PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk melakukan destilasi fraksinasi dari minyak mentah
2. Untuk mempelajari penggunaan bubble tray column
3. Untuk mempelajari fenomena yang terjadi pada kilang minyak
4. Untuk menghubungkan antara struktur senyawa kimia terhadap sifatnya
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Crude oil
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam
yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan
untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah organic source materials.
Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara
alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan,
temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama
proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang
berbeda di tempat yang berbeda. Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan
gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak
mentah (crude oil).
Minyak bumi dalam bahasa inggris petroleum, dari bahasa Latin petrus
karang dan oleumminyak), atau disebut juga sebagai emas hitam, adalah cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan
atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar meruapakan deret senyawa alkana,
bervariasi dalam komposisi dan kemurniannya.
Minyak bumi erat kaitannya dengan produk-produk petrokimia. Hal ini
disebabkan dalam minyak bumi terkandung bahan-bahan selain karbon, yaitu
hidrogen sulfur, nitrogen, oksigen, dan lain-lain. Minyak mentah dapat dibedakan
menjadi:
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
2.
3.
Aromatik CnH2n-6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam).Aromatik hanya terdapat dalam jumlah
kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuel)
Tabel 1. Fraksi fraksi dan fraksionasi minyak mentah
Temperatur
35C
35 100 C
100 180 C
180 250 C
250 400 C
400 550 C
>500 C
Komponen
Gas gas seperti metana, etana, propana, dan butana
Petroleum eter
Bensin (heavy gasoline)
Minyak tanah (kerosin)
Heating oil
Fraksi berat seperti lilin, spindel oil, dan minyak pelumas
Residu untuk aspal (bitumen) dan arang minyak bumi.
1.2.2 Destilasi
Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang
homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat
(produk destilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih
volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap.
Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya
perbedaan titik didih diantara zat-zatnya. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap
yang merupakan zat yang mempunyai titik didih lebih rendah dari titik didih zat
lainnya. Kemudian uap ini didinginkan dalam kondensor yang di luarnya ada aliran
air yang mengalir dari bawah ke atas sehingga dapat mendinginkan uap.Pada
pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat.
Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pemisahan senyawa dengan distilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan
sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai
tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik didih lebih
rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar. Faktor yang
mempengaruhi dalam proses destilasi yaitu suhu atau pemanasan. Berikut jenis
destilasi berdasarkan prosesnya yaitu:
1. Destilasi Batch
Destilasi batch ini merupakan salah satu jenis operasi yang tak tunak (unsteady).
Jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses
kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu).
2. Destilasi Kontinyu
Destilasi kontinyu terjadi jika prosesnya berlangsung terus-menerus. Ada aliran
bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar. Rangkaian alat distilasi yang banyak
digunakan di industri adalah jenis tray tower dan packed tower.
Berdasarkan jenisnya destilasi dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1. Destilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
2. Destilasi Uap
Tipe khusus atau spesial dari sebuah distilasi untuk suatu bahan yang sensitif
terhadap suhu seperti senyawa aromatik yang biasanya terdapat didalam minyak
atsiri.
3. Destilasi Fraksionasi
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi
biasa. Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh bahan bakar cair dari
batubara dan kayu. Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk memecah
garam-garam mineral.
1.2.3
tray didalamnya. Kolom ini terpisah dengan bagian bawahnya yang merupakan labu leher
dua berkapasitas 2 liter. Labu leher dua ini merupakan tempat umpan minyak mentah untuk
dipanaskan pada proses destilasi. Leher kedua dari labu ini akan menjadi tempat untuk
meletakkan termokopel debagai alat ukur temperatur. Pada kolom destilasi juga terdapat
tempat meletakkan termokopel untuk mengukur besarnya temperatur pada bagian bottom
(T1), tray 1, (T2), tray 2, (T3), top (T4), dan heater (T5).
1.2.3.1 Kondensor
Uap dari bagian puncak kolom destilasi selanjutnya akan melewati kondensor yang
berbentuk coil in shell sepanjang 370 mm. Air pendingin akan mengisi bagian dalam koil,
sedangkan uap produk akan melewati bagian shell nya. Laju alir pendingin harus
disesuaikan dengan kapasitas panas yang akan dipindahkan.
Gambar 1. Kondensor
1.2.3.2 Distillation Bridge
Gambar 3. Pemanas
1.2.3.4 Distillation Adapter dan Receiver
Setelah kondensor, unit destilasi akan terhubung dengan Distillation Adapter dan
Receiver yang dilengkapi dengan koneksi jalur vakum (pompa vakum). Fraksi ringan yang
terkondensasi pada kondensor akan keluar melalui Distillation Adapter dan ditampung ke
tempat penampungan sampel Receiver (bisa berupa labu erlenmeyer). Koneksi ini terbuat
dari kaca gelas pyrex dengan panjang 140 mm dan berdiameter 25 mm, serta jalur koneksi
vakum berdiameter 8 mm.
1.2.3.7 Termokopel
Termokopel digunakan untuk mengukur temperatur dalam unit destilasi ini.
