dilayani atau diabaikan. Ada beberapa tipe customer segments adalah:
1. Mass Market
2. Niche Market
3. Segmented
4. Diversified
5. Multi-Sided Platforms or Multi-Sided Markets
Pelanggan yang dimaksud adalah
2.1.2
Kelompok pelanggan yang mampu membayar akan semua hal tersebut diatas
Value Proposition
Value Proposition adalah bundling (seluruh bagian) dari sebuah produk atau jasa
yang
bermanfaat
untuk
spesifik
kelompok
pelanggan
tertentu (customer
dengan yang lain namun beda atribut dan fitur atau bisa juga sebuah penawaran yang
baru yang lebih inovatif dan atau disruptive.
Value Proposition harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Nilai
tambah apa yang bisa kita tawarkan ke pelanggan? Permasalahan pelanggan mana
yang ingin diselesaikan?Kebutuhan pelanggan apa yang hendak di penuhi? Bundling
produk atau jasa apa yang di tawarkanuntuk masing-masing kelompok pelanggan.
2.1.3
Channels
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value proporsition
kepada customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahap
mulai
dari
kesadaran
pelanggan
sampai
ke
pelayanan
purna
jual.
Customer Relationship
Merupakan cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Menurut
Osterwakler & Pigneur (2010, hal 28). Customer Relationship dibagi menjadi enam,
yaitu:
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.1.5
Personal Assistant
Dedicated Personal Assistant
Self service
Automated service
communities
Co-creation
Revenue Streams
Merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umunya organisasi memperoleh
pendapatan
dari
pelanggan.
Revenue
Streams
pada
building
block,
Key Resources
Merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan
proposisi nilai. Sumber daya umunya berwujud manusia, teknologi, peralatan,
channel maupun brand.
2.1.7
Key Activities
Merupakan kegiatann utama organisasi untuk dapat menciptakan proposisi nilai.
Menurut Osterwakler & Pigneur, key activities mendeskripsikan aktifitas penting
yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.
key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni:
1. Produksi
2. Solusi masalah
4
3. Platform / network
2.1.8
Key Partnerships
Merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan
proposisi nilai tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key
Partnership oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, join venture, joint
operation, atau aliansi strategis. Partnership atau kemitraan adalah kesepatkan dan
kerjasama. Sudah menjadi strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership
yang ditujukan agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya.
Menurut Osterwakler & Pigneur kemitraan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Strategic alliances between non-competitor
2. Coorperation
3. Joint ventures to develop new businesses
4. Buyer supplier relationships to assure reliable supplies
2.1.9
Cost Structure
Merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan
proposisi nilai yang diberikan kepada pelangan. Struktur biaya yang efisien, menjadi
kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. Menurut Osterwakler & Pigneur, cost
structure ini dijelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan sebuah
bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pos-pos paling penting.
Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver value proposition kepada customer,
menjaga customer relationships dan men-generate revenue, seluruhnya memerlukan
biaya. Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah setelah key resources, key
activities, dan key partnership telah ditentukan. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam
pos cost structure adalah biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk
menjalankan suatu bisnis model, mana biaya yang paling mahal dan key activities
apa yang paling mahal.
restoran dengan harga mahal. Namun, kami ingin menyediakan Kedai yang menjual
masakan khas Korea dan Jepang dengan harga yang terjangkau.
Berikut adalah BMC yang kami buat dari rencana bisnis Kedai MAMA.
2.2.1
Customer segment
Lokasi Kedai MAMA adalah berada di dekat Kampus Universitas Udayana, karena
memang lingkungan Kedai masakan khas Korea dan Jepang sangat langka di
kawasan dekat Kampus. Maka kami memilih customer segment yang ditunjukkan
kepada para pencinta budaya Korea dan jepang, masyarakat yang tertarik dengan
makanan Korea dan Jepang, dan forum/komunitas penyuka Korea dan Jepang.
Kebanyakan mahasiswa memiliki ketertarikan dengan budaya Korea dan Jepang,
7
sehingga sangat cocok untuk menjual makanan khas Korea dan Jepang dengan harga
yang terjangkau oleh mahasiswa.
