TESIS
Oleh
GUSTAV BERNUAR
55407120002
ABSTRAKSI
NGN (Next Generation Network) atau jaringan telekomunikasi masa depan adalah sebuah
model jaringan baru yang berbasis Internet Protokol (IP) dalam melayani produk produk
seperti voice, multimedia, video dan sebagainya. Dulu circuit switch di gunakan dalam
teknologi PSTN sangat di andalkan, namun kini pamornya sudah mulai memudar ketika
dihadapkan dengan fenomena jaringan wireless dan voice over packet. Ketersediaan
Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN : Multi Service Access Network) sebagai menjadi
sangat penting ketika sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi (operator
telekomunikasi) ingin menggelar jaringan NGN di wilayah operasionalnya. Jaringan
Akses Multi Layanan merupakan solusi pendukung yang sesuai dengan standar industri
pada bagian-bagian didalam arsitektur jaringan NGN.
PT ZTE Indonesia sebagai perusahaan subsidiary ZTE Corporation merupakan
produsen perangkat jaringan akses (vendor telekomunikasi) dan juga melakukan
pekerjaan instalasi perangkat bagi operator telekomunikasi negara-negara di dunia,
termasuk salah satunya Indonesia. Dalam pelaksanaannya, PT ZTE Indonesia masih
menghadapi
kendala
dalam
pemilihan
proyek-proyeknya
terutama
dalam
terhadap
permasalahan
tersebut
meliputi
identifikasi
masalah,
proses
ABSTRACT
ii
PENGESAHAN TESIS
Judul Tesis
: Gustav Bernuar
NIM
: 55407120002
Program
Konsentrasi
: Manajemen Telekomunikasi
Tanggal
Mengesahkan.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro
Pembimbing Utama
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa
seluruh tulisan dan pernyataan dalam Tesis ini :
Judul Tesis
: Gustav Bernuar
NIM
: 55407120002
Program
Konsentrasi
: Manajemen Telekomunikasi
Tanggal
Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan
bimbingan Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program Studi
Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.
Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister pada pogram sejenis di
perguruan tinggi lain. Semua informasi, data dan hasil pengolahannya yang digunakan,
telah dinyatakan secara jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenarannya.
Gustav Bernuar
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Analisa Sistem Penunjang
Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan Akses Menggunakan Expert Choice
Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus : PT ZTE
Indonesia) tepat pada waktunya.
Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Jurusan Manajemen Telekomunikasi di Fakultas Teknik
Elektro Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini
terlaksana dengan adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1.
Bapak Dr.Ir. Iwan Krisnadi, MBA., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan
tesis ini.
2.
PT. ZTE Indonesia, yang telah bersedia untuk menjadi tempat studi kasus dalam
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ..................... i
ABSTRACT. .................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN......................... iv
KATA PENGANTAR.......................... v
DAFTAR ISI ....................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................... vii
DAFTAR TABEL ......................... viii
SINGKATAN ...................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
BAB IV
4.1.
4.2.
BAB V
DISKUSI
5.1.
5.2.
BAB VI
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Platform Universal MSAN ......................8
Gambar 2.2 ZXMSG5200 tipe indoor ...................8
Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT 40E ................9
Gambar 2.4 ZXMSG5200 OUT 20E ....................9
Gambar 2.5 Solusi dari MSAN ZTE ....................10
Gambar 2.6 Sistem Konfigurasi MSAN ......................12
Gambar 2.7 Ilustrasi Kendala Pengambilan Keputusan....................................14
Gambar 2.8 Hierarki Analitik ...................................16
Gambar 2.9 Struktur Hierarki pada Expert Choice ..............23
Gambar 2.10 Tampilan Kriteria-kriteria.......................23
Gambar 2.11 Tampilan Inkosistensi.... ....................27
Gambar 2.12 Sintesis Prioritas.......................................27
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian........................28
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Table of Services MSAN...................................................................................13
Tabel 2.1 Skala Kepentingan ...........................................................................................17
ix
DAFTAR SINGKATAN
AHP
ALU
CI
Consistency Index
CR
Consistency Ratio
DDN
EC
Expert Choice
EMS
EPON
ISDN
IP
Internet Protokol
ISP
Inside Plan
MSAN
NGN
OSP
Outside Plan
PC
Personal Computer
POTS
RK
Rumah Kabel
RKS
Rencana Kerjasama
TeNOSS
xDSL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I......................................................................................69
Lampiran II.........................................................................................86
Lampiran III.......................................................................................95
Lampiran IV.....................................................................................116
Lampiran V......................................................................................116
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kebutuhan terhadap jaringan telekomunikasi berbasis IP (Internet
Protocol) di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang signifikan, oleh karena itu
permintaan terhadap jaringan akses yang berbasis IP juga meningkat sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Kebutuhan terhadap jaringan akses multi layanan (MSAN) dari
operator telepon bergerak lebih cepat dibandingkan dengan penyedia jasa internet. Untuk
masa depan, orang akan lebih banyak mengakses internet melalui telepon bergerak dan
tidak lagi lewat komputer pribadi (PC). Selain itu, peningkatan jumlah pelanggan serta
perkembangan teknologi itu sendiri juga akan mendorong operator telekomunikasi untuk
mulai menyediakan kapasitas kecepatan dalam jumlah besar. Para operator juga harus
mulai menggunakan jaringan NGN (Next Generation Network) yang mampu memenuhi
akan kebutuhan karena jika melihat trendnya, telepon tanpa kabel generasi mendatang
akan menyediakan aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kapasitas dalam jumlah besar,
termasuk untuk internet.
Operator membutuhkan jaringan akses multi layanan (MSAN) yang mampu memberikan
kapasitas dalam jumlah lebih besar. Jika hanya mengandalkan jaringan tanpa kabel
(wireless), seperti yang selama ini digunakan oleh para operator di Indonesia, mereka
akan tertinggal. Untuk mengantisipasi itu, para operator harus melakukan up-grade
jaringan aksesnya. Jaringan ini, harus mampu membawa traffic suara, video, dan data
sebanyak-banyaknya sesuai yang dibutuhkan konsumer dan konsumer bisnis sehingga
umumnya serat optik tidak dibangun di jalan-jalan kecil, melainkan jalan besar yang
membutuhkan informasi yang lebar. Dengan kata lain jaringan akses multi layanan
sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang
kelancaran arus informasi di negeri ini.
Terkait dengan kebutuhan pembangunan jaringan akses multi layanan yang meningkat,
sebuah perusahaan kontraktor telekomunikasi (vendor) berusaha memenangkan tender
untuk mendapatkan beberapa permintaan pekerjaan dari satu maupun beberapa operator.
Sangatlah mungkin sebuah vendor untuk berusaha mendapatkan kesemua proyek yang
ditawarkan. Namun peluang untuk gagal dalam mendapatkan kesemua pekerjaan tersebut
dengan hasil maksimal juga besar. Hal yang paling dekat adalah harga perangkat yang
ditawarkan oleh vendor kurang kompetitif, ruang lingkup pekerjaan yang tidak bisa
dipenuhi, dan lain-lain. Dalam kondisi yang demikian, penting bagi sebuah perusahaan
vendor untuk mempertimbangkan dengan matang ketika akan mengikuti sebuah tender
dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terhadap semua elemen yang berkaitan,
untuk mendapatkan proyek yang memang dipandang perlu untuk dimenangkan.
Dengan melihat aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang lingkup
pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh
operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator, mencoba memberikan
usulan dengan menganalisa aspek-aspek yang terkait, sehingga diharapkan vendor
mampu menentukan proyek yang diinginkan secara efektif dan efisien, sehingga
keuntungan dari proyek dapat tercapai.
Semua informasi itu disampaikan secara jelas dan lengkap di dalam dokumen tender yang
disebut dengan dokumen RKS (Rencana Kerjasama). Disamping informasi yang
disampaikan secara tertulis oleh operator, terdapat juga informasi yang sifatnya tidak
tertulis seperti informasi tentang jumlah anggaran untuk proses tender tersebut, dimana
informasi itu sangat penting untuk memprediksi seberapa besar nilai kontrak, kemudian
nilai strategis dari tender yang ada terkait dengan peluang ekspansi kedepannya.
Dengan kondisi demikian penting bagi PT. ZTE Indonesia untuk mempertimbangkan dan
mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dalam rangka memenangkan tender
tersebut. Dari beberapa tender yang ada, akan ditentukan prioritas yang sesuai dengan
target pencapaian dan perencanaan bisnis dari PT. ZTE Indonesia itu sendiri, sehingga
diharapkan PT. ZTE Indonesia mampu mengelola tender secara efektif dan efisien, dan
tujuan perusahaan dapat tercapai
1.2.
Identifikasi Permasalahan
pemecahan masalah terhadap aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang
lingkup pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh
operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator.
Berawal dari permasalahan di atas, mencoba untuk memberikan sebuah solusi melalui
kegiatan penelitian ini. Kajian dalam penelitian ini meliputi identifikasi masalah, proses
pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP
(Analytic Hierarchy Process) didukung software Expert Choice dan memberikan
kesimpulan terhadap hasil analisa data berupa rancangan program persiapan proses tender
yang ditunjang dengan rencana implementasi, pemantauan dan komitmen manajemen
diharapkan dapat mengatasi masalah diatas sehingga sasaran proyek dan tujuan
perusahaan dapat tercapai.
1.3.
Pembatasan Masalah
Dalam penulisan penelitian ini, memberikan batasan masalah agar pembahasan tidak
terlalu meluas, dan diharapkan bisa fokus terhadap pokok permasalahan. Berikut adalah
batasan-batasan yang diberikan oleh :
a.
b.
Penelitian dilakukan untuk proses pre sales, yaitu proses sebelum tender itu
dimenangkan.
c.
d.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan tender yang dilakukan oleh operatoroperator yang ada di Indonesia.
1.4.
Tujuan Penelitian
Menentukan pemilihan prioritas dari sebuah proyek jaringan akses multi layanan
MSAN dari beberapa operator, ditinjau dari faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam memenangkan tender bagi PT. ZTE Indonesia, yang pada
akhirnya akan membuat proses tender maupun tahap implementasi dapat berjalan
dengan baik.
b.
Memberikan usulan bagi PT. ZTE Indonesia agar mampu mengelola tendertender yang ada dengan baik.
1.5.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang dapat dijadikan sebagai masukan
bagi PT. ZTE Indonesia, yaitu:
a.
Memberikan nilai tambah bagi PT. ZTE Indonesia dalam berkompetisi dengan
vendor lain.
b.
Memberikan pedoman bagi PT. ZTE Indonesia dalam membaca peluang dari
sebuah tender yang diadakan oleh operator-operator telekomunikasi.
2.
Produk terminal yang berupa handset dan telepon. Contoh: Modem, handpone,
perangkat untuk antena wireless, USB dan lain-lain.
Daerah pertama kali yang dijadikan pasar utama ZTE adalah Pakistan, kemudian ZTE
mendirikan kantor cabang di Pakistan. Setelah itu ZTE lebih fokus melakukan perluasan
market ke arah Asia, Afrika dan Eropa. Pada tahun 1997 ZTE mulai go public. ZTE
mulai mengembangkan market di Indonesia pada tahun 2000 dengan mendirikan
cabangnya di Jakarta dengan nama PT. ZTE Indonesia.
Memberikan solusi bagi customer terkait dengan masalah Telekomunikasi dan IT.
b.
c.
Ketiga visi utama ZTE tersebut terungkap dalam semboyannya yaitu Talking To The
Future
Misi PT. ZTE Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Tahun 2009
Untuk mewujudkan visi dan misi ZTE menerapkan beberapa kebijakan terhadap pegawai
yaitu sebagai berikut :
a.
Pegawai ZTE akan mendapatkan training sebelum mulai bekerja dengan fasilitas
peralatan yang lengkap serta diserta praktek secara langsung sehingga ketika
sudah mulai bekerja masalah human error bisa dikurangi..
b.
c.
Dengan etos dan semangat Only the best people , ZTE memiliki pegawai
dengan usia muda dan produktif dengan rata-rata umur 30 tahun.
d.