Termokopel yang digunakan pada unit destilasi ini adalah termokopel tipe K tanpa probe
dan dapat mengukur temperatur dengan rentang -200 C hingga 1200 C. Unit destilasi ini
menggunakn 4 buah termokopel (T1, T2, T3, dan T4) dan akan terhubung dengan digital
display dan akan terekam secara otomatis pada PLC. Termokopel ini tentunya menjadi
pengendali temperatur saat percobaan destilasi minyak mentah yang mencapai temperatur
yang diinginkan.
Gambar 5. Termokopel
1.2.4
Specific Gravity
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida terhadap
fluida standar (reference). Di dalam proses pengolahan migas, istilah ini banyak dijumpai
terutama berkaitan dengan analisis karakteristik atau spesifikasi feed dan produk.
Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1
atau 1000
(densitas terbesar pada suhu 3,98 C). Sedangkan untuk gas, fluida standarnya adalah
udara dengan berat molekul 28,964
volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat yang sama pada temperatur yang
lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh karenanya besarnya SG zat tersebut pun berubah.
1.2.5
Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat.Secara sederhana, bensin tersusun dari
hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C6 sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat
dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan
yang lainnya sehingga membentuk rantai. Bensin memiliki titik didih antara 100C sampai
dengan 180C.
Komponen utama penyusun bensin adalah n-heptana dan isooktana.Kualitas bensin
dapat ditentukan berdasarkan bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan presentase
isooktana dalam bensin.Bilangan oktan 75 menandakan bensin terdiri dari 75% isooktana
dan 25% heptana. (Nisva, 2014)
Berdasarkan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.
933.K/10/DJM.S/2013 dapat diketahui melalui pengolahan data bahwa angka specific
grafity standar untuk bensin dengan angka oktan 88 yaitu minimal 0,7156 dan maksimal
0,7707.
1.2.6
Kerosin
Minyak tanah atau kerosin merupakan fraksi dari minyak bumi pada tingkat titik
didih diantara 180 oC sampai dengan 250 oC. kerosin memiliki rentang rantai karbon C 12
sampai dengan C14. Bahan bakar ini merupakan fraksi diantara fraksi bensin dan fraksi
minyak solar.Minyak tanah yang digunakan sebagai bahan bakar memiliki komposisi yang
sebagian besar mengandung hidrokarbon alkana. Jika bahan bakar ini dibakar akan
memberikan nyala yang terang, dengan api berwarna putih. Komponen utama kerosin
adalah parafin, cycloalkanes (naphtha) serta senyawa aromatik, dimana parafin adalah
komposisi terbesar, seperti yang ditunjukkan Tabel 2 Kerosin tersusun sekurang-kurangnya
atas 12 karbon tiap molekul.
Tabel 2. Komposisi minyak tanah
Tipe Hidrokarbon
%volume
Parafin parafin
Normal
23
Bercabang
16
Monosiklik
31
Disiklik
11
Trisiklik
0
Aromatik aromatik
Mononuklear
15
Dinuklear
3
Minyak tanah atau kerosin adalah bahan bakar minyak jenis distilat tidak berwarna
dan jernih. Kerosin merupakan produk minyak bumi dengan berat jenis antara 0,79-0,83
gr/cm3 pada 60 F.
1.2.7 Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar memiliki titik didih
antara 250 C sampai dengan 400 C dan memiliki rantai karbon C15
sampai dengan C17. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup
tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka
setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu
bahan
bakar
di
dalam
mesin
diesel.Saat
ini,
Pertamina
telah
dari
cairan,
yaitu
rasio
kepadatan
cairan
dengan
densitas
air.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.1.2
grease
Memasang kembali labu destilasi yang sudah berisi campuran pada unit
3.
4.
destilasi
Memasang erlenmeyer sebagai penampung top product yaitu bensin
Mengatur proses pemvakuman dengan memutar valve pada kondensor
5.
6.
7.
8.
9.
LAMPIRAN
BAB III
t (menit)
T1 (Bottom)
o
T2 (Tray 1)
o
T3 (Tray 1)
o
T4 (Top)
T5 oC
121
32
177,8
31
271
10
150
76
178
32
295
15
179
107
106
35
308
20
204
127
178,1
38
318
25
225
143
178,2
43
324
30
230
155
110
85
329
35
237
165
119
85
334
40
247
175
148
80
339
45
264
186
153
63
343
10
50
278
201
151
55
349
11
55
284
231
154
52
352
12
60
290
236
158
50
355
13
65
290
218
160
49
357
14
70
292
223
158
48
363
15
75
295
218
163
48
364
16
80
295
217
162
48
3666
17
85
300
234
164
48
367
18
90
299
228
169
48
370
19
95
299
236
73
48
370
20
100
300
230
62
48
371
21
105
301
228
59
49
372
22
110
301
222
58
48
372
23
115
301
218
57
49
372
No
t (menit)
T1 (Bottom)
o
T2 (Tray 1)
T3 (Tray 1)
T5 oC
T4 (Top)
C
24
120
301
228
59
50
373
25
125
303
222
56
49
373
Warna
Jenis Zat
Bottom
Hitam
Crude Oil
Tray 1
Cokelat Bening
Solar
Tray 2
Tidak Berwarna
Kerosin
Top
Tidak Berwarna
Bensin
Volume (mL)
Tray 1
10
8,5106
0,8511
Tray 2
10
8,1552
0,8155
Top
10
7,1051
0,7105
3.2 Pembahasan
Massa (g)
Berat Jenis
(g/mL)