2.2.2
Value Proposition
Value proposition kami adalah dengan menyediakan makanan khas Korea dan Jepang
dengan harga terjangkau, menyediakan jasa delivery, dan menggunakan bahan-bahan
makanan yang higienis dan berkualitas, mengadakan event-event tertentu yang
melibatkan membership untuk membentuk kekeluargaan diantara mereka.,
memberikan diskon dan souvenir kepada member dengan persyaratan khusus. Nilai
tambah lainnya dari Kedai MAMA kami adalah memberikan kenyamanan tempat,
dimana desain tempat yang kami harapkan adalah meja dan kursi yang ada di luar
ruangan. Kami menyediakan lesehan untuk memberikan kenyamanan kepada
pengunjung yang datang dan dalam jumlah banyak atau rombongan yang berniat
membeli masakan khas Korea dan jepang.
2.2.3
Channels
Cara kami mengenalkan Kedai MAMA adalah melalui sosial media (website
marketing, email marketing), iklan di media cetak, dan melalui direct marketing,.
Para pelanggan dapat langsung datang ke lokasi untuk menikmati masakan khas
Korea dan Jepang serta dengan suasana yang nyaman. Atau pelanggan yang tidak
bisa datang langsung ke Kedai, kami menyedia kan jasa delivery untuk mengantarkan
makanan yang dipesan customer segment ke tempat yang diminta oleh customer
segment.
2.2.4
Customer Relationship
Membentuk membership untuk membangun rasa kekeluargaan melalui media sosial
(BBM, Line, Twitter, Facebook, Instagram). Ini merupakan cara kami menjaga
hubungan dengan pelanggan.
2.2.5
Revenue Streams
Pendapatan dari Kedai MAMA berasal dari penjuualan makanan khas Korea dan
Jepang seperti: beef teriyaki, chicken teriyaki, bibimbap, jajangmyeon, jjamppong,
kimbap, omurice, ramen, sushi, dan teokpokki.
2.2.6
Key Resources
Bahan baku masakan, tukang masak, dan peralatan dapur serta resep merupakan
sumber daya utama kami dalam berbisnis. Tentunya perlu adanya tempat untuk
menjalankan bisnis ini seperti Kedai, dan membutuhkan modal untuk menjalankan
bisnis ini dan komputer yang melakukan administrasi yang berhubungan dengan
bisnis ini.
2.2.7
Key Activities
Dalam menjalankan usaha Kedai MAMA tentunya aktifitas utama kami adalah
penjualan makanan khas Korea dan Jepang. Melakukan aktifitas yang berhubungan
dengan pembuatan makanan dan melayani pelanggan selama mereka menikmati
makanannya hingga pelanggan selesai makan harus dilayani dengan ramah dan
sopan.
2.2.8
Key Partnerships
Kedai MAMA tidak akan bisa berdiri tanpa adanya hubungan yang mendukung dari
pihak lain. Supplier bahan baku makanan merupakan partner utama kami, karena
merekalah kami mendapatkan bahan baku untuk kami membuat produk yang akan
dijual. Bekerja sama dengan jasa travel dan komunitas pencita Korea dan Jepang
untuk mau berkunjung ke Kedai MAMA untuk menikmati sajian masakan khas
Korea dan Jepang. Dan, bekerja sama dengan Bank untuk mendapatkan pinjaman
modal yang akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan bisnis ini.
2.2.9
Cost Structure
Biaya-biaya yang kami butuhkan adalah biaya tenaga kerja untuk memberikan gaji
setiap satu bulan sekali. Biaya sewa tempat karena kami tidak memiliki lahan
pribadi, sehingga sewabangunan yang menjadi solusi kami untuk menciptakan usaha.
dan biaya promosi. Biaya pembelian bahan baku yang pasti akan kami keluarkan
setiap harinya. Dan, biaya penunjang operasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan
persediaan dapur Kedai MAMA.
DAFTAR PUSTAKA
(diakses
(diakses
10