2.2 Teknologi dan Produk Jaringan Akses Multi Layanan PT ZTE Indonesia
ZTE memiliki perangkat MSAN yang dapat memenuhi kebutuhan industri dengan
arsitektur standar dengan layer NGN, dimana komunikasi antar elemen elemennya pada
layer dengan standar interface yang berbeda dengan mencapai sistem yang stabil dan
fleksibel. Dengan kemampuan perangkat MSAN ZTE sangat mudah untuk dioptimisasi
perangkatnya untuk memenuhi kebutuhan diatas tersebut.
MSAN adalah generasi terbaru dari sistem jaringan akses multi layanan yang mana dapat
menyediakan berbagai macam layanan melalui satu platform yang universal. Artinya
bahwa beberapa operator tidak perlu lagi membangun berbagai macam jenis jaringan
akses contohnya satu untuk POTS, satu untuk data dan yang lain untuk video; operator
hanya butuh membangun sebuah jaringan akses yang dapat mengakses berbagai macam
layanan, termasuk layanan terbaru kedepannya. Hanya dengan membangun sebuah
jaringan akses melalui MSAN, para operator dapat memotong sebagian biaya investasi
dan bisa memfokuskan untuk memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada
pelanggan dengan biaya investasi yang terpotong tersebut. Dibandingkan dengan
Jaringan Akses yang tradisional , MSAN mengadopsi arsitektur bus multi layanan dan
built-in teknologi MSTP technology untuk menyediakan kemampuan multi akses
layanan. MSAN benar-benar mewujudkan akses multi layanan pengguna, transmisi multi
layanan yang kompak dan konvergensi multi layanan. Sehingga sangat mudah untuk
menyediakan layanan POTS, ISDN, DDN, xDSL , EPON ,dan layanan berbasis IP
kepada pengguna dan penyedia layanan.
Sumber : Dokumen Proposal Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN
ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)
2
Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan
MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)
2.
ZXMSG5200: OUT40E
3.
ZXMSG5200: OUT20E
Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan
MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)
4
Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan
MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)
Sumber : Dokumen Proposal Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN
ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)
10
2.3.1. Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008
(TELKOM)
Pada RKS ini Mitra Pengadaan atau Vendor diminta mengajukan penawaran untuk
pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 dengan
tanggung jawab tunggal dan bertanggung jawab penuh secara sistem.
Secara umum ruang lingkup pekerjaan proyek pengadaan MSAN dan Akses Sekunder
2008 ini adalah sebagai berikut :
a)
sistem.
b)
d)
Penyediaan seluruh jasa yang dibutuhkan dan material instalasi sistem lengkap
sampai dengan sistem selesai terpasang, berhasil dites dengan baik, ready for service dan
dapat diserahkan ke TELKOM.
e)
Metro ethernet,
i)
Perangkat MSAN
ii)
b)
11
c)
ISP
MSAN
SoW
Secondary OSP
RK
CPE
ODF
DP
ODF
Metro Ethernet
MSAN
RK
Sof tswitch
IP Network
CPE
ODF
DP
Tie Line
BRAS
RK
CPE
ODF
DP
Tie Line
SoW
MSAN
DCN
LCT
CPE
ODF
DP
Tie Line
EMS Client
EMS Server
d)
i)
Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN
adalah langsung di dalam ruang terminal block kabinet MSAN.
ii)
Model 2 : Additional Line Unit (ALU) dengan jumlah subscriber > 480 SSL
Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN
adalah melalui Rumah Kabinet (RK) baru dan jumpering tie line
iii)
Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting ke perangkat MSAN
adalah melalui RK eksisting menggunakan tie line baru. Proses cut over dan migrasi ke
perangkat baru menjadi tanggung jawab mitra.
iv)
Untuk model ini, RK eksisting direboundary area layanannya dengan kapasitas per area
layanan baru < 480 subscriber sehingga terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting
Sumber : Dokumen RKS TELKOM untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses
Sekunder 2008 (TELKOM)
12
langsung ke perangkat MSAN. Proses cut over dan migrasi ke perangkat baru menjadi
tanggung jawab mitra
LOKASI PROYEK
Lokasi pekerjaan proyek pengadaan MSAN ALU dan Akses Sekunder 2008 dilakukan di
7 (tujuh) Divre, sebagai berikut :
LAYANAN
DIVRE
DIVRE
1
DIVRE
2
DIVRE
3
DIVRE
4
DIVRE
5
DIVRE
6
DIVRE
7
JUMLAH
SITE
TABEL DIVRE
tahap 1 D1(eval)
tahap 2 D1 ALU
tahap 2 D1 MOD
subtotal of division 1
tahap 1 D2 (eval)
tahap 2 D2_2_ALU ABT
tahap 2 D2_3_ALU ABT
tahap 2 D2_MOD
subtotal of division 2
tahap 2 D3_ALU
tahap 2 D3_MOD
subtotal of division 3
tahap 1 D4 (eval)
tahap 2 D4 ALU
subtotal of division 4
tahap 1 D5 (eval)
tahap 2 D5 ALU
subtotal of division 5
tahap 2 D6 ALU
subtotal of division 6
tahap 1 D7 (eval)
tahap 2 D7 ALU+MOD
subtotal of division 7
total
15
48
14
77
96
70
125
14
305
76
39
115
10
48
58
63
22
85
7
7
54
194
248
895
TOTAL LAYANAN
POTS
ONLY
Combo
(Pots &
Adsl 2+)
P-Phone
(64 kb/s)
3504
0
0
3504
23605
12900
32081
2560
70866
10209
11880
22089
0
0
0
19164
2128
21292
2075
2075
13159
44742
57901
177727
472
14682
6920
22074
9940
6660
15184
224
32008
4392
5193
9585
3264
15064
18328
1592
4200
5792
292
292
5620
19200
24820
112899
112
447
0
559
1379
1120
385
224
3108
97
195
292
34
172
206
736
352
1088
63
63
450
3104
3554
8870
voice
data
4088
15129
6920
26137
34924
20400
47650
3008
105982
14698
17268
31966
3298
15236
18534
21492
6680
28172
2430
2430
19229
67046
86275
299496
472
14682
6920
22074
9940
6660
15184
224
32008
4392
5193
9585
3264
15064
18328
1592
4200
5792
292
292
5620
19200
24820
112899
Sumber : Dokumen RKS TELKOM untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses
Sekunder 2008 (TELKOM)
13
14
Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu
prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative
Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud
adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan
kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam
proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan
beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam
memilih
kriteria-kriteria
pada
setiap
masalah
pengambilan
keputusan
perlu
Lengkap
Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan
dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.
2.
Operasional
Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil
keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada,
disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.
3.
Tidak berlebihan
Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.
4.
Minimum
15
hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki
semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan
hirarki tidak lengkap.
Penilaian komparatif
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan
inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari
penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise
comparison.
Dalam
melakukan
penialaian
terhadap
elemen-elemen
yang
2.
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu
dipahami tujuan yang diambil secara umum. Dalam penyusunan skala kepentingan, Saat
menggunakan patokan pada tabel berikut.
16
Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika
elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3
kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama
akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja
dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise
comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun
matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya
sama dengan 1.
Sintesis Prioritas
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya untuk
mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada
setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara
local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur
sintesis dinamakan priority setting.
17
Konsistensi Logik
Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut
tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.5.
memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan
pengembangan alternatif.
2.
Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini
menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot
tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah
menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks,
sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.
C merupakan kriteria dan memiliki n dibawahnya, yaitu A1 sampai dengan An. Nilai
perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj dinyatakan dalam aij yang menyatakan
hubungan seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj. Bila nilai
aij diketahui, maka secara teoritis nilai aji adalah 1/aij, sedangkan dalam situasi i=j
adalah mutlak 1. Nilai numerik yang dikenakan untuk perbandingan diatas diperoleh dari
skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty pada tabel diatas. Untuk menyusun suatu
matriks yang akan diolah datanya, langkah pertama yang dilakukan adalah menyatukan
pendapat para responden melalui rata-rata geometrik yang secara sistematis ditulis
sebagai berikut:
18
Aij = (Z1,Z2,Z3,,Zn)1/n
Dimana aij menyatakan nilai rata-rata geometrik, Z1 menyatakan nilai perbandingan
antar kriteria untuk responden ke 1, dan n menyatakan jumlah partisipan. Pendekatan
yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan langkah-langkah
berikut:
a.
b.
4.
didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks
perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang
dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batasbatas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan
perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap
ordo matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:
19
Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam pengujian
konsistensi matriks perbandingan adalah:
a. Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi
jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan
nilai eigen.
20
dimana,
CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks perbandingan berpasangan matriks i
hirarki pada tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya <10%.
CI Hij = Indeks konsistensi hirarki dari matriks perbandingan i pada tingkat j.
RI Hij = Indeks random hirarki dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki
tingkat j.
CIi,j = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j.
EVi,j = Vektor eigen dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j yang
berupa vektor garis.
CIi,j + 1 = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi
matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom.
RIi,j = Indeks random dari matriks perbandingan berpasangan i hirarki pada tingkat j.
RIi,j + 1 = Indeks rasio dari orde matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi
matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom.
21
Eigenvector
Dalam matematika, eigenvalue, eigenvector, dan konsep-konsep berkaitan eigenspace
dalam bidang aljabar linear. Awalan eigen adalah kata Jerman untuk bawaan.. Aljabar
linear studi transformasi linear, yang diwakili oleh matriks yang bekerja pada vektor.
Eigennilai, eigenspaces adalah eigenvectors dan sifat-sifat sebuah matriks. Mereka
dihitung dengan metode yang dijelaskan di bawah ini, memberikan informasi penting
tentang matriks, dan dapat digunakan dalam faktorisasi matriks. . Mereka juga memiliki
aplikasi dalam bidang matematika terapan beragam seperti keuangan dan mekanika
kuantum.
Secara umum, matriks bekerja pada sebuah vektor dengan mengubah baik yang besar dan
arahnya. Namun, suatu matriks dapat bertindak atas vektor tertentu hanya dengan
mengubah besar mereka, dan meninggalkan mereka berubah arah (atau mungkin
kebalikannya). Sebuah matriks bekerja pada sebuah eigenvector dengan mengalikan
besarnya dengan faktor, yang positif bila arahnya tidak berubah dan negatif jika arahnya
dibalik. Faktor ini adalah eigenvalue yang terkait dengan eigenvector. Sebuah eigenspace
adalah himpunan semua eigenvectors yang memiliki eigenvalue yang sama.. Konsepkonsep yang tidak dapat secara formal didefinisikan tanpa prasyarat, termasuk
pemahaman tentang matriks, vektor, dan transformasi linier.
Transformasi linear dari ruang vektor, seperti rotasi, refleksi, peregangan, kompresi,
geser atau kombinasi dari ini, dapat divisualisasikan dengan efek yang mereka hasilkan
pada vektor.. Secara formal, dalam ruang vektor L, sebuah fungsi vektor A didefinisikan
jika untuk setiap vektor x L ada yang unik sesuai vektor y = A (x) L. Demi keringkasan,
tanda kurung di sekitar vektor transformasi yang bertindak seringkali dihilangkan. A
vector function A is linear if it has the following two properties: Sebuah fungsi vektor A
adalah linier jika memiliki dua sifat berikut:
Aditivitas: A (x + y) = A x + A y
Homogenitas: A ( x) = A x
di mana x dan y adalah dua vektor ruang vektor L dan adalah setiap skalar. seperti
fungsi secara berbeda-beda disebut transformasi linear, linear operator, atau linier
endomorphism di ruang L.
22
Persamaan kunci dalam definisi ini adalah persamaan eigenvalue, A x = x. Itu adalah
untuk mengatakan bahwa vektor x memiliki properti yang arahnya tidak diubah oleh
transformasi A, tetapi bahwa hanya skala dengan faktor . Kebanyakan vektor x akan
tidak memuaskan seperti persamaan: khas vektor x berubah arah ketika dipengaruhi oleh
A, sehingga bahwa A x bukan kelipatan x. Ini berarti bahwa hanya khusus tertentu x
adalah vektor eigenvectors, dan hanya tertentu adalah skalar khusus eigennilai. Tentu
saja, jika A merupakan kelipatan dari matriks identitas, maka tidak ada perubahan vektor
arah, dan semua non-nol vektor adalah eigenvectors.
Persyaratan bahwa non-eigenvector nol dikenakan karena persamaan A 0 = 0 berlaku
untuk setiap A dan setiap . Karena persamaan selalu sepele benar, bukan merupakan
kasus yang menarik. Sebaliknya, sebuah eigenvalue dapat menjadi nol dalam sebuah cara
trivial Setiap eigenvector dikaitkan dengan eigenvalue tertentu. Satu eigenvalue dapat
dikaitkan dengan beberapa atau bahkan dengan jumlah tak terbatas eigenvectors.
Gambar. 2.
Sebuah tindakan untuk meregangkan vektor x, tidak mengubah arah, jadi x adalah
eigenvector A.
23
24
Bertukar pikiran melalui wawancara dan diskusi dan buat struktur keputusan sebagai
model hirarki
Tentukan tipe dan model perbandingan pairwise atau fungsi grid data
Expert Choice mempunyai metode yang unik dengan perbandingan pairwise untuk
mendapatkan prioritas secara akurat yang merefleksikan nilai dan persepsi dari pihak
yang berwenang dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem software.
Expert Choice menyediakan sintesis dari beberapa penilaian dengan pemodelan grup.
Expert Choice juga sangat berguna untuk perkiraan, penghitungan resiko dan masalah
ketidakpastian, dan penjabaran distribusi probabilitas.
25
Beberapa tampilan dari software Expert Choice di berikan seperti gambar berikut ini :
26
27
Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja
penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang
diharapkan.
3.1.
Rancangan Penelitian
28
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari bahan-bahan referensi yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Dengan mencari buku-buku, jurnal-jurnal mengenai pemilihan
prioritas maupun melalui internet.
b.
c.
3.2.
3.3.
29
3.4.
3.5.
Metode Analisis
30
3.6.
Keterkaitan Data dan Analisis Terhadap Metode AHP & Expert Choice
Data dalam penelitian ini terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif.
Adapun tujuan dari sebuah proses tender adalah pemilihan proyek dalam suatu tender.
Kriteria yang diperoleh meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
Metode pengiriman barang, yaitu tujuan akhir dari proses pengiriman perangkat.
Pengiriman bisa dilakukan sampai ke lokasi di mana perangkat tersebut dipasang
atau hanya sampai ke lokasi gudang vendor, dan pengiriman ke lokasi
pemasangan menjadi tanggungjawab operator.
6)
Nilai strategis proyek, yaitu peluang ke depan terhadap proyek yang akan diikuti,
seperti peluang ekspansi, peluang pengembangan terkait dengan perkembangan
teknologi, dan lain-lain.
31
Pada bab ini akan dilakukan analisis menggunakan perhitungan secara manual dan
analisis menggunakan tool yaitu software Expert Choice untuk menentukan prioritas
sebuah tender proyek jaringan akses MSAN. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan
data yang memiliki faktor penting terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan
sebuah tender yang akan diikuti. Data diperoleh dengan melakukan proses wawancara
dengan pihak pengambil keputusan dari PT. ZTE Indonesia mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pemilihan proyek dapat dibuat
perhitungan secara manual berdasarkan Metode AHP.
4.1.
4.1.1
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari perhitungan menggunakan metode AHP adalah
menentukan pilihan sebuah proyek di dalam proses tender, yang di dasarkan pada skala
prioritas yang di peroleh untuk tiap-tiap alternatif. Dalam hal ini fungsi dari metode AHP
itu sendiri adalah untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif.
4.1.2
32
ALTERNATIVE
SUB KRITERIA
KRITERIA
TUJUAN
Harga
Harga Barang
Harga Jasa
3 Operator
3 Operator
Telekomunikasi Telekomunikasi
Metode
Pembayaran
Setelah Seluruh
Pekerjaan
Selesai
Jadwal Pekerjaan
Dibayar Per
Subsistem
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Lumpsum
3 Operator
3 Operator
Telekomunikasi Telekomunikasi
Parsial
3 Operator
3 Operator
Telekomunikasi Telekomunikasi
INDOSAT
TELKOM
33
FOB (Hanya
Sampai Port
Negara China)
DDP (Dikirim
Sampai Ke
Lokasi Instalasi)
3 Operator
Telekomunikasi
3 Operator
Telekomunikasi
3 Operator
Telekomunikasi
3 Operator
Telekomunikasi
3 Operator
Telekomunikasi
Metode
Pengiriman
Barang
Nilai Strategis
Proyek
BIZNET
4.1.3
4.1.3.1
Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki kriteria.
A.
Suatu Tender"
1)
Suatu Tender"
C
Harga
Metode
Pembayaran
Jadwal
Pekerjaan
Ruang
Lingkup
Pekerjaan
Nilai
Strategis
Proyek
Metode
Pengiriman
Barang
Harga
1/1
4/1
3/1
5/1
1/2
8/1
Metode
Pembayaran
1/4
1/1
2/1
5/1
1/3
4/1
Jadwal
Pekerjaan
1/3
1/2
1/1
3/1
1/5
5/1
Ruang
Lingkup
Pekerjaan
1/5
1/5
1/3
1/1
1/6
3/1
Nilai
Strategis
Proyek
2/1
3/1
5/1
6/1
1/1
9/1
Metode
Pengiriman
Barang
1/8
1/4
1/5
1/3
1/9
1/1
2)
Harga
Metode
Pembayaran
Jadwal
Pekerjaan
Ruang
Lingkup
Pekerjaan
Nilai
Strategis
Proyek
Metode
Pengiriman
Barang
Harga
1.00
4.00
3.00
5.00
0.50
8.00
34
Metode
Pembayaran
0.25
1.00
2.00
5.00
0.33
4.00
Jadwal
Pekerjaan
1.00
0.50
1.00
3.00
0.20
5.00
Ruang
Lingkup
Pekerjaan
0.20
0.20
0.33
1.00
0.17
3.00
Nilai
Strategis
Proyek
2.00
3.00
5.00
6.00
1.00
9.00
Metode
Pengiriman
Barang
0.13
0.25
0.20
0.33
0.11
1.00
4.00
3.00
5.00
0.50
8.00
1.00
4.00
3.00
5.00
0.50
8.00
0.25
1.00
2.00
5.00
0.33
4.00
0.25
1.00
2.00
5.00
0.33
4.00
1.00
0.50
1.00
3.00
0.20
5.00
1.00
0.50
1.00
3.00
0.20
5.00
0.20
0.20
0.33
1.00
0.17
3.00
0.20
0.20
0.33
1.00
0.17
3.00
2.00
3.00
5.00
6.00
1.00
9.00
2.00
3.00
5.00
6.00
1.00
9.00
0.13
0.25
0.20
0.33
0.11
1.00
0.13
0.25
0.20
0.33
0.11
1.00
2)
35
3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai
eigenvector (1).
14.00
6.00
7.45
2.63
19.95
1.92
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
26.17
12.08
12.00
5.52
33.00
3.55
+
+
+
+
+
+
44.67
20.58
16.37
6.02
55.00
6.23
+
+
+
+
+
+
4.66
2.48
2.13
0.90
6.01
0.63
+
+
+
+
+
+
66.50
38.00
30.80
11.60
89.00
10.03
=
=
=
=
=
=
164.04
83.84
72.52
28.18
215.08
23.96
+
587.61
164.04
83.84
72.52
28.18
215.08
23.96
:
:
:
:
:
:
587.61
587.61
587.61
587.61
587.61
587.61
=
=
=
=
=
=
0.28
0.14
0.12
0.05
0.37
0.04
+
1.00
4) Untuk mengecek ulang nilai eigenvector, matriks hasil penguadratan nomor (2)
dikuadratkan kembali dan lakukan kembali cara nomor (3), hingga diperoleh eigenvector
yang baru. Kemudian, bandingkan eigenvector pertama dan kedua. Jika di antara
keduanya, tidak ada perubahan nilai atau hanya sedikit mengalami perubahan maka nilai
eigenvector pertama sudah benar. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka nilai eigenvector
pertama masih salah dan lakukan kembali cara nomor (1) sampai dengan nomor (3),
hingga nilai eigenvector tidak berubah atau hanya sedikit berubah.
36
14.00
26.17
44.67
4.66
66.50
4.69
6.00
12.08
20.58
2.48
38.00
X
8.04
14.00
26.17
44.67
4.66
66.50
4.69
6.00
12.08
20.58
2.48
38.00
3.78
7.45
12.00
16.37
2.13
30.80
3.78
7.45
12.00
16.37
2.13
30.80
1.51
2.63
5.52
6.02
0.90
11.60
1.51
2.63
5.52
6.02
0.90
11.60
12.12
19.95
33.00
55.00
6.01
89.00
12.12
19.95
33.00
55.00
6.01
89.00
1.61
1.92
3.55
6.23
0.63
10.03
1.61
1.92
3.55
6.23
0.63
10.03
729.32
368.04
331.40
134.11
970.18
108.53
1330.00
670.52
602.64
241.74
1772.00
198.47
2015.00
1027.62
925.64
370.08
2707.92
303.76
237.82
119.70
108.43
43.42
317.64
35.46
3472.61
1752.54
1591.73
636.89
4645.86
517.65
+
+
+
+
+
+
729.32
368.04
331.40
134.11
970.18
108.53
+
+
+
+
+
+
1330.00
670.52
602.64
241.74
1772.00
198.47
+
+
+
+
+
+
2015.00
1027.62
925.64
370.08
2707.92
303.76
+
+
+
+
+
+
237.82
119.70
108.43
43.42
317.64
35.46
+
+
+
+
+
+
3472.61
1752.54
1591.73
636.89
4645.86
517.65
=
=
=
=
=
=
8244.90
4172.21
3770.52
1510.26
11028.40
1232.34
+
29958.64
8244.90
4172.21
3770.52
1510.26
11028.40
1232.34
:
:
:
:
:
:
29958.64
29958.64
29958.64
29958.64
29958.64
29958.64
=
=
=
=
=
=
0.275
0.139
0.126
0.05
0.368
0.041
+
1.00
37
0.28
0.14
0.13
0.05
0.37
0.04
=
=
=
=
=
=
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Hasil perbedaan kedua eigenvector menunjukkan tak ada perubahan, sehingga nilai
eigenvector (1) sudah tepat. Dengan demikian, peringkat kriteria dapat ditentukan
berdasarkan nilai eigenvector, sebagai berikut:
Harga
Metode Pembayaran
Jadwal Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Nilai Strategis
Proyek
Metode Pengiriman
Barang
0.28
0.14
0.12
0.05
0.37
0.04
Harga
Metode Pembayaran
Jadwal Pekerjaan
Matriks Perbandingan :
Harga
1.00
4.00
3.00
5.00
0.50
8.00
Metode Pembayaran
0.25
1.00
2.00
5.00
0.33
4.00
Jadwal Pekerjaan
1.00
0.50
1.00
3.00
0.20
5.00
0.20
0.20
0.33
1.00
0.17
3.00
2.00
3.00
5.00
6.00
1.00
9.00
0.13
0.25
0.20
0.33
0.11
1.00
38
Matriks Prioritas :
Harga
Metode Pembayaran
Jadwal Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Nilai Strategis Proyek
Metode Pengiriman
Barang
0.28
0.14
0.13
0.05
0.37
0.04
Hal ini dilakukan dengan mengalikan baris pertama matriks PRIORITAS dengan kolom
pertama matriks PERBANDINGAN, kemudian baris kedua matriks PRIORITAS
dikalikan dengan kolom kedua matriks PERBANDINGAN, dan terakhir adalah
mengalikan baris ketiga matriks PRIORITAS dengan kolom ketiga matriks
PERBANDINGAN. Dan seterusnya sampai baris dan kolom keenam. Kemudian hasil
perkalian tersebut dijumlahkan untuk setiap baris atau secara mendatar sebagai berikut.
Vektor Jumlah Tertimbang (VJT) =
0.28 x 1
0.14 x 4
0.12 x 3
0.05 x 5
0.37 x 0.50
0.04 x 8
0.28 x 0.25
0.14 x 1
0.12 x 2
0.05 x 5
0.37 x 0.33
0.04 x 4
0.28 x 1
0.14 x 0.50
0.12 x 1
0.05 x 3
0.37 x 0.20
0.04 x 5
0.28 x 0.20
0.14 x 0.2
0.12 x 0.33
0.05 x 1
0.37 x 0.17
0.04 x 3
0.28 x 2
0.14 x 3
0.12 x 5
0.05 x 6
0.37 x 1
0.04 x 9
0.28 x 0.13
0.14 x 0.25
0.12 x 1
0.05 x 0.33
0.37 x 0.11
0.04 x 1
39
1.77
0.88
0.80
0.31
2.40
0.27
(b)
VK =
(c)
1.77
0.88
0.80
0.31
2.40
0.27
:
:
:
:
:
:
0.28
0.14
0.12
0.05
0.37
0.04
=
=
=
=
=
=
6.98
7.02
7.45
7.14
7.05
7.22
6.49 + 6.56
6.66
=
6
6.44
Dimana n adalah jumlah faktor yang sedang dibandingkan. Dalam hal ini, n=6. Hasil
kalkulasi IK adalah sebagai berikut.
6.44 - 6
IK =
6 - 1
IK = 0.09
40
(d)
Indeks Random adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif atau sistem yang
sedang diperbandingkan. Indeks Random disajikan pada tabel berikut.
Jumlah alternatif yang diperbandingkan sebanyak 6 (n=6) sehingga Indeks Random yang
digunakan adalah 1.24, dengan demikian,
0.09
RK =
1.24
RK = 0.07
Rasio konsistensi hasil penilaian di atas bernilai kurang dari 10 persen, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil penilaian tersebut konsisten.
Ukuran ini merupakan salah satu elemen penting dalam proses penentuan prioritas
berdasarkan pairwise comparison. Semakin besar rasio konsistensi, semakin tidak
konsisten. Rasio konsistensi yang acceptable adalah kurang dari atau sama dengan 10
persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar dari 10 persen
dapat dianggap acceptable (Forman dan Selly, 2001).
41
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk
rincian perhitungan terdapat pada lampiran.
Tabel 4.2 Nilai Vektor Eigen untuk Kriteria Terhadap Tujuan
Tujuan
Kriteria
Harga
Metode Pembayaran
Pemilihan
Proyek Dalam
Suatu Tender
Jadwal Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Total
0.14
0.12
0.05
Nilai Strategis
Proyek
Metode Pengiriman
Barang
0.37
0.04
Tabel 4.3 Nilai Vektor Eigen untuk Sub Kriteria Terhadap Kriteria
Kriteria
Harga
Metode
Pembayaran
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Metode
Pengiriman
Barang
Sub Kriteria
Harga Barang
Harga Jasa
Setelah Seluruh
Pekerjaan Selesai
Dibayar Per Sub
Sistem
Lumpsum
0.88
Parsial
0.90
0.25
DDP (Dikirim
Sampai Ke Lokasi
Instalasi)
0.75
Total
1
0.10
42
Harga Jasa
Metode
pembayaran
setelah seluruh
pekerjaan selesai
Metode
pembayaran
dibayar per
subsistem
Jadwal pekerjaan
Ruang lingkup
pekerjaan
lumpsum
Ruang lingkup
pekerjaan parsial
Nilai strategis
proyek
Metode
pengiriman
barang FOB
Metode
pengiriman
barang DDP
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
0.74
Biznet
0.08
Indosat
0.29
Telkom
0.10
Biznet
0.61
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
0.16
0.35
0.49
0.08
0.74
0.19
0.56
0.12
0.32
0.11
0.62
0.27
0.10
0.68
0.22
0.69
0.12
0.20
Alternatif
43
Total
1
A.
Peringkat alternatif
Harga Barang
Harga Jasa
Jadwal Pekerjaan
Peringkat kriteria
INDOSAT
0.64
0.09
0.19
0.29
0.16
0.08
0.56
0.11
0.10
0.69
0.23
TELKOM
0.22
0.66
0.74
0.10
0.35
0.74
0.12
0.62
0.68
0.12
BIZNET
0.14
0.25
0.08
0.61
0.49
0.19
0.32
0.27
0.22
0.20
0.05
0.02
0.12
0.12
0.01
0.05
0.37
0.01
0.03
INDOSAT
0.29
TELKOM
0.40
BIZNET
0.30
44
4.2
Data berikut ini merupakan hasil keluaran dari perhitungan menggunakan alat bantu
perangkat lunak Expert Choice.
Rincian langkah penggunaan perangkat lunak tersebut terdapat pada lampiran 2.
Alternatif
Kriteria
Sub Kriteria
Persen INDOSAT
INDOSAT
Prioritas
29.3
14.8
INDOSAT
Harga barang
(L: .833 G: .241)
0.144
INDOSAT
Harga jasa
(L: .167 G: .048)
0.004
INDOSAT
INDOSAT
INDOSAT
INDOSAT
INDOSAT
INDOSAT
2.1
0.021
3.9
Metode pembayaran
(L: .144 G: .144)
Setelah seluruh
pekerjaan selesai
(L: .125 G: .018)
0.003
Metode pembayaran
(L: .144 G: .144)
0.036
1.4
INDOSAT
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
FOB
(L: .250 G: .007)
0.001
INDOSAT
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
DDP
(L: .750 G: .021)
0.013
INDOSAT
INDOSAT
INDOSAT
45
4.4
0.044
2.7
INDOSAT
Lumpsum
(L: .100 G: .005)
INDOSAT
Parsial
(L: .900 G: .045)
0.027
Persen BIZNET
BIZNET
30.7
4.8
BIZNET
Harga barang
(L: .833 G: .241)
0.037
BIZNET
Harga jasa
(L: .167 G: .048)
0.011
BIZNET
BIZNET
BIZNET
BIZNET
BIZNET
BIZNET
6.0
0.060
7.8
Metode pembayaran
(L: .144 G: .144)
Setelah seluruh
pekerjaan selesai
(L: .125 G: .018)
0.001
Metode pembayaran
(L: .144 G: .144)
0.075
0.005
BIZNET
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
FOB
(L: .250 G: .007)
0.001
BIZNET
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
DDP
(L: .750 G: .021)
0.004
10.1
0.101
BIZNET
BIZNET
BIZNET
1.7
BIZNET
Lumpsum
(L: .100 G: .005)
0.001
BIZNET
Parsial
(L: .900 G: .045)
0.016
Persen TELKOM
TELKOM
TELKOM
46
40
8.6
0.057
TELKOM
TELKOM
TELKOM
TELKOM
TELKOM
TELKOM
TELKOM
Harga jasa
(L: .167 G: .048)
0.029
4.3
0.043
2.4
0.011
0.013
0.6
TELKOM
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
FOB
(L: .250 G: .007)
0.004
TELKOM
Metode pengiriman
barang (L: .028 G: .028)
DDP
(L: .750 G: .021)
0.002
TELKOM
TELKOM
TELKOM
23.2
0.232
0.9
TELKOM
Lumpsum
(L: .100 G: .005)
0.003
TELKOM
Parsial
(L: .900 G: .045)
0.006
47
48
BAB V DISKUSI
5.1 Analisis Data
Berdasarkan pada perhitungan perbandingan berpasangan yang dilakukan terhadap
elemen-elemen kriteria dan alternatif, dengan menggunakan metode AHP serta
menggunakan alat bantu software Expert Choice didapatkan urutan prioritas sebuah
elemen kriteria yang diperbandingkan satu sama lain dengan mempertimbangkan
keterkaitannya terhadap tujuan. Dan sebagai catatan bahwa untuk kriteria harga, metode
pembayaran, ruang lingkup pekerjaan, dan metode pengiriman barang tidak akan
dievaluasi secara langsung, akan tetapi melalui masing-masing sub kriterianya.
Berikut adalah urutan prioritas dari masing-masing kriteria terhadap tujuan :
Elemen
Nilai Strategis Proyek
Prioritas
1
Harga Barang
subsistem
Jadwal Pekerjaan
Harga Jasa
5
Hasil perhitungan urutan prioritas di atas terdapat 3 posisi urutan prioritas yang memiliki
2 kriteria yang berbeda, yaitu urutan nomor kelima, keenam, dan ketujuh. Hal ini berarti
pihak pengambil keputusan menganggap kedua kriteria tersebut memiliki tingkat
kepentingan yang sama dan perlu mendapatkan prioritas yang sama.
49
Kemudian setelah diperoleh urutan prioritas untuk tiap-tiap kriteria, diperoleh urutan
alternatif sebagai berikut.
1)
Alternatif
BIZNET
50
INDOSAT TELKOM
Lebih
Penting
B
Intensitas
Analisis
kapasitas
jaringan
atau
intensitas
kepentingan
yang
BIZNET
Meskipun
tergolong
operator
baru,
adalah
BIZNET
sendiri
bandwidth
disamping
kepada
penyewaan
operator
maupun
BIZNET
Dengan
pertimbangan
bahwa
peluang
51
Alternatif
Prioritas
Lokal
Prioritas
Global
INDOSAT
0.117
0.044
TELKOM
BIZNET
TOTAL
0.614
0.268
1
0.232
0.101
0.387
Nilai kontribusi untuk masing-masing operator terhadap kriteria nilai strategis proyek
ditunjukkan melalui nilai prioritas lokal. Dari hasil perhitungan operator Telkom
memiliki nilai terbesar dalam hal ini yaitu sebesar 0.614. Sedangkan seberapa besar nilai
strategis proyek untuk masing-masing operator terhadap tujuan secara keseluruhan dalam
menentukan prioritas dalam pemilihan sebuah proyek, ditunjukkan dengan nilai prioritas
global. Telkom memiliki nilai strategis yang terbesar yaitu 0.232. Namun tidak menutup
kemungkinan operator baru seperti BIZNET akan memiliki nilai yang lebih strategis
untuk jangka waktu kedepannya, melihat prospek ke depan bagi operator-operator baru
yang berkembang cukup signifikan.
2)
Harga barang
Beberapa informasi yang dapat dijadikan parameter untuk menentukan proyek
yang memiliki harga barang yang besar bukan hanya dari segi nominal tetapi dari segi
kuantitas adalah sebagai berikut.
Alternatif
Harga Barang
INDOSAT Untuk proyek jaringan akses multi layanan di Indosat perangkat yang
digunakan adalah ZXMSG 5200 dengan kemampuan melayani Narrowband
seperti : POTS, ISDN & DDN dan Broadband seperti : ADSL, VDSL,
SHDSL, FE/GE dan EPON.
TELKOM
Perangkat yang diadakan meliputi ZXMSG 9000, ZXMSG 5200, ZXSS10SS1B, DC Power Supply, NetNumen 31.
BIZNET
52
Harga barang
A
Lebih
Penting
Analisis
Intensitas
TELKOM
INDOSAT
BIZNET
satu
tingkat,
dikarenakan
nilai
intensitasnya sebesar 2.
Di dalam hal nilai proyek untuk barang, Telkom
TELKOM
BIZNET
Alternatif
Prioritas
Lokal
Prioritas
Global
INDOSAT
0.607
0.144
TELKOM
0.238
0.057
BIZNET
0.155
1
0.037
0.238
TOTAL
Dari informasi tabel di atas, menyatakan bahwa Indosat memiliki nilai prioritas lokal dan
prioritas global yang paling besar. Meskipun dari segi kuantitas barang Indosat lebih
kecil dibandingkan Telkom, tetapi terdapat perangkat baru yang ikut ditawarkan dalam
proyek tersebut yaitu ZXMSG 9200 dimana nilai nominal untuk perangkat ini sangatlah
tinggi. Secara tidak langsung akan mempengaruhi total harga barang.
53
3)
INDOSAT Sesuai dengan dokumen tender, untuk proyek Indosat menggunakan sistem
uang muka (DP), dan pembayaran berikutnya dilakukan setelah Berita Acara
Serah Terima untuk seluruh sistem di terbitkan.
TELKOM
BIZNET
Metode pembayaran
dibayar per subsistem
A
Lebih
Penting
Intensitas
Analisis
Tentu
hal
ini
akan
sangat
dipersiapkan
proyek
ZTE
tersebut.
untuk
pelaksanaan
Sehingga
Indosat
Telkom.
Yang
berarti
Indosat
54
dari
ZTE
memberi
nilai
BIZNET
yang
jelas,
sehingga
akan
lebih
dari
ZTE
memberi
nilai
BIZNET
jelas,
sehingga
akan
lebih
Alternatif
Prioritas
Lokal
Prioritas
Global
INDOSAT
0.291
0.036
TELKOM
BIZNET
0.105
0.605
1
0.013
0.075
0.124
TOTAL
ZTE cenderung lebih memilih termin pembayaran yang telah ditentukan waktunya.
Dalam hal ini BIZNET memiliki nilai yang tertinggi yaitu 0.605 untuk prioritas lokal dan
0.075 untuk prioritas global. Meskipun tidak dibayarkan per sub sistem, akan tetapi
BIZNET memberikan keleluasaan bagi vendor dalam menentukan termin pembayarannya
55
sendiri. Yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
evaluasi terhadap tiap-tiap vendor yang ikut serta di dalam tender.
4)
Jadwal Pekerjaan
Beberapa informasi yang berkaitan dengan jawal pekerjaan adalah sebagai berikut.
Alternatif
Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan
Lebih
Penting
A
Intensitas
Analisis
B
Dengan durasi waktu yang lebih lama,
ZTE
INDOSAT
TELKOM
akan
lebih
fleksibel
dalam
proyek
yang
sedang
berjalan.
BIZNET memilki nilai yang lebih
esensial, dikarenakan vendor lah yang
menentukan
INDOSAT
BIZNET
proyek
lamanya
dengan
implementasi
menjadikan
poin
56
BIZNET
proyek
lamanya
dengan
implementasi
menjadikan
poin
Alternatif
Prioritas
Lokal
Prioritas
Global
INDOSAT
0.168
0.021
TELKOM
0.349
0.043
BIZNET
0.484
1
0.060
0.08
TOTAL
Harga Jasa
Beberapa informasi yang dapat dijadikan parameter untuk menentukan pemilihan
Alternatif
Harga Jasa
INDOSAT Survei dan desain, system engineering, planning, dan project management,
proses installasi, commissioning, dan pengetesan perangkat, menyediakan
pelatihan berupa training pengoperasian dan pemeliharaan perangkat.
TELKOM
Integrasi dengan kabel serat optik eksisting, pengurusan perijinan dari pihak
ketiga, training.
57
BIZNET
Harga Jasa
A
Lebih
Penting
Intensitas
Analisis
Jumlah site yang banyak berbanding lurus
dengan jumlah jasa yang diberikan ZTE
INDOSAT TELKOM
INDOSAT
BIZNET
TELKOM
BIZNET
Alternatif
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
TOTAL
Prioritas
Lokal
Prioritas
Global
0.095
0.655
0.250
1
0.004
0.029
0.011
0.044
58
Dengan jumlah site yang banyak, Telkom memiliki nilai prioritas lokal dan global paling
tinggi yaitu 0.655 dan 0.029.
6)
INDOSAT
Parsial
TELKOM
Lumpsum
BIZNET
Lumpsum
Ruang lingkup
pekerjaan parsial
A
Lebih
Intensitas
Penting
Analisis
B
ZTE lebih memilih proyek yang ruang
lingkupnya parsial, dalam artian harga
INDOSAT TELKOM
INDOSAT
BIZNET
TELKOM
BIZNET
sama
menggunakan
sistem
lumpsum.
59
Prioritas
Prioritas
Lokal
Global
INDOSAT
0.558
0.027
TELKOM
0.122
0.006
BIZNET
0.320
0.016
TOTAL
0.05
Alternatif
Dari urutan pertama sampai ketiga ditempati oleh Indosat, BIZNET, dan Telkom. Indosat
dengan nilai prioritas lokal sebesar 0.558 menunjukkan seberapa besar ruang lingkup
pekerjaan secara parsial untuk Indosat terhadap sub kriteria ruang lingkup pekerjaan
parsial.
7)
INDOSAT Menggunakan uang muka dan sisanya setelah seluruh pekerjaan selesai.
TELKOM
BIZNET
Metode pembayaran
setelah seluruh
pekerjaan selesai
A
B
Lebih
Intensitas
Penting
Analisis
ZTE
memilih
intensitas
Telkom
lebih
dengan
penting
nilai
daripada
60
lebih
besar
untuk
menjamin
BIZNET
esensial
dikarenakan
Indosat
TELKOM
BIZNET
yang
Prioritas
Prioritas
Lokal
Global
INDOSAT
0.188
0.003
TELKOM
0.731
0.011
BIZNET
0.081
0.001
TOTAL
0.014
Alternatif
Telkom memiliki nilai 0.731 untuk prioritas lokal dan 0.011 untuk prioritas global.
Berarti bahwa faktor pembayaran setelah seluruh pekerjaan selesai untuk operator
Telkom memiliki kontribusi yang paling besar terhadap sub kriteria pembayaran setelah
seluruh pekerjaan selesai maupun terhadap tujuan secara keseluruhan.
8)
INDOSAT
DDP
TELKOM
DDP
BIZNET
DDP
61
Metode pengiriman
barang DDP
A
Lebih
Penting
Intensitas
INDOSAT TELKOM
INDOSAT
BIZNET
TELKOM
BIZNET
Prioritas
Prioritas
Lokal
Global
INDOSAT
0.683
0.013
TELKOM
0.117
0.002
BIZNET
0.200
0.004
TOTAL
0.019
Alternatif
Indosat mempunyai nilai prioritas global terbesar yaitu sebesar 0.013. Meskipun harus
mengirimkan barang sampai ke lokasi instalasi, tetapi untuk Indosat hanya dikirim ke
gudang Indosat di daerah yang bersangkutan. Pengiriman dari gudang ke site-site
dilakukan oleh Indosat.
9)
INDOSAT
Parsial
TELKOM
Lumpsum
BIZNET
Lumpsum
Ruang lingkup
pekerjaan lumpsum
A
INDOSAT TELKOM
Lebih
Penting
Intensitas
62
INDOSAT
BIZNET
TELKOM
BIZNET
Prioritas
Prioritas
Lokal
Global
INDOSAT
0.081
0.00
TELKOM
0.731
0.003
BIZNET
0.188
0.001
TOTAL
0.04
Alternatif
10)
INDOSAT
DDP
TELKOM
DDP
BIZNET
DDP
Metode pengiriman
barang FOB
Lebih
Penting
Intensitas
Analisis
B
Meskipun untuk proyek saat ini
Telkom menggunakan sistem DDP,
tetapi di beberapa proyek lainnya,
INDOSAT TELKOM
63
BIZNET
TELKOM
BIZNET
Prioritas
Prioritas
Lokal
Global
INDOSAT
0.101
0.001
TELKOM
0.674
0.004
BIZNET
0.226
0.001
TOTAL
0.006
Alternatif
Beberapa proyek di lingkungan Telkom diserahkan kepada pihak ketiga sebagai perantara
antara Telkom dengan ZTE. Perusahaan pihak ketiga cenderung ingin menghemat biaya
dengan jalan menerapkan sistem FOB untuk proses pengiriman barangnya. FOB berarti
64
ZTE hanya melakukan proses pengiriman sampai di port Hongkong saja, selebihnya
menjadi tanggungjawab pihak ketiga dari Telkom untuk mengambil barang tersebut.
Dengan demikian mereka dapat meenekan harga dengan memilih perusahaan logistik
dengan biaya yang murah untuk menjemput barang dan mengirimnya ke lokasi instalasi.
5.1 Pengambilan Keputusan
Nilai prioritas global yang terbesar dimiliki oleh operator TELKOM dengan nilai 0.400,
kemudian diikuti oleh BIZNET di posisi kedua dengan nilai sebesar 0.307, dan urutan
ketiga INDOSAT dengan nilai 0.293.
65
BAB VI KESIMPULAN
Dari analisis yang dilakukan terhadap hasil perhitungan menggunakan metode AHP dan
juga menggunakan software Expert Choice terhadap penentuan prioritas dalam pemilihan
sebuah tender, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Kriteria yang menjadi bahan pertimbangan paling utama bagi ZTE pada saat
menentukan prioritas dalam pemilihan proyek adalah kriteria nilai strategis dari proyek
yang akan diikuti dengan nilai 0.37, kemudian pertimbangan berikutnya adalah dari segi
harga yang ditunjukkan oleh nilai sebesar 0.282.
b.
Hasil analisis AHP dengan menggunakan software Expert Choice pada ketiga
66
DAFTAR PUSTAKA
[1].
Surabaya (INDOSAT).
[9].
(BIZNET).
[10]. Saaty, Thomas L, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks, PT Pustaka Binaman Pressindo, 1993.
[11]. Meredith, Jack R, Mantel JR, Samuel J, Project Management A Managerial
Approach, John Wiley & Sons, Inc, 2006.
[12]. Amborowati, Armadyah. Jurnal : Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan
Perumahan Dengan Metode AHP Menggunakan Expert Choice.
[13]. Eko Nurmianto, Nurhadi Siswanto. Jurnal : PERANCANGAN
PENILAIAN
67
68
LAMPIRAN-1
Proses Perhitungan Menggunakan Metode AHP
Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki kriteria.
B.
1)
Harga
Barang
Harga Jasa
Harga
Barang
1/1
5/1
Harga Jasa
1/5
1/1
2)
desimal)
C
Harga
Barang
Harga Jasa
Harga
Barang
1.00
5.00
Harga Jasa
0.20
1.00
2)
1.00
5.00
0.20
1.00
1.00
5.00
0.20
1.00
10.00
2.00
69
3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai
eigenvector (1).
Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :
2.00
0.40
10.00
2.00
=
=
12.00
2.40
+
14.40
12.00 :
2.40 :
14.40 =
14.40 =
0.83
0.17
+
1.00
4)
berikut:
Harga Barang
Harga Jasa
C.
Matrik
0.83
0.17
Perbandingan
Sub
Kriteria
Terhadap
Kriteria
Pembayaran
1) Matrik Perbandingan Sub Kriteria Terhadap Kriteria "Metode Pembayaran"
Setelah Seluruh
Pekerjaan
Selesai
Setelah Seluruh
Pekerjaan
Selesai
1/1
1/7
Dibayar Per
Sub Sistem
7/1
1/1
70
Metode
Setelah Seluruh
Pekerjaan
Selesai
Setelah Seluruh
Pekerjaan
Selesai
1.00
0.14
Dibayar Per
Sub Sistem
7.00
1.00
2)
1.00
0.14
7.00
1.00
1.00
0.14
7.00
1.00
0.29
2.00
3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai
eigenvector (1).
Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :
2.00
14.00
0.29
2.00
=
=
2.29
16.00
+
18.29
2.29 :
16.00 :
18.29 =
18.29 =
0.13
0.88
+
1.00
71
4)
berikut:
0.13
0.88
D.
Pekerjaan
Lumpsum
Per Unit
Lumpsum
1/1
1/9
Per Unit
9/1
1/1
Lumpsum
Per Unit
Lumpsum
1.00
0.11
Per Unit
9.00
1.00
1.00
0.11
9.00
1.00
1.00
0.11
9.00
1.00
72
2)
0.22
2.00
3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai
eigenvector (1).
Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :
2.00
18.00
0.22
2.00
=
=
2.22
20.00
+
22.22
2.22 :
20.00 :
22.22 =
22.22 =
0.10
0.90
+
1.00
4)
berikut:
Lumpsum
Per Unit
0.10
0.90
E.
Barang
FOB (Hanya
Sampai Port
Negara China)
DDP (Dikirim
Sampai Ke
Lokasi Instalasi)
FOB (Hanya
Sampai Port
Negara China)
1/1
1/3
73
DDP (Dikirim
Sampai Ke
Lokasi Instalasi)
3/1
1/1
FOB (Hanya
Sampai Port
Negara China)
DDP (Dikirim
Sampai Ke
Lokasi Instalasi)
FOB (Hanya
Sampai Port
Negara China)
1.00
0.33
DDP (Dikirim
Sampai Ke
Lokasi Instalasi)
3.00
1.00
2)
1.00
0.33
3.00
1.00
1.00
0.33
3.00
1.00
0.67
6.00
2.00
3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai
eigenvector (1).
Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :
2.00
0.67
2.67
6.00
2.00
8.00
+
10.67
74
4)
berikut:
FOB (Hanya Sampai
Port Negara China)
DDP (Dikirim
Sampai Ke Lokasi
Instalasi)
0.25
0.75
Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki alternatif.
B.
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
5/1
2/1
TELKOM
1/5
1/1
3/1
BIZNET
1/2
1/3
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
5.00
2.00
TELKOM
0.20
1.00
3.00
BIZNET
0.50
0.33
1.00
1.00
5.00
2.00
0.20
1.00
3.00
0.50
0.33
1.00
3.00
10.67
19.00
1.90
3.00
6.40
1.07
3.17
3.00
1.00
5.00
2.00
0.20
1.00
3.00
0.50
0.33
1.00
75
3.00
10.67
19.00
32.67
1.90
3.00
6.40
11.30
1.07
3.17
3.00
7.23
+
51.20
C.
32.67
51.20
0.64
INDOSAT
11.30
51.20
0.22
TELKOM
7.23
51.20
0.14
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/6
1/3
TELKOM
6/1
1/1
3/1
BIZNET
3/1
1/3
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.17
0.33
TELKOM
6.00
1.00
3.00
BIZNET
3.00
0.33
1.00
1.00
0.17
0.33
6.00
1.00
3.00
3.00
0.33
1.00
3.00
0.44
1.17
21.00
3.00
8.00
8.00
1.17
3.00
1.00
0.17
0.33
6.00
1.00
3.00
3.00
0.33
1.00
76
3.00
0.44
1.17
4.61
21.00
3.00
8.00
32.00
8.00
1.17
3.00
12.17
+
48.78
D.
4.61
48.78
0.09
INDOSAT
32.00
48.78
0.66
TELKOM
12.17
48.78
0.25
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/5
3/1
TELKOM
5/1
1/1
7/1
BIZNET
1/3
1/7
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.20
3.00
TELKOM
5.00
1.00
7.00
BIZNET
0.33
0.14
1.00
1.00
0.20
3.00
5.00
1.00
7.00
0.33
0.14
1.00
3.00
0.83
7.40
12.33
3.00
29.00
1.38
0.35
3.00
1.00
0.20
3.00
5.00
1.00
7.00
0.33
0.14
1.00
77
3.00
0.83
7.40
11.23
12.33
3.00
29.00
44.33
1.38
0.35
3.00
4.73
60.30
E.
11.23
60.30
0.19
INDOSAT
44.33
60.30
0.74
TELKOM
4.73
60.30
0.08
BIZNET
subsistem.
C
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
4/1
1/3
TELKOM
1/4
1/1
1/4
BIZNET
3/1
4/1
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
4.00
0.33
TELKOM
0.25
1.00
0.25
BIZNET
3.00
4.00
1.00
1.00
4.00
0.33
0.25
1.00
0.25
3.00
4.00
1.00
3.00
9.33
1.67
1.25
3.00
0.58
7.00
20.00
3.00
1.00
4.00
0.33
0.25
1.00
0.25
3.00
4.00
1.00
78
3.00
9.33
1.67
14.00
1.25
3.00
0.58
4.83
7.00
20.00
3.00
30.00
+
48.83
F.
14.00
48.83
0.29
INDOSAT
4.83
48.83
0.10
TELKOM
30.00
48.83
0.61
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/3
1/2
TELKOM
3/1
1/1
1/2
BIZNET
2/1
2/1
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.33
0.50
TELKOM
3.00
1.00
0.50
BIZNET
2.00
2.00
1.00
1.00
0.33
0.50
3.00
1.00
0.50
2.00
2.00
1.00
3.00
1.67
1.17
7.00
3.00
2.50
10.00
4.67
3.00
1.00
0.33
0.50
3.00
1.00
0.50
2.00
2.00
1.00
79
3.00
1.67
1.17
5.83
7.00
3.00
2.50
12.50
10.00
4.67
3.00
17.67
+
36.00
G.
5.83
36.00
0.16
INDOSAT
12.50
36.00
0.35
TELKOM
17.67
36.00
0.49
BIZNET
lumpsum.
C
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/7
1/3
TELKOM
7/1
1/1
5/1
BIZNET
3/1
1/5
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.14
0.33
TELKOM
7.00
1.00
5.00
BIZNET
3.00
0.20
1.00
1.00
0.14
0.33
7.00
1.00
5.00
3.00
0.20
1.00
3.00
0.35
1.38
29.00
3.00
12.33
7.40
0.83
3.00
1.00
0.14
0.33
7.00
1.00
5.00
3.00
0.20
1.00
80
3.00
0.35
1.38
4.73
29.00
3.00
12.33
44.33
7.40
0.83
3.00
11.23
+
60.30
H.
4.73
60.30
0.08
INDOSAT
44.33
60.30
0.74
TELKOM
11.23
60.30
0.19
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
4/1
2/1
TELKOM
1/4
1/1
1/3
BIZNET
1/2
3/1
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
4.00
2.00
TELKOM
0.25
1.00
0.33
BIZNET
0.50
3.00
1.00
1.00
4.00
2.00
0.25
1.00
0.33
0.50
3.00
1.00
3.00
14.00
5.33
0.67
3.00
1.17
1.75
8.00
3.00
1.00
4.00
2.00
0.25
1.00
0.33
0.50
3.00
1.00
81
3.00
14.00
5.33
22.33
0.67
3.00
1.17
4.83
1.75
8.00
3.00
12.75
+
39.92
22.33
39.92
0.56
INDOSAT
4.83
39.92
0.12
TELKOM
12.75
39.92
0.32
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/4
1/3
TELKOM
4/1
1/1
3/1
BIZNET
3/1
1/3
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.25
0.33
TELKOM
4.00
1.00
3.00
BIZNET
3.00
0.33
1.00
1.00
0.25
0.33
4.00
1.00
3.00
3.00
0.33
1.00
3.00
0.61
1.42
17.00
3.00
7.33
7.33
1.42
3.00
1.00
0.25
0.33
4.00
1.00
3.00
3.00
0.33
1.00
82
3.00
0.61
1.42
5.03
17.00
3.00
7.33
27.33
7.33
1.42
3.00
11.75
+
44.11
5.03
44.11
0.11
INDOSAT
27.33
44.11
0.62
TELKOM
11.75
44.11
0.27
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
1/5
1/3
TELKOM
5/1
1/1
4/1
BIZNET
3/1
1/4
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
0.20
0.33
TELKOM
5.00
1.00
4.00
BIZNET
3.00
0.25
1.00
1.00
0.33
0.20
5.00
1.00
4.00
3.00
0.25
1.00
3.00
0.48
1.47
22.00
3.00
9.67
7.25
1.10
3.00
1.00
X
0.20
0.33
5.00
1.00
4.00
3.00
0.25
1.00
83
3.00
0.48
1.47
4.95
22.00
3.00
9.67
34.67
7.25
1.10
3.00
11.35
+
50.97
K.
4.95
50.97
0.10
INDOSAT
34.67
50.97
0.68
TELKOM
11.35
50.97
0.22
BIZNET
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1/1
5/1
4/1
TELKOM
1/5
1/1
1/2
BIZNET
1/4
2/1
1/1
INDOSAT
TELKOM
BIZNET
INDOSAT
1.00
5.00
4.00
TELKOM
0.20
1.00
0.50
BIZNET
0.25
2.00
1.00
1.00
5.00
4.00
0.20
1.00
0.50
0.25
2.00
1.00
3.00
18.00 10.50
0.53
3.00
1.80
0.90
5.25
3.00
1.00
5.00
4.00
0.20
1.00
0.50
0.25
2.00
1.00
84
3.00
18.00
10.50
31.50
0.53
3.00
1.80
5.33
0.90
5.25
3.00
9.15
+
45.98
31.50
45.98
0.69
INDOSAT
5.33
45.98
0.12
TELKOM
9.15
45.98
0.20
BIZNET
85
LAMPIRAN-1I
Proses Pengolahan Data Menggunakan Perangkat Lunak Expert Choice
Masukkan semua elemen yang meliputi tujuan, kriteria, dan alternatif ke dalam
struktur hirarki.
2.
meliputi : tiap-tiap elemen kriteria terhadap tujuan, tiap-tiap elemen sub kriteria terhadap
kriteria, kemudian perbandingan tiap-tiap alternatif terhadap semua kriteria.
3.
Struktur hirarki
86
B.
Dari hasil perhitungan menggunakan Expert Choice diperoleh nilai konsistensi rasio
sebesar 0.06. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat nilai perbandingan yang
konsisten.
Urutan prioritas kriteria terhadap tujuan
C.
87
D.
88
E.
Urutan prioritas alternatif terhadap kriteria metode pembayaran setelah seluruh pekerjaan
selesai.
F.
89
Urutan prioritas alternatif terhadap kriteria metode pembayaran dibayar per sub sistem
G.
90
H.
lumpsum.
I.
parsial.
91
J.
K.
92
L.
93
M.
94
LAMPIRAN III
Volume Barang (BoQ) Untuk Tiap-Tiap Proyek
A.
Volume barang (BoQ) untuk proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU &
Description / Model
Code
Unit
Total
MSG 5200
1
1.1
GIS
1.2
GISE
1.3
GEI
1.4
GE/SS
1.5
SUPI
1.6
CNIC
1.7
MPRB
1.8
VoIP subcard(type I)
VOPS/1
1.9
VOPS/2
1.10
ALC/I
1.11
1.12
FLC/I
GILC/2+
1.13
GSDL
1.14
DLCC
1.15
MBSL
1.16
TSLCD
1.17
power card K
POWER K
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
342
22
79
158
103
158
158
158
111
56
1,401
182
79
364
-
2.1
POWER P
2.2
6-GFM-100X
2.3
ZXDU45/45A
95
piec
e
grou
p
set
11
66
66
2.4
PDB-OUT40E
set
2.5
6-GFM-200
grou
p
2.6
POW4860/60A
set
2.7
PDB-OUT20E
set
3.1
CSV&SF
piec
e
66
2
2
2
79
-
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
4.1
BOX-6U
4.2
FAN1A
4.3
FWB
4.4
OUT40E rack
4.5
OUT20E rack
4.6
PFP
set
19D06H20
piec
e
4.7
cable
5.1
ICSLK1
5.2
SU2/30
5.3
ethernet cable
RJ45/20
5.4
LC/PC/30
5.5
LC/PC/5
5.6
earthing cable
BVR-E/20
5.7
BVR-P/20
6.1
CM
6.2
protect unit
FA9-240-3
6.3
FA6-09A2
6.4
6.5
FT2-92B
7.1
set
7.2
set
7.3
set
7.4
set
MDF
182
115
79
66
2
11
11
-
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
103
256
22
44
272
79
11
-
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
68
48,204
66
152
1,956
-
96
79
79
79
79
8.1
Double-sided Frame
JPX359-AE(2*6)
set
8.2
Double-sided Frame
JPX359-AE(4*6)
set
8.3
Double-sided Frame
JPX359-AE(6*6)
set
8.4
Double-sided Frame
JPX359-AE(8*6)
8.5
FA8-184-100E
8.6
STO-184K-128
8.7
Protector
FA9-240E-1
8.8
Wiring tools
FA6-09AE
8.9
Test cord
CSS-184E
8.10
Disconnection Plug
DSL-E
8.11
English document
8.12
Vacuumized
ODF
9.1
ODF-12coresFC/PC:(Sieges)code:050503500209
10
set
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
Front-install,19',1U
set
10.2
10.3
ZXDU58/ZXDU68/ZXDU64(V4.
0) SW
set
10.4
set
10.5
set
10.6
set
set
10.9
ZXD1500(V4.0)
Rack
(Overseas
set
12V150Ah(Front-Access)
piec
e
KIT
10.12
10.13
set
10.14
10.10
10.11
115
79
2,240
11
44
525
11
11
11
-
piec
e
piec
e
10.8
10.1
10.7
ZXDU58
11
11
11
4
7
4
72
11
set
S151
Earthing bus bar
97
33
set
11
7
4
11
B.
Volume barang (BoQ) untuk Proyek Fiber To The Home Daerah Jabodetabek
(BIZNET).
Perangkat ZXMSG 5200
Item
No.
Description / Model
Code
Unit
Total
MSG 5200
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
SUPI
1.6
CNIC
1.7
MPRB
1.8
VoIP subcard(type I)
VOPS/1
1.9
VOPS/2
1.10
1.11
1.12
GIS
GISE
GEI
GE/SS
ALC/I
FLC/I
GILC/2+
1.13
GSDL
1.14
DLCC
1.15
MBSL
1.16
TSLCD
1.17
power card K
POWER K
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
266
150
115
230
93
230
230
230
680
90
666
208
115
416
-
POWER P
piec
e
grou
p
2.1
2.2
6-GFM-100X
2.3
ZXDU45/45A
2.4
PDB-OUT40E
set
6-GFM-200
grou
p
set
2.5
2.6
POW4860/60A
set
2.7
PDB-OUT20E
set
3.1
CSV&SF
piec
e
115
115
115
98
115
4.1
BOX-6U
4.2
FAN1A
4.3
4.4
OUT40E rack
4.5
OUT20E rack
4.6
4.7
cable
FWB
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
PFP
set
19D06H20
piec
e
208
133
115
115
-
5.1
ICSLK1
5.2
SU2/30
5.3
ethernet cable
RJ45/20
5.4
LC/PC/30
5.5
LC/PC/5
5.6
earthing cable
BVR-E/20
5.7
BVR-P/20
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
93
460
115
-
CM
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
6.1
6.2
protect unit
FA9-240-3
6.3
FA6-09A2
6.4
6.5
7.1
set
7.2
set
7.3
set
7.4
set
MDF
8.1
Double-sided Frame
JPX359-AE(2*6)
set
8.2
Double-sided Frame
JPX359-AE(4*6)
set
8.3
Double-sided Frame
JPX359-AE(6*6)
set
8.4
Double-sided Frame
JPX359-AE(8*6)
set
115
70,371
115
208
2,876
115
115
115
115
-
8.5
FA8-184-100E
8.6
STO-184K-128
99
piec
e
piec
e
8.7
Protector
8.8
Wiring tools
FA6-09AE
8.9
Test cord
CSS-184E
8.10
Disconnection Plug
8.11
English document
8.12
Vacuumized
ODF
9.1
ODF-12coresFC/PC:(Sieges)code:050503500209
10
10.1
10.2
10.3
FA9-240E-1
DSL-E
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
Front-install,19',1U
set
piec
e
piec
e
ZXDU58/ZXDU68/ZXDU64(
V4.0) SW
set
set
10.5
set
10.6
set
set
10.9
ZXD1500(V4.0)
10.4
10.8
10.7
set
12V150Ah(Front-Access)
piec
e
10.10
10.11
KIT
10.12
set
10.13
set
10.14
100
set
C.
Volume barang (BoQ) untuk proyek MSAN Regional Jakarta dan Surabaya
(INDOSAT).
Perangkat ZXMSG5200
Item
No.
Description / Model
Code
MSG 5200
MSG 5200 multi-service users module(U300)
1.1
GIS
1.2
GISE
1.3
GEI
1.4
GE/SS
1.5
SUPI
1.6
CNIC
1.7
MPRB
1.8
VoIP subcard(type I)
VOPS/1
1.9
VOPS/2
1.10
ALC/I
1.11
1.12
FLC/I
GILC/2+
1.13
GSDL
1.14
DLCC
1.15
MBSL
1.16
TSLCD
1.17
power card K
POWER K
Unit
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
Total
280
58
116
82
116
116
116
58
1,156
140
58
280
-
piec
e
grou
p
2.1
POWER P
2.2
6-GFM-100X
2.3
ZXDU45/45A
set
2.4
PDB-OUT40E
set
2.5
6-GFM-200
grou
p
2.6
POW4860/60A
set
2.7
PDB-OUT20E
set
3.1
CSV&SF
piec
e
58
58
58
-
101
58
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
4.1
BOX-6U
4.2
FAN1A
4.3
FWB
4.4
OUT40E rack
4.5
OUT20E rack
4.6
PFP
set
19D06H20
piec
e
4.7
cable
5.1
ICSLK1
5.2
SU2/30
5.3
ethernet cable
RJ45/20
5.4
LC/PC/30
5.5
LC/PC/5
5.6
earthing cable
BVR-E/20
5.7
BVR-P/20
6.1
CM
6.2
protect unit
FA9-240-3
6.3
FA6-09A2
6.4
6.5
FT2-92B
7.1
set
7.2
set
7.3
set
7.4
set
MDF
8.1
Double-sided Frame
JPX359-AE(2*6)
set
8.2
Double-sided Frame
JPX359-AE(4*6)
set
8.3
Double-sided Frame
JPX359-AE(6*6)
set
8.4
Double-sided Frame
JPX359-AE(8*6)
set
140
85
58
58
-
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
82
232
58
-
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
58
40,792
58
140
1,660
58
58
58
58
-
8.5
FA8-184-100E
8.6
STO-184K-128
102
piec
e
piec
e
8.7
Protector
FA9-240E-1
8.8
Wiring tools
FA6-09AE
8.9
Test cord
CSS-184E
8.10
Disconnection Plug
DSL-E
8.11
English document
8.12
Vacuumized
ODF
9.1
ODF-12coresFC/PC:(Sieges)code:050503500209
10
10.1
10.2
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
piec
e
Front-install,19',1U
set
ZXD1500(V4.0)
piec
e
piec
e
set
10.4
set
10.5
set
10.6
set
10.7
set
10.8
set
12V150AH Battery(Front-Access)
piec
e
10.9
10.1
0
10.1
1
10.1
2
10.1
3
10.1
4
ZXDU58/ZXDU68/ZXDU64(
V4.0) SW
10.3
12V150Ah(Front-Access)
KIT
set
set
103
set
DESIGNATOR
DD-S3-1
DD-S3-2
DD-V5-1
DD-V5-2
DD-BM-1
6
7
10
11
12
13
DD-BM-2
DD-DA-S1
DD-BSS-S1
DD-BTS-S1
HB-PS-1
HB-PS-2
DD-BMR
BC-TR-1
DESCRIPTION OF ASSEMBLY
UNIT
URAIAN
PEKERJAAN
Penyeberangan
parit 1 pipa
bentang s.d 6
meter
Penyeberangan
parit 2 pipa
bentang s.d 6
meter
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 1 pipa
meter
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 2 pipa
Borring 1 pipa
meter
104
UNIT
TOTAL
1,004
meter
14
meter
5,014
14
meter
1,123
Borring 2 pipa
Jembatan kabel
menempel pada
jembatan eksisting
meter
meter
Jembatan kabel
menggunakan
penyangga di
kedua sisi, 1 Pipa
(bentangan 6 s.d
12)
Jembatan kabel
menggunakan
penyangga di
kedua sisi, 1 Pipa
(bentangan >12)
Jembatan Gantung
dengan 1 tiang <
40 mtr
Jembatan Gantung
dengan 2 tiang >
40 mtr
Boring rel kereta
Galian ,Pengurugan
kembali dan
perbaikan kembali ,
pengisian pasir ,
deeksten dan
tanda rute untuk
kabel tanah dan
meter
11
68
38
meter
20
buah
1
buah
1
track
meter
96,461
tempat sambung
kedalaman 1,1
meter
14
15
16
BC-TR-2
BC-PP
BC-LS-10-6
17
BC-LS-20-6
18
BC-LS-30-6
19
BC-LS-40-6
20
BC-LS-50-6
21
BC-LS-60-6
22
BC-LS-80-6
23
BC-LS-100-6
24
BC-LS-200-6
25
BC-LS-300-6
26
BC-LS-400-6
27
BC-LS-500-6
28
BC-LS-600-6
29
AC-10-6
30
AC-20-6
31
AC-30-6
105
Galian ,Pengurugan
kembali dan
perbaikan kembali ,
pengisian pasir ,
deeksten dan
tanda rute untuk
kabel tanah dan
tempat sambung
kedalaman 1,2
meter
pipa pelindung
kabel di tiang
menuju DP lengkap
denga asesoris
Pengadaan,
penarikan kabel
tanah tanam
langsung kap 10
pair diameter 0,6
STEL.K007
Ditto, 20 pairs - 0,6
mm
Ditto, 30 pairs - 0,6
mm
Ditto, 40 pairs - 0,6
mm
Ditto, 50 pairs - 0,6
mm
Ditto, 60 pairs - 0,6
mm
Ditto, 80 pairs - 0,6
mm
Ditto, 100 pairs 0,6 mm
Ditto, 200 pairs 0,6 mm
Ditto, 300 pairs 0,6 mm
Ditto, 400 pairs 0,6 mm
Ditto, 500 pairs 0,6 mm
Ditto, 600 pairs 0,6 mm
Pengadaan,
penarikan kabel
udara kap 10 pair
diameter 0,6
lengkap dengan
asesoris
Ditto, 20 pairs - 0,6
mm
Ditto, 30 pairs - 0,6
mm
meter
38,160
Pcs
1,635
meter
30,811
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
35,332
3,422
30,033
1,281
22,450
15,490
31,283
11,753
666
-
meter
72,508
meter
meter
69,177
17,681
32
AC-40-6
33
AC-50-6
34
AC-60-6
35
AC-80-6
36
AC-100-6
37
AC-200-6
38
DC-IPVC-10-6
39
DC-IPVC-20-6
40
DC-IPVC-30-6
41
DC-IPVC-40-6
42
DC-IPVC-50-6
43
DC-IPVC-60-6
44
DC-IPVC-80-6
45
DC-IPVC-100-6
46
DC-IPVC-120-6
47
DC-IPVC-200-6
48
SC-TS-10-6
49
SC-TS-20-6
50
SC-TS-30-6
51
SC-TS-40-6
52
SC-TS-50-6
53
SC-TS-60-6
54
SC-TS-80-6
55
SC-TS-100-6
106
meter
Pcs
meter
meter
meter
meter
meter
53,103
10,321
34,397
32,341
51,490
100
meter
3,157
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
912
-
Pcs
-
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
18
8
21
11
19
12
19
56
SC-TS-150-6
57
SC-TS-200-6
58
SC-TS-300-6
59
SC-B-60-6
60
SC-B-150-6
61
SC-B-300-6
62
SC-B-400-6
63
SC-B-500-6
64
CCC-C-2400
65
66
67
68
69
70
71
CCC-C-4800
TC-TB-P100
CCC-TB-100
RT-TB-10
SU-NJ
TC-MDF-600
TC-MDF-800
107
Pcs
Pcs
Pcs
5
-
Pcs
1,353
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
1,072
224
17
-
Pcs
6
Pcs
Pcs
Pcs
612
Pcs
2,257
pair
296,523
Pcs
Pcs
72
PU-S7.0-135
73
PU-S9.0-135
74
GU-G
75
PU-SB-7.0-135
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
DP-WM-20
DP-WM-40
DP-WM-60
DP-WM-80
DP-WM-100
DP-WM-200
DP-WM-300
DP-WM-500
DP-WM-600
DP-WM-800
DP-WM-1000
97
DP-WM-1500
98
DP-WM-2400
99
GB-G1
76
DP-PB-10
77
78
79
80
81
82
DP-PB-20
DP-PB-40
DP-PB-60
DP-PB-80
DP-PB-100
DP-PL-10
83
84
85
DP-PL-20
DP-PL-40
DP-WM-10
108
Tiang 7 meter
lengkap dengan
asesoris
Tiang 9 meter
lengkap dengan
asesoris
Temberang tarik
lengkap
Temberang sokong
lengkap
Pcs
Pengadaan dan
pemasangan DP
modular + IDC 10
pair + pole strap +
kabel 3 meter
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
1,604
78
2
2
2
Ditto 20 pair
Ditto 20 pair
Pengadaan dan
pemasangan DP
dinding lengkap
kap 10 pair
Ditto, 20 pair type
Ditto, 40 pair type
Ditto, 60 pair type
Ditto, 80 pair type
Ditto, 100 pair type
Ditto, 200 pair type
Ditto, 300 pair type
Ditto, 500 pair type
Ditto, 600 pair type
Ditto, 800 pair type
Ditto, 1000 pair
type
Ditto, 1500 pair
type
Ditto, 2400 pair
type
Grounding di DP
Pcs
Pcs
Pcs
22
15
3,535
Pcs
397
Pcs
109
Pcs
45
1,712
10
242
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
25
28
8
2
6
2
2
2
-
Pcs
472
100
GB-G3
101
DD-V5-4
102
SC-B-800-6
103
SC-B-1200-6
104
SC-B-1400-6
105
BR
106
PU-RE
107
108
109
DD-DA-S2
109
Grounding di
RK/Node
Pcs
77
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 4 pipa
Ditto, 10 to 1400
pairs - 0.6 mm
meter
89
Pcs
10
Pcs
Pcs
meter
100
Pelurusan tiang
berikut pondasi
Pcs
10
Jembatan kabel
menempel pada
jembatan
eksisting
meter
12
node
14
node
197
DESIGNATOR
DD-S3-1
DD-S3-2
DD-V5-1
DD-V5-2
DD-BM-1
6
7
10
DD-BM-2
DD-DA-S1
DD-BSS-S1
DD-BTS-S1
HB-PS-1
DESCRIPTION OF ASSEMBLY
UNIT
URAIAN
PEKERJAAN
Penyeberangan
parit 1 pipa
bentang s.d 6
meter
Penyeberangan
parit 2 pipa
bentang s.d 6
meter
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 1 pipa
meter
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 2 pipa
Borring 1 pipa
meter
11
HB-PS-2
12
13
DD-BMR
BC-TR-1
Railway boring
Trenching, for all conditions,
backfilling, permanent
reinstatements,
deksteen/warning tape ,
concrete marking post, for
buried and pit joint 1.1 m depth.
110
UNIT
TOTAL
943
meter
285
meter
11,091
4,207
meter
7,172
Borring 2 pipa
Jembatan kabel
menempel pada
jembatan eksisting
meter
meter
Jembatan kabel
menggunakan
penyangga di kedua
sisi, 1 Pipa
(bentangan 6 s.d
12)
Jembatan kabel
menggunakan
penyangga di kedua
sisi, 1 Pipa
(bentangan >12)
Jembatan Gantung
dengan 1 tiang <
40 mtr
Jembatan Gantung
dengan 2 tiang >
40 mtr
Boring rel kereta
Galian ,Pengurugan
kembali dan
perbaikan kembali ,
pengisian pasir ,
deeksten dan tanda
rute untuk kabel
tanah dan tempat
meter
24
10
meter
4
buah
2
buah
track
meter
2
2
305,227
sambung
kedalaman 1,1
meter
14
15
16
BC-TR-2
BC-PP
BC-LS-10-6
17
BC-LS-20-6
18
BC-LS-30-6
19
BC-LS-40-6
20
BC-LS-50-6
21
BC-LS-60-6
22
BC-LS-80-6
23
BC-LS-100-6
24
BC-LS-200-6
25
BC-LS-300-6
26
BC-LS-400-6
27
BC-LS-500-6
28
BC-LS-600-6
29
AC-10-6
30
AC-20-6
31
AC-30-6
111
Galian ,Pengurugan
kembali dan
perbaikan kembali ,
pengisian pasir ,
deeksten dan tanda
rute untuk kabel
tanah dan tempat
sambung
kedalaman 1,2
meter
pipa pelindung
kabel di tiang
menuju DP lengkap
denga asesoris
Pengadaan,
penarikan kabel
tanah tanam
langsung kap 10
pair diameter 0,6
STEL.K007
Ditto, 20 pairs - 0,6
mm
Ditto, 30 pairs - 0,6
mm
Ditto, 40 pairs - 0,6
mm
Ditto, 50 pairs - 0,6
mm
Ditto, 60 pairs - 0,6
mm
Ditto, 80 pairs - 0,6
mm
Ditto, 100 pairs 0,6 mm
Ditto, 200 pairs 0,6 mm
Ditto, 300 pairs 0,6 mm
Ditto, 400 pairs 0,6 mm
Ditto, 500 pairs 0,6 mm
Ditto, 600 pairs 0,6 mm
Pengadaan,
penarikan kabel
udara kap 10 pair
diameter 0,6
lengkap dengan
asesoris
Ditto, 20 pairs - 0,6
mm
Ditto, 30 pairs - 0,6
meter
85
Pcs
1,447
meter
65,794
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
107,051
81,266
40,482
5,430
82,696
100,468
560
100
-
meter
397
meter
meter
1,713
-
32
AC-40-6
33
AC-50-6
34
AC-60-6
35
AC-80-6
36
AC-100-6
37
AC-200-6
38
DC-IPVC-10-6
39
DC-IPVC-20-6
40
DC-IPVC-30-6
41
DC-IPVC-40-6
42
DC-IPVC-50-6
43
DC-IPVC-60-6
44
DC-IPVC-80-6
45
DC-IPVC-100-6
46
DC-IPVC-120-6
47
DC-IPVC-200-6
48
SC-TS-10-6
49
SC-TS-20-6
50
SC-TS-30-6
51
SC-TS-40-6
52
SC-TS-50-6
53
SC-TS-60-6
54
SC-TS-80-6
55
SC-TS-100-6
112
mm
Ditto, 40 pairs - 0,6
mm
Ditto, 50 pairs - 0,6
mm
Ditto, 60 pairs - 0,6
mm
Ditto, 80 pairs - 0,6
mm
Ditto, 100 pairs 0,6 mm
Ditto, 200 pairs 0,6 mm
Pengadaan,
penarikan kabel
indoor (PVC) kap 10
pair diameter 0,6
lengkap dengan
asesoris STEL.K011
Ditto, 20 pairs - 0,6
mm
Ditto, 30 pairs - 0,6
mm
Ditto, 40 pairs - 0,6
mm
Ditto, 50 pairs - 0,6
mm
Ditto, 60 pairs - 0,6
mm
Ditto, 80 pairs - 0,6
mm
Ditto, 100 pairs 0,6 mm
Ditto, 120 pairs 0,6 mm
Ditto, 200 pairs 0,6 mm
Alat sambung
panas kerut 10 pair
0,6
meter
meter
meter
meter
meter
meter
1,867
486
290
6,505
200
meter
100
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
100
50
100
150
146
200
13,745
300
100
Pcs
16
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
567
708
590
58
740
56
SC-TS-150-6
57
SC-TS-200-6
58
SC-TS-300-6
59
SC-B-60-6
60
SC-B-150-6
61
SC-B-300-6
62
SC-B-400-6
63
SC-B-500-6
64
CCC-C-2400
65
66
67
68
69
70
71
72
CCC-C-4800
TC-TB-P100
CCC-TB-100
RT-TB-10
SU-NJ
TC-MDF-600
TC-MDF-800
PU-S7.0-135
113
Pcs
Pcs
Pcs
12
334
2
Pcs
368
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
350
149
-
Pcs
93
Pcs
Pcs
348
Pcs
932
Pcs
2,225
pair
352,545
Pcs
50
Pcs
44
Pcs
4,204
73
PU-S9.0-135
74
GU-G
75
PU-SB-7.0-135
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
DP-PB-10
DP-PB-20
DP-PB-40
DP-PB-60
DP-PB-80
DP-PB-100
DP-PL-10
DP-PL-20
DP-PL-40
DP-WM-10
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
DP-WM-20
DP-WM-40
DP-WM-60
DP-WM-80
DP-WM-100
DP-WM-200
DP-WM-300
DP-WM-500
DP-WM-600
DP-WM-800
DP-WM-1000
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
Ditto,
97
DP-WM-1500
98
DP-WM-2400
99
GB-G1
100
GB-G3
20 pair type
40 pair type
60 pair type
80 pair type
100 pair type
200 pair type
300 pair type
500 pair type
600 pair type
800 pair type
1000 pair type
114
lengkap dengan
asesoris
Tiang 9 meter
lengkap dengan
asesoris
Temberang tarik
lengkap
Temberang sokong
lengkap
Pcs
Pcs
7
-
Pcs
-
Pengadaan dan
pemasangan DP
modular + IDC 10
pair + pole strap +
kabel 3 meter
Ditto, 20 pair type
Ditto, 40 pair type
Ditto, 60 pair type
Ditto, 80 pair type
Ditto, 100 pair type
DP Pilar 10 Pair
(lengkap)
Pcs
Ditto 20 pair
Ditto 20 pair
Pengadaan dan
pemasangan DP
dinding lengkap kap
10 pair
Ditto, 20 pair type
Ditto, 40 pair type
Ditto, 60 pair type
Ditto, 80 pair type
Ditto, 100 pair type
Ditto, 200 pair type
Ditto, 300 pair type
Ditto, 500 pair type
Ditto, 600 pair type
Ditto, 800 pair type
Ditto, 1000 pair
type
Ditto, 1500 pair
type
Ditto, 2400 pair
type
Grounding di DP
Pcs
Pcs
Pcs
2,428
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
2,257
28
1
209
486
20
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
63
2
3
4
12
2
4
5
8
4
2
-
Pcs
495
Grounding di
RK/Node
Pcs
124
101
DD-V5-4
102
SC-B-800-6
103
SC-B-1200-6
104
SC-B-1400-6
105
BR
106
PU-RE
107
108
109
DD-DA-S2
Crossing/Lintasan
tanpa cor dengan
PVC 4 pipa
mete
r
Pcs
Pcs
Pcs
mete
r
60
Pelurusan tiang
berikut pondasi
Pcs
18
Jembatan kabel
menempel pada
jembatan
eksisting
mete
r
60
Ditto, 10 to 1400
pairs - 0.6 mm
Borring Rojog
Reseting or straightening
exixting pole included
pondation
Supply and installation new
duct attachment onto bridge,
using with galvanized steel
pipes having 100 mm in
inside diameter and 3.65 mm
wall thickness, 2 way
Supply and installation
pacth cord (20 meter)
FC/PC, LC/PC Single Mode
Supply and installation Tie
Line Fiber Optic 12 cores (20
meter)
115
node
14
node
298
LAMPIRAN IV
Perbandingan Perhitungan Antara Metode AHP & Perangkat Lunak Expert
Choice
Eigen Vektor
Pemilihan Proyek
Dalam
Suatu Tender
Kriteria
Tujuan
Elemen
Metode
Pembayaran
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Sub Kriteria
Kriteria
Harga
Metode Pengiriman
Barang
Harga Barang
Metode
pembayaran setelah
seluruh pekerjaan
selesai
Metode
pembayaran
dibayar per sub
sistem
Jadwal Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Alternatif
Kriteria
Harga Jasa
AHP
EC
0.28
0.14
0.12
0.290
0.144
0.101
0.05
0.050
0.37
0.387
Metode Pengiriman
Barang
0.04
0.028
Harga Barang
Harga Jasa
0.83
0.17
0.833
0.167
0.13
0.125
0.88
0.1
0.9
0.25
0.75
0.64
0.22
0.14
0.09
0.66
0.25
0.19
0.74
0.875
0.100
0.900
0.250
0.750
0.607
0.238
0.155
0.095
0.655
0.250
0.188
0.731
Biznet
0.08
0.081
Indosat
Telkom
0.29
0.10
0.291
0.105
Biznet
0.61
0.605
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
0.16
0.35
0.49
0.08
0.74
0.168
0.349
0.484
0.081
0.731
Harga
Metode Pembayaran
Jadwal Pekerjaan
Ruang Lingkup
Pekerjaan
Nilai Strategis Proyek
116
Lumpsum
Ruang Lingkup
Pekerjaan Parsial
Nilai Strategis
Proyek
Metode Pengiriman
Barang FOB
Pemilihan Proyek
Dalam
Suatu Tender
Alternatif
Tujuan
Metode Pengiriman
Barang DDP
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
Indosat
Telkom
Biznet
0.19
0.56
0.12
0.32
0.11
0.62
0.27
0.10
0.68
0.22
0.69
0.12
0.20
0.188
0.558
0.122
0.320
0.117
0.614
0.268
0.101
0.674
0.226
0.683
0.117
0.200
Indosat
0.29
0.293
Telkom
0.40
0.400
Biznet
0.30
0.307
117
LAMPIRAN V
Berita Acara Penelitian Lapangan dan Hasil Quisioner (Berdasarkan Wawancara)
118
119
120
121